Anda di halaman 1dari 22

Cara Memantau Gerakan Janin dan Faktor Yang Mempengaruhinya

27DEC


Cara Memantau Gerakan Janin dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Secara umum, pada bumil yang
baru pertama mengandung, gerakan janin mulai dirasakan saat usia kehamilan 18-20 minggu.
Sedangkan pada bumil yang mengandung calon anak kedua sudah bisa mengenali gerakan janin pada
usia kehamilan 15-18 minggu. Mengapa berbeda? dr Handy Suryana, SpOG dari RS Royal Trauma
Jakarta menjelaskan faktor pengalaman bumil menjadi pembedanya.
Aktifnya janin bergerak menjadi salah satu ciri janin sehat. Makin sering dan kerasnya gerakan, makin
bagus kondisi janin. Bila dalam 12 jam terakhir gerakan janin lebih dari 10 kali bisa dikatakan ia baik-
baik saja. Tapi angka-angka itu masih dibilang subyektif, karena bagi bumil dengan bobot beran
badan berlebih, jumlah gerakan janin yang dirasakan akan berbeda dengan bumil yang kurus.
Pada bumil berberat badan lebih, lemak yang melapisi perut membuatnya kurang sensitif dengan
getaran dari gerakan janin. Boleh jadi, pada ibu dengan berat badan berlebih, gerakan janin baru
terasa di minggu ke-20.
Tak hanya terkait dengan bobot tubuh calon ibu yang menyebabkan gerak janin sulit atau tidak
terdeteksi. Air ketuban juga dapat berpengaruh pada gerakan janin. Pada bumil dengan jumlah air
ketuban berlebih, gerakan janin relatif tak terasa.
Begitu juga gerakan janin pada tiap trimester tentu terasa berbeda kekuatannya. Yang jelas pada
trimester ketiga, gerakan janin akan lebih terasa dan frekuensinya/intensitasnya pun lebih banyak.
Meski begitu, setiap bumil merasakan gerakan janin berbeda-beda atau variatif. Mungkin pada
trimester pertama, bumil seperti merasakan diketuk oleh janin. Pada trimester berikutnya, perut
tampak seperti ombak yang bergelombang lantarakan gerakan sang janin. Lalu, pada usia kehamilan
selanjutnya, perut ibu seperti mengencang, tampak tonjolan di dinding perut mungkin itu tangan janin
yang sedang memukul atau menggeliat, atau kakinya yang sedang menendang.
Bumil bisa memantau gerakan janin dalam rahim, kapan saja. Berikut yang bumil perlu siapkan saat
memantau gerak janin di rumah:
* Siapkan kondisi fisik dan psikis agar tenang, rileks dan tak melakukan aktivitas lain.
* Upayakan posisi tidur menyamping agar lebih mudah mendeteksi gerakan janin, selain ibu juga
merasa lebih nyaman.
* Berkonsentrasilah untuk menangkap gerakan janin, fokus, dan beri perhatian penuh.
* Lakukan stimulasi seperti mengelus, mengajak bicara atau mendengar musik.
Selanjutnya bumil bisa merasakan gerakan janin setidaknya dalam 20 menit terasa tujuh kali
gerakan.

Gerakan Janin: Seberapa sering dan kapan seharusnya
bayi saya bergerak?
Posted on October 17, 2013 by nico
Apakah Anda cemas menunggu tendangan pertama bayi Anda? Atau
apakah Anda khawatir bahwa bayi seharusnya bergerak sekarang? Atau apakah Anda memiliki terlalu banyak tendangan di perut
Anda dan bertanya-tanya apakah itu normal? Gerakan janin bervariasi dari kehamilan ke kehamilan. Namun, ada harapan tertentu
yang diberikan untuk semua bayi mengenai gerakan janin. Secara umum, kebanyakan wanita akan merasa bayi bergerak antara
16-22 minggu. Meskipun lengan bayi dan kaki dikembangkan dan bergerak lebih awal, tendangannya tidak akan cukup kuat
untuk dirasakan sampai trimester kedua.
Terasa seperti apakah tendangan bayi?
Quickening adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan penginderaan ibu terhadap gerakan bayi. Quickening dapat
digambarkan sebagai jenis debaran. Sensasi berdenyut, sensasi menggelitik atau menekan, atau gerakan gelembung gas adalah
cara-cara lain yang dapat menggambarkan quickening pada wanita. Sejalan dengan gerakan bayi yang semakin kuat tendangan
yang lebih kuat akan dirasakan.
Seberapa aktifkah seharusnya bayi saya?
Gerakan bervariasi dari bayi ke bayi. Beberapa bayi sangat aktif sementara yang lain tidak. Pada awalnya itu adalah normal untuk
melihat pergerakan untuk beberapa hari dan tidak pada hari lainnya, tetapi sejalan dengan gerakan bayi yang lebih kuat Anda
seharusnya merasakan bayi bergerak setiap hari. Aktivitas janin dipengaruhi oleh tidur, suara, waktu, dan tingkat aktivitas ibu.
Sekitar 28 minggu, beberapa dokter akan merekomendasikan untuk melacak gerakan bayi.
Bagaimana untuk merekam gerakan janin?
Cobalah untuk menghitung gerakan bayi pada waktu yang sama setiap hari. Pilihlah waktu ketika bayi yang paling aktif. Hitung
gerakan bayi sambil berbaring di sisi Anda. Mark x atau menghitung sampai Anda mencapai 10 gerakan. Jika dalam waktu 2 jam
Anda tidak merasakan 10 gerakan, hubungi dokter Anda.
Kapan saya harus menghubungi dokter?
Setelah berbaring untuk memantau gerakan bayi Anda, jika ada kurang dari 10 gerakan dalam 2 jam Anda harus menghubungi
dokter Anda. Jika gerakan bayi yang lebih lambat, dan membutuhkan waktu lebih lama dan lebih lama setiap harinya untuk
mencapai 10 gerakan, Anda juga harus menghubungi dokter Anda. Jika Anda banyak bergerak Anda mungkin tidak melihat
gerakan bayi sebanyak ini. Inilah sebabnya mengapa penting untuk berbaring untuk mencatat hitungan tendangan yang akurat.
Jika Anda melihat adanya penurunan gerakan janin atau tidak adanya gerakan, hubungi dokter Anda.

Pentingnya Memantau Gerakan Janin
Kedengarannya sepele tapi ternyata amat penting. Terlebih di trimester akhir yang merupakan masa
"rawan" bagi janin. Ibu hamil bisa, kok, melakukannya di rumah dengan bantuan tabel khusus.
Dalam pemeriksaan rutin, dokter kandungan biasanya akan memantau gerakan janin yang merupakan
salah satu indikator kesehatan janin. Umumnya observasi terhadap gerakan janin dilakukan melalui
pemeriksaan USG dan pemeriksaan menggunakan kardiotokografi.
Sebenarnya, jelas dr. H. Taufik Jamaan, SpOG, ibu juga bisa melakukannya sendiri. Misalnya, saat tengah
berbaring santai di rumah. Soal waktu, saran Taufik, sebaiknya dilakukan setelah memasuki trimester
ketiga karena dapat memberikan gambaran yang terjadi pada janin. "Pertimbangannya, setelah
memasuki usia kehamilan 28 minggu, gerakan janin akan lebih njlimet, makin kuat, dan frekuensinya
pun kian kerap. Jadi, bila janin relatif diam, mesti dicurigai. Akan tetapi yang kelewat aktif pun harus
diwaspadai," urai ginekolog dari Klinik Fertilitas Morula RS Bunda Jakarta.
Diharapkan, janin melakukan gerakan normal minimal 10 kali sehari. Kendati begitu, tidak adanya
gerakan bukan selalu pertanda buruk. Bisa saja si janin saat itu tengah tertidur nyaman dalam rahim
(sleeping baby). Jika benar demikian, tak ada ruginya melakukan usaha-usaha membangunkannya.
Misalnya dengan mencari letak kepala janin lalu menggoyang-goyangkannya. Bila ia bergerak lagi, berarti
janin dalam keadaan normal. Bisa juga membangunkannya dengan suara dengan frekuensi tertentu. Di
rumah sakit, biasanya tersedia bel khusus yang akan dibunyikan di atas perut ibu. Janin yang normal
akan meresponnya dengan bergerak kembali.
BERPUTAR TANPA HENTI
Namun jika janin diam saja alias tak merespon sama sekali rangsangan fisik dan suara yang diberikan,
"Justru patut diwaspadai. Bukan tidak mungkin ia tengah mengalami hipoksia berat (kekurangan
oksigen)." Salah satu penyebabnya, janin terlilit tali pusat. "Kondisi ini bisa diibaratkan dengan wajah
yang tiba-tiba ditutup dengan tas plastik, hingga kita kesulitan atau malah tak dapat bernapas. Dalam
usaha membebaskan diri dari kondisi tak bisa bernapas seperti itu, yang bersangkutan pasti akan
membuat gerakan-gerakan memberontak.
Itu pula yang akan terjadi dengan janin. Bila terlilit tali pusat, ia akan bergerak sedemikian aktif guna
membebaskan diri dari lilitan tersebut. Gerakan tersebut akan dirasakan ibunya sebagai gerakan
berputar-putar tak menentu tanpa henti. Akan tetapi setelah beberapa waktu terjadi hal sebaliknya, janin
tak banyak gerak atau malah diam sama sekali. Biasanya bila ibu segera menyadari dan bertindak cepat,
masih ada waktu kira-kira dua jam untuk menyelamatkan nyawa janin.
TERLILIT TALI PUSAR
Pada trimester kedua, jika berdasarkan pantauan USG janin terlihat terlilit tali pusat, Taufik
menganjurkan ibu lebih waspada. Kondisi demikian, jelasnya, berarti janin memiliki faktor risiko walau
tak selamanya kondisi lilitan bakal membahayakan janin. Artinya, meski terlilit tali pusat, janin tetap bisa
dilahirkan normal.
Tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yakni jika lilitannya tak terlalu kencang hingga janin
tak begitu terjerat kuat. Faktor lain adalah tali pusat yang panjang dan air ketuban yang banyak. Sebab,
jika air ketubannya sedikit, dikhawatirkan janin akan semakin menekan tali pusat hingga ikatan di
lehernya kian kencang. Atau sebaliknya, bila tali pusatnya pendek, makin lama ikatannya makin erat.
Dalam kondisi ini, biasanya dokter akan memantau arus darah pada tali pusat. Bila lebih meningkat
berarti jeratannya semakin kuat. "Kondisinya sama saja dengan selang air. Bila selangnya dipencet,
semburan airnya kian kencang/deras. Nah, kalau arus darah semakin deras, berarti ada efek penekanan
pada tali pusat yang dapat membahayakan janin." Untuk menyelamatkan nyawa janin, biasanya akan
dilakukan operasi untuk mengeluarkan janin lebih cepat.
Namun tak selamanya janin yang bergerak hiperaktif identik dengan hipoksia atau kekurangan oksigen.
Bisa juga karena ulah si ibu sendiri. Semisal makan sate kambing. "Sate kambing itu panas, lo, dan bisa
meningkatkan denyut jantung yang berimbas janin cenderung hiperaktif. Oleh sebab, ibu hamil tidak
disarankan makan sate kambing," kata Taufik.
BEDA USIA, BEDA GERAKAN
Gerakan janin, jelas Taufik, berbeda pada setiap usia kehamilan. Gerakan pertama biasanya dirasakan si
ibu pada usia kehamilan antara 14-16 minggu yang disebut dengan wickening. Di usia ini janin mulai
tumbuh besar dan air ketuban pun tersedia cukup banyak, hingga ibu bisa merasakan janinnya bergerak
sedikit. Sensasi yang muncul seperti "dikitik-kitik" atau serasa ada bola kecil menggelinding lembut
dalam rahimnya. Tapi tak setiap ibu hamil akan merasakan gerakan janin di usia kehamilan yang sama.
Yang belum pernah hamil umumnya agak telat merasakan gerakan awal ini, yakni di atas usia kehamilan
16 minggu.
Sampai usia kehamilan 28 minggu boleh dibilang gerakan janin belum begitu bermakna. Artinya, belum
dapat menjadi indikator kesehatan janin seperti pada trimester akhir. Kecuali dengan bantuan alat
canggih seperti USG yang memungkinkan mengamati gerakan, bahkan denyut jantung bayi. Gerakan
janin baru akan terasa menghebat pada usia kehamilan 28 minggu. Karena proporsi yang paling besar
saat ini adalah kepala, maka janin akan berputar-putar bahkan ber"salto" sedemikian rupa agar bisa
memposisikan kepalanya ke arah bawah.
MEMANTAU DENGAN TABEL KHUSUS
Untuk memudahkan pemantauan gerakan, buatlah semacam tabel sederhana berisi 3 kolom. Kolom
pertama diberi judul "Hari", yang berikut "Jam", dan kolom terakhir "Jumlah Tendangan". "Caranya, tak
perlu memegangi perut setiap jam seharian penuh, kok. Cukup setiap 5-6 jam atau 3 kali sehari, pagi, sore
dan malam hari. Kalaupun masih dianggap kelewat menyita waktu, bisa dilakukan 2 kali sehari, yakni
setelah sarapan dan makan malam.
Teknisnya, tempelkan tangan di atas perut hingga ibu bisa merasakan gerakan janin sekaligus
menghitungnya. Ibu harus dalam kondisi relaks, posisi berbaring ke kiri agar rahim tak menekan aorta
dan pembuluh darah yang berada di atas rahim. Gerakan janin sendiri biasanya berirama/bergelombang
mengingat janin berada di kantong yang penuh air.
Nah, pada trimester akhir di saat janin sudah semakin besar, ruangan yang tersisa dalam rahim pun kian
sempit, hingga gerakannya tak lagi leluasa. Semisal tak bisa melakukan gerakan "salto" seperti di bulan-
bulan sebelumnya. Yang masih banyak bergerak hanyalah kaki atau tangannya. Kepala pun tidak banyak
bergerak karena umumnya sudah berada di bawah.
Kini, hitunglah setiap kali janin "menendang", "meninju" atau sekadar berkelit lalu tuliskan dalam tabel.
Umpamanya, Kamis jam 08.00, janin bergerak 6 kali. Sementara di hari yang sama, jam 12.00, jumlah
gerakannya 4 kali, sedangkan malam hari gerakannya mencapai 10 kali. Maka bila ditotal, gerakan hari
itu mencapai 20 kali dan ini masuk kategori normal.
Sebaliknya, jika total gerakan janin sehari kurang dari 10 kali, segera hubungi dokter atau langsung
periksakan diri ke rumah sakit. "Di rumah sakit biasanya akan dilakukan rekaman gerakan janin dengan
menggunakan kardiotokografi. Dengan alat ini gerakan janin maupun kontraksi rahim bisa 'terbaca' lebih
baik dan akurat," ujar Taufik.


Pengkajian janin dapat dilakukan dengan metode yang tidak menggunakan teknologi, seperti perhitungan
gerakan janin (Fetal Movement Counting,FMC) dan tes akselerasi auskultrasi (Auscultated Acceleration Test,
AAT). Sedangkan metode menggunakan teknologi sepertiUltrasonogradi (USG), Kardiotokografi,
Amniosintesis, dsb. Bidan sebaiknya mengetahui manfaat setiap metode pengkajian janin.

I. GERAKAN JANIN / FMC (Fetal Movement Counting)
A. Pengertian
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan janin yang mengikuti
pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim.
Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia kehamilan 34-36 minggu bagi wanita yang beresiko
rendah mengalami insufisiensi uteroplasenta. Sedangkan bagi wanita yang faktor resikonya telah
diidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu.
Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa kelompok aktivitas tungkai dan tubuh janin yang
menunjukkan normalitas.
Gerakan janin pada primigravida dirasakan pada kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada
kehamilan 16 minggu.


B. Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin
- kapan gerakan muncul
- usia kandungan
- kadar glukosa
- stimulus suara
- status perilaku janin
- penggunaan obat-obatan&kebiasaan merokok
- hipoksia
- asidemia
- polihidramnion
- oligohidramnion

C. Cara menghitung gerakan janin
Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering melaporkan penurunan gerakan janin
karena mereka lupa merasakan aktivitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak terlalu menaruh
perhatian terhadap hal ini.
Anjurkan klien untuk fokus pada aktivitas janin selama periode waktu satu jam, fokus pada aktivitas janin
selama periode satu jam, terutama saat ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik, dan asupan cairan
cukup.
Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar, maka dapat menggunakan
metode count to ten (menghitung sampai 10) :
1. Jadwalkan satu sesi perhitungan per hari
2. Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari.
3. Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan
4. Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10 jam
5. Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai 10 kali
gerakan, atau jika tidak terasa gerakan dalam 10 jam, maka hubungi bidan.
Kelebihan merode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah diinterpretasi.


E. Peran Bidan
Hal terpenting dalam pemeriksaan ini adalah para wanita mewaspadai bahwa pola gerakan janin yang
konsisten merupakan hal yang penting. Bidan berperan dalam penyampaian informasi dan konseling
terhadap klien. Informasi mengenai cara memeriksa gerakan janin serta manfaatnya adalah hal yang penting
untuk klien ketahui. Oleh karena itu, klien harus melaporkan bila terjadi penurunan atau bahkan gerakan
janin berhenti. Informasi yang disampaikan harus jelas, yakni bahwa gerakan janin dan laporan yang klien
buat sangat penting. Hal ini dapat memberdayakan wanita untuk bertanggung jawab terhadap pengawasan
janin mereka sendiri.
Apabila klien merasakan penurunan atau gerakan janin berhenti, maka bidan harus melakukan rujukan untuk
diadakan tes lebih lanjut seperti tes nonstres (NST).


II. DENYUT JANTUNG JANIN
A. Pengertian
Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata saat wanita tidak sedang bersalin, atau diukur
di antara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai 160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin
seperti bunyi detik jam dibawah bantal.

B. Alat Pemeriksa Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan menggunakan :
1. Auskultasi periodik
Tersedia beberapa instrumen untuk mendeteksi denyut jantung janin seperti : Fetoskop (18 20 minggu),
stetoskop Pinard/Laenec (18-20 minggu), Stetoskop ultrasonografi dopler (12 minggu).





2. Electronic Fetal Monitoring
Ada dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu : alat eksternal (transducer eksternal) dan alat internal
(elektroda spiral dan kateter tekanan intrauterin).

C. Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin
Dengan menggunakan stetoskop Pinard
1. Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapat gangguan dari suara lain.
2. Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian yang tidak perlu diperiksa ditutup,
pintu/jendela ditutup.
3. Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan dari pemeriksaan palpasi.
4. Mencari daerah/tempat dimana kita akan mendengarkan. Setelah daerah ditentukan, stetoskop Pinard
dipakai, bagian yang berlubang luas ditempatkan ke atas tempat/daerah dimana kita akan mendengarkan.
Sedangkan bagian yang lubangnya sempit ditempatkan pada telinga kita, letaknya tegak lurus.
5. Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada denyut jantung janin. Bila telah terdengar suatu
detak, maka untuk memastikan apakah yang terdengar itu bunyi jantung janin, detak ini harus disesuaikan
dengan detak nadi ibu. Bila detakan itu sama dengan nadi ibu, yang terdengar bukan jantung janin, tetapi
detak aorta abdominalis dari ibu.
6. Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut jantung janin, maka dihitung untuk mengetahui
teraturnya dan frekuensi denyut jantung janin itu.

Dengan menggunakan doppler
1. Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat digunakan
2. Usapkan jelly pada abdomen ibu, tepat pada daerah yang telah ditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai
kontak kedap udara antara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
3. Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan, kemudian tekan tombol start untuk mendengarkan
denyut jantung janin.
4. Lakukan penyesuaian volume seperlunya dengan menggunakan tombol pengatur volume.
5. Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditunjukkan melalui monitor.

D. Cara Menghitung Denyut Jantung Janin
Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini dikarenakan pada setiap detik itu
terdapat perbedaan denyut serta membandingkan dengan rentang normal selama satu menit.

E. Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Djj
1. Dari adanya denyut jantung janin :
- tanda pasti kehamilan
- anak hidup
2. Dari tempat denyut jantung janin terdengar
- presentasi janin
- posisi janin (kedudukan punggung)
- sikap janin
- adanya janin kembar
3. Dari sifat denyut jantung janin
- keadaan janin

F. Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin
1. Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini terdengar seperti siulan nyaring yang
singkron dengan denyut jantung janin. Suara ini tidak konstan, kadang-kadang terdengar jelas ketika diperksa
pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di lain tidak terdengar.
2. Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron dengan denyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas
terdengar saat auskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh pasase darah melalui pembuluh-
pembuluh uterus yang berdilatasi dan dijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap keadaan
yang menyebabkan alirah darah ke uterus meningkat, hingga pengaliran darah menjadi luas.


3. Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janin mendapat reaksi dari luar.
4. Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan melalui usus ibu.

G. Frekuensi Denyut Jantung
1. Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang kurang dari 110 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir
hipoksia janin.
Penyebabnya :
- Hipoksia janin tahap lanjut
- Obat-obatan Beta-adrenergetik (propanolol; anestetik untuk blok epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)
- Hipotensi pada ibu
- Kompresi tali pusat yang lama
- Blok jantung kongenital pada janin

2. Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari 160 denyut/menit. Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal
hipoksia janin.
Penyebabnya :
- Hipoksia janin dini
- Demam pada ibu
- Obat-obatan parasimpatik (atropin, hidroksizin)
- Obat-obatan Beta-simpatomimetik (ritodrin, isoksuprin)
- Amnionitis
- Hipertiroid pada ibu
- Anemia pada janin
- Gagal jantung pada janin
- Aritmia jantung pada janin

3. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidakteraturan irama jantung normal. Variabilitas
denyut demi denyut normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit.
a. variabilitas jangka pendek yaitu ketidak samaan satu denyut dengan denyut berikutnya.
b. variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus ritmik/ gelombang dasar dan biasanya terdapat
tiga sampai lima siklus permenit.
Penyebab variabilitas meningkat :
- hipoksia ringan dini
- stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitas janin, dan aktivitas ibu
Penyebab variabilitas menurun :
- Hipoksia/asidosis
- Depresi sistem saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
- Prematuritas
- Siklus tidur janin
- Aritmia jantung janin

H. Frekuensi Denyut Periodik
1. Akselerasi
Adalah peningkatan sementara denyut jantung janin di atas nilai normal. Akselerasi denyut jantung janin
yang timbul saat gerakan janin terjadi merupakan indikasi janin sehat.
Penyebab :
- Gerakan janin spontan
- Pemeriksaan dalam
- Presentasi sungsang
- Tekanan fundus
- Kontraksi rahim
- Palpasi perut

2. Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal. Disebabkan oleh respon
parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau bentuk yang tidak menyenangkan.
Tiga tipe deselerasi :
- Deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal sejalan kontraksi
rahim.
Penyebab : Kompresi kepala sebagai akibat kontraksi rahim, pemeriksaan dalam, tekanan fundus,
pemasangan alat pemantau internal.
- Deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal pada fase
kontraksi.
Penyebab : insufisiensi uteruplasenta disebabkan oleh hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim, hipontensi
supin pada ibu, anastesi spinal atau epidural, plasenta previa, solusio plasenta, gangguan hipertensi, IUGR,
diabetes mellitus dan amnionitis.
- Deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantung janin mendadak yang bervariasi dalam durasi,
intensitas, dan waktu awitan kontraksi.
Penyebab : kompresi tali pusat disebabkan oleh lilitan tali pusat, tali pusat pendek, tali pusat membelit, tali
pusat prolaps.
- Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasi tersendiri yang berlangsung 2 menit atau lebih,
tetapi kurang dari 10 menit dari awitan untuk kembali ke normal.
Penyebab : pemeriksaan panggul, pemasangan elektroda spiral, penurunan janin yang cepat, penggunaan
manuver valsava, prolaps tali pusat, kejang ibu termasuk eklampsi dan epilepsi, hipotensi ibu pada posisi
terlentang.

I. Peran Bidan
Sebelum melakukan pemantauan janin, bidan harus menjelaskan seluruh prosedur pelaksanaan kepada klien
serta menjelaskan manfaat/tujuannya. Penjelasan bidan yang melakukan pemantauan janin dapat sangat
mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperoleh penjelasan lengkap dari bidan akan bersikap positif
tentang pengalamannya dalam pemantauan janin ini dibandingkan dengan klien yang merasa tidak
memperoleh penjelasan yang cukup. Klien biasanya khawatir bila bidan tidak dapat menemukan denyut
jantung janin. Pendengar yang tidak berpengalaman seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk
menemukan denyut jantung dan menemukan titik di mana intensitas denyut jantung janin maksimum.
Bidan harus dapat mengenali tanda-tanda ketidaknormalan denyut jantung janin. Jika bidan menemukan
ketidaknormalan denyut jantung janin, bidan harus segera melakukan rujukan ke pemeriksaan lebih lanjut
agar kesejahteraan janin tetap terpantau.

III. NON STRESS TEST
A. Pengertian
Non stress test (NST) adalah pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan kardiotokografi pada umur
kehamilan > 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud menilai kesehatan janin melalui hubungan
perubahan denyut jantung janin dengan gerakan janin yang dirasakan ibu.

B. Indikasi Pelaksanaan Non stress test
Semua kondisi yang dapat menyebabkan janin lahir dalam keadaan buruk, antara lain :

Kondisi ibu Kondisi Janin
Kondisi yang berhubungan
dengan kehamilan
- Hipertensi kronis
- Diabetes mellitus
- Anemia berat
- Penyakit vaskuler kolagen
- Gangguan fungsi ginjal
- Penyakit jantung
- Pneumonia dan penyakit
paru-paru berat
- Penyakit dengan kejang
- Pertumbuhan janin terhambat
- Kelainan kongenital minor
- Aritmia jantung
- Isoimunisasi
- Infeksi janin (toksoplasmosis,
sifilis, dsb)
- Riwayat kematian janin
- kehamilan multipel
- Ketuban pecah pada
kehamilan kurang bulan
- Polihidramnion
- Oligohidramnion
- Plasentasi abnormal
- Solusio plasenta
- Kehamilan lewat waktu

C. Prosedur Pelaksanaan
1. Pasien ditidurkan secara santai semi fowler, 45
0
miring ke kiri.
Hal ini untuk menghindari hipotensi supine.
2. Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3. Dipasang kardiotokografi
4. Pada ibu diberikan tombol penanda yang harus ditekan apabila ibu merasakan gerak janin.
5. Frekuensi denyut jantung janin dicatat selama 10 menit pertama untuk mendapatkan data dasar denyut
jantung janin.
6. Pemantauan tidak boleh kurang dari 20 menit. Apabila pada 20 menit pertama didapatkan hasil nonreaktif,
lanjutkan pemantauan 20 menit lagi. Pastikan bahwa tidak ada hal-hal yang mempengaruhi hasil pemantauan
(misalnya pemakaian sedativa) apabila hasilnya tetap nonreaktif.
7. Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil NST secara individual.


D. Pembacaan Hasil

Reaktif





Tidak Reaktif




- Denyut jantung janin antara 120-160 kali per menit
- Variabilitas denyut jantung janin 6-15 per menit
- Ada gerakan janin, terutama gerakan multipel dan berjumlah 5
gerakan atau lebih dalam pemantauan 20 menit, dengan kenaikan
minimal 15 denyut/menit selama minimal 15 detik.

- Denyut jantung janin basal 120-160 kali per menit
- Variabilitas kurang dari 6 denyut/menit
- Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit
- Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan
rangsangan dari luar

Selain itu ada hasil yang kurang baik (non reassuring). Keadaan ini interpretasinya sukar, dapat disebabkan
pemakaian obat seperti : barbiturat, demerol, fenotiasid dan metildopa. Pada keadaan non reassuring dan
pasien tidak menggunakan obat-obatan, dianjurkan agar NST diulangi keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak
membaik, dilakukan pemeriksaan uji beban kontraksi (OCT/Oxytocin Challenge Test).

E. Penyebab Umum Nonreaktivitas Pada Nst

Penyebab pada janin : Penyebab pada ibu :
- Usia kandungan (28-32 minggu)
- Tahap tidur yang dalam
- Hipoksia
- Oligohidramnion
- Sistem saraf pusat atau kelainan jantung
- Irama sirkardian
- Penyakit (Mis, diabetes, hipertensi)
- Obat-obatan (Mis.beta bloker, depresan SSP,
tokolitik, steroid)
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Kebiasaan merokok
- Korioamnionitis
- Dehidrasi

F. Peran Bidan
Pemantauan janin melalui tes nonstres ini, bidan berkolaborasi atau bekerja dalam tim ahli dalam
pelaksanaannya. Pemeriksaan ini bukan merupakan kewenangan bidan. Namun bidan perlu mengenal dan
mengetahui tentang tes nonstres ini, sehingga dapat memberikan informasi yang jelas dan lengkap kepada
klien, terutama klien yang memerlukan pemeriksaan ini.


IV. AMNIOSINTESIS
A. Pengertian
Amniosintesis dilakukan untuk memperoleh cairan amnion yang mengandung sel janin. Dengan
visualisasi ultrasound langsung, suatu jarum dimasukkan secara transabdominal ke dalam uterus. Cairan
amnion ini diambil dengan spuit dan dilakukan berbagai analisis. Cairan amnion yang mengandung sel-sel
janin, bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang susunan genetik,
kondisi janin, serta tingkat kematangannya.

B. Pelaksanaan
Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan amnion sudah cukup banyak dan ketika uterus menjadi organ
abdomen. Pada awal trimester (14-16 minggu), dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik
melalui pemeriksaan sitogenetik.
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun. Karena hamil di usia ini memiliki
risiko cukup tinggi. Terutama untuk menentukan apakah janin menderita sindroma Down atau tidak.
Umumnya memerlukan waktu sekitar 24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil
biakan tersebut.

C. Komplikasi
Komplikasi keseluruhan kurang dari 1%, baik pada ibu maupun pada janin, meliputi hal-hal berikut :
Maternal : hemoragi, hemoragi janin-maternal dengan kemungkinan isoimunisasi Rh maternal, infeksi,
persalinan, abrupsio plasenta, kerusakan karena kurang hati-hati pada usus atau kandung kemih, embolisme
cairan amnion.
Janin : kematian, hemoragi, infeksi (amnionitis), cedera langsung akibat tertusuk jarum, aborsi atau
persalinan prematur, kobocoran cairan amnion.

D. Peran Bidan
Bidan perlu mengenal dan mengetahui cara pemantauan janin melalui pemeriksaan amniosintesis. Bidan
perlu memberi penjelasan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan kepada klien, seperti informasi
mengenai tujuan dan prosedur pelaksanaan dari pemeriksaan amniosintesis, sehingga klien merasa tenang
dengan adanya dukungan bidan. Selain itu bidan tidak hanya bekerja secara mandiri, namun bekerja dalam
tim, sehingga bidan akan menemui pemeriksaan amniosintesis ini di lapangan.

gerakan janin selama kehamilan

Gerakan janin
Gerakan janin merupakan gerakan spontan yang dilakukan oleh janin dalam
kandungan. gerakan janin mengacu pada gerak sebuah janin yang disebabkan oleh aktivitas
otot. Aktivitas ini dimulai pada akhir embriologis.Otot-otot mulai bergerak cepat. . Gerakan-
gerakan ini pertama tidak refleksif, tapi muncul dari dihasilkan saraf impuls-diri berasal
dari sumsum tulang belakang . Sebagai sistem saraf jatuh tempo, otot bisa bergerak untuk
menanggapi rangsangan.
motilitas Secara umum, janin dapat diklasifikasikan sebagai menimbulkan atau
spontan, dan gerakan spontan mungkin dipicu oleh salah satu tulang belakang atau otak.
Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit, gerakan janin ini akan sangat
dirasakan Ibu hamil. Selain itu, karena rongga bagian atas lebih luas dibanding bagian
bawahnya, janin cenderung meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa bergerak dan
kepalanya menukik kearah rahim. Hal ini terjadi pada usia kehamilan mencapai 7 bulan. Apabila
pada usia 7 bulan ini kepala janin belum mengarah kebawah, inilah yang disebut sungsang.
Posisi sungsang juga dapat terjadi jika gerakan kepala bayi menukik kebawah terhambat posisi
tali pusar yang pendek atau membelit, sehingga kepala janin tetap diatas dan kaki dibawah
disebut sungsang sempurna.
Adanya variasi waktu memang biasa terjadi. Seorang ibu yang pernah memiliki
anak sebelumnya akan lebih cepat mengenali gerak janin, ini karena otot rahimnya sudah
lemas terlebih dahulu. Seorang wanita yang ramping akan dapat merasakan lebih awal dari
pada seorang wanita yang tertalu gemuk.
Janin akan aktif bergerak disaat atau pada :
Satu jam pertama setelah makan
waktu tengah malam
Gerakkan janin yang normal menurut penelitian akan bergerak lebih dari 10x dalam 12 jam.


2.2 Gerakan selama pengembangan
trimester Pertama
Bahkan sebelum tahap janin dimulai, minggu-tua manusia enam embrio dapat
melengkungkan punggung dan leher. Usia kehamilan tujuh minggu, gerakan pada lengan dan kaki
dapat dideteksi dengan USG

Tahap fetus
Bagian otak yang mengendalikan gerakan janin tidak akan terbentuk sampai akhir
sepenuhnya pada trimester kedua, dan bagian pertama dari trimester ketiga. Menurut gambaran
yang dihasilkan oleh Royal College of Physicians of Edinburgh , gerakan purposive dimulai di sekitar
18 minggu, secara bertahap menggantikan gerakan refleks, dan gerakan sukarela tujuan kemudian
mengembangkan lebih lanjut setelah lahir.
Pada awal gerakan ini, anggota badan bergerak bersama-sama, mereka mulai
bergerak secara independen pada minggu kesembilan sebagai pengendali neuron di tulang
belakang mengembangkan. Pada minggu ke 11, janin dapat membuka mulutnya dan mengisap jari-
jarinya; pada minggu ke 12 , itu mulai menelan cairan ketuban .

Selain gerakan ke samping kepala, dan gerakan kompleks umum terjadi di awal
tahap janin, dengan gerakan yang melibatkan dan mengejutkan seluruh tubuh. Gerakan tangan,
pinggul, dan lutut dapat diamati di umur kehamilan sembilan minggu, peregangan dan menguap
terjadi pada kehamilan sepuluh minggu,

Trimester dua
Sekitar minggu kedua belas, janin mampu menendang dan menggerakan jari kaki,
dan dapat menangkap kaki atau menggaruk dengan kuku-nya sendiri. Hal ini juga bisa bergerak
sebagai respon terhadap sentuhan pada kulitnyaJuga mulai sekitar seminggu 12, diafragma
toraks bergerak naik dan turun seolah-olah janin itu bernapas, tetapi gerakan ini menghilang sekitar
seminggu ke 16 dan tidak melanjutkan sampai trimester ketiga.
Gerakan seperti menendang terus, ibu biasanya merasa gerakan untuk pertama
kalinya, sebuah peristiwa yang disebut quickeningt , selama bulan kelima. Pada bulan ini, gerakan
anggota badan menjadi lebih kompleks,. Kegiatan ini membantu pengembangan bersama dengan
benar.
sekitar minggu ke 21, janin mulai bergerak secara rutin. refleks mengagetkan ada
di sekitar pertengahan minggu ke-24 dan minggu ke 28. Gerakan dibatasi sekitar waktu ini karena
janin telah tumbuh begitu besar memiliki sedikit ruang untuk menendang atau mengubah posisi
tubuh.

trimester ketiga
Diakhir kehamilan, ruang gerak janin makin sempit, cairan amnion (ketuban) pun
berkurang sehingga tak banyak membantu pergerakkan janin. Akibat dari kondisi ini adalah janin
seperti pendiam dan pergerakkan bayi akan semakin berkurang pada minggu-minggu terakhir
kehamilan, saat kepala janin mulai masuk ke rongga pinggul. Berkurangnya gerak janin ini sangat
alami, Kebanyakan janin memiliki masa aktif tengah malam.

Pemantauan aktifitas / gerakan janin
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan
USG).Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak.
Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32
minggu).
Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh
otak dan jantung (refleks redistribusi).Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis
banding : tidur, atau hipoksia.

2.1.2 Tanda-tanda janin bergerak :
a. Akrobat dirahim yang luas.
Memasuki trimester kedua, tepatnya pada bulan keempat atau kelima, embrio mulai aktif
bergerak dan menendang dinding perut Ibu dibantu oleh adanya cairan ketuban didalam rahim
yang memudahkan janin mengambang kesana kemari, hanya dihubungkan dengan tali pusar
ke ari-ari (uri,plasenta) yang menempel di dinding rahim Ibunya.
b. Gerakannya mulai terasa.
Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim mulai sempit, gerakan janin ini akan sangat
dirasakan Ibu hamil. Selain itu, karena rongga bagian atas lebih luas dibanding bagian
bawahnya, janin cenderung meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa bergerak dan
kepalanya menukik kearah rahim. Hal ini terjadi pada usia kehamilan mencapai 7 bulan. Apabila
pada usia 7 bulan ini kepala janin belum mengarah kebawah, inilah yang disebut sungsang.
Posisi sungsang juga dapat terjadi jika gerakan kepala bayi menukik kebawah terhambat posisi
tali pusar yang pendek atau membelit, sehingga kepala janin tetap diatas dan kaki dibawah
disebut sungsang sempurna. Meski sungsang sempurna, bayi dapat lahir normal dengan hanya
sedikit bantuan. Jika letak bayi agak miring atau melintang, barulah dibutuhkan operasi caesar
untuk melahirkan.
c. MenjadiPendiam.
Diakhir kehamilan, ruang gerak janin makin sempit, cairan amnion (ketuban) pun berkurang
sehingga tak banyak membantu pergerakkan janin. Akibat dari kondisi ini adalah janin seperti
pendiam dan pergerakkan bayi akan semakin berkurang pada minggu-minggu terakhir
kehamilan, saat kepala janin mulai masuk ke rongga pinggul. Berkurangnya gerak janin ini
sangat alami, yang penting Anda masih bisa merasakan gerakan janin setiap hari meski tak
sekuat sebelumnya. Kebanyakan janin memiliki masa aktif tengah malam.
2.1.3 Cara menghitung gerakan janin :
Metode sederhana:
Letakkan uang logam dalam mangkok.
Keluarkan dan letakkan diatas meja.
Masukkan lagi uang logam ke dalam mangkok setiap kali janin bergerak.
Jika logam tidak kembali lagi seluruhnya ke dalam mangkok dalam 12 jam, segera
hubungi atau konsultasikan ddengan tenaga kesehatan / bidan setempat.
Menghitung gerakkan sehari-hari:
Ibu hamil menentukan satu waktu dalam satu hari dan ibu hamil mempunyai waktu
untuk benar-benar memperhatikan pada gerakkan kandungannya.
Setiap hari pada saat yang sama, tentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
memperoleh 10 gerakan.
Jika untuk mencapai 10 gerakkan membutuhkan waktu lebih lama dari biasannya atau
tisak terjadi gerakkan maka di harapkan anda menghubungi tenaga kesehatan / bidan setempat
untuk berkonsultasi masalah tersebut.
2.1.4 Penyebab ibu hamil tidak merasakan gerakan janinnya:
Aktivitas ibu sendiri, misalnya ibu banyak berjalan atau bergerak, janin dibuai untuk tidur
Ibu tertidur pada saat bayi aktif bergerak.
2.1.5 Pentingnya memantau gerakan janin :
Kedengarannya sepele tapi ternyata amat penting. Terlebih di trimester akhir yang
merupakan masa "rawan" bagi janin. Ibu hamil bisa melakukannya di rumah dengan bantuan
tabel khusus, sebaiknya dilakukan setelah memasuki trimester ketiga karena dapat memberikan
gambaran yang terjadi pada janin. "Pertimbangannya, setelah memasuki usia kehamilan 28
minggu, gerakan janin akan lebih njlimet, makin kuat, dan frekuensinya pun kian kerap. Jadi,
bila janin relatif diam, mesti dicurigai. Akan tetapi yang kelewat aktif pun harus diwaspadai.
Diharapkan, janin melakukan gerakan normal minimal 10 kali sehari. Kendati begitu, tidak
adanya gerakan bukan selalu pertanda buruk. Bisa saja si janin saat itu tengah tertidur nyaman
dalam rahim (sleeping baby). Jika benar demikian, tak ada ruginya melakukan usaha-usaha
membangunkannya. Misalnya dengan mencari letak kepala janin lalu menggoyang-
goyangkannya. Bila ia bergerak lagi, berarti janin dalam keadaan normal. Bisa juga
membangunkannya dengan suara dengan frekuensi tertentu. Di rumah sakit, biasanya tersedia
bel khusus yang akan dibunyikan di atas perut ibu. Janin yang normal akan meresponnya
dengan bergerak kembali.

Dalam pemeriksaan rutin, dokter kandungan biasanya akan memantau gerakan janin yang
merupakan salah satu indikator kesehatan janin. Umumnya observasi terhadap gerakan janin
dilakukan melalui pemeriksaan USG dan pemeriksaan menggunakan kardiotokografi.

2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan janin :
a. Berputar tanpa henti

Namun jika janin diam saja alias tak merespon sama sekali rangsangan fisik dan suara
yang diberikan, "Justru patut diwaspadai. Bukan tidak mungkin ia tengah mengalami hipoksia
berat (kekurangan oksigen)." Salah satu penyebabnya, janin terlilit tali pusat. "Kondisi ini bisa
diibaratkan dengan wajah yang tiba-tiba ditutup dengan tas plastik, hingga kita kesulitan atau
malah tak dapat bernapas. Dalam usaha membebaskan diri dari kondisi tak bisa bernapas
seperti itu, yang bersangkutan pasti akan membuat gerakan-gerakan memberontak.

Itu pula yang akan terjadi dengan janin. Bila terlilit tali pusat, ia akan bergerak
sedemikian aktif guna membebaskan diri dari lilitan tersebut. Gerakan tersebut akan dirasakan
ibunya sebagai gerakan berputar-putar tak menentu tanpa henti. Akan tetapi setelah beberapa
waktu terjadi hal sebaliknya, janin tak banyak gerak atau malah diam sama sekali. Biasanya bila
ibu segera menyadari dan bertindak cepat, masih ada waktu kira-kira dua jam untuk
menyelamatkan nyawa janin.

b. Terlilit tali pusar

Pada trimester kedua, jika berdasarkan pantauan USG janin terlihat terlilit tali pusat, ibu
lebih waspada. Kondisi demikian, jelasnya, berarti janin memiliki faktor risiko walau tak
selamanya kondisi lilitan bakal membahayakan janin. Artinya, meski terlilit tali pusat, janin tetap
bisa dilahirkan normal.

Tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yakni jika lilitannya tak terlalu
kencang hingga janin tak begitu terjerat kuat. Faktor lain adalah tali pusat yang panjang dan air
ketuban yang banyak. Sebab, jika air ketubannya sedikit, dikhawatirkan janin akan semakin
menekan tali pusat hingga ikatan di lehernya kian kencang. Atau sebaliknya, bila tali pusatnya
pendek, makin lama ikatannya makin erat.

Dalam kondisi ini, biasanya dokter akan memantau arus darah pada tali pusat. Bila lebih
meningkat berarti jeratannya semakin kuat. "Kondisinya sama saja dengan selang air. Bila
selangnya dipencet, semburan airnya kian kencang/deras. Nah, kalau arus darah semakin
deras, berarti ada efek penekanan pada tali pusat yang dapat membahayakan janin." Untuk
menyelamatkan nyawa janin, biasanya akan dilakukan operasi untuk mengeluarkan janin lebih
cepat.
Namun tidak selamanya janin yang bergerak hiperaktif identik dengan hipoksia atau
kekurangan oksigen. Bisa juga karena ulah si ibu sendiri. Misalnya makan sate kambing, "Sate
kambing itu panas, dan bisa meningkatkan denyut jantung yang berimbas janin cenderung
hiperaktif. Oleh sebab it, ibu hamil tidak disarankan makan sate kambing."

c.Beda usia, beda gerakan

Gerakan janin, berbeda pada setiap usia kehamilan. Gerakan pertama biasanya
dirasakan si ibu pada usia kehamilan antara 14-16 minggu yang disebut dengan wickening. Di
usia ini janin mulai tumbuh besar dan air ketuban pun tersedia cukup banyak, hingga ibu bisa
merasakan janinnya bergerak sedikit. Sensasi yang muncul seperti "dikitik-kitik" atau serasa
ada bola kecil menggelinding lembut dalam rahimnya. Tapi tidak setiap ibu hamil akan
merasakan gerakan janin di usia kehamilan yang sama. Yang belum pernah hamil umumnya
agak telat merasakan gerakan awal ini, yaitu di atas usia kehamilan 16 minggu.

Sampai usia kehamilan 28 minggu boleh dibilang gerakan janin belum begitu bermakna.
Artinya, belum dapat menjadi indikator kesehatan janin seperti pada trimester akhir. Kecuali
dengan bantuan alat canggih seperti USG yang memungkinkan mengamati gerakan, bahkan
denyut jantung bayi. Gerakan janin baru akan terasa menghebat pada usia kehamilan 28
minggu. Karena proporsi yang paling besar saat ini adalah kepala, maka janin akan berputar-
putar bahkan ber"salto" sedemikian rupa agar bisa memposisikan kepalanya ke arah bawah.

Anda mungkin juga menyukai