Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. B.

DENGAN DIAGNOSA THYPOID FEVER


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners
Stase Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis

Disusun Oleh:
Ahmad Suryono
19650107

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PONOROGO
APRIL 2020
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl. Budi Utomo No. 10, Telp. (0352) 481124 Ponorogo – 63471

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. B.


DENGAN THYPOID FEVER
DI RUANG ISOLASI (H) RUMAH SAKIT UMUM PONTIANAK

I. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Ny. B.
Umur : 33 Tahun
No. Register : ----
Agama : Islam
Alamat : Pontianak,
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Tanggal Masuk Rs : 6-4-2020 Jam 11.00
Diagnosa Medis : Thypoid Fever

b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. A
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Pontianak
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : karyawan pabrik
Hubungan Dengan Klien : Suami

II. Keluhan utama


Klien mengatakan muntah 5 kali dalam sehari.
III. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan demam sejak 6 hari yang lalu, pusing (berputar-putar), sesak nafas,
menggigil, nafsu makan berkurang dan nyeri pada ulu hati saat bergerak. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum lemah, GCS E4 V5 M6, kesadaran

Composmentis, Td = 110/80 Mmhg, N = 102x Menit, S = 38 C, RR = 20x/ Menit.

IV. Riwayat penyakit dahulu


Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit maag dan malaria

V. PEMERIKSAAN FISIK FOKUS


1. Pola nutrisi dan metabolisme :
 Klien mengatakan muntah 5x dalam sehari
 nafsu makan berkurang
 klien mempunyai riwayat penyakit maag
 pasien mengatakan terasa mual dan muntah saat makan
 selama di RS klien mengatakan mengalami penurunan berat badan sebanyak 2
kg, makan habis 4-6 sendok per hari dan minum hanya 1-3 gelas perhari.
 Klien hanya terbaring lemah, hanya bisa makan dan minum, hampir keseluruhan
aktivitas pasien dibantu (50%).
2. Pola eliminasi :
 Selama di rawat di RS BAB hanya 2-3 kali seminggu dan BAK 2-3 kali per
hari.
3. Pola tidur dan istirahat :
 Klien mengatakan tidur hanya sekitar 5-6 jam dalam sehari karena merasakan
gelisah dan nyeri pada ulu hati.
4. TTV dan pemfis
 Keadaan umum : lemah
 Keadaran Composmentis, GCS : 4 5 6
 Demam sejak 6 hari yang lalu
 TD = 110/80 mmHg,
 N = 102x menit,
 S = 38˚C
 RR = 20x/ menit.
VI. DATA ANALISA

Nama : Ny. B. No. Reg. : -----


Umur : 33 Tahun
Tanggal/jam Kelompok data Penyebab Masalah
8-4-2020 Do : peningkatan asam Ketidakseimbangan
11.00  pasien terlihat lemah lambung nutrisi kurang dari
 pasien hanya kebutuhan tubuh
terbaring di bed anoreksia, mual
Ds : muntah
 Klien mengatakan
nafsu makan intake yang kurang
berkurang adekuat

 Terasa mual dan


muntah saat makan Ketidakseimbangan

 Klien mengatakan nutrisi kurang dari

Mengalami kebutuhan tubuh

penurunan BB
 Makan habis 4-6
sendok sehari
 Minum 1-3 gelas
sehari
Do : - Pembesaran limfe Konstipasi
Ds :
 Selama di rawat di Splenomegali
rs pasien
mengatakan BAB penurunan peristaltic
hanya 2-3 kali usus
seminggu dan BAK
2-3 kali per hari. Konstipasi
 Klien hanya
terbaring lemah,
hanya bisa makan
dan minum, hampir
keseluruhan
aktivitas pasien
dibantu (50%).
 makan habis 4-6
sendok per hari dan
minum hanya 1-3
gelas perhari
Do : - Pembesaran limfe Gangguan rasa
Ds : nyaman nyeri
 Klien mengatakan Splenomegali
tidur hanya sekitar 5-
6 jam dalam sehari lase plak peyeri
karena merasakan
gelisan dan nyeri erosi
pada ulu hati.
Nyeri
DO : Bakteri masuk ke Hypertermi
 Pasien terlihat lemah dalam tubuh
 S : 38˚C
DS : Terjadi kerusakan sel

 Klien mengatakan
demam sejak 6 hari Merangsang melepas
zat espirogen oleh
yg lalu leukosit
 Klien mengatakan
badannya menggigil Mempengaruhi pusat
thermoregulator di
 Kilen mengatakan hipotalamus
Pusing berputar-
putar Hypertermi

VII. DAFTAR MASALAH/DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


(Disusun berdasarkan Prioritas Masalah)
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi kuman salmonella thypii.
3. Konstipasi berhubungan dengan factor fisiologis (perubahan pola makan)
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri

VIII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama : NY. B No. Reg. : ...........
Umur : 33 TAHUN

NO masalah Tujuan / Criteria Intervensi


keperawatan hasil
1 Ketidakseimbangan Tujuan : 1. Nutrition Management
nutrisi kurang dari a. Nutritional status a. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan b. nutristional b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan status : food and menentukan jumlah kalori dan
dengan intake yang fluid intake nutrisi yang dibutuhkan pasien
tidak adekuat. c. Intake c. Anjurkan pasien untuk
d. Weight control meningkatkan intake fe
Defenisi : asupan d. Anjurkan pasien untuk
nutrisi tidak cukup Kriteri hasil : meningkatkan protein dan vitamin
untuk memenuhi a. Adanya C
kebutuhan peningkatan 2. Nutrition Monitoring
metabolic berat badan a. Monitor adanya penurunan berat
sesuai dengan badan
tujuan b. Monitor lingkungan selama
b. Berat badan ideal makan
sesuai dengan c. Monitor kulit kering dan
tinggi badan perubahan pigmentasi
c. Mampu d. Monitor turgor kulit
mengidentifikasi e. Monitor kadar albumin, total
kebutuhan nutrisi protein, Hb, dan kadar Ht.
d. Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
e. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti

2 Hipertermi Tujuan : a. Observai tanda-tanda vital


berhubungan thermoregulation b. Anjurkan kompres hangat pada
dengan proses lipatan paha dan aksila
inflamasi kuman Criteria hasil : c. Anjurkan banyak minum air putih
a. Suhu tubuh
salmonella thypii. d. Berikan antiperetik dan antibiotic
dalam rentang
normal
Defenisi : b. Nadi dan RR
peningkatan suhu
dalam rentang
tubuh diatas kisaran
normal normal
c. Tidak ada
perubahan warna
kulit dan tidak
ada pusing

3 Konstipasi Tujuan : a. Monitor tanda dan gejala konstipasi


berhubungan a. Bowel b. Monitor bising usus
dengan factor elimination c. Identifikasi factor penyebab dan
fisiologis b. Hydration kontribuais konstipasi
(perubahan pola d. Dukung intake cairan
makan) Criteria hasil : e. Kolaborasikan pemberian laktasif
a. Mempertahankan f. Anjurkan pasien/keluarga untuk diet
Defenisi : bentuk feses tinggi serat.
penurunan pada lunak setiap 1 – 3
frekwensi normal hari
defekasi yang b. Bebas dari
disertai oleh ketidaknyamanan
kesulitan atau dan konstipasi
pengeluaran tidak c. Mengidentifikasi
lengkap feses/atau indicator untuk
pengeluaran feses mencegah
yang kering, keras, konstipasi
dan banyak d. Feses lunak dan
berbentuk

4 Gangguan istirahat Tujuan : pola tidur a. Kaji pola tidur klien


tidur b.d. rasa efektif b. Berikan lingkungan yang nyaman,
nyaman nyeri Kriteria hasil : batasi pengunjung
a. Melaporkan tidur c. Anjurkan untuk melakukan teknik
nyenyak relaksasi nafas dalam/masase
b. Klien tidur 8-10 punggung sebelum tidur
jam semalam
c. Klien tampak
segar

MENILAI BUKTI SECARA KRITIS

A. Analisis Jurnal
MENILAI BUKTI SECARA KRITIS
Langkah-Langkah:
1. Apa PICO penelitian tersebut? Apakah PICO mirip dengan PICO anda?
 Ya
2. Sebaiknya apakah penelitian tersebut dilakukan?/ seberapa baik penelitian
dikerjakan?
 Penelitian ini layak diaplikasikan kepada pasien.
3. Apa makna hasil penelitian tersebut dan apakah hasilnya karena faktor kebetulan?
 Intervensi tersebut memiliki dampak yang relatif signifikan terhadap pasien

LANGKAH I : BANDINGKAN PICO HASIL PENCARIAN DENGAN PICO ANDA


(KASUS)
 Buat PICO hasil pencarian
 Bandingkan PICO anda (KASUS KELOLAAN)

PICO ANDA (KASUS


PICO HASIL PENCARIAN
KELOLAAN)
P : klien dengan dx medis typhoid fever P : Demam tifoid atau yang dikenal
I : pemberian antibiotic clrolamphenicol dengan demam enterik merupakan
C:- penyakit infeksi Sistemik yang disebabkan
O : pencapaian target pengobatan px dengan oleh bakteri Salmonella enterica typhi
diagnose typhoid fever (S.typhy).
I : efektivitas pemberian antibiotic
C:
O: Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, jenis antibiotika yang paling
sering digunakan adalah jenis levofloxacin
dari golongan fluorokuinolon dengan
pemberian terbanyak secara intravena
selama 3-7 hari.

LANGKAH II: SEBERAPA BAIK PENELITIAN DILAKUKAN


 Rekrutmen
 Allocation or adjustmen
 Maintenance
 Measurement-blinded-objective

ASPEK
YANG
DINILAI ARTIKEL KRITIK
DARI
ARTIKEL
Rekrutmen
Jumlah populasi pada penelitian
Jumlah populasi pada penelitian ini ini sudah sesuai dimana jumlah
Populasi
adalah 95 orang. penderita laki-laki lebih banyak
dibandingakan perempuan.
Sampel penelitian ini adalah
Tehnik sampling yang digunakan
semua pasien yang didiagnosis
sudah sesuai yaitu total sampling
menderita typhoid dengan cara
yang merupakan salah satu teknik
mengambil seluruh sampel dari
non random yang jika jumlah
Sampel & catatan rekam medis seluruh
populasinya kurang dari 100
Sampling pasien dewasa yang dirawat di
maka seluruhnya dijadikan
RSUP Sanglah Denpasar periode
sampel dengan syarat sudah
1 April 2016- 31 Maret 2017
memenuhi criteria sesuai dengan
yang memenuhi kriteria inklusi
tujuan penelitan.
dan eksklusi.
Allocation Or Adjustmen
Jenis penelitian ini adalah Desain yang digunakan pada
observasional (non eksperimen) penelitian kali ini adalah
Acak dengan membandingkan jenis dan observasional, dimana peneliti
Sebanding durasi pemberian antibiotik pada ingin melihat dan
Matching pasien. membandingkan reaksi dari jenis
  dan durasi pemberian antibiotic.

Maintenance Apakah Status Sebanding Tetap Terjaga


Perlakukan Penatalaksanaan pada pasien Pada penelitian ini responden
Adequat typhoid adalah dengan diberikannya diberikan perlakuan pemberian
antibiotic dengan durasi dan jenis antibiotic dengan durasi yang
yang berbeda-beda. berbeda tergantung dari tingkat
keparahan pasien.
Measurement-blinded-objective
Dalam penelitian ini, durasi
pemberian antibiotika levofloxacin
diberikan paling banyak selama
3-7 hari. Sedangkan menurut
Permenkes lama pemberian terapi
antibiotika harus berdasarkan
pada data mikrobiologis, kondisi
pasien, dan data penunjang
Pengukuran lainnya. Durasi penggunaan
Objektif antibiotika untuk pasien demam
Tersamar tifoid di RSUP Sanglah Denpasar
Blind memang tidak sama untuk setiap
golongan antibiotika. Selain itu
terdapat juga durasi pemberian
antibiotika yang melebihi 14 hari.
Pemberian yang melebihi dari 14
hari tersebut mungkin disebabkan
karena adanya kesalahan dalam
durasi pemberian antibiotika
ataupun kesalahan dalam penulisan
pada rekam medis.

LANGKAH III: APA MAKNA HASIL PENELITIAN


HASIL DAN INTERPRETASI
 Pengukuran Outcome
Biner Biner

Kontinu
 Nilai P (Uji Hipotesis)  Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
antibiotic dengan jenis leflofaxacin adalah
jenis antibiotic yang sering digunakan
 Tingkat Kepercayaan (Estimasi) dibandingkan dengan yang lainnya dengan
rute pemberian secara intravena selama 3-7
hari.

KEPUTUSAN:
HASIL PENELITIAN :
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penderita demam tifoid pada dewasa
paling sering terjadi pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan, terbanyak
pada usia 18 sampai 34 tahun dan jenis antibiotika yang paling sering digunakan
adalah jenis levofloxacin dari golongan fluorokuinolon dengan pemberian terbanyak
secara intravena selama 3-7 hari.

TELAAH JURNAL

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEWASA


Judul DENGAN DEMAM TIFOID DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN
2016-2017
Peneliti Putu Resika Melarosa, Desak Ketut Ernawati, Agung Nova Mahendra
Tahun 2019
Jurnal E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.1
Demam tifoid atau yang dikenal dengan demam enterik merupakan
penyakit infeksi sistemik yang berpotensi fatal yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella enterica typhi (S.typhy). Pada daerah endemik, sekitar
Problem 90% dari demam enterik adalah demam tifoid. Indonesia memilki insiden
yang cukup tinggi dengan jumlah kasus yang terus meningkat.
Diperkirakan mortalitas
dari kasus demam tifoid di Indonesia antara 0,6% sampai 2%.
Pemberian antibiotika merupakan terapi utama untuk penanganan pasien
demam tifoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
Intervensi
penggunaan antibiotika pada dewasa dengan demam tifoid di RSUP
Sanglah Denpasar tahun 2016-2017.
Comparatio
n
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penderita demam tifoid pada
dewasa paling sering terjadi pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan
perempuan, terbanyak pada usia 18 sampai 34 tahun dan jenis
Outcome
antibiotika yang paling sering digunakan adalah jenis levofloxacin dari
golongan fluorokuinolon dengan pemberian terbanyak secara intravena
selama 3-7 hari.

Anda mungkin juga menyukai