Anda di halaman 1dari 20

DOSEN: Ns. MUSRIANI, S.

Kep
TUGAS : KMB II

ASKEP PADA KLIEN DENGAN TONSILITIS DAN LARINGITIS

OLEH
KELOMPOK 8:
SITI FEBRIANTI
SUHIDIN
WD. ENI
WD. HERLAINTI
ULFA SARI DEWI
IKSAN SEMINAR SONI OSE
ROMIATUN

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat, hidayah dan
inayah_Nya akhirnya kami dapat meyusun ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
INFEKSI TONSILITIS DAN LARINGITIS

Dalam penulisan buku ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana ,
singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca

Kami menyadari bahwa buku ini jauh dari sempurna , masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan maka kami senantiasa menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan dapat
memperbaiki serta melengkapi buki ini..

Harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat serta tercatat sebagai suatu amal sholeh.

Raha, September 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL ... i
KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN .1
A. LATAR BELAKANG .....1
B. RUMUSAN PERMASALAHAN ...2
C. TUJUAN ..2
D. METODE PENULISAN..
BAB II PEMBAHASAN.3
1.

ASKEP PADA PASIEN TONSIL..3

2.

KONSEP ASKEP PADA PASIEN LARINGITIS..

BAB III PENUTUP...11


1. KESIMPULAN . 11
2. SARAN...11

DAFTAR KEPUSTAKA

September, 2012
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tonsillitis adalah suatu peradangan pada tonsil (atau biasa disebut amandel) yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, namun hampir 50% kasus tonsilitis adalah karana infeksi.
Laringitis atau radang tenggorokan adalah peradangan kotak suara (laring) yang disebabkan oleh
infeksi atau iritasi.
Di dalam laring terdapat pita suara yang biasanya akan membuka dan menutup dengan lancar,
membentuk suara melalui pergerakan dan getaran. Tapi bila terjadi laringitis, pita suara anda menjadi
meradang atau terjadi iritasi. Jika seseorang mengalami laringitis biasanya suaranya akan terdengar
serak.

B .Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
1. Apa Pengertian dari Tonsilitis dan Laringitis?
2. Apa Etiologi dari Tonsilitis dan Laringitis?
3. Apa saja klasifikasi Tonsilitis dan Laringitis?
4. Bagaimanakah patofisiologis pada Tonsilitis dan Laringitis?
5. Apa saja manifestasi dari Tonsilitis dan Laringitis?
6. Pemerikasaan diagnostik apa saja yang perlu ?
7. Bagaimankah penatalaksanaan nya ?
8. Bagaimana cara pencegahannya ?
9. Apa saja komplikasi nya ?
10. Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Tonsilitis dan Laringitis?

C.Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Hematologi
& Imunologi yang berjudul Askep Tonsilitis dan Laringitis. Tujuan khusus penulisan
ASKEP ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan pada rumusan masalah agar
penulis ataupun pembaca tentang konsep serta proses keperawatan dan pengkajiannya.

D.Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah dengan melakakan metode pustaka,
taitu dengan mencari reverensi reverensi melalui buku buku atau internet sebagai
acuan.

BAB II
PEMBAHASAN

Askep Pada Pasien Tonsilitis(Amandel)


Konsep Penyakit
A. Definisi Tonsilitis
Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan.
Radang tonsil pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada
faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis.
( Ngastiyah,1997 )

B. EtiologiTonsilitis
Penyebab tonsilitis bermacam macam, diantaranya adalah yang tersebut
dibawah ini yaitu :
a. Streptokokus Beta Hemolitikus
b. Streptokokus Viridans
c. Streptokokus Piogenes
d. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet
infections).

C. Proses Patologi Tonsilitis


Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian
atas, akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui
sistem limfa ke tonsil.
Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya
proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar
masuknya udara.
Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta
ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan
timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.

D. Manifestasi KlinisTonsilitis
1.
2.
3.
4.
5.

Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :


Nyeri tenggorok
Nyeri telan
Sulit menelan
Demam
Mual

6. Anoreksia
7. Kelenjar limfa leher membengkak
8. Faring hiperemis
9. Edema faring
10. Pembesaran tonsil
11. Tonsil hiperemia
12. Mulut berbau
13. Otalgia (sakit di telinga)
14. Malaise
.

E. Pemeriksaan Penunjang Tonsilitis


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa
tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat.

F. Komplikasi Tonsilitis
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan
baik adalah :
1. Tonsilitis kronis
2. Otitis medis

G. Penatalaksanaan Tonsilitis
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah
1. Penatalaksanaan medis
a. Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin,
eritromisin dll
b. Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
c. Analgesik untuk meredakan nyeri
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Kompres dengan air hangat
b. Istirahat yang cukup
c. Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
d. Kumur dengan air hangat
e. Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien.

Konsep Askep
A. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama
: An. Z
Umur
: 11 thn
Jenis Kelamin
: Perempuan

Status Perkawinan
Agama
Suku / Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
b. Identitas Penanggung.
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status
Agama
Suku / Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Hub. Dengan Klien
Alamat

:
:
:
:
:
:

Anak Kandung
Islam
Muna
SMP
Desa Mabolu

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Tn. T
30 Thn
Laki - laki
Sudah nikah
Islam
Muna
Sarjana
PNS
Ayah Pasien
Desa Mabolu

Data Demografi
Pada pasien ini di derita dimana saja, tidak berpengaruh pada tempat berdomosili wilayah
tertentu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1. Riwayat kelahiran
2. Riwayat imunisasi
3. Penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis media )
4. Riwayat hospitalisasi
Pemerikasaan
1. Pengkajian umum
Usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda tanda vital dll
2. Pernapasan
Kesulitan bernafas, batuk
Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
T0 : bila sudah dioperasi
T1 : ukuran yang normal ada
T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
T3 : pembesaran mencapai garis tengah
T4 : pembesaran melewati garis tengah
3. Nutrisi
Sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan dan
minum, turgor kurang.
4. Aktivitas / istirahat

Anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise


5. Keamanan / Kenyamanan
Kecemasan anak terhadap hospitalisasi.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Tonsilitis akut adalah :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
3. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
adanya anoreksia
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
5. Gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada
tuba eustakii

C. Rencana Keperawatan
Tujuan
Tupan: Setelah dilakukan

Perencanaan
Intervensi
1.
Pantau suhu

tindakan keperawatan

tubuh anak

selama 3 hari hipertermi

pola ), perhatikan

teratasi.
Tupen : Setelah dilakukan

Rasional
1.

( derajat dan

menggigil atau tidak.


2.
Pantau suhu

intervensi selanjutnya.
2.

mempengaruhi suhu

selama 1 hari hipertermi


berangsur angsur

tubuh.
3.

Batasi

3.

penggunaan linen, pakaian

teratasi.
Dengan criteria hasil :
- Suhu badan turun.

Suhu
lingkungan

lingkungan.

tindakan keperawatan

Menentukan

4.

yang dikenakan klien.


Berikan
kompres hangat.

Agar badan
klien terasa hangat.

4.

Kompres
hangat akan
meringankan demam
yang terjadi dan sebagai

5.

Berikan cairan
yang banyak ( 1500 2000
cc/hari ).

kompensasi tubuh.
5.
Cairan
menurunkan resiko
deficit cairan.

6.

Kolaborasi pemberian
6.

antipiretik.

Anti pireutik
dapat meringankan rasa

Tupan : Setelah

1.

dilakukan tindakan
keperawatan selama 7 hari

Kaji
Tanda-tanda Vital.

2.

Gangguan pola

sakit yang ada.


1. Menentukan intervensi
selanjutnya.
2. Untuk menentukan

Pantau

nyeri klien.
P : Nyeri
Q : Hilang timbul
R : Faring
S : 2 (0 5 ).
T : Saat makan dan

nyeri klien(skala,

tidurteratasi.
Tupen :Setelah dilakukan

intensitas, kedalaman,
frekuensi).

tindakan keperawatan
selama 3 hari Gangguan

minum atau saat

pola tidur berangsu

menelan.
3. Posisi yang baik dapat

angsur teratasi. Dengan


kriteria hasil :
- Pola tidur teratur

memberikan rasa
nyaman.
4. Dengan relaksasi dapat
3.

Berikan

meringankan rasa

posisi yang nyaman.


4.
Berikan

nyeri.

tehnik relaksasi dengan


tarik nafas panjang melalui
hidung dan
mengeluarkannya pelan
Tupan :Setelah dilakukan

pelan melalui mulut.


1. Timbang BB tiap hari.

1.

Pengukuran

tindakan keperawatan

BB untuk menilai

selama 4 hari Nutrisi

perkembagna dan

terpenuhi sesuai dengan


kebutuhan tubuh.
Tupen :Setelah dilakukan

2. Berikan makanan dalam

terpenuhinya

keadaan hangat.
3. Berikan makanan dalam

tindakan keperawatan

porsi sedikit tapi sering

selama 2 hari kebutuhan

sajikan makanan dalam

kebutuhan.
2.

Makanan
yang hangat membuat
pembuluh darah
melebar.

nutrisi tubuh berangsur


angsur teratasi. Dengan

bentuk yang menarik.


4. Tingkatkan kenyamanan

bentuknya akan
menambah selera

meningkat
Kebutuhan tubuh
terpenuhi.

Makanan
yang menarik

lingkungan saat makan.

criteria hasil :
- Nafsu makan
-

3.

5. Kolaborasi pemberian

amakan klien.
4.
Lingkungan
yang bersih memberi

vitamin penambah nafsu

rasa nyaman dan

makan.

meningkatkan.
keinginan makan.
5.
Vitamin
dapat meningkatkan

Tupan : Setelah

1.

dilakukan tindakan

tingkat toleransi aktivitas

keperawatan selama 7 hari


intoleransi teratasi.
Tupen :Setelah dilakukan

Kaji

daya tahan tubuh.


1.
Untuk melakukan
2.

klien.
2.

tindakan keperawatan

mengakibatkan tingkat

Observa
si adanya kelelahan dalam

3.

melakukan aktifitas.
3.

kriteria hasil :
Klien beraktivitas dapat
beraktivitas sesuai tingkat

Monitor
selama dan sesudah

melakukan aktifitas.
4.
Berikan
lingkungan yang tenang.

toleransinya.

Tingkatk
an aktifitas sesuai toleransi

dilakukan tindakan
keperawatan selama 7 hari

4.

kesehatan.
Lingkungan yang
tenang dapat

merilekskan tubuh.
5.
Melakukan aktivitas
dapat meningkatkan

5.

Tupan : Setelah

mana perkembangan

Tanda-tanda Vital sebelum,

angsur teratasi. Dengan

aktivitas terbatas.
Pemantauan TTV
untuk mengukur sejauh

selama 3 hari intoleransi


aktivitas berangsu

intervensi selanjutnya.
Kelelahan dapat

klien
1. Kaji ulang gangguan
pendengaran yang dialami
klien.
2. Lakukan irigasi telinga.

ketahanan dalam
melakukan kegiatan.
1. Untuk menentukan
tingkat keparahan
pendengaran.
2. Irigasi dapat

gangguan persepsi sensori

meningkatkan

teratasi.
Tupen :Setelah dilakukan

pengeluaran kotorang

tindakan keperawatan
selama 3 hari gangguan

3. Berbicaralah dengan jelas


dan pelan.
4. Gunakan papan tulis /

persepsi sensori aktivitas

kertas untuk berkomunikasi

berangsu angsur teratasi.

jika terdapat kesulitan

Dengan kriteria hasil :


Klien dapat mendengar
dengan normal.

dalam berkomunikasi
5. Kolaborasi pemberian tetes
telinga

(serumen).
3. Untuk melatih
pendengaran.
4. Agar komunikasi dapat
berjalan.
5. Obat tetets telinga dapat
menyembuhkan
obstruksi dan
membersihkan serumen.

Askep Pada Pasien Laringitis(Radang Tenggorokan)


.KONSEP PENYAKIT
1.Pengertian
Laringitis atau radang tenggorokan adalah peradangan kotak suara (laring) yang
disebabkan oleh infeksi atau iritasi.
Di dalam laring terdapat pita suara yang biasanya akan membuka dan menutup dengan
lancar, membentuk suara melalui pergerakan dan getaran. Tapi bila terjadi laringitis, pita suara
anda menjadi meradang atau terjadi iritasi. Jika seseorang mengalami laringitis biasanya
suaranya akan terdengar serak. Dan bahkan dalam beberapa kasus akan membuat suara tidak
terdengar sama sekali.

2Etiologi

Laringitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur. Virus merupakan etiologi
laringitis yang paling sering, yaitu rhinovirus, virus influenza, virus parainfluenza,
adenovirus,dan respiratory synsitial virus (RSV).
Sedangkan, beberapa bakteri yang menyebabkan laringitis yaitu :

Streptokokus grup A

Mycobacterium tuberculosis; laringitis akibat bakteri ini biasanya sulit dibedakan dengan
kanker laring karena tidak terdapat tanda, gejala, dan hasil pemeriksaan radiologis yang
spesifik

Jamur juga dapat menyebabkan laringitis, yaitu :

Blastomyces; biasanya menyebabkan laringitis sebagai komplikasi dari inflamasi


sistemik

Candida; biasanya menyebabkan laringitis

Laringitis juga merupakan akibat dari penggunaan suara yang berlebihan, atau infeksi pada
pita suara. bronkitis, dan pneumonia juga dapat menyebabkan laringitis.Onset dari laringitis
berhubungan dengan perubahan suhu yang tiba-tiba, malnutrisi, atau keadaan menurunnya sistem
imun.

3.Patofisiologi
Laringitis diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu laringitis akut dan laringitis
kronik.Laringitis akut terjadi akibat infeksi bakteri atau virus, penggunaan suara yang berlebih,
inhalasi polutan lingkungan. Laringitis akut ditandai dengan afonia atau hilang suara dan batuk
menahun. Gejala ini semakin diperparah dengan keadaan lingkungan yang dingin dan kering.
Sedangkan, laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi hari, biasanya
tenggorokan terasa sakit namun membaik pada suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan dan
batuk memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini dapat juga dipicu oleh udara dingin atau
minuman dingin. Pada pasien yang memiliki alergi, uvula akan terlihat kemerahan.
Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang berulang, dan juga dapat
diakibatkan oleh, merokok, dan konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis kronik ini yaitu
nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara serak, dan terdapat edema pada laring.
Laringitis pada anak sering diderita oleh anak usia 3 bulan hingga 3 tahun, dan biasanya
disertai inflamasi pada trakea dan bronkus dan disebut sebagai penyakit croup. Penyakit ini
seringkali disebabkan oleh virus, yaitu virus parainfluenza, adenovirus, virus influenza, dan virus
campak.

Infeksi oleh bakteri dan virus menyebabkan inflamasi dan edema pada laring, trakea, dan
bronkus, sehingga menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan gejala, yaitu berupa
afonia, suara stridor, dan batuk. Tidak terdapat gangguan menelan. Gejala ini biasanya muncul
saat malam hari dan dapat membaik di pagi hari. Penyakit croup dapat sembuh sendiri dalam
waktu 3 5 hari.

4.Tanda dan Gejala


Laringitis sering kali membuat anda merasa harus berulang kali berdehem untuk membersihkan
tenggorokan anda. Tanda-tanda dan gejala lain adalah sebagai berikut:
* Suara serak
* Suara pelan
* Rasa gatal dan kasar di tenggorokan
* Sakit tenggorokan
* Tenggorokan kering Batuk kering

5.Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu laringitis kronik. Selain itu, dapat terjadi perubahan
suara jika gejala suara serak tersebut terjadi selama 2 3 minggu. Perubahan suara ini dapat
diakibatkan oleh refluks asam lambung. Hal tersebut berisiko untuk menimbulkan keganasan
pada pita suara.
Penyakit croup jarang menimbulkan komplikasi, namun beberapa komplikasi yang terjadi
berkaitan dengan obstruksi jalan napas, yaitu, hipoksia, atau superinfeksi bakteri. Kortikostreoid
dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi. Pemberian epinefrin aerosol menimbulkan efek
konstriksi pada mukosa dan dapat mengurangi edema.
Prognosis dari laringitis ini biasanya baik. Langkah pencegahan laringitis yang dapat dilakukan
yaitu :
- Menghindari pasien laringitis
- Mencuci tangan secara teratur
- Pemberian vaksin H. Influenzae pada anak-anak
- Tidak menggunakan suara secara berlebihan

6.Pemeriksaan Penunjang

Laryngoscopy. Dokter akan secara visual memeriksa pita suara anda melalui prosedur
yang disebut laryngoscopy, dengan memasukkan semacam cermin yang ringan dan
sangat kecil ke belakang tenggorokan anda. Atau dokter mungkin akan menggunakan
fiber-optic laryngoscopy. Tindakan ini berarti memasukkan tabung yang kecil dan
fleksibel (endoscope) dengan kamera berukuran mini dan sangat ringan melalui hidung
atau mulut ke arah belakang tenggorokan anda. Kemudian dokter akan melihat
pergerakan pita suara saat anda berbicara.

Biopsi. Bila dokter melihat adanya wilayah yang mencurigakan, dokter akan melakukan
biopsi mengambil contoh jaringan untuk diperiksa dibawah mikroskop.

7.Penatalaksanaan
Laringitis akut biasanya diatasi dengan :

istirahat yang cukup, terutama pada laringitis akibat virus. Istirahat ini juga meliputi
pengistirahatan pita suara

pemberian antibiotik; antibiotik tidak disarankan kecuali bila penyebab berupa


streptokokus grup A dapat ditemukan melalui kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang dapat
digunakan yaitu penicillin

menghindari iritan yang memicu nyeri tenggorokan atau batuk

menghindari udara kering

konsumsi cairan yang banyak

konsumsi asetaminofen untuk mengurangi nyeri

berhenti merokok dan konsumsi alkohol

KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
2) Pengumpulan Data
c. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Agama
Suku / Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
d. Identitas Penanggung
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status
Agama
Suku / Bangsa

:
:
:
:
:
:
:
:
:

An. X
12 thn
Laki-laki
Anak Kandung
Islam
Muna
SMP
Desa Mabolu

:
:
:
:
:
:

NY. Z
30 Thn
Perempuan
Sudah nikah
Islam
Muna

Pendidikan
Pekerjaan
Hub. Dengan Klien
Alamat

:
:
:
:

Sarjana
PNS
Ibu Pasien
Desa Mabolu

Data Demografi
Pada pasien ini di derita dimana saja, tidak berpengaruh pada tempat berdomosili wilayah
tertentu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit tenggorokan, nyeri tenggorokan, suara serak. batuk dll.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
5. Riwayat kelahiran
6. Riwayat imunisasi
7. Riwayat hospitalisasi
Pemerikasaan
6. Pengkajian umum
Usia, tanda tanda vital dll
7. Pernapasan
Kesulitan bernafas, batuk
8. Aktivitas / istirahat
Anak tampak lemah,
9. Keamanan / Kenyamanan
Kecemasan anak terhadap hospitalisasi.

1. Nyeri tenggorokan,ditandai dengan:


DS: Klien mengatakan adanya nyeri pada tengorokan
DO: Wajh klien tampaak meringis
2.Gangguan pola tidur karena sering batuk,di tandai dengan
DS:Klien mengatakan tidak bias tidur karena sering batuk
DO:Klien tampak susah tidur
3.Kurangnya pengetahuan ditandau dengan:
DS:-Klen mengatakan cemas karena mengalami gangguan pita suara
-Klien mengatakan khatir dengan penyakitnya

DO:Klien tampak gelisah

C.Rencana Keperawatan
Tujuan
Tupan: Setelah dilakukan

Perencanaan
Intervensi
observasi tingkat nyeri

tindakan keperawatan
selama 5 hari nyeri

Rasional
1. memberikan dasar untuk
mengkaji perubahan pada

2. observasi TTV klien

tingkat nyeri.

teratasi
Tupen : Setelah dilakukan 3.ajarkan teknik distraksi dan
tindakan keperawatan

relaksasi

selama 2 hari nyeri


berangsur-angsur

4. Kolaborasi pemberian obat

membaik.

analgetik sesuai indikasi

Dengan kriteria :

Klien mengatakan

nyerinya hilang
Ekspresi wajah
rileks

Tupan : Setelah

1. Kaji Tanda-tanda Vital.

dilakukan tindakan

intervensi

keperawatan selama 7 hari 2. Pantau nyeri klien(skala,


Gangguan pola tidur

intensitas, kedalaman,

teratasi.
Tupen :Setelah dilakukan

frekuensi).

tindakan keperawatan
selama 3 hari Gangguan
pola tidur berangsu
angsur teratasi. Dengan
kriteria hasil :

1. Menentukan

3.Berikan posisi yang nyaman.


4.Berikan tehnik relaksasi
dengan tarik nafas panjang
melalui hidung dan
mengeluarkannya pelan

selanjutnya.
2. Untuk menentukan
nyeri klien.
P : Nyeri
Q : Hilang timbul
R : Faring
S : 2 (0 5 ).
T : Saat berbicara
3. memberikan
kenyamanan pada klien
4. Dengan relaksasi

Pola tidur teratur

pelan melalui mulut.

dapat meringankan rasa


nyeri.

Tupan :Setelah diberikan


tindakan keoerawatan
selama 2 hari kurangnya
pengetahuan teratasi
Tupen : Setelah diberi
tindakan keperawatan

1.kaji pemahaman klien

dengan criteria :

Klien mengetahui
pengobatan

laringitisnya
Klien tidak
bingung lagi

menentukan intervensi

masalah patologik dan maksud


serta harapan program
penatalaksanaan yang
diberikan.

Mendapatka
n data dasar dalam

2.beri informasi mengenai

selama 1 hari, kurangnya


pengetahuan berkurang

1.

selanjutnya
2.

Menambah
pengetahuan klien dan
memungkinkan klien

3.beri penjelasan mengenai

berpartisipasi serta aktif

antisipasi adanya gangguan

dan patuh kepeda

rasa nyaman

program
pengobatannya.

BAB II
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Diagnosa
atau masalah keperawatannya :
- Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
- Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
- Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
-

dengan adanya anoreksia


Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya
obstruksi pada tuba eustakii

2. Diagnosis laringitis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan


pemeriksaan penunjang. Hasil anamnesis yang berkaitan dengan laringitis ini yaitu
adanya batuk yang timbul sering di malam hari dan terdengar kasar. Pemeriksaan fisik
ini mencakup pemeriksaan telinga, hidung, tenggorokan, dan leher. Pemeriksaan
tenggorokan ini dapat menggunakan scope yang kecil. Scope ini dimasukkan melalui
hidung hingga terlihat laringnya. Pemeriksaan ini dapat memperoleh informasi
mengenai keadaan saraf laringeal yang mengatur pergerakan pita suara. Selain itu,
suhu tubuh dapat normal atau naik sedikit. Auskultasi perlu dilakukan untuk menilai
suara napas di kedua paru.

A. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis Edisi 9.
Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta :
EGC;1999
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
www.google.co.id

Anda mungkin juga menyukai