Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai
gangguan yang menyebabakan kematian secara langsung, namun gangguan
tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta
ketidak tepatan individu dalam berprilaku yang dapat mengganggu kelompok dan
masyarakat serta dapat menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif.
(Hawari, 2001).

Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui
pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering
ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien
skizofrenia daya tiliknya berkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya
serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat
dilihat oleh orang lain (Tomb, 2003 dalam Purba, 2008).

Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan, cemas,


merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga individu mengingkari
ancaman dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalah artikan kesan
terhadap kejadian, kemudian individu memproyeksikan pikiran dan perasaan
internal pada lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif tidak
dapat diterima menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi
pembenaran personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain ( Purba, 2008
).

Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat diperkirakan 0,025 sampai


0,03 persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun
sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita. Menurut penelitian WHO
prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil
penduduk. Di Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30 juta, maka akan ada
Universitas Universitas Sumatera Sumatera Utarasebanyak 30.000-90.000
penderita psikotik. Bila 10% dari penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik
ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Waham seperti yang digambarkan di atas
terjadi pada 65 % dari suatu sampel besar lintas negara ( Sartorius & jablonsky,
1974 dalam Davison, 2006).

1
2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut :

a. Bagaimana Konsep Gangguan Jiwa ?


b. Apa defenisi dari waham ?
c. Apa saja klasifikasi waham ?
d. Apa etiologi waham ?
e. Bagaimana rentang respon neurobiologi ?
f. Bagaimana tanda dan gejala waham ?
g. Bagaimana strategi pelaksaan pada pasien dengan masalah gangguan
jiwa : waham ?
h. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan
jiwa : waham ?
2.3 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui serta mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah gangguan jiwa : waham
b. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :

a. Konsep Gangguan Jiwa


b. Defenisi waham
c. Klasifikasi waham
d. Etiologi waham
e. Rentang respon neurobiologi
f. Tanda dan gejala waham
g. Strategi pelaksanaan pada pasien dengan masalah gangguan
jiwa : waham
h. Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan
jiwa : waham

2.4 Manfaat Penulisan

1 Menambah pengetahuan dan informasi mengenai asuhan keperawatan


dengan pasien dengan masalah gangguan jiwa : waham

2
2 Merangsang minat pembaca untuk lebih mengetahui asuhan keperawatan
dengan pasien dengan masalah gangguan jiwa : waham

3 Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dengan pasien dengan


masalah gangguan jiwa : waham

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3
2.1. Definisi Waham
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI,2000)
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang
isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan
intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut dipertahankan
secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah.
Pada intinya, waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak
sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut dan mungkin terdengar aneh
(Contoh pasien waham mengatakan Saya adalah Presiden Amerika! dunia adalah
kekuasaanku) atau bisa juga sulit untuk dipercaya (misal Ada FBI yang setiap
hari mengikuti saya) dan tetap dipertahankan oleh orang yang mengidap waham
meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksi
kebenarannya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa
bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada pasien skizofrenia. Semakin
akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak
sistematis.

2.2. Klasifikasi Waham


Jenis Waham Pengertian Contoh Perilaku Klien
Waham Kebesaran Keyakinan secara Saya ini pejabat di

4
berlebihan bahawa kementrian Semarang!
dirinya memiliki Saya punya perusahaan
kekuatan khusus atau paling besar lho
kelebihan yang berbeda
dengan orang lain,
diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
Waham Agama Keyakinan terhadap Saya adalah Tuhan yang
suatu agama secara bisa menguasai dan
berlebihan, diucapkan mengendalikan semua
berulang-ulang tetapi makhluk.
tidak sesuai dengan
Waham Curiga Keyakinan seseorang Saya tahu mereka mau
atau sekelompok orang menghancurkan saya,
yang mau merugikan karena iri dengan
atau mencederai dirinya, kesuksesan saya
diucapkan berulang-
ulang tetapai tidak sesuai
dengan kenyataan
Waham Somatik Keyakinan seseorang Saya menderita kanker.
bahwa tubuh atau Padahal hasil pemeriksaan
sebagian tubuhnya lab. tidak ada sel kanker
terserang penyakit, pada tubuhnya.
diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
Waham Nihilistik Keyakinan seseorang Ini saya berada di alam
bahwa dirinya sudah kubur ya, semua yang ada
meninggal dunia, disini adalah roh-rorhnya
diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
Waham Sisip Pikir Keyakinan klien bahwa Orang berbaju merah itu

5
ada pikiran orang lain meminta saya untuk
yang disisipkan ke dalam memilih partainya
pikirannya. Padahal orang itu tidak
meminta apa-apa dan
hanya berpapasan sekilas
dengan klien
Waham Siar Pikir Keyakinan klien bahwa Saya yakin orang itu
orang lain mengetahui menang lomba desain
apa yang dia pikirkan karena ia mencuri ide
walaupun ia tidak pernah saya
menyatakan pikirannya
kepada orang tersebut
Waham Kontrol Pikir Keyakinan klien bahwa Hujan badai ini adalah
pikirannya dikontrol oleh pertanda bahwa saya
kekuatan di luar dirinya. harus membunuh dia

2.3. Etiologi (Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi Waham)


2.3.1. Faktor Predisposisi
a. Biologi

Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana abnormalitas


otak yang menyebabkan respon neurologis yang maladaptif baru
mulai dipahami, ini termasuk hal-hal berikut :
1) Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan
otak yang luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada area
frontal, temporal dan limbik paling berhubungan dengan perilaku
psikotik.
2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil penelitian
sangat menunjukkan hal-hal berikut ini :
a. Dopamin neurotransmitter yang berlebihan
b. Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain
c. Masalah-masalah pada sistem respon dopamin
Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang
diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasikan penyebab

6
genetik pada skizofrenia. Sudah ditemukan bahwa kembar identik
yang dibesarkan secara terpisah mempunyai angka kejadian yang
tinggi pada skizofrenia dari pada pasangan saudara kandung yang
tidak identik penelitian genetik terakhir memfokuskan pada
pemotongan gen dalam keluarga dimana terdapat angka kejadian
skizofrenia yang tinggi.
b. Psikologi
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang
maladaptif belum didukung oleh penelitian. Sayangnya teori
psikologik terdahulu menyalahkan keluarga sebagai penyebab
gangguan ini sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya
(keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional).
c. Sosial budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia
dan gangguan psikotik tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama
gangguan.Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham (Direja, 2011).
2.3.2. Faktor Presipitasi
a. Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang
maladaptif termasuk:
1) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses
informasi
2) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan.
b. Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
c. Pemicu gejala

7
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering
menunjukkan episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat
pada respon neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan
kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).

2.4. Tanda dan Gejala Waham


1. Kognitif :
Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
Individu sangat percaya pada keyakinannya
Sulit berfikir realita
Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
Afek tumpul
3. Perilaku dan Hubungan Sosial
Hipersensitif
Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
Depresif
Ragu-ragu
Mengancam secara verbal
Aktifitas tidak tepat
Streotif
Impulsive
Curiga
4. Fisik
Higiene kurang
Muka pucat
Sering menguap
BB menurun
Nafsu makan berkurang dan sulit tidur

8
2.5. Proses Terjadinya Masalah Waham

Gambar 1. Rentang Respon Neurobiologis


(Stuart dan Laraia, 1998, hal 407)
Menurut Yusuf, dkk (2015 hal 112-113), proses terjadinya waham
terdiri dari beberapa fase yaitu :
a. Fase kebutuhan manusia rendah (lack of human need)
Waham diawali dengan terbatasnya berbagai kebutuhan pasien baik
secara fisik maupun psikis. Secara fisik, pasien dengan waham dapat
terjadi pada orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas.
Biasanya sangat miskin dan menderita.keinginan ia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi
yang salah. Hal itu terjadi karena adanya kesenjangan antara
kenyataan (reality), yaitu tuidak memiliki finansial yang cukup
dengan ideal diri (self ideal) yang sangat ingin memiliki berbagai
kebutuhan, seperti mobil, rumah, atau telepon genggam.
b. Fase kepercayaan diri rendah (lack of self esteem)
Kesenjangan antara ideal diri dengan kenyataan serta dorongan
kebutuhan yang tidak terpenuhi menyebabkan pasien mengalami
perasaan menderita, malu, dan tidak berharga.
c. Fase pengendalian internal dan eksternal (control internal and
external)
Pada tahapan ini, pasien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia
yakini atau apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi
kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Namun, menghadapi
kenyataan bagi pasien adalah sesuatu yang sangat berat, karena

9
kebuuhannya untuk diakui, dianggap penting, dan diterima lingkungan
menjadi prioritas dalam hidupnya, sebab kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar pasien
mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan pasien
itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena
besarnya toleransi dan keinginan menjadi perasaan. Lingkungan hana
menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan
dengan alasan pengakuan pasien tidak merugikan orang lain.
d. Fase dukungan lingkungan (environment support)
Dukungan lingkungan sekitar yang mempercayai (keyakinan) pasien
dalam lingkungannya menyebabkan pasien merasa didukung, lama-
kelamaan pasien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai
suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Oleh karenanya,
mulai terjadi kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma
(superego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat
berbohong.
e. Fase nyaman (comforting)
Pasien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
mengaggap bahwa semua orang sama yaiu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat pasien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya, pasien lebih sering
menyendiri dan menghindarfi interaksi sosial (isolasi sosial).
f. Fase peningkatan (improving)
Apabila tidak adanya konfrontasi dan berbagai upaya koreksi,
keyakinan yang salah padsa pasien akan meningkat. Jenis waham
sering berkaitan dengan kejadian traumatik masa lalu atau berbagai
kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat
menetap dan suluit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan
ancaman diri dan orang lain.

2.6. Asuhan Keperawatan Umum Waham


2.6.1. Pengkajian

10
Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham, yaitu
pasien menyatakan dirinya sebagai seorang besar yang mempunyai
kekuatan, pendidikan, atau keyakinan luar biasa, serta pasien
menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau
sekelompok orang. Selain itu, pasien menyatakan perasaan
mengenai penyakit yang ada didalam tubuhnya, menarik diri dan
isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain,
rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit
tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang
tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang
lain, dan gelisah.
a. Identifikasi Klien
Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan
kontrak dengan klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama
perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan.
b. Keluhan Utama
Tanyakan pada keluarga atau klien hal yang menyebabkan
klien dan keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan
keluarga untuk mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan pada klien atau keluarga, apakah klien pernah
mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan,
mengalami, penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
d. Riwayat Penyakit dahulu
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah
mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan,
mengalami, penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang
mungkin mengakibatkan terjadinya gangguan :

1) Psikologis

11
Keluarga, pengaruh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon psikologis dari klien.

2) Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, peretumbuhan
dan perkembanga individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.

3) Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang
menumpuk.

d. Aspek Fisik
Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi,
suhu, pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu
kaji fungsi organ kalau ada keluhan.
e. Aspek Psikososial
1. Konsep Diri.
Citra tubuh : Biasanya pasien dengan waham miliki perasaan
negatif terhadap diri sendiri.
Identitas diri : Pada pasien dengan waham kebesaran misalnya
mengaku seorang polisi padahalkenyataan nya
tidak benar.
Peran Klien : berperan sebagai kepala keluarga dalam
keluarganya.
Ideal diri : Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ
karena ia bosan sudah lama di RSJ.
Harga diri : Adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah
karena perasaan negatif terhadapdiri
sendiri,hilangnya rasa percaya diri dan merasa
gagal mencapai tujuan.
2. Hubungan Sosial
Pasien dengan waham biasanya memiliki hubungan sosial
yang tidak haramonis.

12
3. Spiritual.
Nilai dan Keyakinan : Biasanya pada pasien dengan waham
agama meyakini agamanya secara
berlebihan.
Kegiatan Ibadah : Biasanya pada pasien dengan waham
agama melakukan ibadah secara
berlebihan.
f. Status Mental.
1. Penampilan
Pada pasien waham biasanya penampilan nya sesuai
dengan waham yang ia rasakan.Misalnya pada waham agama
berpakaian seperti seorang ustadz.
2. Pembicaraan
Pada pasien waham biasanya pembicaraan nya selalu
mengarah ke wahamnya,bicara cepat, jelas tapi berpindah-
pindah, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Aktivitas Motorik
Pada waham kebesaran bisa saja terjadi perubahan aktivitas
yang berlebihan.
4. Alam Perasaan
Pada waham curiga biasanya takut karena merasa orang-
orang akan melukai dan mengancam membunuhnya.Pada
waham nihilistik merasa sedih karena meyakini kalau dirinya
sudah meninggal.
5. Interaksi Selama Wawancara
Pada pasien waham biasanya di temukan :
Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan
kebenaran dirinya.
Curiga : menunjukkan sikap / perasaan tidak percaya pada
orang lain.
6. Isi Pikir

13
Pada pasien dengan waham Kebesaran biasanya : klien
mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak
sesuai dengan kenyataan.
7. Proses Pikir
Pada pasien waham biasanya pikiran yang tidak
realistis,flight of ideas,pengulangankata-kata.
8. Tingkat Kesadaran
Biasanya masih cukup baik.

g. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian
tiap bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.

h. Aspek Medik
Terapi yang diterima oleh klien : ECT, terapi antara lain
seperti terapi psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga,
terapi spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi
sebagai suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya
dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan
bermasyarakat.

2.6.2. Analisa Data


N
Data Masalah
O

14
1. S: Risiko gangguan
komunikasi verbal
Klien mengungkapkan sesuatu yang
tidak realistis bahwa dia adalah anggota
DPR yang baru terpilih pada pemilu
kemarin.

O:

Kehilangan asosiasi, pengulangan kata-


kata yang didengar dan kontak mata
kurang

2. S: Perubahan proses
pikir : waham
Klien mengungkapkan sesuatu yang
diyakininya mengenai kebesaran
(menjadi anggota DPR) berulang kali
secara berlebihan tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.

O:

Setiap pagi klien selalu berpakaian rapi,


bersepatu kinclong seperti layaknya
anggota DPR.

3. S: Gangguan harga diri


rendah
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak
tahu apa-apa, bodoh dan mengkritik diri
sendiri.

O:

Klien tampak lebih suka sendiri, ingin


mencederai diri dan ingin mengakhiri
hidup.

2.6.3. Pohon Masalah


Proses terjadinya waham menurut Stuart dan Sundeen dapat
dirangkum dalam pohon masalah sebagai berikut:

15
Resiko tinggi gangguan
Effect:
komunikasi verbal

Core problem: Perubahan proses pikir: Waham


Waham

Causa:
Gangguan konsep diri:Harga diri rendah: Kronis

Koping individu tidak efektif

2.6.4. Diagnosa Keperawatan


1. Risiko kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
2. Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah
2.6.5. Intervensi Keperawatan
Selanjutnya, setelah diagnosis ditegakkan, perawat melakukan
tindakan keperawatan bukan hanya pada pasien, tetapi juga keluarga.
Tindakan keperawatan pasien waham dan keluarga meliputi:

1. Tindakan Keperawatan pada Pasien

Perencanaan

16
Dx Tujuan Kriteria Intervensi
Keperawata Evaluasi
n
Gangguan TUM: 1.Setelah 1. Membina hubungan saling
Proses Pikir: Pasien dapat beberapa kali percaya
Waham berorientasi interaksi, klien Tindakan yang harus perawat
pada realitas menunjukkan lakukan dalam rangka membina
secara eskpresi wajah hubungan saling percaya, yaitu:
bertahap. bersahabat, ada a) Mengucapkan salam terapeutik
kontak mata, mau b) Berjabat tangan
TUK: berjabat tangan, c) Menjelaskan tujuan interaksi
1. Pasien mau d) Membuat kontrak topik, waktu
dapat menyebutkan
memenuhi nama, klien mau 2. Membantu orientasi realitas
kebutuhan duduk a) Tidak mendukung atau
dasar berdampingan membantah waham pasien

2. Pasien dengan perawat, b) Meyakinkan pasien berada


mampu mau dalam keadaan aman

berinteraksi mengutarakan c) Mengobservasi pengaruh


dengan masalah yang waham pada aktivitas sehari-hari

orang lain dihadapi. d) Jika pasien terus- menerus


dan membicarakan wahamnya,
dengarkan tanpa memberikan
lingkungan. 2. Pasien lebih
dukungan atau menyangkal
3. Pasien terbuka terhadap sampai pasien berhenti
menggunak perawatnya, membicarakannya
an obat sehingga mau e) Memberikan pujian jika
dengan mengungkapkan penampilan dan orientasi pasien
sesuai realitas
prinsip 5 apa yang
benar. diwahamkannya. 3. Mendiskusikan kebutuhan
3. Membantu psikologis/emosional yang tidak
pasien dalam terpenuhi sehingga
mengutarakan
menimbulkan kecemasan, rasa
yang perasaannya
takut dan marah.

17
tetapi tidak a. Meningkatkan aktivitas
membahayakan yang dapat memenuhi
orang lain.
kebutuhan fisik dan
4. Aktivitas emosional pasien.
tersebut dapat
b. Mendiskusikan tentang
dilakukan oleh
pasien kemampuan positif yang
dimiliki.
5. Mendorong
pasien agar c. Membantu melakukan
mampu kemampuan yang dimiliki
melakukan hal
d. Mendiskusikan tentang
yang lebih baik
obat yang diminum
6. Pasien mampu
e. Melatih minum obat yang
mengekspresikan
dirinya sesuai benar
realita.

7. Obat yang
mengobati
wahamnya serta
melatih
meminum obat
tersebut

2. Tindakan Keperawatan pada Keluarga


Perencanaan
Dx
Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi
Evaluasi

Gangguan TUM: 1. Keluarga 1. Diskusikan masalah


Proses Pikir: mampu yang dihadapi keluarga
Waham Keluarga mampu menceritakan
mengindentifikasi saat merawat pasien
keadaan pasien
waham pasien sehingga dirumah
membantu dalam 2. Diskusikan dengan
penegakan
TUK: keluarga tentang
diagnosa
waham yang dialami
1. Keluarga

18
mampu pasien.
memfasilitasi 3. Diskusikan dengan
pasien untuk 2.Keluarga
mampu merawat keluarga tentang:
memenuhi
kebutuhan yang pasien tersebut a) Cara merawat
dipenuhi oleh ketika sudah
pasien waham
wahamnya dipulangkan.
Baik dalam dirumah
2.Keluarga memenuhi b) Tindakan tindak
mampu kebutuhan
lanjut dan
mempertahankan dasarnya serta
program dalam pengobatan yang
pengobatan pengobatannya. teratur
pasien secara
3.Ketika pasien c) Lingkungan yang
optimal
pulang keluarga tepat untuk pasien
mampu
d) Obat pasien (nama
menanganinya.
obat, dosis,
frekuensi, efek
samping, akibat
penghentian obat)
e) Kondisi pasien
yang memerlukan
konsultasi segera.
4. Berikan latihan kepada
keluarga tentang cara
merawat pasien
waham
5. Menyusun rencana
pulang pasien bersama
keluarga

2.6.6. Evaluasi

19
1. Pasien mampu melakukan hal berikut.

a. Mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan.

b. Berkomunikasi sesuai kenyataan.

c. Menggunakan obat dengan benar dan patuh.

2. Keluarga mampu melakukan hal berikut.

a. Membantu pasien mengungkapkan keyakinannya sesuai


kenyataan.

b. Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan


kemampuan dan kebutuhan pasien.

c. Membantu pasien menggunakan obat dengan benar dan patuh.

20
BAB III
CONTOH KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Contoh Kasus


Ny. F (45 Tahun) dibawa ke Poli Jiwa RSUA oleh suaminya (Tn. J) karena
setiap hari paska kegagalannya dalam Pemilihan Umum (PEMILU), Ny. F selalu
menganggap dirinya sebagai anggota DPR terpilih. Ny F sering berorasi sendiri di
rumah, menganggap dirinya sedang rapat dan sidang seperti anggota DPR pada
umumnya. Menurut keluarga, hari pertama paska pemilu, Ny F masih
menunjukkan respon wajar seperti ekspresi kesedihan, nafsu makan menurun dan
sedikit berbicara. Tetapi, pada hari ketiga dan sampai hari dibawanya Ny F ke Poli
Jiwa RSUA (hari ke -6) paska pemilu Ny. F selalu mengatakan bahwa dirinya
adalah anggota DPR terpilih.

3.2. Asuhan Keperawatan


3.2.1. Pengkajian
Identitas Pasien
Nama (Inisial) Ny. F (PEREMPUAN)
Umur 45 Tahun
Informan Tn. J (Suami Pasien)
Tanggal Pengkajian 08 Mei 2016
No. RM 001236

Alasan Masuk
Ny. F dibawa ke Poli Jiwa RSUA karena Ia mempunyai keyakinan yang tinggi
dan kuat tapi tidak realistis bahwa terpilih menjadi anggota DPR-RI. Ny F juga
menunjukkan perilaku dan perkataan yang tidak wajar. Seperti mengatakan Saya
kemarin rapat paripurna atau Saya ini anggota DPR-RI, saya mau mengesahkan
UU. Pada awalnya keluarga membiarkan Ny F seperti itu agar Ny F tidak larut
dalam kesedihannya. Namun semakin hari, Ny F semakin yakin akan hal yang ia

21
ucapkan sehingga membuat khawatir keluarganya.
Faktor Predisposisi
Pengalaman Gg. Jiwa Masa Lalu Tidak Ada
Aniaya Fisik Tidak Ada
Aniaya Seksual Tidak Ada
Penolakan Tidak Ada
KDRT Tidak Ada
Tindakan Kriminal Tidak Ada
Riwayat Anggota Keluarga yang Tidak Ada
Mengalami Gg. Jiwa
Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Tidak Ada
Menyenangkan (Trauma)
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

Fisik
Tekanan Darah 118/70 mmHg
Nadi 78
Suhu 36,8C
RR 19x/Menit
Tinggi Badan (TB) 160 cm
Berat Badan (BB) 50 Kg
Keluhan Fisik Lainnya Tidak ada keluhan fisik lainnya
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

Psikososial
Genogram :

Konsep Diri
Gambaran Diri Klien merasa bangga akan tampilan
fisiknya sebagai wanita karir
Identitas Klien meyakini identitasnya sebagai
anggota DPR terpilih disamping juga Ia

22
mengaku sebagai mantan dosen
Peran Klien mengaku telah melakukan
perannya dengan baik sebagai anggota
DPR terpilih
Ideal Diri Klien mengatakan Ia berharap dapat
menjalankan semua rencananya dengan
baik terhadap kegiatan sebagai anggota
DPR
Harga Diri Klien merasa semua orang
memandangnya karena Ia merasa
bahwa berhasil menduduki kursi DPR-
RI
Masalah Keperawatan -Harga Diri Rendah Kronik (Semua
pernyataan klien mengandung
kontradiksi yang berawal dari perasaan
harga diri rendah)
-Gangguan Proses Pikir : Waham

Hubungan Sosial
Orang yang Berarti Suami dan Seorang Anak
Peran dalam kegiatan kelompok Sebagai praktisi/tutor/dosen ilmu
politik
Hambatan Berhubungan dengan Orang Tidak ada hambatan
Lain
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

Spiritual
Nilai dan Keyakinan Klien masih mempercayai Tuhan dan
menganggap keberhasilannya menjadi
anggota DPR-RI karena Ia selalu
berbuat baik
Kegiatan Ibadah Cukup sering
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

23
Status Mental
Komponen Jenis/Klasifikasi/Penilaian Masalah Keperawatan
Penampilan Rapi Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
Pembicaraan Lancar, Tegas, Lugas Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
Aktivitas Motorik Wajar Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
Alam Perasaan Wajar Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
Afek Labil Kerusakan Komunikasi
Interaksi Selama Defensif (selalu Kerusakan Komunikasi
Wawancara mempertahankan pendapat
dan kebenaran dirinya)
Persepsi Belum Terkaji Belum Ditemukan
Masalah Keperawatan
Proses Pikir Perseverasi (pengulangan Perubahan Proses Pikir
pembicaraan)
Isi Pikir Waham Perubahan Proses Pikir
Waham Kebesaran
Px selalu mengatakan : Saya
ini anggota DPR-RI, Saya
mau Rapat Paripurna, Saya
ingin mengesahkan UU,
jangan halangi saya
Tingkat Kesadaran Kesadaran Baik, Tidak Ada Tidak Ditemukan
Masalah Disorientasi Masalah Keperawatan
Memori Baik Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan
Tingkat Konsentrasi Baik Tidak Ditemukan
dan Berhitung Masalah Keperawatan
Kemampuan Baik Tidak Ditemukan
Penilaian Masalah Keperawatan
Daya Tilik Diri Baik Tidak Ditemukan
Masalah Keperawatan

24
Kebutuhan Persiapan Pulang
Kemampuan Pasien Memenuhi/Menyediakan Kebutuhan
Makanan Ya
Keamanan Ya
Tempat Tinggal Ya
Perawatan Kesehatan Ya
Pakaian Ya
Transportasi Ya
Uang Ya
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

Kegiatan Hidup Sehari-Hari


Mandi Tidak Dibantu
BAB/BAK Tidak Dibantu
Kebersihan Tidak Dibantu
Ganti Pakaian Tidak Dibantu
Makan Tidak Dibantu
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan Ya
anda?
Apakah anda memisahkan diri? Tidak
Frekuensi makan per hari 3 Kali
Frekuens kudapan per hari 1 Kali
Nafsu Makan Baik
Diet Khusus Tidak
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

Tidur
Apakah ada masalah? Tidak
Apakah anda merasa segar setelah Ya
bangun tidur?
Apakah ada kebiasaan tidur siang? Tidak
Apa yang menolong anda waktu tidur? Musik
Waktu tidur malam Jam 10 malam bangun jam 6 pagi

25
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

Kemampuan pasien dalam :


Mengantisipasi kebutuhan sendiri Ya
Membuat keputusan berdasarkan Ya
keinginan sendiri
Mengatur penggunaan obat Ya
Melakukan pemeriksaan kesehatan Perlu Dorongan dan Ajakan
(follow up)
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

Pasien memiliki sistem pendukung


Keluarga Ya
Profesional/Terapis Ya
Teman Sejawat Ya
Kelompok Sosial Ya
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

Apakah pasien menikmati saat bekerja Ya


atau kegiatan lain? (Hobi)

Mekanisme Koping Maladaptif : Gg. Proses Pikir (Waham)

Masalah Psikososial dan Lingkungan


Dukungan kelompok Tidak Ada Masalah
Berhubungan dengan lingkungan Tidak Ada Masalah
Pendidikan Tidak Ada Masalah
Pekerjaan Tidak Ada Masalah

26
Perumahan Tidak Ada Masalah
Ekonomi Tidak Ada Masalah
Pelayanan kesehatan Tidak Ada Masalah
Masalah Keperawatan Tidak Ditemukan Masalah
Keperawatan

Pengetahuan Kurang Tentang Penyakit Jiwa (Untuk Keluarga)


Masalah Keperawatan Kurang Pengetahuan

Aspek Medik
Diagnosa Medik Gg. Psikotik Polimorfik Akut
Terapi Medik ECT, Farmakologi Haloperidol

Daftar Masalah Keperawatan


1. Harga Diri Rendah : Kronik
2. Risiko Kerusakan Komunikasi Verbal
3. Gangguan Proses Pikir : Waham
4. Kurang Pengetahuan

Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
DS : Risiko Kerusakan Komunikasi Verbal
Klien selalu mengatakan hal-hal yang
tidak sesuai kenyataan. Seperti Saya
ini anggota DPR atau Saya habis
rapat kerja
DO :
Pengulangan kata-kata yang didengar
perawat
Terjadinya defensif
Kontak mata kurang
DS : Gangguan Proses Pikir : Waham
Klien mengungkapkan sesuatu yang
sangat diyakininya mengenai kebesaran
(menjadi anggota legislatif-DPR-RI)

27
berulang kali secara berlebihan tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
Seperti Saya ini anggota DPR , Saya
habis rapat kerja atau Saya ini orang
penting
DO :
Klien sering berdandan pada waktu-
waktu tertentu seperti layaknya anggota
DPR-RI
DS : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Suami klien mengatakan pada hari Rendah Kronik
pertama klien mengatakan saya malu
bertemu kolega saya, mau ditaruh mana
muka ini?
DO :
-

Pohon Masalah

Risiko Kerusakan Komunikasi Verbal


Effect

Core Problem Gangguan Proses Pikir : Waham

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Kronik


Causa

28
Diagnosa Keperawatan Prioritas
1. Gangguan proses pikir : waham kebesaran
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronik

Intervensi Keperawatan
Dx Perencanaan
Keperawata Tujuan Kriteria Intervensi
n Evaluasi
Gangguan TUM: 1.Setelah 1. Membina hubungan saling
Proses Pikir: Pasien dapat beberapa kali percaya
Waham berorientasi interaksi, klien Tindakan yang harus perawat
kebesaran pada realitas menunjukkan lakukan dalam rangka membina
secara eskpresi wajah hubungan saling percaya, yaitu:
bertahap. bersahabat, ada a) Mengucapkan salam terapeutik
kontak mata, mau b) Berjabat tangan
TUK: berjabat tangan, c) Menjelaskan tujuan interaksi
1. Pasien dapat mau d) Membuat kontrak topik, waktu
memenuhi menyebutkan
kebutuhan nama, klien mau 2. Membantu orientasi realitas
dasar duduk a) Tidak mendukung atau
berdampingan membantah waham pasien

2. Pasien dengan perawat, b) Meyakinkan pasien berada


mampu mau dalam keadaan aman

berinteraksi mengutarakan c) Mengobservasi pengaruh


dengan orang masalah yang waham pada aktivitas sehari-hari

lain dan dihadapi. d) Jika pasien terus-menerus


lingkungan membicarakan wahamnya,
dengarkan tanpa memberikan
secara realistis. 2. Pasien
dukungan atau menyangkal
3. Pasien lebih sampai pasien berhenti
menggunakan terbuka membicarakannya
obat dengan terhadap e) Memberikan pujian jika
prinsip 5 benar. perawatny penampilan dan orientasi pasien

29
a, sesuai realitas
sehingga 3. Mendiskusikan kebutuhan
mau psikologis/emosional yang tidak
mengungk terpenuhi sehingga
apkan apa menimbulkan kecemasan, rasa
yang takut dan marah.
diwahamk a) Meningkatkan aktivitas yang
annya dapat memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional pasien.
3. Pasien mampu b) Mendiskusikan tentang
mengekspresikan
dirinya sesuai kemampuan positif yang
realita. dimiliki.
c) Membantu melakukan
4. Pasien dapat
mengonsumsi kemampuan yang dimiliki
obat secara tepat

4. Berkolaborasi dengan
keluarga tentang perawatan
pasien waham, memantau dan
mengajarkan pemberian obat
yang dikonsumsi, dan
mengajarkan menganalisa
gejala-gejala lain yang bisa
muncul dan membahayakan

Evaluasi

1. Pasien mampu melakukan hal berikut.

a. Mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan.

b. Berkomunikasi sesuai kenyataan.

30
2. Keluarga mampu melakukan hal berikut.

a. Membantu pasien mengungkapkan keyakinannya sesuai kenyataan.

b. Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan


kemampuan dan kebutuhan pasien.

c. Membantu pasien menggunakan obat dengan benar dan patuh.

31
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
Wahamadalahsuatukeyakinanyangsalahyangdipertahankansecarakuat/terus
menerus,tetapitidaksesuaidengankenyataan.

Klasifikasi waham

a) Waham kebesaran
b) Waham agama
c) Waham curiga
d) Waham somatik
e) Waham nihlistik
Tanda dan gejala

a) Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)


b) Fungsi persepsi
c) Fungsi emosi
d) Fungsi motorik.
e) Fungsi sosial kesepian.
f) Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.
4.2 Saran
Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya perawat dan
memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan keperawatan
secara intensif serta mampu berfikir kritis dalam melaksanakan proses
keperawatan apabila mendapati klien dengan penyakit gangguan kejiwaan.

DAFTAR PUSTAKA

32
Damaiyanti, mukhripah. 2012. Asuhan keperawatan jiwa. Bandung : PT refika
aditama

Keliat, BA. 1998. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC

Putra, Ida Bagus Alit. 2002. Hubungan Antara Karakteristik Tenaga Perawat
dengan Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Waham) di Rumah Sakit
Jiwa Surakarta. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

Susanti, Herni. 2010. Defisit Perawatan Diri pada Klien Skizofrenia: Aplikasi
teori Keperawatan Orem. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 13, No. 2,
Juli 2010; hal 87-97

Townsend, mary C. 1998. Nursing diagnosis psychiatric Nursing : a pocket guide


for care plan constructions. Philadelphia : F.A Davis company

Yosep, iyus. 2009. Keperwataan jiwa . bandung : Refika aditama

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari P.K., Hanik Endang Nihayati. 2015.


Buku Ajar Keperawatan: Kesehatan Jiwa. Jakarta. Salemba
Medika.

33
34

Anda mungkin juga menyukai