OLEH :
WAWAN DWI HADI PUTRA
ABU TOYIB
DENY FIRDAUS
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan
Dasar Manusia. Di samping itu, penulis juga berharap makalah ini mampu
memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan berbagai pihak
khususnya para mahasiswa.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin Ya
Rabbal Alamin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar klien harus
mencakup :
1. Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam
memenuhi kebutuhan oksigen. Riwayat keperawatan untuk
mengkaji fungsi keperawatan.
a. Keletihan
Keletihan merupakan sensasi subjektif, yaitu klien
melaporkan bahwa ia kehilangan daya tahan.
b. Dispnea
Merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi
dengan sesak napas. Dispnea merupakan sensasi subjektif pada
pernapasan yang sulit dan tidak nyaman.
c. Batuk
Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru-paru yang
tiba-tiba dan dapat didengar.
d. Mengi
Mengi disebabkan oleh gerakan udara berkecepatan
tinggi melalui jalan nafas yng sempit.
e. Nyeri
Nyeri jantung tidak menyertai variasi pernapasan. Nyeri
ini paling sering terjadi di sisi kiri dada dan menyebar. Nyeri
pericardium, merupakan akibat inflamasi kantong perikardium,
biasanya tidak menyebar dan dapat terjadi saat inspirasi.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat
oksigenasi jaringan klien yang meliputi evaluasi keseluruhan
sistem kardiopulmonar.
a. Inspeksi
- Warna membran mukosa
- Penampilan umum
- Tingkat kesadaran
- Keadekuatan sirkulasi sistemik
- Pola pernapasan
- Gerakan dinding dada.
b. Palpasi
- Dinding thorak, adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekungan
?
- Pengembangan dinding horak, bandingkan kiri dan kanan
- Taktil fremitus
Getaran meningkat pneumonia, penumpukan secret,
atelektasis yang belum total, infark atau fibrosis paru.
Sedangkan getaran menurun pleural effusion,
pneumothorak, penebalan pleura, emphysema atau
sumbatan bronchus.
c. Perkusi
macam suara ketukan:
sonor.
Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru.
Redup
Suara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan)
: tumor, atalektasis, cairan.
Hipersonor
Suara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara
sonor. Akibat adanya udara berlebihan di paru-paru,
pneumothorak, emphysema paru.
Tympani
Akibat adanya udara dalam suatu kantong atau ruang
tertutup.
suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul
gendang.
Kalau terdengar di dinding thorak artinya tidak normal.
Normalnya terdengar dibawah diafragma kiri dimana
terletak lambung dan usus besar.
Teknik perkusi
1. Jari tengah diletakkan di dinding thorak
2. Ujung jari tengah tangan yang lain mengetuk dibagian distal
jari tengah yang berada di dinding thorak
3. Gerakan mengetuk hanya dari pergrlangan tangan, setelah
mengetuk segera diangkat.
4. Bandingkan kiri dan kanan.
5. Mulai mengetuk dari bagian atas paru, kemudian menurun.
d. Auskultasi
- Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi : pengkajian
dalam mendeteksi bunyi S1 dan S2 normal/tidak normal,
bunyi murmur, serta bunyi gesekan. Auskultasi juga
digunakan untuk mengidentifikasi bunyi bruit di atas
arteri karotis, aorta abdomen, dan arteri femoral.
- Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan
gerakan udara disepanjang lapangan paru. Suara napas
tambahan terdengar, jika suatu daerah paru mengalami
kolaps, terdapat cairan atau terjadi obstruksi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung,
mendeteksi transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi
respond jantung terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini
memberiakn informasi tentang respond miokard terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan
aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan
oksigenasi ; pemeriksaan fungsi paru, BGA.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan
gangguan batuk.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann oksigen
yang tidak adekuat.
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan
gangguan batuk.
( ..........................................)
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
(NANDA) ( NOC ) (NIC )
Ketidakefektifan pola Status pernafasan : ventilasi Manajemen Jalan Nafas
nafas berhubungan adekuat Atur posisi tidur untuk
memaksimalkan ventilasi.
dengan : Status Tanda Vital Stabil Jaga kepatenan jalan nafas: suction,
batuk efektif
Setelah dilakukan asuhan Kaji TTV, dan adanya sianosis
Hiperventilasi keperawatan :selama ..... x 24 jam Pertahankan pemberian O2 sesuai
Hypoventilasi Sesak nafas berkurang sampai kebutuhan
Deformitas tulang, dengan hilang Kaji adanya penurunan ventilasi dan
dinding dada Ekspirasi dada simetris bunyi nafas tambahan, kebutuhan
Penurunan energi / Tidak ada penggunaan otot bantu insersi jalan nafas: ET, TT
kelelahan: Anemia pernafasan, tidak ada nafas pendek Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi
Disfungsi neuro Bunyi nafas tambahan tidak ada di tulang dada
muscular: GBS (wheezing, ronchi, ....) Kaji peningkatan kegelisahan, ansietas
Kerusakan Tidak ada nyeri dan cemas dan tersengal-sengal
musculoskeletal: TTV dalam batas normal; Monitor pola pernafasan (Bradipnea,
Cedera Tulang
- Suhu: 36,3-37,4 C takipnea, hiperventilasi): kecepatan,
Belakang irama, kedalaman, dan usaha respirasi
- Nadi: Bayi: 140x /menit
Posisi tubuh yg tidak Anak 2th: 120x /menit Monitor tipe pernafasan : Kusmaul,
sesuai Anak 4th: 100x /menit Cheyne Stokes, Biot
Nyeri Anak 10-14th:85- 90x /mnt. Ajarkan teknik relaksasi kpd klien dan
Obesitas Laki2dewasa:60-70x/ menit keluarga.
Premp.dewasa:70-85x /mnt
Dewasa : 80-85x /menit
Kolaborasi Tim medis : untuk
Data Subyektif program terapi, pemberian oksigen,
- TD :
Klien mengatakan : obat bronkhodilator, obat nyeri cairan,
Bayi syst. 60-80 mmHg
nebulizer, tindakan/ pemeriksaan
Sesak nafas Anak > 10th: 90/60 mmHg
medis, pemasangan alat bantu nafas,,
Umur 10-30 th: 110/75 mmHg
Nafas pendek dan fisioterapi
Umur 30-40 th: 125/85 mmHg
Cemas Umur 40-60 th: 140/90 mmHg ..................................
Data Obyektif Umur > 60 th: 150/90 mmHg
Penurunan tekanan - Eupnoe (pernafasan normal) Nama Perawat
inspirasi/ekspirasi - Respirasi:
Penggunaan otot bantu Bayi: 30-50xmenit
nafas Balita: 30-40x/menit
Anak: 22x/menit
Nafas cuping hidung Dewasa: 10-18 x/ mnt ( ............................................)
Ekspirasi memanjang
Pernafasan nasal faring
Dyspnea/Orthopnea
RR: …...... x mnt
Nadi: …..... x mnt
Tipe Pernafasan :
Kusmaul, Biot,
Cheynestokes.
D. EVALUASI
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan
gangguan batuk.
a. Klien mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat
menghambat jalan nafas
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten
c. Menunjukkan pertukaran gas efektif
d. Menunjukkan ventilasi adekuat
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann
oksigen yang tidak adekuat.
a. Menunjukkan pertukaran gas efektif
b. Menunjukkan ventilasi adekuat
c. TTV dalam batas normal
d. Menunjukkan keseimbangan elektrolit dan asam basa
4.2 SARAN
Dalam mepelajari materi makalah ini diharapakan mahasiswa
dapat mengacu pada referensi asuhan keperawatan minimal apdatenya
tiga tahun series, sehingga perubahan refensi, penambahan referensi
yang ada didalamnya dapat kita jadikan pedoman baru dalam
menerapkan Asuhan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar. (2015) “PELAKSANAAN PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN PADA PASIEN