Disusun oleh
Kelompok 10:
1. Corrina Jessie (201811012)
2. Deyana Paramitha (201811015)
3. Dwi Saputri (201811019)
4. Galuh Putri Pamungkas (201811027)
5. Johanita Ela Cornalia (201811030)
6. Lumintan Efriyanti (201811036)
7. Maria Magdalena Sincan (201811039)
8. Maria Renata Dida K (201811040)
9. Matilda Katarina tu (201811043)
10. Putri Sakti Sersanda (201811049)
11. Rosa Kisda Pintaria (201811051)
12. Skolastika Theodora S (201811053)
13. Tania Dwi Nugraheni (201811055)
14. Teresia Anggita P.A.T (201821026)
15. Yunita Atanasia I Nio (201811066)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem urinaria tersusun atas ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretra.
Sistem urinaria berfungsi membantu terciptanya homeostasis dan pengeluaran
sisa-sisa metabolisme, hal ini dilakukan dengan cara mengekskresikan zat-zat
yang tidak diperlukan melalui proses filtrasi glomerulus, reabsorbsi dan
sekresi tubulus. Ginjal selain berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan
menghasilkan hormon seperti renin-angiostensin, erythropoetin, dan
mengubah provitamin D menjadi bentuk aktif vitamin D.1
Sindrome nefrotik akut adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma yang
menimbulkan proteimuria, hipoalbuminemia, hyperlipidemia, dan edema.
Hilangnya protein menyebabkan penurunan tekanan osmotik plasma dan
peningkatan tekanan hidrostatik yang menyebabkan terjadinya akumulasi
cairan dalam rongga interstitial dan rongga abdomen. Penurunan volume
cairan vaskuler menstimulasi sistem renin-angiotensin yang mengakibatkan
disekresikannya hormon antidiuretik (ADH) dan aldosterone. Reabsorbsi
tubular terhadap natrium dan air mengalami peningkatan dan akhirnya
menambah volume intravaskuler. 2
Sindrom Nefrotik pada anak sebagian besar (80-90%) mempunyai
gambaran patologi anatomi berupa kelainan minimal (SNKM). Pada
pengobatan dengan kortikosteroid inisial, sebagian besar SKNM (94%)
mengalami remisi total (responsif). Prognosis jangka panjang SNKM selama
pengamatan 20 tahun menunjukkan hanya 4-5% menjadi gagal ginjal terminal
dan sebagian besar lainnya disertai penurunan fungsi ginjal. Sindrom nefrotik
merupakan sindrom patologi berbagai factor yang merubah permeabilitas
glomerulus. Penyebab-penyebab sindrom nefrotik dapat digolongkan menjadi
jenis primer dan sekunder. Gejalanya dapat menjadi akut pada anak yang
tidak berespon terhadap pengobatan. Kejadian sindom nefrotik akut pada anak
di Amerika Serikat dan Inggris adalah 2-7 kasus per 100.000 anak per tahun,
dengan prevalensi berkisar 12-16 kasus per 100.000 anak. Di Negara
berkembang kejadiannya lebih tinggi. Di Indonesia dilaporkan 6 kasus per
100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14 tahun. Perbandingan anak
laki-laki dan perempuan 2:1.3
Sebagai seorang perawat kita harus mempelajari SNA (Sindrom Nefrotik
Akut) mengingat masih banyaknya kasus pada penyakit ini dan sebagai
perawat tidak menutup kemungkinan akan mneghadapi masalah penyakit
tersebut, jadi sebagai perawat perlu melakukan perawatan secara
komprehensif dan dapat menentukan masalah dan diagnosa keperewataan
bagi pasien.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk membahas mengenai asuhan
keperawatan pada pasien dengan Sindrom Nefrotik Akut mulai dari
pengkajian hingga intervensi dan pathway untuk mengerti alurnya jalan suatu
penyakit Sindrom Nefrotik Akut.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu menganalisa asuhan keperawatan pada
gangguan system tubuh anak khususnya sindrom nefrotik akut
2. Mahasiswa mampu menganalisis kasus dari aspek etik dan
legalitas system tubuh anak khususnya sindrom nefrotik akut
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan etiologi dari sindrom nefrotik
akut
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan gejala terjadinya sindrom
nefrotik akut
3. Mahasiswa mampu mendeskripsikan penatalaksanaan dari sindrom
nefrotik akut
4. Mahasiswa mampu mendeskripsikan perjalanan terjadinya sindrom
nefrotik akut
C. Manfaat
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Dapat memberikan sumbangan ilmiah kepada dunia kesehatan
khususnya ilmu keperawatan, mengenai asuhan keperawatan pasien
Sindrom Nefrotik Akut.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai
Sindrom Nefrotik Akut tentang tanda dan gejala timbulnya penyakit
tersebut.
3. Bagi Institusi
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi di institusi
BAB II
MIND MAPPING
A. Pathway
BAB III
A. Pengkajian
Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dibawa oleh ibunya ke poli anak
karena anak mengalami bengkak di seluruh bagian mata, tangan dan kakinya.
Hasil pemeriksaan fisik: terdapat edema pada palpebra, tungkai bawah (pitting
edema +2) dan edema skrotum, frekuensi nadi 96x/ menit, suhu 37,5 0C.
pemeriksaan laboratorium ditemukan protein urea, pemeriksaan laboratorium
darah ditemukan hiperkolestrolemia dan hipoproteinemia.
1. Identitas
a. Nama Anak : Galuh Nugroho Dwi Saputra Tu
b. Alamat : Jl. Tegalsari 10, Semarang
c. Nomor telepon : 081901001778
d. Tempat/tanggal lahir : Semarang, 10 Januari 2009
e. Suku : Jawa
f. Jenis kelamin : Laki-laki
g. Agama : Islam
h. Tanggal wawancara : 5 Maret 2020
i. Pemberi informasi : Orang tua (ibu)
j. Penanggung jawab : Ny. S (Orang tua)
k. Diagnose medis : SNA
l. Pengasuh utama : Ny. S (Orang tua)
Catatan:
a. Informasi tambahan yang tepat untuk remaja yang lebih besar dapat
mencangkup pekerjaan, alamat sementara dan alamat tepat.
b. Pemberi informasi mencangkup orang tua dan anak serta orang lain yang
mungkin menjadi pengasuh utama, seperti kakek/nenek.
c. Kelahiran
a) Berat badan/panjang badan : 2,5 kg/ 38 cm
b) Waktu peningkatan berat badan lahir : 1 bulan
c) Kondisi kesehatan : Sehat
d) Skor apgar :9
Appearance (Warna kulit) :2 Seluruh tubuh kemerah-merahan
Pulsa Rate (Frekuensi nadi) : 2 >100
Grimace (Reaksi rangsang) :1 Sedikit gerakan mimik
Activity (Tonus otot) :2 Gerakan aktif
Respiration (Pernafasan) :2 baik/menangis
e) Anormali comenital : ada /tidak ada
f) Lama perawatan : 3 hari
Catatan:
Bila masalah kelahiran dilaporkan, tanyakan tentang tindakan, seperti
penggunaan oksigen, fototerapi, pembedahan, dan sebagainya, serta
respon emosi orang tua pada kejadian.
e. Alergi
1) Hay fever, asma atau cidera : ibu mengatakan anak tidak memiliki
hay fever asma atau cidera
2) Reaksi tak umum pada makan, obat, binatang, tanaman atau produk
rumahtangga : Ibu mengatakan anak tidak memiliki alergi
Catatan :
Minta orang tua untuk menggambarkan tipe reaksi alergi dan
keparahannya.
Catat sensivitas yang parah terhadap telur, mungkin merupakan
kontraindikasi untuk menerima imunisasi tertentu.
f. Obat-obatan
1) Nama :-
2) Dosis :-
3) Jadwal :-
4) Durasi :-
5) Alasan pemberian :-
Catatan :
Kaji pengetahuan orang tua terhadap dosis obat umum yang benar, seperti
asetaminofen.Catat penggunaan yang kurang atau berlebihan.
g. Imunisasi
Ibu mengatakan bahwa anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap
h. Pertumbuhan dan perkembangan
1) Berat badan lahir : 2,5 kg
2) Berat badan 6 bulan : 6 kg
3) Berat badan 1 tahun : 10 kg
4) Berat badan sekarang : 29 kg (>2 SD)
Obesitas >2 SD diukur dengan Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U) Anak Umur 5-18 tahun
5) Gigi geligi : 20
6) Usia control kepala : 1 bulan
7) Usia duduk tanpa dukungan : 7 bulan
8) Usia berjalan : 12 bulan
9) Usia mampu mengeluarkan kata-kata sendiri : 18 bulan
10) Interaksi dengan teman sebaya : 2 tahun
11) Interaksi dengan orang dewasa : 3 tahun
12) Aktivitas bermain : 18 bulan
13) Partisipasi dalam aktivitas organisasi,
seperti olahraga, kepramukaan
dan sebagainya. : 9 tahun
i. Kebiasaan
1) Pola perilaku
a) Mennggigit kuku : ya/tidak
b) Menghisap ibu jari : ya/tidak
c) Pika : ya/tidak
d) Ritual seperti “selimut pengaman”: tidak
e) Gerakan tidak umum (membenturkan kepala, memanjat) : tidak
f) Tempertantrum : ya/tidak
2) Aktivitas kehidupan sehari-hari
a) Jam tidur malam : 21:00 WIB
Jam bangun : 05:00-06:00 WIB
b) Durasi tidur malam : 8-9 Jam
Durasi tidur siang : 1 Jam
c) Usia toilett traning : 2 tahun
d) Pola defekasi : 1x setiap pagi hari
Pola berkemih : 5x perhari
e) Kejadian enuresis : pernah /tidak
f) Tipe latihan : olahraga
3) Respon terhadap frustrasi : Menangis dan marah
h. Eliminasi Urin :
frekuensi warna Bau keluhan
Sebelum 6-7x sehari Kuning Khas -
sakit jernih
Sesudah 4x sehari Kuning Menyengat -
sakit gelap
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium ditemukan protenuria, hiperkolestrolemia dan
hipoproteinemia
b. Tanggal dan jam pemeriksaan diagnostik : 5 Maret 2020/ 10:00 WIB
8. Terapi
Nama Komposisi Dosis Rute Indikasi Kontraindikas Tanggal
Obat Obat i Pemberian
Format Analisa Data
TANGGAL/JA DATA MASALAH ETIOLOGI
M KEPERAWATA
N
5 Maret 2020/ DS: - Kelebihan - Gangguan
09:00 WIB 1. Ibu menggatakan volume mekanisme
anak mengalami cairan regulasi
bengkak pada
bagian mata.
2. Ibu menggatakan
anak mengalami
bengkak pada
bagian tangan.
3. Ibu menggatakan
anak mengalami
bengkak pada
bagian kaki.
DO:
1. Pemeriksaan fisik
a. Terdapat
edema pada
palpebra
b. Terdapat
piting edema
+2 pada
tungkai bawah
c. Terdapat
edema pada
skrotum
2. TTV
a. Suhu 37,5Oc
b. HR 96x/menit
3. Laboratorium urin
a. Terdapat
proteinuria
4. Laboratorium
darah
a. Terdapat
hiperkolestero
lemia
b. Terdapat
hipoproteinem
ia
KASUS :
Anak dirawat diruang rawat inap dengan SNA. Anak meminta minum kepada perawat
karena kehausan. Perawat tidak mengijinkan anak karena intake dibatasi.
ANALISA :
Berdasarkan kasus diatas, perawat mengutamakan prinsip primum non nocere (yang
paling utama jangan merugikan), walaupun anak meminta minum perawat tidak
mengijikan anak minum karena intake dibatasi. Maka dari itu kelompok kami memilih
etik legal Non-malaficence.
PENUTUP
A. Sindrome nefrotik akut adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma yang menimbulkan proteimuria,
hipoalbuminemia, hyperlipidemia, dan edema. Penyebab-penyebab sindrom nefrotik
dapat digolongkan menjadi jenis primer dan sekunder. Sindrom nefrotik akut biasanya
terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan sebaiknya mengetahui bagaimana cara penanganan
secara mandiri, kolaborasi, monitoring dan edukasi apabila terdapat gejala-gejala pada
anak-anak untuk mengetahui apakah anak menderita sindrom nefrotik akut agar
mendapat pertolongan secara dini.
REFERENSI
1. Kurniasih, Tjithih. (2018). Sistem Organ Manusia. Ed 1. Cet 1. Yogyakarta : Deepublish
2. Nugroho, Taufan. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas Anak, Bedah, Penyakit Dalam.
Yogyakarta : Nuka Medika
3. Trihono, Partini Pudjiastuti dkk,. (2012). Tata Laksana Sindrom Nrfrotik Idiopatik pada
Anak. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
4. Rachmadi, Dedi, dkk., (2010). Diagnosis dan Penatalaksaan Glomerulonefritis Akut.
Lampung : FK UNPAD-RS Dr. Haana Sadikin Bandung
5. Kyle, Terri.Carman, Susman. (2012).Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
6. Herman dkk,.(2018). Nanda-1 Diagnosis Keperawatan. Edisi 11. Jakarta : EDC.
7. Moorhead dkk,(2013). Nursing Outcomes Classification. Edisi 5. Yogyakarta : Moco
Media,.
8. Bulechek dkk,. (2013)Nursing Interventions Classification. Edisi 6. Yogyakarta: Moco
media.