Anda di halaman 1dari 22

TREND DAN ISSUE “WATER BIRTH”

SISTEM REPRODUKSI

Disusun oleh :

1. Monique Indah 201811001


2. Aisyia Muktisari 201811004
3. Anastasia Noverina S 201811006
4. Cicilia Eka 201811010
5. Fransisko Loi 201811026
6. Maria Rosaria Sarmento 201811041
7. Maria Silvia Hardanti 201811042
8. Noverina Anugerah Sekar 201811046
9. Nyta Yasinta Dewi 201811047
10.Putri Sakti Sersanda 201811049
11.Sintia 201811052
12.Yonas Go 201811064

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES ST. ELISABETH SEMARANG
TAHUN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Persalinan merupakan suatu proses yang normal yang dialami
wanita. Persalinan adalah suatu proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (aterm) tanpa disertai
adanya penyulit. Proses persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan terjadinya perubahan pada serviks (membuka dan menipis)
dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Pada proses
persalinan ini biasanya disertai dengan rasa nyeri persalinan yang hebat
dan perasaan cemas bagi si ibu.Namun saat ini sudah berkembang suatu
metode persalinan yang dapat mengurangi rasa nyeri persalinan,
memberikan rasa nyaman, dan meniadakan perasaan cemas bagi ibu.
Metode ini adalah persalinan dengan menggunakan media air hangat yang
dikenal dengan nama water birth.(2) Persalinan dilakukan di bak kamar
mandi atau air hangat. Jadi, melahirkan dalam lingkungan yang mirip
kondisi Rahim akan lebih baik bagi bayi dan mengurangi stress calon ibu.
Melahirkan di air juga berada dibawah pengawasan petugas medis. British
Medical Journal yakin 95% kelahiran di air aman namun tetap
mewaspadai kemungkinan bayi menelan air. Kasus seperti ini jarang
meski kemungkinannya ada. Bayi tidak akan menelan air karena bernapas
melalui tali pusar sampai tali pusarnya dipotong.Ia baru menghirup udara
setelah terekspos udara. (1)
Waterbirth adalah metode alternatif persalinan dengan
menggunakan air yang prinsispnya tidak jauh beda dengan prinsip
persalinan di tempat tidur. Air yang digunakan adalah air hangat dengan
suhu sesuai dengan air ketuban, sehingga akan memberikan kenyamanan,
dan menenangkan sehingga sangat bermanfaat selama proses persalinan
yang biasanya dirasa menakutkan. Pada dasarnya penggunaan air hangat
bertujuan untuk membuat nyaman dan rileks, hal ini dikarenakan air
hangat dapat memicu tubuh anda untuk melepas endorphin dalam
mengatur anda mengelola rasa sakit. Sedia air sebagai proses persalinan ini
memungkinkan calon ibu bergerak bebas, tubuh berfungsi baik untuk
mengeluarkan hormon yang membantu kontraksi lebih efektif dan juga
hormon lain yang membantu ibu mempercepat proses persalinan dan
mengurangi rasa nyeri. Beberapa keuntungan Waterbirth adalah nyeri
kontraksi berkurang, berkurangnya suntikan epidural, proses persalinan
lebih pendek dan berkurangnya penggunaan obat-obatan oksitosik untuk
meningkatkan kontraksi. Namun, penggunaan metode water birth juga
memiliki resiko terhadap bayi jika penanganan saat melahirkan tidak baik,
yaitu resiko bayi mengalami aspirasi karena menghirup air dan resiko
infeksi karena lingkungan yang tidak baik untuk proses persalinan.
Sebagai suatu metode dalam praktik kesehatan, metode water birth harus
mempunyai aspek legal dan aspek etik dalam penerapannya dan harus
dipatuhi oleh seluruh tenaga kesehatan.(2)
Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi
dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika
dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51
negara persemakmuran. Menurut WHO, 81% angka kematian ibu (AKI)
akibat komplikasi selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa post
partum. Negara dengan jumlah AKI terbesar menurut data WHO adalah
India, Nigeria, Pakistan, Republik Kongo dan Ethiopia, Tanzania,
Afganistan, Banglades, Angola, Cina dan Kenya, Indonesia dan Uganda.
Semua Negara tersebut menyumbang 67% dari seluruh kematian ibu di
dunia. Angka kematian ibu di Indonesia berdasarkan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2009 sebesar 307 per 100.000 kelahiran
hidup. Jika dibandingkan Negara tetangga maka AKI Indonesia masih
tergolong tinggi, seperti Singapura 6/100.000 kelahiran hidup, Brunei
Darusalam 0, Malaysia 39/100.000 kelahiran hidup, Thailand 44/100.000
kelahiran hidup dan Filipina 170/100.000 kelahiran hidup. Angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia paling besar di Kabupaten Timor Tengah
Selatan dan Timor Tengah Utara (NTT), Kabupaten Muna (Sulawesi
Tenggara), Kabupaten Pangkep dan Bone (Sulawesi Selatan), Kabupaten
Pegunungan Arfak dan Mamberamo (Papua) dan Kabupaten Kubu Raya
(Kalimantan Barat). AKI di Indonesia mencapai 359 per 100 ribu
kelahiran yang berarti dalam satu jam ada tiga hingga empat ibu di
Indonesia meninggal karena melahirkan. Sehari ada sekitar 72 hingga 96
kematian ibu melahirkan, sebulan ada 2.160 hingga 5.760 dan dalam
setahun ada sekitar 34.560 ibu meninggal karena melahirkan. Angka ini
naik sekitar 40 persen dari data 2007 yang sebesar 228 per 100 ribu
kelahiran.(2)
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa trend dan issue “Water Birth”
keperawatan maternitas 1
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian water birth
2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi
melakukan water birth
3. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat melakukan water birth
4. Mahasiswa mampu menjelaskan cara melakukan water birth
5. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan water birth dengan
persalinan normal

1.3 MANFAAT
Manfaat makalah ini yaitu dapat digunakan sebagai bahan pemahaman
atau pembelajaran mengenai persalinan dengan water birth.
BAB II
KONSEP TEORI

2.1 KONSEP TEORI


2.1.1 Pengertian Water Birth

Water birth merupakan proses melahirkan menggunakan media air yang


disesuaikan dengan ukuran suhu tubuh sekitar 370C

(Bahan ajar asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir, Nila trisna
yulianti,S.SIT,M.Keb, Karnilan lestari ningsi SAM,S.ST,M.Keb cendekia
publisher,Makasar Agustus 2019 halaman 3 https://books.google.co.id/books?
id=1UDODwAAQBAJ&pg=PA3&dq=pengertian+water+birth&hl=id&sa=X&ved=0ahU
KEwjtrYm9g4rpAhXOb30KHe0kAxkQ6AEIKDAA#v=onepage&q=pengertian
%20water%20birth&f=false)

2.1.2 Metode Persalinan Water Birth

Dalam pelaksanaannya, metode persalinan waterbirth ini terbagi 2, yaitu :


1. Water birth murni, dimana ibu masuk ke kolam persalinana setelah
mengalami pembukaan 6 sampai proses melahirkan terjadi.
2. Water birth emulsion, dimana ibu hanya berada di dalam kolam hingga
masa kontraksi akhir. Proses melahirkan tetap dilakukan di tempat tidur.
(Buku pintar ibu hamil, oleh tim naviri, penerbit PT. Elex media komputindo
kelompok gramedia, Jakarta, 2011 halama 84 https://books.google.co.id/books?
id=bwRGDwAAQBAJ&pg=PA83&dq=manfaat+water+birth&hl=id&sa=X&ved=0ahUK
EwiL97jsi4rpAhW5lEsFHdBVALkQ6wEINTAB#v=onepage&q=manfaat%20water
%20birth&f=false 9.41 )
2.1.3 Manfaat Persalinan Water Birth
1. Bagi ibu
a. Ibu akan merasa lebih rileks, kerena semua otot yang berkaitan dengan
proses persalinan menjadi elastis.
b. Metode water birth juga akan memudahkan proses mengejan, sehingga
rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan
c. Di dalam air, proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat
1. Bagi bayi
a. Menurunkan risiko cedera kepala bayi
b. Meskipun belum dilakukan penelitian secara mendalam, namun pakar
kesehatan meyakini bahwa lahir dengan metode ini memungkinkan IQ
bayi jadi lebih tinggi dibandingkan bayiyang lahir dengan metode lain
c. Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat
memerah setelah dilahirkan
(Buku pintar ibu hamil, oleh tim naviri, penerbit PT. Elex media
komputindo kelompok gramedia, Jakarta, 2011 halama 83
https://books.google.co.id/books?
id=bwRGDwAAQBAJ&pg=PA83&dq=manfaat+water+birth&hl=id&sa=X&ved=
0ahUKEwiL97jsi4rpAhW5lEsFHdBVALkQ6wEINTAB#v=onepage&q=manfaat
%20water%20birth&f=false 9.42 )
2.1.4 Risiko Water Birth
1. Bagi Maternal
a. Infeksi
Ada kritik yang menyebutkan bahwa water birth ini menyebabkan risiko
karena air yang digunakan tidak steril dan kotoran yang dikeluarkan ibu saat
ibu mengedan. Namun, suatu literatur menyebutkan bahwa infeksi yang bisa
mengenai ibu hanya infeksi yang ringan. Hal ini bisa dicegah dengan kontrol
dan pengawasan yang baik terhadap kebersihan kolam dan air yang
digunakan saat persalinan dengan water birth. Penyakit infeksi tertentu juga
akan mati segera ketika kontak dengan air hangat.
b. Pendarahan postpartum
Ada studi yang menyebutkan bahwa ada risiko terjadinya pendarahan
postpartum dengan waterbirth ini. Prevalensinya lebih sering terjadi pada ibu
yang primigravida. Dokter dan bidan juga mengatakan bahwa water birth ini
dapat mengurangi jumlah darah yang hilang. Hal ini disebabkan karena air
hangat yang mengelilingi ibu, dapat menurunkan tekanan darah pada ibu.
2. Bagi Neonatal
a. Infeksi
Risiko infeksi pada persalinan dengan metode water birth sangat jarang
terjadi tetapi harus tetap diperhitungkan. Beberapa laporan menunjukkan
bahwa water birth potensial menyebabkan infeksi terhadap bayi (neonatal).
Infeksi paling banyak disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa. Biasanya
bakteri ini terdapat pada keran air. Berdasarkan laporan, 6 infeksi karena
bakteri ini didapatkan pada swab telinga dan umbilikus bayi baru lahir
dengan metode water birth ini. -Aspirasi Air Terdapat berbagai kritik
mengenai water birth ini, dimana ada risiko masuknya air ke dalam
pernafasan bayi. Risiko ini dapat dihindari dengan mengangkat bayi sesegera
mungkin ke permukaan air. Namun, pengangkatan bayi yang terlalu cepat,
dapat menyebabkan tarikan cepat tali pusat yang melampaui panjang tali
pusat itu sendiri.
b. Hipoksia Iskemik Ensefalopati
Umumnya tali pusat terus menerus menyediakan darah yang
mengandung oksigen sambil bayi mengisi paru-parunya dengan udara untuk
pertama kalinya. Penundaan pengkleman dan pemotongan tali pusat sangat
bermanfaat bagi bayi. Apabila pemotongan terlalu cepat, dapat
menyebabkan risiko hipoksia. Ada beberapa laporan yang menyebutkan
bahwa bayi yang dilahirkan dengan water birth dapat menyebabkan hipoksia
iskemik ensefalopati. Dilaporkan hipoksia terjadi pada wanita yang
melahirkan selama 7 jam dalam kolam air.
c. Hiponatremia
Hiponatremia terjadi disebabkan karena bayi menghirup sejumlah air
yang berada pada kolam air. Air akan cepat diabsorpsi melewati paru-paru
dan dibawa menuju ke sirkulasi, dimana nanti akan menyebabkan dilusi
intravaskular dan kelebihan cairan. Beberapa ahli menyarankan, agar kolam
air tempat water birth ditambahkan garam agar suasana air menjadi isotonik,
sehingga dapat mencegah terjadinya dilusi dan hiponatremia.
2.1.5 Indikasi
1. Merupakan pilihan ibu
2. Ibu hamil dengan tidak ada faktor risiko dari medis dan obstetrik
3. Kehamilan normal ≥ 37 minggu
4. Ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina, saluran kencing, dan kulit
5. Kontraksi bagus dan reguler
6. Fetus tunggal dengan presentasi kepala
7. Body Mass Index kurang dari 35
8. Ketuban pecah spontan < 24 jam
9. Tidak ada pendarahan
10.Denyut jantung normal
11.persalinan spontan
12.tidak menggunakan obat penenang
2.1.6 Kontraindikasi
1. Absolut 14
a. persalinan pre-term
b. adanya pendarahan vagina yang banyak
c. adanya demam pada ibu atau suspek infeksi pada ibu
d. kondisi-kondisi yang memerlukan monitoring fetal heart rate
e. infeksi yang dapat ditularkan melalui darah dan kulit
f. menggunakan obat penenang atau epidural
g. denyut jantung abnormal
2. Kontroversi
1. Mekonium
Adanya mekonium harus dievaluasi dan merupakan salah satu alasan
untuk ibu meninggalkan kolam. Beberapa praktek dengan water birth, hanya
membatasi pada adanya mekonium yang banyak.
2. HIV, Hepatitis A, B
Beberapa bukti menunjukkan bahwa virus HIV rentan terhadap air
hangat dan tidak dapat hidup di lingkungan itu. Pembersihan semua
peralatan dengan tepat setelah kelahiran perlu dilaksanakan. Sedangkan
untuk hepatitis masih belum ada sumber yang dapat dijadikan sebagai acuan.
3. Kelahiran sungsang dan multipel
Menurut penelitian di Surrey H.Hospital di Ostend, Belgia, menyatakan
bahwa kelahiran sungsang dapat menjadi indikasi dilakukannya persalinan
dengan water birth. Pengalaman mereka adalah dengan berkurangnya gaya
gravitasi dalam air dan adanya daya mengapung, dapat menciptakan
lingkungan yang baik untuk kelahiran sungsang.
4. Induksi atau augmentasi
Saat ini banyak praktek rumah sakit yang dalam menangani proses
persalinan menggunakan Misoprostol atau Pitocin. Beberapa bahkan
menggunakan infus Pitocin untuk melahirkan dalam air, selama denyut
jantung janin dapat dimonitor secara terus-menerus.
5. Suhu air pada saat persalinan
Beberapa praktek waterbirth melarang ibu untuk mulai berendam
dalam air bila suhu air lebih rendah dibanding suhu tubuh, karena nantinya
bayi akan dapat menghirup air karena terjadi perbedaan suhu. Ada penelitian
yang menyebutkan bahwa air dengan suhu lebih rendah dibanding dengan
suhu tubuh dapat meningkatkan aktivitas dari otot-otot bayi.
6. Melahirkan plasenta dalam air
Hal-hal yang dapat menyusahkan adalah ketidakmampuan dalam
menilai kehilangan darah. Saat ini, melahirkan plasenta dikatakan aman dan
untuk kehilangan darah dapat diperkirakan dengan evaluasi warna dan
penentuan di mana pendarahan tersebut terjadi. Pemotongan dan
pengkleman tali pusat dianjurkan untuk tidak dilakukan dalam air.
2.1.7 Peralatan Persalinan Water Birth
Beberapa alat yang biasa digunakan dalam membantu persalinan
dengan menggunakan metode waterbirth, diantaranya kolam air
(permanen atau portable), termometer air, termometer badan (pengukur
suhu tubuh ibu), pakaian kerja (apron) yang lengkap beserta sarung
tangan, jaring untuk mengangkat kotoran, shower air hangat dan water
heater, instrumen partus set, bantal, handuk dan selimut, peralatan
resusitasi bayi, Doppler anti air, dan cermin.
2.1.8 Prosedur Persalinan Water Birth
Kolam yang akan digunakan dalam proses persalinan water birth
harus disterilisasi lebih dulu dengan menggunakan desinfektan. Tujuan
dari proses sterilisasi kolam ini adalah supaya kolam menjadi bebas
kuman. Kolam yang sudah disterilisasikan dan dianggap bersih
kemudian diisi dengan air. Air tersebut harus disesuaikan dengan suhu
tubuh ibu yang akan melahirkan, yaitu sekitar 34-36 derajat celcius. Hal
ini menjadi penting karena untuk mencegah termperature shock saat
bayi keluar dari rahim. Sterilitas air juga harus di perhatikan agar tidak
menyebabkan infeksi pada ibu maupun bayi yang dilahirkan.
Ibu yang akan melahirkan dengan water birth diperbolehkan masuk
ke dalam kolam setelah jalan lahir membuka 5-6 cm. Tujuannya adalah
untuk menghindari agar ibu tidak terlalu lama berada dalam air, agar
kulit vagina menjadi tipis dan lebih elastis sehingga akan lebih mudah
untuk meregang saat kepala bayi keluar melewati vagina.
Pada persalinan dalam air ini, suami juga memiliki peran penting
yaitu melakukan pemijatan untuk memberikan rasa nyaman pada ibu
saat persalinan dilakukan didalam kolam. Persalinan dengan metode
water birth ini berlangsung kurang lebih 1-2 jam setelah bukaan ke-6
dimana pada persalinan biasa membutuhkan waktu hingga 8 jam.
Kemudian setelah bayi lahir segera angkat bayi ke permukaan air
untuk dilakukan IMD. Kebanyakan ibu merasa khawatir bayi mereka
akan terdesak, tetapi sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi karena
pada saat bayi sudah berada diluar, bayi tersebut masih bernafas melalui
ari-ari dan tali pusat yang masih tersambung ke perut ibu, sehingga
tidak akan menjadi masalah.
2.1.9 Kriteria dalam Meninggalkan Kolam Air
1. Saat Persalinan Kala I
Adanya tanda-tanda potensial dari kondisi bayi yang
membahayakan, keadaan ibu yang membahayakan (distress), permintaan
ibu terhadap obat analgesik, atas permintaan ibu sendiri, apabila kontraksi
berkurang atau kontraksi menjadi tidak efektif (ibu bisa kembali ke dalam
kolam air apabila kontraksi kembali efektif), progres dari persalinan yang
melambat walaupun kontraksi adekuat.
2. Saat Persalinan Kala II
Kurangnya pengalaman dari penolong persalinan, adanya tanda-tanda
potensial dari kondisi bayi yang membahayakan, keadaan ibu yang
membahayakan seperti pyrexia, tachycardia, atas permintaan ibu sendiri,
apabila kontraksi berkurang dan kontraksi menjadi tidak efektif, progres
dari persalinan yang melambat pada kala II persalinan, apabila diperlukan
pertolongan dalam melahirkan kepala atau bahu
2.1.10 Pro dan Kontra Water birth
1. Manfaat Water birth bagi ibu dan bayi
Air membantu menurunkan tekanan darah ibu sehingga kecemasan
ibu berkurang. Air juga menurunkan kadar hormon yang berhubungan
dengan stres, sehingga tubuh ibu memproduksi endorfin yang dapat
mengurangi rasa sakit.
Water birth juga dapat mengurangi risiko robeknya vagina ibu
karena air dapat membuat lapisan perineum lebih elastis. Untuk bayi,
water birth memberikan lingkungan yang mirip dengan cairan ketuban
sehingga bayi merasa lebih nyaman.
2. Water birth memudahkan tahap pertama persalinan
Menggunakan metode water birth selama tahap pertama kehamilan
(di mana serviks (leher rahim) melebar dan Anda merasakan kontraksi
yang sering), dapat membantu dalam mengurangi rasa sakit, Anda juga
tidak perlu dianestesi, serta dapat mempercepat proses persalinan.
Air yang hangat dalam kolam dapat membantu tubuh Anda lebih
rileks dan tenang, serta Anda lebih bisa mengontrol perasaan Anda. Hal ini
bisa membantu Anda menyimpan energi yang banyak diperlukan saat
proses melahirkan. Anda juga lebih bisa bergerak bebas di air daripada di
tempat tidur.
3. Water birth belum tentu aman bagi bayi pada tahap kedua persalinan
Tahap kedua persalinan adalah di mana serviks sudah benar-benar
melebar dan terbuka sehingga siap menjadi jalan keluar bayi saat
persalinan. Dokter masih belum memutuskan bagaimana cara yang aman
untuk mengeluarkan bayi pada tahap kedua ini.
4. Risiko water birth bagi bayi dan ibu
Bayi yang mengalami stres saat proses persalinan di air
menyebabkan bayi bernapas di dalam air. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya komplikasi yang serius pada pernapasan bayi, seperti aspirasi
mekonium, walaupun kasus ini jarang terjadi. Aspirasi mekonium terjadi
ketika bayi menghirup mekonium (tinja pertama bayi) yang ada pada
cairan ketuban saat proses persalinan sehingga menyebabkan masalah
pada pernapasan bayi. Water birth juga dapat mengakibatkan tali pusar
rusak saat bayi diangkat ke permukaan air.
Hal ini dapat dicegah dengan mengangkat bayi secara hati-hati ke
dada ibu. Selain itu, water birth dapat menyebabkan bayi mengalami
kejang atau tidak bisa bernapas, serta menyebabkan suhu tubuh bayi
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ibu dan bayi juga dapat terkena infeksi.
Untuk mencegah risiko masalah pernapasan pada bayi saat persalinan di
air sebaiknya ibu tetap menjaga tubuhnya dan kepala bayinya di dalam air
ketika kepala bayi sudah mulai keluar. Hal ini dilakukan agar refleks napas
bayi tidak dimulai terlalu cepat. Tetap rileks sampai terjadi kontraksi
berikutnya yang mendorong bayi lahir. Bayi tidak akan bernapas sampai ia
terkena udara karena masih mendapatkan oksigen dari tali pusar yang
melekat di plasenta ibu.
5. Air hangat yang digunakan harus higienis
Untuk menjamin air yang digunakan selalu steril misalnya, water birth
mengharuskan adanya bak atau kolam khusus yang dilengkap ifilter.
Tanpa ada perlengkapan semacam itu, maka risiko infeksi akan lebih
tinggi karena kontaminasi yang terjadi selama proses persalinan. Selain
itu, bayi hyga berisiko mengalami temperature shock jika suhu air tidak
sama dengan suhu si ibu saat melahirkan yaitu 37 derajat celcius.
6. Tidak semua ibu hamil dapat menjalani water birth
Melahirkan di dalam air mempunyai risiko tersendiri bagi ibu dan janin.
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko dari persalinan water birth, ibu
hamil harus dalam kondisi prima yang mendukungnya untuk menjalani
water birth.
2.1.11 Hal hal yang perlu diperhatikan pada persalinan water birth
1. Umur kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Mempunyai komplikasi kehamilan, seperti pre-eklampsia, diabetes
gestasional, dan hipertensi gestasional
3. Hamil bayi kembar atau lebih
4. Melahirkan sebelum waktunya atau lahir prematur, karena bayi perlu
perawatan khusus jika lahir prematur
5. Ukuran bayi sangat besar
6. Pernah memiliki riwayat operasi caesar atau kesulitan saat melahirkan
sebelumnya
7. Bayi dalam posisi sungsang sehingga perlu dilakukan operasi caesar
8. Mempunyai infeksi
BAB III
PEMBAHASAN ISSUE
3.1 ARTIKEL
3.1.1 Artikel 1

Bayi Meninggal Setelah Lahir,


Dokter Kandungan Dilaporkan ke
Polisi
Sabtu, 12 Okt 2013 09:25 WIB
Jakarta - Ny Martini Nazif (35) melaporkan seorang dokter spesialis
kandungan berinisial TOS, SpOG ke Sentra Pelayanan Kepolisian
Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya. TOS diduga lalai menangani proses
kelahiran bayi pertama Ny Martini sehingga akhirnya meninggal.

Martini mengatakan, putri pertamanya yang diberi nama Mayumi Rose


Dees itu meninggal setelah melalui proses persalinan secara waterbirth di
RS A yang terletak di kawasan Jakarta Selatan.

"Dokter TOS yang menangani klien sejak pertama. Sebelum akhirnya


melahirkan di RS A, saya memeriksakan kandungan ke dr TOS di RS
SM," kata Taufik Basari, pengacara Martini, di Polda Metro Jaya, Jakarta,
Jumat (11/10/2013).
Di RS SM, Martini mengkonsultasikan kehamilannya itu sebanyak 9 kali
dan ditangani dr TOS, SpOG. Selama konsultasi ini, Martini mengetahui
kandungannya baik dan normal dan tidak ada masalah pada
kandungannya.

"Dan selama konsultasi ini, klien kami menuruti segala anjurann dokter
TOS," katanya.

Pada masa konsultasi itu juga, Martini disarankan oleh dr TOS untuk
melakukan persalinan secara water birth. Saat itu Martini menolak dan
memilih proses persalinan secara caesar karena takut darah dan tidak
kuat mengejan bila harus bersalin secara water birth.

"Tetapi dokternya bersikukuh kalau klien kami harus melahirkan secara


normal secara water birth dengan alasan berat badan bayi kecil yakni 2,9
Kg. Karena klien kami penurut, akhirnya dia menuruti anjuran dokternya,"
katanya.

Hingga menjelang masa persalinan, sekitar tanggal 22 Oktober 2011,


Martini bermaksud melakukan persalinan di RS SM. Namun, dengan
alasan tidak jelas, dr TOS merekomendasikannya untuk melakukan
persalinan di RS A atau RS MMC.

"Alasannya karena ada masalah. Tetapi tidak diberitahu masalah apa.


Akhirnya saya pilih di RS A karena lebih dekat dengan rumah," ujar
Martini.

Selanjutnya, pada tanggal 5 November 2011, Martini masuk ke RS Asri


untuk melakukan persalinan secara water birth. Selama observasi
menggunakan CTG dan doppler, Martini diberikan induksi untuk
merangsang kontraksi.

"Saya diberikan induksi selama 8 kali. Padahal menurut aturan, maksimal


induksi itu 3 kali," kata Martini.

Selama induksi itu pun, Martini baru mengalami pembukaan ke 3 pada


tanggal 8 Oktober 2011. Martini kemudian dimasukan ke kolam dan saat
itu masih diberikan induksi sehingga mengalami rasa sakit yang teramat
sangat.

"Saat itu dokternya belum datang ke rumah sakit. Pembukaan baru penuh
ketika pukul 09.30 WIB, tetapi dokternya belum juga datang dan tidak
bisa dihubungi sama sekali. Sampai dokter datang itu, saya 5 jam di
dalam kolam sampai tangan saya keriput," kata dia.

Saat di dalam kolam, Martini hanya didampingi 1 orang perawat yang


menjaga secara bergantian. Pada waktu bersamanaan, di ruang bersalin
juga ada pasien lain yang juga melahirkan secara water birth dan hanya
dipisahkan connecting door.

"Tirai dan pintu seharusnya ditutup, namun justru dibuka semuanya,"


imbuhnya.

Selama persalinan, kata dia, ruang bersalin tidak steril karena banyak
perawat yang mondar-mandir masuk ke ruangan, bahkan ada tukang
selang dan laki-laki yang mencoba untuk mengambil alat dan air untuk
kolam sebelah.
"Suami saya bahkan disuruh perawat untuk menghidupkan alat vakum
airnya," tambahnya/

Menurutnya, dr TOS tidak fokus menanganinya dan lebih mendahulukan


pasien lain. Selama menangani Martini, dr TOS juga sibuk memainkan
BlackBerry miliknya.

"Akhirnya bayi saya lahir pukul 14.15, namun tidak menangis dan
bernafas. Kemudian bayi saya ditaruh di dada saya," katanya.

Dokter TOS kemudian segera membawa bayi Martini ke rusang


pemeriksaan. Dan suami Martini, Mikes Wardana (28) yang mengikuti
dokter tersbeut, melihat sang dokter memberikan nafas buatan dengan
memasukkan beberapa selang kecil melalui hidung bayi selama berulang
kali.

"Mereka juga memeriksa jantung bayi. Lalu dokter anestesi yang baru
datang dan meminta seorang perawat senior berkacamata memasangkan
infus. Perawat kesulitan pasang infus I tangan dan kaki bayi, sehingga
dipasang di tali pusat," katanua.

Pukul 14.40 WIB dokter anak datang dan memberikan beberapa macam
obat ke dalam rubuh bayi. Selama proses itu, bayi masih diberikan nafas
buatan dan pompa jantung.

"Kemudian tidak berapa lama kemudian pertolongan dihentikan dan bayi


saya dinyatakan meninggal. dr TOS mengatakan bahwa bayi saya
meninggal karena ada kelainan," katanya.

Setelah kematian bayi, pihak Martini meminta tanggung jawab pihak


rumah sakit dan dokter yang menangani persalinan. Mereka juga
meminta penjelasan rekam medis bayi pada pihak rumah sakit dan
dokter.

"Tetapi tidak diberikan," kata dia.

Martini kemudian mengadukan hal ini ke MKDKI. Hasil sidang MKDKI


menyatakan bahwa dr TOS lalai dalam menangani persalinan. "Menurut
MKDKI, kesalahan dr TOS karena menginduksi saya sebanyak 8 kali,
padahal maksimal 3 kali," tukasnya.

Martini pun mengadukan dr TOS ke jalur hukum. Dalam laporan resmo


bernomor TBL/3585/X/2013/PMJ/Ditreskrimum, dr TOS diadukan dengan
dugaan Pasal 357 KUHP dan atau Pasal 79 huruf C UU RI No 29 Tahun
2004 tentang undang-undang praktek kedokteran.
(https://news.detik.com/berita/d-2385154/bayi-meninggal-setelah-lahir-dokter-
kandungan-dilaporkan-ke-polisi)

3.1.2 Artikel 2

Andien Ungkap Detik-Detik


Mendebarkan Saat Persalinan
15 Januari 2017, 15:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kini Andien sudah resmi menjadi seorang ibu dari


putra kecilnya yang bernama Anaku Askara Biru. Ya, setelah mengandung
selama sembilan bulan, Andien akhirnya melahirkan pada 7 Januari 2017
melalui persalinan normal lewat metode water birth di kediamannya.

Melalui Instagram, Andien pun menceritakan detik-detik mendebarkan


saat menghadapi proses persalinan. Sang suami, Ippe, dengan setia
mendampingi saat penyanyi berusia 31 tahun itu mulai mengalami
kontraksi.

"Kilas balik ke Sabtu minggu lalu. Pagi sekitar pukul 8.00 saya
merasakan kontraksi hebat. Untuk itu, saya minta suami saya menemani
berjalan-jalan sembari earthing di luar rumah. Ketika merasa sudah tak
mampu berjalan, akhirnya saya menghubungi bidan untuk datang ke
rumah saat itu juga," tulis Andien, Minggu (15/1/2017).
Ia juga menyertakan foto saat tengah berjuang melahirkan sang anak, yang
dibantu oleh pelukan hangat sang suami. Proses pembukaan yang dilalui
Andien pun terbilang sangat cepat dari yang ia prediksi.

"Sekitar pukul 11.00 bidan datang, sejam kemudian dicek ternyata belum
ada pembukaan. Kontraksi datang semakin hebat, hingga akhirnya pukul
14.00 dicek kembali ternyata sudah pembukaan 1 menjelang 2. Tak
disangka, pembukaan demi pembukaan berjalan lebih cepat dari yang
saya kira," ia melanjutkan.

Karena pembukaan yang cepat itulah, suami sempat tergesa-gesa


mempersiapkan segala sesuatunya. Termasuk menyiapkan air hangat
dalam jumlah banyak. Dan, beberapa hal yang tidak terduga pun sempat
terjadi.

"Ketika pembukaan 8 akhirnya saya masuk ke birthing pool yang sudah


disediakan oleh suami saya secara buru-buru. Walaupun kami sudah
melakukan "gladi bersih" berdua beberapa hari sebelumnya, nyatanya
hari itu semuanya benar-benar terjadi sangatlah cepat."

Ia menceritakan bahwa sang suami langsung membeli 15 galon air galon


dan buru-buru merebusnya. "Dan karena waktu tidak nututin, akhirnya
harus minta tolong bantuan ngerebus air ke tetangga," tutur Andien masih
dalam unggahan yang sama.

Bayi tampan Andien dan suami pun akhirnya lahir ke dunia, dalam


keadaan sehat dan selamat, "Anyway, akhirnya @cyclonesia pun masuk ke
dalam kolam. Sungguh pengalaman kontraksi yang indah. Pelukan suami
saya membuat saya merasa tenang dan dicintai. Kurang lebih 30 menit
kemudian, suami saya menangkap sendiri buah hatinya, Baby Kawa,
keluar dari perut saya."
Pengalaman ini tentu sangat membekas dan membangkitkan sisi emosional
dari seorang Andien sebagai seorang ibu. "Proses dari pembukaan 1
hingga lahir memakan waktu 3 jam kurang (and feels like it was the
longest 3 hours of my life). Bahagia. Haru. Semua jadi satu. That was a
life changing experience," ungkapnya.

"Anaku Askara Biru, terlahir atas permintaannya dengan caranya sendiri.


Hari itu.. Dia menginginkan hanya saya, suami saya, dan dirinya.
Dibantu dengan bidan-bidan tercinta 🙏🏻 #waterbirth #andienippestory
#BELAHANJANTUNGKU," Andien mengakhiri.

(https://www.liputan6.com/showbiz/read/2827813/andien-ungkap-detik-
detik-mendebarkan-saat-persalinan#)

3.2 ANALISA

3.2.1 Artikel 1

1. Analisa artikel 1

Menurut kelompok kami dari artikel 1, dalam melakukan Water Birth


harus memperhatikan prosedur yang sesuai dengan standart dan juga
menggunakan peralatan yang lengkap. Dalam kasus tersebut tirai dan pintu
yang seharusnya tertutup dan ruangan yang steril, namun berbeda dengan
kenyataannya, banyaknya perawat yang mondar-mandir sera adanya tukang
selang laki-laki yang mencoba untuk mengambil alat dan air untuk kolam
sebelah. Dalam kasus juga terdapat petugas medis (dokter) terlihat tidak
bertanggung jawab, karena pada saat itu dokter ternyata menangani 2 proses
persalinan yang sama walaupun masih dalam 1 lingkungan rumah sakit serta
dokter tidak focus kepada pasien, dokter tersebut malah asik memainkan
ponselnya, seharusnya dokter fokus pada satu pasien, dan pasien ditunggu
untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi. Apalagi ini adalah Water
Birth suatu metode melahirkan yang harus benar-benar diperhatikan dan
juga membutuhkan keterampilan yang baik untuk bisa melakukan tindakan.
Dalam kasus ini juda dapat dilihat, seharusnya pasien lebih di sarankan
untuk operasi sesar dilihat dari proses pembukaan pasien yang lama, dokter
sampai melakukan 8 kali injeksi induksi yang dapat menyebabkan kelelahan
pada ibu melahirkan karena kontraksi yang dipicu untuk pembukaan terus-
menerus. Faktor psikologis ibu sebenarnya sudah tidak siap, ibu takut untuk
melahirkan normal, tapi karena dibujuk oleh dokter, ibu pun menjadi mau.
Padahal salah satu syarat untuk melakukan persalinan Water Birth yaitu
proses kelahiran dikehendaki melalui jalan normal. Sebaiknya sebelum
melakukan persalinan Water Birth ibu perlu diedukasi untuk persalinan
normal agar si ibu siap dalam proses melahirkan normal, selain itu faktor
eksternal yang penting untuk melakukan Water Birth adalah petugas
kesehatan dan tersediannya alat medis yang memadahi.
2. Kelemahan artikel 1
Tidak dijelaskan tentang prosedur dan alat yang digunakan dalam
persalinan water birth ini, sehingga pembaca artikel kurang memahami
prosedur dan alat apa saja yang dipergunakan untuk persalinan water birth.
3. Kelebihan artikel 1
Dalam artikel saat pasien menjabarkan ceritanya penulis artikel
sudah membuat seakan-akan pasien juga bercerita tentang pengalamannya
dalam artikel tersebut
3.2.2 Artikel 2
1. Analisa
Pada artikel kedua ini berbeda dengan kasus yang pertama dimana
water birth yang dilakukan oleh Andien berhasil. Dari artikel di atas
tampak bahwa Andien sudah mempersiapkan persalinan menggunakan
teknik water birth. Tenaga medis yang menanganinya pun sudah
berpengalaman serta alat yang akan digunakan juga sudah disediakan,
persalinan Andien pun dilakukan dirumahnya. Tenaga medis yang
membantu proses persalinan Andien pun sudah terlatih dan memenuhi
prosedur dari persalinan water birth itu sendiri.
2. Kekurangan artikel 2
Prosedur persalinan water birth tidak dijelakan secara rinci hanya
dijelaskan dari cerita Andien tersebut.
3. Kelebihan Artikel 2
Disertakan juga foto proses persalinan Andien yang ditemani oleh
suami dan ada juga foto Andien, suami dan sang putra yang berada
didadanya setelah melakukan proses persalinan water birth. Foto tersebut
dikutip dari social media Andien

Daftar pustaka

1.https://books.google.co.id/books?
id=C7XOJHPl1_MC&dq=melahirkan+di+air&source=gbs_navlinks_s
Sinsin,L.2008.Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan
Persalinan.Jakarta:Gramedia (diakses pada tanggal 25 April 2020, jam
15.40)

2. https://id.scribd.com/doc/257532488/Trend-Issue-Water-Birth-Fix
Sulastri. 2017. Water Birth: Praktek Medis Dan Pandangan Islam. Jakarta
(diakses pada Sabtu, 25 April 2020, jam 16.00)

1. PERSALINAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE WATER BIRTH I Nyoman


Satria Pratama, I Nyoman Gede Budiana Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar 5818-1-9347-1-10-20130708.pdf

2. Mulya ,Nadia. 2011. The Pregnancy Hand Book.


https://books.google.co.id/books?
id=FLb1B_Z_WtcC&pg=PA199&dq=APA+itu+WATER+BIRTH&hl=en
&sa=X&ved=0ahUKEwiomP7JxNPSAhXLT7wKHQ4sC6AQ6AEIPTAE
#v=onepage&q=APA%20itu%20WATER%20BIRTH&f=false. 13Maret
2017 ( 20:04)

Anda mungkin juga menyukai