Kep
TUGAS : KMB II
OLEH
KELOMPOK 8:
SITI FEBRIANTI
SUHIDIN
WD. ENI
WD. HERLAINTI
ULFA SARI DEWI
IKSAN SEMINAR SONI OSE
ROMIATUN
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat, hidayah dan
inayah_Nya akhirnya kami dapat meyusun ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
INFEKSI TONSILITIS DAN LARINGITIS
Dalam penulisan buku ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana ,
singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca
Kami menyadari bahwa buku ini jauh dari sempurna , masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan maka kami senantiasa menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan dapat
memperbaiki serta melengkapi buki ini..
Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat serta tercatat sebagai suatu amal sholeh.
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN .1
A. LATAR BELAKANG .....1
B. RUMUSAN PERMASALAHAN ...2
C. TUJUAN ..2
D. METODE PENULISAN..
BAB II PEMBAHASAN.3
1.
2.
DAFTAR KEPUSTAKA
September, 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tonsillitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau biasa disebut amandel) yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50% kasus tonsilitis adalah karana infeksi.
Laringitis atau radang tenggorokan adalah peradangan kotak suara (laring) yang disebabkan oleh
infeksi atau iritasi.
Di dalam laring terdapat pita suara yang biasanya akan membuka dan menutup dengan lancar,
membentuk suara melalui pergerakan dan getaran. Tapi bila terjadi laringitis, pita suara anda menjadi
meradang atau terjadi iritasi. Jika seseorang mengalami laringitis biasanya suaranya akan terdengar
serak.
B .Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
1. Apa Pengertian dari Tonsilitis dan Laringitis?
2. Apa Etiologi dari Tonsilitis dan Laringitis?
3. Apa saja klasifikasi Tonsilitis dan Laringitis?
4. Bagaimanakah patofisiologis pada Tonsilitis dan Laringitis?
5. Apa saja manifestasi dari Tonsilitis dan Laringitis?
6. Pemerikasaan diagnostik apa saja yang perlu ?
7. Bagaimankah penatalaksanaan nya ?
8. Bagaimana cara pencegahannya ?
9. Apa saja komplikasi nya ?
10. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Tonsilitis dan Laringitis?
C.Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Hematologi
& Imunologi yang berjudul Askep Tonsilitis dan Laringitis. Tujuan khusus penulisan
ASKEP ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar
penulis ataupun pembaca tentang konsep serta proses keperawatan dan pengkajiannya.
D.Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah dengan melakakan metode pustaka,
taitu dengan mencari reverensi reverensi melalui buku buku atau internet sebagai
acuan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. EtiologiTonsilitis
Penyebab tonsilitis bermacam macam, diantaranya adalah yang tersebut
dibawah ini yaitu :
a. Streptokokus Beta Hemolitikus
b. Streptokokus Viridans
c. Streptokokus Piogenes
d. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet
infections).
D. Manifestasi KlinisTonsilitis
1.
2.
3.
4.
5.
6. Anoreksia
7. Kelenjar limfa leher membengkak
8. Faring hiperemis
9. Edema faring
10. Pembesaran tonsil
11. Tonsil hiperemia
12. Mulut berbau
13. Otalgia (sakit di telinga)
14. Malaise
.
F. Komplikasi Tonsilitis
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan
baik adalah :
1. Tonsilitis kronis
2. Otitis medis
G. Penatalaksanaan Tonsilitis
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah
1. Penatalaksanaan medis
a. Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin,
eritromisin dll
b. Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
c. Analgesik untuk meredakan nyeri
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Kompres dengan air hangat
b. Istirahat yang cukup
c. Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
d. Kumur dengan air hangat
e. Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien.
Konsep Askep
A. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama
: An. Z
Umur
: 11 thn
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
Agama
Suku / Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
b. Identitas Penanggung.
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status
Agama
Suku / Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Hub. Dengan Klien
Alamat
:
:
:
:
:
:
Anak Kandung
Islam
Muna
SMP
Desa Mabolu
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tn. T
30 Thn
Laki - laki
Sudah nikah
Islam
Muna
Sarjana
PNS
Ayah Pasien
Desa Mabolu
Data Demografi
Pada pasien ini di derita dimana saja, tidak berpengaruh pada tempat berdomosili wilayah
tertentu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1. Riwayat kelahiran
2. Riwayat imunisasi
3. Penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis media )
4. Riwayat hospitalisasi
Pemerikasaan
1. Pengkajian umum
Usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda tanda vital dll
2. Pernapasan
Kesulitan bernafas, batuk
Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
T0 : bila sudah dioperasi
T1 : ukuran yang normal ada
T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
T3 : pembesaran mencapai garis tengah
T4 : pembesaran melewati garis tengah
3. Nutrisi
Sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan dan
minum, turgor kurang.
4. Aktivitas / istirahat
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Tonsilitis akut adalah :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
3. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
adanya anoreksia
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
5. Gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada
tuba eustakii
C. Rencana Keperawatan
Tujuan
Tupan: Setelah dilakukan
Perencanaan
Intervensi
1.
Pantau suhu
tindakan keperawatan
tubuh anak
pola ), perhatikan
teratasi.
Tupen : Setelah dilakukan
Rasional
1.
( derajat dan
intervensi selanjutnya.
2.
mempengaruhi suhu
tubuh.
3.
Batasi
3.
teratasi.
Dengan criteria hasil :
- Suhu badan turun.
Suhu
lingkungan
lingkungan.
tindakan keperawatan
Menentukan
4.
Agar badan
klien terasa hangat.
4.
Kompres
hangat akan
meringankan demam
yang terjadi dan sebagai
5.
Berikan cairan
yang banyak ( 1500 2000
cc/hari ).
kompensasi tubuh.
5.
Cairan
menurunkan resiko
deficit cairan.
6.
Kolaborasi pemberian
6.
antipiretik.
Anti pireutik
dapat meringankan rasa
Tupan : Setelah
1.
dilakukan tindakan
keperawatan selama 7 hari
Kaji
Tanda-tanda Vital.
2.
Gangguan pola
Pantau
nyeri klien.
P : Nyeri
Q : Hilang timbul
R : Faring
S : 2 (0 5 ).
T : Saat makan dan
nyeri klien(skala,
tidurteratasi.
Tupen :Setelah dilakukan
intensitas, kedalaman,
frekuensi).
tindakan keperawatan
selama 3 hari Gangguan
menelan.
3. Posisi yang baik dapat
memberikan rasa
nyaman.
4. Dengan relaksasi dapat
3.
Berikan
meringankan rasa
nyeri.
1.
Pengukuran
tindakan keperawatan
BB untuk menilai
perkembagna dan
terpenuhinya
keadaan hangat.
3. Berikan makanan dalam
tindakan keperawatan
kebutuhan.
2.
Makanan
yang hangat membuat
pembuluh darah
melebar.
bentuknya akan
menambah selera
meningkat
Kebutuhan tubuh
terpenuhi.
Makanan
yang menarik
criteria hasil :
- Nafsu makan
-
3.
5. Kolaborasi pemberian
amakan klien.
4.
Lingkungan
yang bersih memberi
makan.
meningkatkan.
keinginan makan.
5.
Vitamin
dapat meningkatkan
Tupan : Setelah
1.
dilakukan tindakan
Kaji
klien.
2.
tindakan keperawatan
mengakibatkan tingkat
Observa
si adanya kelelahan dalam
3.
melakukan aktifitas.
3.
kriteria hasil :
Klien beraktivitas dapat
beraktivitas sesuai tingkat
Monitor
selama dan sesudah
melakukan aktifitas.
4.
Berikan
lingkungan yang tenang.
toleransinya.
Tingkatk
an aktifitas sesuai toleransi
dilakukan tindakan
keperawatan selama 7 hari
4.
kesehatan.
Lingkungan yang
tenang dapat
merilekskan tubuh.
5.
Melakukan aktivitas
dapat meningkatkan
5.
Tupan : Setelah
mana perkembangan
aktivitas terbatas.
Pemantauan TTV
untuk mengukur sejauh
intervensi selanjutnya.
Kelelahan dapat
klien
1. Kaji ulang gangguan
pendengaran yang dialami
klien.
2. Lakukan irigasi telinga.
ketahanan dalam
melakukan kegiatan.
1. Untuk menentukan
tingkat keparahan
pendengaran.
2. Irigasi dapat
meningkatkan
teratasi.
Tupen :Setelah dilakukan
pengeluaran kotorang
tindakan keperawatan
selama 3 hari gangguan
dalam berkomunikasi
5. Kolaborasi pemberian tetes
telinga
(serumen).
3. Untuk melatih
pendengaran.
4. Agar komunikasi dapat
berjalan.
5. Obat tetets telinga dapat
menyembuhkan
obstruksi dan
membersihkan serumen.
2Etiologi
Laringitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Virus merupakan etiologi
laringitis yang paling sering, yaitu rhinovirus, virus influenza, virus parainfluenza,
adenovirus,dan respiratory synsitial virus (RSV).
Sedangkan, beberapa bakteri yang menyebabkan laringitis yaitu :
Streptokokus grup A
Mycobacterium tuberculosis; laringitis akibat bakteri ini biasanya sulit dibedakan dengan
kanker laring karena tidak terdapat tanda, gejala, dan hasil pemeriksaan radiologis yang
spesifik
Laringitis juga merupakan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan, atau infeksi pada
pita suara. bronkitis, dan pneumonia juga dapat menyebabkan laringitis.Onset dari laringitis
berhubungan dengan perubahan suhu yang tiba-tiba, malnutrisi, atau keadaan menurunnya sistem
imun.
3.Patofisiologi
Laringitis diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu laringitis akut dan laringitis
kronik.Laringitis akut terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, penggunaan suara yang berlebih,
inhalasi polutan lingkungan. Laringitis akut ditandai dengan afonia atau hilang suara dan batuk
menahun. Gejala ini semakin diperparah dengan keadaan lingkungan yang dingin dan kering.
Sedangkan, laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi hari, biasanya
tenggorokan terasa sakit namun membaik pada suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan dan
batuk memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini dapat juga dipicu oleh udara dingin atau
minuman dingin. Pada pasien yang memiliki alergi, uvula akan terlihat kemerahan.
Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang berulang, dan juga dapat
diakibatkan oleh, merokok, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis kronik ini yaitu
nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara serak, dan terdapat edema pada laring.
Laringitis pada anak sering diderita oleh anak usia 3 bulan hingga 3 tahun, dan biasanya
disertai inflamasi pada trakea dan bronkus dan disebut sebagai penyakit croup. Penyakit ini
seringkali disebabkan oleh virus, yaitu virus parainfluenza, adenovirus, virus influenza, dan virus
campak.
Infeksi oleh bakteri dan virus menyebabkan inflamasi dan edema pada laring, trakea, dan
bronkus, sehingga menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan gejala, yaitu berupa
afonia, suara stridor, dan batuk. Tidak terdapat gangguan menelan. Gejala ini biasanya muncul
saat malam hari dan dapat membaik di pagi hari. Penyakit croup dapat sembuh sendiri dalam
waktu 3 5 hari.
5.Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu laringitis kronik. Selain itu, dapat terjadi perubahan
suara jika gejala suara serak tersebut terjadi selama 2 3 minggu. Perubahan suara ini dapat
diakibatkan oleh refluks asam lambung. Hal tersebut berisiko untuk menimbulkan keganasan
pada pita suara.
Penyakit croup jarang menimbulkan komplikasi, namun beberapa komplikasi yang terjadi
berkaitan dengan obstruksi jalan napas, yaitu, hipoksia, atau superinfeksi bakteri. Kortikostreoid
dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi. Pemberian epinefrin aerosol menimbulkan efek
konstriksi pada mukosa dan dapat mengurangi edema.
Prognosis dari laringitis ini biasanya baik. Langkah pencegahan laringitis yang dapat dilakukan
yaitu :
- Menghindari pasien laringitis
- Mencuci tangan secara teratur
- Pemberian vaksin H. Influenzae pada anak-anak
- Tidak menggunakan suara secara berlebihan
6.Pemeriksaan Penunjang
Laryngoscopy. Dokter akan secara visual memeriksa pita suara anda melalui prosedur
yang disebut laryngoscopy, dengan memasukkan semacam cermin yang ringan dan
sangat kecil ke belakang tenggorokan anda. Atau dokter mungkin akan menggunakan
fiber-optic laryngoscopy. Tindakan ini berarti memasukkan tabung yang kecil dan
fleksibel (endoscope) dengan kamera berukuran mini dan sangat ringan melalui hidung
atau mulut ke arah belakang tenggorokan anda. Kemudian dokter akan melihat
pergerakan pita suara saat anda berbicara.
Biopsi. Bila dokter melihat adanya wilayah yang mencurigakan, dokter akan melakukan
biopsi mengambil contoh jaringan untuk diperiksa dibawah mikroskop.
7.Penatalaksanaan
Laringitis akut biasanya diatasi dengan :
istirahat yang cukup, terutama pada laringitis akibat virus. Istirahat ini juga meliputi
pengistirahatan pita suara
KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
2) Pengumpulan Data
c. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Agama
Suku / Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
d. Identitas Penanggung
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status
Agama
Suku / Bangsa
:
:
:
:
:
:
:
:
:
An. X
12 thn
Laki-laki
Anak Kandung
Islam
Muna
SMP
Desa Mabolu
:
:
:
:
:
:
NY. Z
30 Thn
Perempuan
Sudah nikah
Islam
Muna
Pendidikan
Pekerjaan
Hub. Dengan Klien
Alamat
:
:
:
:
Sarjana
PNS
Ibu Pasien
Desa Mabolu
Data Demografi
Pada pasien ini di derita dimana saja, tidak berpengaruh pada tempat berdomosili wilayah
tertentu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit tenggorokan, nyeri tenggorokan, suara serak. batuk dll.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
5. Riwayat kelahiran
6. Riwayat imunisasi
7. Riwayat hospitalisasi
Pemerikasaan
6. Pengkajian umum
Usia, tanda tanda vital dll
7. Pernapasan
Kesulitan bernafas, batuk
8. Aktivitas / istirahat
Anak tampak lemah,
9. Keamanan / Kenyamanan
Kecemasan anak terhadap hospitalisasi.
C.Rencana Keperawatan
Tujuan
Tupan: Setelah dilakukan
Perencanaan
Intervensi
observasi tingkat nyeri
tindakan keperawatan
selama 5 hari nyeri
Rasional
1. memberikan dasar untuk
mengkaji perubahan pada
tingkat nyeri.
teratasi
Tupen : Setelah dilakukan 3.ajarkan teknik distraksi dan
tindakan keperawatan
relaksasi
membaik.
Dengan kriteria :
Klien mengatakan
nyerinya hilang
Ekspresi wajah
rileks
Tupan : Setelah
dilakukan tindakan
intervensi
intensitas, kedalaman,
teratasi.
Tupen :Setelah dilakukan
frekuensi).
tindakan keperawatan
selama 3 hari Gangguan
pola tidur berangsu
angsur teratasi. Dengan
kriteria hasil :
1. Menentukan
selanjutnya.
2. Untuk menentukan
nyeri klien.
P : Nyeri
Q : Hilang timbul
R : Faring
S : 2 (0 5 ).
T : Saat berbicara
3. memberikan
kenyamanan pada klien
4. Dengan relaksasi
dengan criteria :
Klien mengetahui
pengobatan
laringitisnya
Klien tidak
bingung lagi
menentukan intervensi
Mendapatka
n data dasar dalam
1.
selanjutnya
2.
Menambah
pengetahuan klien dan
memungkinkan klien
rasa nyaman
program
pengobatannya.
BAB II
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Diagnosa
atau masalah keperawatannya :
- Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
- Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
- Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
-
A. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi 9.
Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta :
EGC;1999
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
www.google.co.id