SECARA INTRAMUSKULAR
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
b. Tujuan Khusus:
C. Manfaat:
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan tentang injeksi
intramuscular
2. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang injeksi intramuscular
3. Dapat dijadikan referensi bagi institusi
BAB 2
ISI
A. Pengertian
Injeksi Intramuskular yaitu teknik memasukkan atau memberikan obat
melalui otot. Injeksi intramuscular memiliki kelebihan absrobsi obat yang leboh
cepat daripada subcutan, karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di
otot . Disamping itu, cara pemberian suntikan ini memungkinkan kita untuk
menyuntikkan sejumlah volume yang lebih banyak (maksimal 20cc). dan ini juga
suatu cara yang dianjurkan obat untuk menyuntikkan obat yang berminyak,
karena ini mempunyai sifat sukar diserap. Pada penyuntikkan intramuskuler ada
bahaya akan tertusuknya pembuluh darah (yang menyebabkan penyerapan
yang sangat cepat) atau tertusuknya syaraf (yang dapat menyebabkan
kelumpuhan). Untuk suntikan intramuskuler kita juga memilih suatu tempat
dimana terdapat otot yang besar, sehingga tidak ada kemungkinan untuk
menusuk syaraf. Terutama ditujukan pada pantat dan kaki bagian atas. Jika tidak
memungkinkan, karena alasan-alasan tertentu (misalnya karena dekubitas atau
adanya cedera), kita dapat memilih lengan bagian atas. Jika memilih otot pada
pantat harus membatasi bidang kuadran atas bagian luar.
Volume larutan untuk injeksi intramuskuler (IM) adalah 0,5 – 3,0 mL,
dengan rata-rata 1-2 mL. volume larutan obat yang lebih dari 3,0 mL
menyebabkan perpindahan jaringan otot yang lebih banyak dan kemungkinan
terjadinya kerusakan jaringan. Dosis yang lebih besar daripada 3 mL biasanya
dibagi dan diberikan pada dua tempat yang berbeda. Bagian tentang subkutan
intramuskuler ini dibagi menjadi 3 sub bagian : (1) larutan obat untuk injeksi, (2)
rekonstitusi obat bubuk, dan (3) pencampuran obat-obat injeksi.
B. Tujuan Tindakan
1. Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar absorpsi obat
lebih cepat disbanding dengan pemberian secara subcutan karena
lebih banyaknya suplai darah di otot tubuh
2. Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar disbanding obat
yang diberikan melalui subcutan.
C. Indikasi , Kontraindikasi dan Komplikasi
Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada
pasien yang tidak sadar , tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral , pemberian vitamin K
pada bayi , lokasi injeksi yang sesuai dengan obat yang diprogramkan ,
dan pasien yang bebas dari infeksi.
Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu:
infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar
dibawahnya.
Komplikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu abses
, necrosis , kulit mengelupas, kerusakan saraf , nyeri berkepanjangan.
D. Jenis Obat
1. Vaksin
Vaksin diberikan melalui suntikan ke dalam masa otot. Vaksin yang
mengandung adjuvan harus diberikan secara intra muscular untuk
mengurangi reakasi lokal. Macam-macam vaksin yang diberikan secara
intramuscular yaitu :
a. Imunisasi DPT-HB-HIB, jenis imunisasi ini bertujuan untuk
mencegah penyakit tetanus, pertussis, difteri, maupun hepatitis
B. vaksin ini dapat disuntikan pada paha bagian atas.
b. Imunisasi BC, pemberian vaksin ini bertujuan untuk memberikan
suatu kekebalan aktif terhadap tuberculosis. Cara pemberiannya
juga cukup mudah , hanya dengan menyuntikanya pada bagian
lengan kanan atas dengan dosis 0,05 ml sebanyak satu kali.
c. Imunisasi hepatitis B, pemberian imunisasi ini bertujuan untuk
mencegah penyakit hepatitis B. pemberian vaksin ini biasanya
akan dibagi menjadi tiga dosis. Dosis yang pertama akan
diberikan ketika usia 0-7 hari, sedangkan untuk dosis
selanjutnya minimal berjarak 4 minggu kemudian.
d. Imunisasi campak, jenis imunisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan suatu kekebalan tubuh yang aktif terhadap
berbagai virus penyakit khususnya campak. Vaksin ini diberikan
dengan menyuntikanya pada bagian lengan kiri atas dengan
dosis 0,5 ml.
e. Imunisasi TD, diberikan sebagai imunisasi ulangan agar si kecil
bisa terhindar dari penyakit tetanus maupun difteri mulai usia
sekitar 7 tahun.
2. Antinyeri
Antinyeri diberikan melalui suntikan ke dalam masa otot. Antinyeri yang
mengandung adjuvan harus diberikan secara intra muscular untuk
mengurangi reakasi lokal. Macam-macam antinyeri yang diberikan
secara intramuscular yaitu :
a. Matolac
Untuk penggunaan jangka pendek untuk nyeri akut sedang
sampai dengan berat.
b. Fentanyl
Untuk depresi pernafasan,cedera kepala,alkhoholisme akut,
serangan asma akut, intolerensihamil,laktasi.
c. Dolgesik
Untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri paska
operasi.
d. Duralgin
Untuk analgesik seperti : nyeri setelah operasi, neuralgia.
e. Antrain
Untuk mencegah dan mengobati nyeri yang terkait dengan
operasi untuk pengobatan nyeri akut
f. Ketorolac
Untuk mengatasi nyeri sedang hingga nyeri berat untuk
sementara, biasanya digunakan sebelum atau sesudah prosedur
medis, atau setelah operasi
3. Antibiotik
Antibiotik diberikan melalui suntikan ke dalam masa otot. Antibiotik
yang mengandung adjuvan harus diberikan secara intra muscular untuk
mengurangi reakasi lokal. Macam-macam antibiotik yang diberikan
secara intramuscular yaitu :
a. Streptomycin
Berfungsi untuk mengatasi sejumlah infeksi bakteri salah
satunya Tuberculosis, obat ini bekerja dengan membunuh atau
mencegah pertumbuhan bakteri penyebab infeksi
b. Kemopen (procaine benzylpenicilin)
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang
peka terhadap Procaine benzypinicilin (sipilis, infeksi saluran
pernafasan, infeki kulit, difteri)
c. Ceftriaxone
Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan
bakteri atau membunuh bakteri dalam tubuh (gonorea)
d. Cefotaxime
Digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri
misalnya infeksi pernapasan bagian bawah, infeksi saluran
kemih, meningitis, gonore.
3.1 Kesimpulan
Pemberian obat secara intramuscular adalah pemberian obat/cairan
dengan cara dimasukkan langsung kedalam otot(muskulus). Pemberian obat
dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar,agar tidak
ada kemungkinan untuk menusuk saraf,misalnya pada bokong dan kaki
bagian atas atau pada lengan bagian atas.Pemberian obat intramuskulus
diindikasikan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerjasama
karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral.Obat-obatan
yang diberikan juga tertentu, misalnya obat untuk imunisasi. Adapun
prinsip-prinsip pemberian obat dan lokasi injeksi IM yang harus diketahui
oleh perawat,
1.2 Saran
Sebagai mahasiswa sebaiknya mampu memahami cara pemberian
injeksi dengan IM dan mengetahui lokasi atau daerah mana saja yang
bisa diberikan injeksi IM. Sebagai seorang perawat yang bekerja
didalam tenaga kesehatan , perawat diharapkan mampu menjadi
perawat professional , salah satunya dengan cara mengaplikasikan ,
pemberian injeksi dengan IM dan mengetahui segala hal yang perlu
dilakukan dalam pemberian injeksi atau obat melalui IM , serta
mengetahui dan menerapkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pemberian IM
DAFTARPUSTAKA
Bouwhuizen,M.1986.IlmuKeperawatnbagian1.Jakarta:EGC.
Hidayat,AzizAlimuldanMusrifatulUliyah.2014.PengantarKebutuhanDasarManus
iaEdisi2Buku2.Jakarta:SalembaMedika.
Stevens,P.J.M,dkk.1992.IlmuKeperawatanjilid2edisi2.Jakarta:EGC.
http://vinayuniarti.blogspot.com/2013/04/injeksi-
intramuskuler_9.htmldiaksespadatanggal7April2015
http://robiah-robiahadawiyah59gmailcom.blogspot.com/2014/03/makalah-
pemberian-obat-melalui-injeksi.html.diaksespadatanggal7April2015
Bab IV
Lampiran
Dasar – dasar injeksi