Anda di halaman 1dari 52

KESEHATAN PEREMPUAN DAN PERENCANAAN KB

ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI IMPLANT

DISUSUN OLEH :

Rizki Febriyanti P0 0340218 036

DOSEN PENGAMPU :
Eva Susanti, SST, M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEBIDANAN CURUP
T.A 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat serta berkat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul metode sederhana kb dalam rangka untuk memenuhi tugas
mata kuliah kesehatan perempuan dan perencanaan keluarga. Dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sebagai masukan bagi kami.

Akhir kata kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan kami sebagai penulis pada khususnya. Atas segala
perhatiannya kami mengucapkan banyak terima kasih.

Curup,5 April 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Maslah............................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................6
A. Jenis-Jenis Implan..........................................................................................6
B. Definisi Dari Implant.....................................................................................6
C. Indikasi Dan Kontraindikas Implant..............................................................7
D. Keuntungan Dan Kekurangan Implan............................................................7
E. Efek Samping Penggunaan Implant...............................................................9
F. Cara Pemasangan dan Pelepasan Kb Implant................................................9
BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................................20
A. Varney Kontrasepsi Implant..........................................................................20
B. SOAP Kontrasepsi Implant............................................................................37
BAB IV PENUTUP...................................................................................................48
A. Kesimpulan....................................................................................................48
B. Saran ..............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................49

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.
Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-
metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsiO(Gunawan,1998)
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam
paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian
yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas
diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan
reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus
menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat
dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .Sebenarnya ada cara
yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari
informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang
lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara
kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang
rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi
pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan
anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai
dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase
kesuburan0(ferundity).

4
B. Rumusan Masalah.
1. Apa yang dimaksud dengan implan ?
2. Apa saja jenis-jenis dari implant?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari Implan
4. Apa saja keuntungan dan kekurangan dari implan ?
5. Apa saja efek samping dari implan ?
6. Bagaiman cara pemasangan dan pelepasan implan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari implant.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis implan.
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikas implan.
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan implan.
5. Untuk mengetahui efek samping penggunaan implan.
6. Untuk mengetahui Cara Pemasangan KB susuk

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Implant
Implant dan susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan
tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh dokter
anda. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit,
sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, -nda
tidak harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB
ini cukup 5 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. dan bilamana anda berenca
hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang ditimbulkan,
antara lain menstruasi tidak teratur
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan
oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu hanya petugas klinik yang
terlatih (dokter, bidan, dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun
mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan
semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut
dengan menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan (Sarifidin,
2006).
B. Jenis-jenis Implant
1. Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36
mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap
harinya berkisar antara 50 – 85 mcg pada tahun pertama penggunaan,
kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima tahun
berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.
2. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga,
yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable,
dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti
EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan
lama kerjanya 3 tahun.

6
3. Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama
kerja 3 tahun.
4. Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang
mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan
sebesar 100 μg per hari dan lama kerja 1 tahun.
5. Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan
progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan
larut dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu
dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa
tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat
penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan
kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung
levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton.
Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5
cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm
yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan.
Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih
cepat dibandingkan silastic.

7
Mekanisme Kerja
a. Lendir serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap
terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun,
yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik
endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi.
Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi;
meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat
dideteksi pada pengguna implan.
c. Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga
menghambat pergerakan sperma.
d. Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing
hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting
untuk ovulasi.

C. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi
1. Wanita yang ingin kontrasepsi untuk yang lama (1-1,5 th) tapi tidak
bersedia menggunakan kontap AKDR.
2. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen
3. Wanita dengan usia subur
4. Wanita yang telah memiliki anak ataupun belum memiiki anak.
5. Ibu menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Wanita pasca keguguran.

8
Kontraindikasi
1. Kehamilan atau disangka hamil
2. Perdarahan tidak teratur genetalia tanpa diketahui penyebabnya.
3. Riwayat kehamilan ektopik
4. Kelainan kardiovaskuler
5. Penderita penyakit hati akut
6. Tumor jinak atau diduga tumor.
7. Karsinoma payudara
8. Penyakit jantung, hipertensi, DM, dll.

D. Kelebihan dan Kekurangan.


1. Kelebihan.
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan
diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara
lain :
a. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah
kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna.
b. Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu
melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.
c. Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5
tahun.
d. Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam
vagina dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual.
e. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor
menginkan anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali setelah
norplant diangkat.
f. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau
mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan
sterilisasi (GUNAWAN, 1999).

9
Keuntungan dari metode ini adalah:
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi
berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas
penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis.
Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang.
Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan
tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada
jenis norplant.
c. Pengembalian kesuburan yang cepat
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah
untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan.
Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik
normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan
atas.
e. Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan
mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan
kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan
kontrasepsi implan.
f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena
diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g. Tidak mengganggu ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita
menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu
ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui

10
tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan
segera Postpartum.
h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan
i. Dapat dicabut setiap saat
j. Mengurangi jumlah darah haid
Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
k. Mengurangi / memperbaiki anemia
Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari
perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi
hemoglobin para pengguna implan meningkat karena terjadi
penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
2. Kekurangan pada alat kontrasepsi implant adalah:
a. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan
berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala,
perubahan mood atau kegelisahan.
b. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan.
c. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual,
termasuk HIV/AIDS.
d. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis
atau obat epilepsi.
e. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempuan per tahun),

11
E. Efek Samping.
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang
terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama
dari pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
a. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid.
b. Perdarahan bercak (spotting).
c. Berkurangnya panjang siklus haid.
d. Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama
atau perdarahan bercak.
3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek
yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih
sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan
berjalannya waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling
sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan
berat badan (Gunawan, 1999).
F. Pemasangan Implant.
1. Pelaksanaan Pelayanan
a. Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk
pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan
sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik
maupun di rumah sakit,serta harus:
b. Mamiliki pencahayaan yang cukup.
c. Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
d. Terbebas dari debu dan serangga.
e. Memiliki ventilasi udara yang baik.
f. Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air
bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).

12
2. Pencegahan Infeksi.
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan
maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga
lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal
sbb:
a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan
yang akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun
yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti
septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien.
b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk
pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun selama
5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah
cukup.
c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT.
(Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna
menghindari kontaminasi silang.
d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah
diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada
daerah pemasangan/pencabutan implan.
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan
sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan
larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan
alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan,
pisahkan plunger dari trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu
memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10 menit;kemudian
bilas segera dengan air bersih.
f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah
dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup.
g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan
terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau
kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai
(disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.

13
h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan.
a. Persiapan Klien.
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian
dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan
dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit
klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam
mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan
implan Norplant
b. Peralatan dan Instrumen untuk Insersi.
1) Meja periksa untuk berbaling klien.
2) Alat penyangga lengan (tambahan).
3) Batang implan dalam kantong.
4) kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk
tempat meletakkan implan Norplant.
5) Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril
(atau didisinfeksi tingkat tinggi).
6) Sabun untuk mencuci tangan.
7) Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis
gol povidon iodin lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti
karat.
8) Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin).
9) Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm
(1-1 1/2inch).
10) Trokar 10 dan madrin.
11) Skalpel 11 atau 15.
12) Kassa pembalut, band aid, atau plester.
13) Kassa steril dan pembalut.
14) Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk
kaperluan darurat).
15) Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan).

14
16) Bak/tempat instrumen (tertutup)
4. Kunci Keberhasilan Pemasangan.
a. Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang
digunakan.
b. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan.
c. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas
lipat siku, didaerah media lengan.
d. Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit.
Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
e. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil,
superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan
dipaksakan
f. Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan
memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
g. Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul
berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul
sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari
tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut).
h. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar
atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati
dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat.
i. Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul
dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan
bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang
yang sama dibawah kulit.
j. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat

15
5. Persiapan Pemasangan.
a. Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang
mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa
sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat
penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga
kesehatannya dan mencegah penularan penyakit.
b. Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping
bila ada) dengan kain bersih.
c. Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga
atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat
digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang
disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
d. Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
e. Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh
alat-alat di dalamnya.
f. Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua
lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk
steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam
mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki
tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian
kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril
atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian
dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.

16
6. Tindakan Sebelum Pemasanagan
a. Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain
bersih.
b. Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk
setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
c. Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul
untuk memstikan jumlahnya.
d. Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem
steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang
kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai
mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak
steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke
arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan
kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik
yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
e. Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang
untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk
memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan
menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
f. Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik
dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk
menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
g. Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian
lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam
pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat

17
gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan
jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat
kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik
jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan
obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
7. Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel
untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
a. Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk
sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau
dalam.
b. Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang
dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada
trokar.
1) Dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah
kulit sebelum memasukkan setiap kapsul.
2) Dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah
kulit setelah memasang setiap kapsul.
c. Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di
dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut
kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan
trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di
bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika
terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
d. Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas
sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-
hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal
sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu

18
terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan
lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
e. Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
f. Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan
telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan
memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan
pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
g. Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar
sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
h. Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna
untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi
luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal
yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di
tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
i. Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat
di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di
bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul
sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul
bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar
digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
j. Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah
laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk
memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar
15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama
dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan

19
sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan
memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar
menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah
tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan
seperti sebelumnya.
k. Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi
atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih
5 mm dari tepi luka insisi.
l. Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul
semuanya telah terpasang.
m. Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah
kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut
dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
n. Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah
diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan
jari menggunakan kasa selama 1 menit
8. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul.
a. Menutup luka insisi
1) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester
dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak
perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut.
2) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan
pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan
subkutan)

20
b. Perawatan klien
1) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan
kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
2) Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan
perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan
klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.

G. Pencabutan Implant.
Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :
1. Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi).
2. Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi
dengan pengobatan biasa.
3. Sudah habis masa pakainya.
4. Terjadi kehamilan.
Prosedur Pengangkatan.
1. Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu
pemasangan kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu
furseps bengkok.
2. Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di
dorong kearah tempat insisi akan dilakukan.
3. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang
berluban.
4. Lakukan anastesi lokal .
5. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat
dengan kapsul Norplant.
6. Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan
jari tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu
kapsul dijepit dengan ujung forceps.
7. Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo
perlu dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain.
Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm hal

21
ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut
pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya
keluar.
8. Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua
sampai keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan
maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya.
9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka
dengan kassa steril kemudian di plester.
10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit.
11. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari
.

22
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA
PADA Ny.K P3 A0  UMUR 33 TAHUN
DENGAN KB IMPLANT DI BPM BIDAN.R

Hari/tanggal : Minggu,05 April 2020


Waktu pengkajian : 09.30 WIB
Tempat pengkajian : BPM Bidan.R
Pengkaji : Bidan.R
No. Registrasi :-

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Ny. “K” Nama : Tn. “D”
Umur : 33 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Talang Rimbo Alamat : Talang Rimbo

2. Alasan datang
Ibu mengatakan datang ingin mengikuti pemasangan gratis KB susuk
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
batuk tidak sembuh-sembuh, AIDS, penyakit kuning. Penyakit
menurun seperti tekanan darah tinggi dan penyakit menahun seperti
jantung.

23
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit menular
seperti batuk tidak sembuh-sembuh, AIDS, penyakit kuning. Penyakit
menurun seperti tekanan darah tinggi dan penyakit menahun seperti
jantung
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun
Ashma, DM menular : TBC, HIV/AIDS, Hepatitis B, menahun :
jantung.
7. Riwayat perkawinan
Menikah : 1x
Lama    : 13 tahun
Umur pertama nikah : 20 tahun
Jumlah anak :3
8. Riwayat haid
Menarche                    : 12 tahun
Siklus                          : 28 hari
Lama haid                   : 3 hari
Warna                          : merah
Bau                              : amis
Banyaknya                  : 1 kotek/hari
Fluor albus                  : kadang sebelum menstruasi
Dismenorhea               : -
9. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu

No Kehamilan Persalinan Nifas KB


Anak Suami UK Penylt Penlg Jenis Penylt Penylt Penylt Metode
ke
1 1 1 39 - Bidan Spontan - - - Suntik
2 2 1 40 - Bidan Spontan - - - Pil
3 3 1 39 - Bidan Spontan - - - suntik

10. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

24
a. Nutrisi
Makan : 3 x sehari
Nafsu : Baik.
Jenis : nasi, sayur, dan lauk
Minum : 8-10 gelas/hari
Jenis : air putih
b. Eliminasi
BAB
Konsistensi : Lembek
Frekuensi : 1-2 x sehari
Warna : Khas feses
Bau : Khas feses
Masalah : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 3-4 x sehari
Warna : Kuning jernih
Bau : Khas urine
Masalah : Tidak ada
c. Personal Hygiene
Mandi : 2 x sehari
Sikat gigi : 2 x sehari
Cuci rambut : 2-3 x seminggu
Ganti baju : 2 x sehari
d. Istirahat
Tidur siang : ± 1-2 jam sehari
Tidur malam : ± 7-8 jam sehari

11. Data Psikososial, Ekonomi, Dan Spiritual

25
- Hubungan ibu dengan suami : baik
- Hubungan ibu dengan keluarga : baik
- Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
Ibu tela membicarakan kepada suami dan keluarga untuk
keinginannya untuk berKB implant
- Suami setuju apabila isterinya menggunakan KB implan untuk
menjarangkan kehamilannya
- Suami adalah pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya
- Ibu dan keluarga taat dalam menjalankan ibadah

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
K/u : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 100/70 mmHg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,4 C
TB : 155 cmm
BB : 45 kg

2. pemeriksaan fisik
A. Inspeksi
Kepala
- Rambut
Warna : Hitam
Kebersihan : Bersih
Distribusi : Lebat
Benjolan : tidak ada

26
- Wajah
Odema : tidak ada
Bentuk : simetris
Warna : tidak pucat
- Mata
Konjungtiva : An-anemis
Sclera :An-ikterik
- Telinga
Kebersihan : bersih
Serumen : tidak ada
Bentuk : simetris
- Hidung
Kebersihan : bersih
Polip : tidak ada
Bentuk : Simetris
Secret : tidak ada
- Mulut
Kebersihan : bersih
Kelembaban : lembab
Warna : tidak pucat
Bentuk : siemtris
- Gigi
Caries : tidak ada
Gusi : tidak bengkak
Leher
- Kelenjar thyroid         : tidak ada pembengkakan
- Kelenjar lymfe : tidak ada pembengkakan
- Vena jugularis : tidak ada pembengkakan

Dada

27
- Auskultasi jantung : normal
- Auskultasi paru : normal
- Bentuk : simetris
Payudara
- Bentuk dan ukuran : simetris
- Keadaan putting : menonjol
- Pengeluaran : tidak ada
- Benjolan : tidak ada
- Hyeprpigmentasi : tidak ada
Abdomen
- Bentuk : simetris
- Pembesaran uterus : tidak ada pembesaran
- Pembesaran hati : tidak ada pembesaran
- Kelainan : tidak ada kelainan
- Hiperpigmentasi : tidak ada
- Bekas luka OP : tidak ada
Ekstremitas atas dan bawah
- Odema : tidak ada
- Kuku jari : tidak pucat
- Varises : tidak ada
- Reflek patella : +/+
2. Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan
bendungan vena jugularis
Payudara : tidak ada nyeri tekan
Abdomen : tidak teraba massa
Ekstremitas : tidak teraba oedem dan nyeri tekan

3. Auskultasi

28
Dada : tidak terdengar bunyi nafas tambahan seperti
wheezing, ronchi dan stridor

4. Perkusi
Patella :+/+

II. INTERPRETASI DATA


1. Dx : Ny. “K” usia 35 tahun dengan akseptor baru KB Implant
a. Ds :1. Ibu ingin memakai KB impant
2. Ibu telah membicarakan kepada suami dan keluarga untuk
keinginanya berKB implat
3. Ibu mempunyai 3 orang anak
b. Do : K/u : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 100/70 mmHg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
BB : 46 kg
Palpasi abdomen : tidak teraba massa
c. Kebutuhan :
- Konseling efek samping pemasangan
- Perawatan luka insisi

III. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI


Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI

29
Tanggal : 10 JANUARI 2020
Jam : 10.00 WIB
No Tujuan/Kriteria Intervensi Rasionalisasi

DX Setelah dilakukan 1. Jalin hubungan 1. menciptakan rasa


asuhan kebidanan terapeutik antara saling percaya
selama 1×30 menit, petugas dan klien antara petugas
diharapkan ibu bisa kesehatan dan
melewati post klien.
pemasangan implant
tanpa adanya 2. Anjurkan ibu 2. mencegah
komplikasi mencuci lengan terjadinya infeksi
Kriteria Hasil : kirinya karena bakteri
- Ibu mengerti dengan
penjelasan petugas 3. Lakukan 3. lengan kiri
- Ibu kooperatif pemasangan dominan tidak
- Luka insisi tidak implant (susuk) 2 aktif beraktivitas
terjadi infeksi kapsul secara sub-
- Kapsul tidak ekspulsi kutan di lengan kiri

4. Jelaskan pada ibu 4. mengurangi


efek samping yang kekhawatiran ibu
sering terjadi tentang efek
samping implant

5. Beritahu ibu jika 5. ibu tidak takut dan


daerah tidak cemas
pemasangan
berwarna biru
setelah 1 hari
dipasang adalah
normal dan tidak
usah takut

30
6. Beritahu ibu 6. antisipasi sebelum
bahwa implant 2 3 tahun implant
kapsul masa harus sudah
pemakaiannya dicabut
untuk 3 tahun

7. Jelaskan pada ibu 7. ibu tahu kapan


bahwa implant bisa memulai
langsung bekerja hubungan seksual
setelah
pemasangan

8. menghindari
8. Jelaskan pada ibu
infeksi dan
cara menjaga luka
ekspulsi pada
insisi
kapsul

9. Anjurkan ibu 9. memantau


kontrol di bidan keadaan luka
setelah 5 hari insisi
pemasangan

10. Berikan ibu 10. mengurangi nyeri


antibiotik dan luka insisi
analgesik

VI. IMPLEMENTASI

31
No Hari/tanggal Implementasi Respon Paraf
/jam
Minggu,05 1. Menjalin hubungan 1. Pasien
April 2020 terapeutik antara ibu dan mengtahui dan
10.15 petugas kesehatan dengan menyetujui
sapa, salam dan senyum tindakan yang
akan dilakukan

2. Menganjurkan ibu 2. Ibu telah


mencuci lengan kirinya memcuci lengan
dengan sabun dan air dan kirinya dengan
keringkan dengan handuk benar

1. Pemasangan
Minggu,05 1. Melakukan teknik
implat telah
April 2020 pemasangan implan yang
dilakukan
10.20 baik dan benar sesuai standar
dengan teknik
yang berlaku.
yang baik dan
a. Persiapan alat dan bahan
benar sesuai
- Meja periksa untuk tempat
dengan standar
tidur klien
yang berlaku
- Penyangga lengan atau
meja samping
- Sabun untuk mencuci
tangan
- 2 kapsul implan dalam satu
kemasan steril
- Kain penutup operasi steril
(bersih) yang kering
- 3 mangkok steril atau DTT
- DTT/steril, kapas dan 1 lagi
untuk tempat kapsul

32
implan-2.
- Kapsul implan-2 plus dan
fin ada di dalam trokar
steril.
- Sepasang sarung tangan
steril/DTT
- Larutan antiseptic
- Anasesi lokal (konsetrasi
1% tanpa epinefrin)
- Tabung suntik dan jarum
suntik dengan panjang 2,5-4
cm
- Trokar nomor 10 dengan
pendorongnya
- Skalpel (pisau bedah)
nomor 11
- Pola terbuat dari plastik
- Band aid (plester untuk
luka ringan)
- Kasa pembalut
- Epinefrin untuk syok
anafilaktik
b. Pemasangan Implan
Kapsul implan dipasang tepat
dibawah kulit, di atas lipat
siku, didaerah medial
lengan atas. Untuk tempat
pemasangan kapsul, pilihlah
lengan klien yang jarang
digunakan.
c. Langkah Pemasangan
a. Persiapan

33
Langkah 1
Pastikan klien telah mencuci
dan membilas lengan atas
hingga bersih. Periksa
kembali tidak ada sisa
sabun karena dapat
menurunkan efektivitas
antiseptic tertentu.
Langkah 2
Lapisi tempat penyangga
lengan atau meja samping
dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring
dan lengan atas yang telah
disiapkan, ditempatkan
diatas meja penyangga,
lengan atas membentuk
sudut 30o terhadap bahu dan
sendi siku 90o untuk
memudahkan petugas
melakukan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan
yang optimal, 8 cm (3 inci)
diatas lipat siku dan reka
posisi kapsul di bawah kulit
(subdermal).
Langkah 5
Siapkan tempat peralatan dan
bahan serta buka bungkus
steril tanpa menyentuh

34
peralatan yang ada
didalamnya. Untuk implan
2 plus, kapsul sudah berada
di dalam trokar.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati
kemasan steril indoplant
dengan menarik kedua
lapisan pembungkusnya dan
jatuhkan seluruh kapsul ke
dalam mangkok steril.
Untuk impalnt 2 plus,
kapsul sudah berada di
dalam trokar.
b. Tindakan Sebelum
Pemasangan
Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun
dan air, keringkan dengan
kain bersih
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril
atau DTT (ganti sarung
tangan untuk setiap klien
guna mencegah
kontaminasi silang)
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan
sehingga mudah dicapai,
hitung kapsul untuk
memastikan jumlahnya
sudah 2.

35
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi
dengan mengoleskan
larutan antiseptik. Hapus
antiseprik yang berlebihan
bila larutan ini
mengaburkan tanda yang
sudah dibuat sebelumnya.
Langkah 5
Fokuskan area pemasangan
dengan menempatkan kain
penutup (doek) atau kertas
steril berlubang. Letakkan
kain steril dibawah lengan
atas.
Langkah 6
Setelah memastikan (dari
anamnesa) tidak ada
riwayat alergi terhadap obat
anastesi, isi alat suntik
dengan 3 ml obat anastesi
(lidocaine 1%, tanpa
epinefrin). Dosis ini sudah
cukup untuk
menghilangkan rasa sakit
selama memasang dua
kapsul implan-2.
Langkah 7
Lakukan anastesi lokal:
intrakutan dan subdermal.
Hal ini akan membuat kulit
terangkat dari jaringan

36
lunak di bawahnya dan
dorong jarum untuk
menyuntikkan anestesi pada
kedua jalur kapsul (masing-
masing 1 ml) membentuk
huruf V.
c. Pemasangan kapsul
Sebelum membuat insisi,
pastikan efek anastesi telah
berlangsung dan sensasi
nyeri hilang.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut
45o buat insisi dangkal
hanya untuk sekedar
menembus kulit. Jangan
membuat insisi yang
panjang atau dalam.
Langkah 2
Trokar harus di pegang
dengan ujung yang tajam
menghadap keatas. Tanda 1
dekat kapsul menunjukkan
batas masuknya trokar
sebelum memasukkan
setiap kapsul. Tanda 2 dekat
ujung menunjukkan batas
pencabutan trokar setekah
memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan trokar di mana posisi
angka (implan-2) dan panah

37
(impan-2 plus) menghadap
ke atas masukkan ujung
trokar pada luka insisi
dengan posisi 45 (saat
memasukkan ujung trokar)
kemudian turunkan menjadi
30o saat memasuki lapisan
subdermal dan sejajar
permukaan kulit saat
mendorong hingga tanda 1
(3-5 mm dari pangkal
trokar).
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul
tepat di bawah kulit, angkat
trokar ke atas, sehingga
kulit terangkat. Masukkan
trokar perlahan-lahan dan
hati-hati ke arah tanda (1)
dekat pangkal. Trokar harus
selalu terlihat mengangkat
kulit selama pemasangan.
Masuknya trokar akan
lancar bila berada tepat
dibawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai
tanda (1), cabut pendorong
dari trokar (implan-2).
Untuk implan-2 plus, justru
pendorong dimasukkan
(posisi panah disebelah

38
atas) setelah tanda 1
tercapai dan diputar 180o
searah jarum jam hingga
terbebas dari tahanan
karena ujung pendorong
memasuki alur kapsul yang
ada didalam saluran trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama
kedalam trokar. Gunakan
pinset atau klem untuk
mengambil kapsul dan
memasukkan kedalam
trokar. Untuk mencegah
kapsul jatuh pada waktu
dimasukkan kedalam trokar,
letakkan satu tangan di
bawah kapsul untuk
menangkap bila kapsul
tersebut jatuh. Langkah ini
tidak di lakukan pada
impalan-2 plus karena
kapsul sudah ada didalam
trokar. Dorong kapsul
sampai seluruhnya masuk
kedalam trokar dan
masukkan kembali
pendorong.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk
mendorong kapsul ke arah
ujung trokar sampai terasa

39
ada tahanan (jika setengah
bagian pendorong masuk ke
dalam trokar). Untuk
implan-2 plus, setelah
pendorong masuk jalur
kapsul maka dorong kapsul
hingga terasa ada tahanan.
Langkah 8
Tahan pendorong ditempatya
kemudian tarik trokar
dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk mendekati
pangkal pendorong sampai
tanda 2 muncul diluka insisi
dan pangkalnya menyentuh
pegangan pendorong. Untuk
implan-2 plus, pangkal
trokar tidak akan mencapai
pangkal pendorong
(tertahan di tengah) karena
terhalang oleh ujung
pendorong yang belum
memperoleh akses ke
kapsul kedua.
Langkah 9
Saat pangkal trokar
menyentuh pegangan
pendorong, tanda (2) harus
terlihat ditepi luka insisi
dan kapsul saat itu keluar
dari trokar tepat berada di
bawah kulit. Raba ujung

40
kapsul dengan jari untuk
memastikan kapsul sudah
keluar seluruhnya dari
trokar.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh
trokar, putar ujung dari
trokar ke arah lateral kanan
dan kembalikan lagi ke
posisi semula untuk
memastikan kapsul pertama
bebas. Selanjutnya geser
trokar sekitar 30o,
mengikuti pola huruf V
pada lengan (fiksasi kapsul
pertama dengan jari
telunjuk) dan masukkan
kembali trokar mengikuti
alur kali V sebelahnya
sampai tanda (1). Bila tanda
(1) sudah tercapai,
masukkan kapsul
berikutnya ke dalam trokar
dan lakukan seperti langkah
sebelumnya (langkah 8)
sampai seluruh kapsul
terpasang. Untuk implan-2
plus, kapsul kedua di
tempatkan setelah trokar
disorong kembali mengikuti
kaki V sebelahnya hingga
tanda 1, kemudian

41
pendorong di putar 180o
berlawanan dengan arah
jarum jam hingga ujungnya
mencapai pangkal kapsul
kedua dan trokar ditarik
kembali ke arah pangkal
pendorong.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul
berikutnya, untuk
mengurangi resiko atau
ekpulsi, pastikan bahwa
ujung kapsul yang terdekat
kurang lebih 5 mm dari tepi
luka insisi. Juga pastikan
jarak antara ujung setiap
kapsul yang terdekat
dengan tepi luka insisi
(dasar huruf V) tidak lebih
dari kapsul.
Langkah 12
Saat memasang kedua kapsul
satu demi satu, jangan
mencabut trokar dari luka
insisi untuk mengurangi
trauma jaringan,
minimalisasi infeksi dan
mempersingkat waktu
pemasangan.
Langkah 13
Sebelum mencabut trokar,
raba kapsul untuk

42
memastikan kedua kapsul
telah terpasang.
Langkah 14
Pastikan ujung dari kedua
kapsul harus cukup jauh
dari luka insisi (sekitar 5
mm). Bila sebuah kapsul
keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus
dicabut dengan hati-hati dan
dipasang kembali ditempat
yang tepat.
Langkah 15
Setelah kedua kapsul
terpasang dan posisi setiap
kapsul sudah dipastikan
tepat keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat
insisi dengan jari
menggunakan kasa selama
1 menit untuk
menghentikan perdarahan.
Bersihkan tempat
pemasangan dengan
asntiseptik. (Prawirohardjo,
2012:PK-18-26).
d. Tindakan Setelah
Pemasangan Kapsul
1. Menutup luka insisi
2. Pembuangan Darah dan
Dekontaminasi
3. Perawatan klien

43
e. Melakukan konseling
pasca pemasangan
1. Petunjuk Perawatan Luka
Insisi di Rumah
- Mungkin akan terjadi
memar, bengkak atau sakit
didaerah insisi selama
beberapa hari Hal ini
normal
- Jaga luka insisi tetap kering
dan bersih selama paling
sedikit 48 jam. Luka insisi
dapat mengalami infeksi
bila basah saat mandi atau
mencuci pakaian Jangan
mambuka pembalut tekan
selama 48 jam dan biarkan
band aid ditempatnya
sampai luka insisi sembuh
(umunya 3-5 hari).
- Klien dapat segera bekerja
secara rutin. Hindari
benturan atau luka didaerah
tersebut atau menambahkan
tekanan.
- Setelah luka insisi sembuh,
daerah tersebut dapat
disentuh dan dibersihkan
dengan tekanan normal.
- Bila terdapat tanda-tanda
infeksi seperti demam,
daerah insisi kemerahan dan

44
panas atau sakit yang
menetap selama beberapa
hari, segera kembali ke
klinik. (Prawirohardjo,
2012:PK-27).
Melakukan pemberian obat
amoxilin dan asam
mafenamat 3x500 mg/8 jam

Minggu,05 1. Menjelaskan pada ibu efek 1. Ibu sudah


samping yang sering
April 2020 mengerti
terjadi seperti pusing, BB
10.50 bertambah dan haid tidak tentang efek
teratur
samping KB
Implant

2. Memberitahu ibu jika 2. Ibu sudah


daerah pemasangan
mengerti
berwarna biru setelah 1
hari dipasang adalah tentang
normal dan tidak usah
penjelasan bidan
takut

3. Memberitahu ibu bahwa


3. Ibu sudah
implant 2 kapsul masa
mengerti
pemakaian untuk 3 tahun
tentang
penjelasan bidan

4. Menjelaskan pada ibu


4. Ibu sudah
bahwa implant langsung
mengerti
bekerja setelah
tentang
pemasangan
penjelasan bidan

II. EVALUASI

45
Hari/tanggal/jam Evaluasi
Minggu,05 April S : 1. Ibu mengatakan merasa nyeri sedikit dan terasa ada ganjalan di
2020 11.30 WIB lengan kirinya
2. Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan petugas
O : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 120/80 mmhg
T : 36,5 oC
N : 80
R : 18 x/mnt
A A : Masalah teratasi
P : Intervensi Selesai

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA


BERENCANA PADA NY “K” AKSEPTOR KB IMPLAN DENGAN
NYERI BEKAS LUKA INSISI DI BPM BIDAN “R”

46
No Registrasi : 83-04-17
Tanggal Kunjungan : 5 April 2020, Pukul 09.15 Wib
Tanggal Pengkaji : 5 April 2020, Pukul 09.25 Wib
Tempat : BPM Bidan “R”

A. Identitas Ibu/Suami
a. Istri
1. Nama : Ny D
2. Umur` : 29 tahun
3. Nikah/Lamanya : 1x / ± 11 tahun
4. Suku : Jawa
5. Agam : Islam
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : IRT
8. Alamat : Talang Rimbo
b. suami
1. Nama : Tn M.Z
2. Umur : 36 tahun
3. Nikah/Lamanya : 1x / ± 11 tahun
4. Suku : Jawa
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SMP / SD
7. Pekerjaan : Buruh Harian
8. Alamat : Talang Rimbo

B. Data Subjektif
1. Ibu merasakan nyeri di bagian lengan bekas pemasangan implan
2. Ibu selalu menjaga lengan ibu agar tetap kering dan tidak terkena air

47
3. Ibu merasa cemas pada lengan ibu
4. Post partum hari ke tiga

C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum ibu baik
b. Kesadaran composmentis
c. Berat badan sekarang : 57 kg
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Suhu : 36,8o
d. Pernapasan : 20x/menit
3. Pemeriksaan fisik terfokus
a. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus
b. Payudara : Simestris kiri/kanan, putting susu terbentuk, ASI ada
dan tidak teraba massa
c. Genitalia : tampak pengeluaran lochea rubra, tampak lukajahitan
d. Ekstremitas atas : tampak luka bekas insisi implan pada lengan sebelah
kiri dan tampak kemerahan.
e. Ektremitas bawah : Simestris kiri dan kanan, tidak ada varices pada
tungkai dan tidak ada oedema
4. Pemeriksaan penunjang
Tidak di lakukan pemeriksaan

D. Assesment
Ny “D” akseptor KB implan hari pertama dengan nyeri bekas luka insisi
E. Planning

48
Tanggal 5 April 2020 pukul 09.35 wib
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Hasil:keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TTV dalam batas
normal, lengan tampak merah dan nyeri
2. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa nyeri dan kemerahan ini merupakan hal
yang normal, suatu proses penyembuhan dan akan hilang 3 atau 5 hari pasca
pemasangan.
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan
3. Menjelaskan pada ibu agar tidak membuka plaster/band aid sampai luka
pada lengan sembuh
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan dan ibu ingin melakukannya
4. Menjelaskan pada ibu agar selalu menjaga kebersihan lengan, tetap kering
dan bersih selama 48 jam pasca pemasangan untuk mencegah infeksi
Hasil: ibu telah melakukan hal tersebut.
5. Memberi health education tentang
a. Personal hygiene
Menganjurkan ibu untuk mandi 2x/ hari, menjaga kebersihan tubuhnya,
mengganti pakaian bila terasa kotor dan basah, menjaga daerah genitalia
tetap bersih dan kering, mengganti pembalut jika sudah penuh, mengganti
pakaian dalam bila terasa lembab dan basah.
b. Pola istirahat
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang ± 2 jam
perhari, dan tidur malam ± 6-8 jam perhari, menganjurkan ibu untuk tidak
mengangkat yang berat berat pada lengan yang telah di pasangkan implan.
c. Nutrisi
Menganjurkan ibu untuk mengomsumsi makanan yang bergizi seperti
buah-buahan, sayuran, ikan, dan susu untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu
selamamasa nifas.

6. Menganjurkan ibu datang kepelayanan kesehatan jika terdapat keluhan atau


komplikasi
Hasil: ibu mengerti dengan penjelasan.

49
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

50
1. Kontrasepsi implan adalah kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung
progestin dosis rendah, diinsersikan subdermal dengan masa kerja
panjang.
2. Kontrasepsi implan mencegah terjadinya kehamilan dengan cara membuat
lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan
endometrium, mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi.
3. Terdapat enam jenis kontrasepsi implan yaitu norplant, implanon, jadena,
indoplant, uniplant dan capronor.
4. Beberapa keuntungan kontrasepsi implan antara lain efektivitas implan
sangat tinggi, metode yang baik untuk wanita menyusui serta kembalinya
kesuburan setelah pengangkatan terjadi cepat. Beberapa kerugian yang
berhubungan dengan penggunaan implan, diantaranya menyebabkan
kekacauan dalam pola perdarahan haid hingga 80% pengguna, terutama
selama tahun pertama penggunaan.

B. Saran
1. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera
kunjungi pekerja kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan
mencoba mencopot sendiri di rumah.
2. Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan agar memberikan Pelayanan
kontrasepsi lebih Kompoten agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang
merugikan bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

51
Sulistyawati, Aris. 2011. Pelayanan Keluarga Bencana. Salemba Medika :
Jakarta.

Noviawati, Dyah.2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Nuha Medika :


Jogjakarta.

Bari, Abdul, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta.

Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).

KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-
berencana--kb-( Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).

hKusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan


Jenis Kontrasepsi yang Digunakan pada Pasangan Usia Subur.

52

Anda mungkin juga menyukai