Anda di halaman 1dari 20

Bahan Makalah

adf.ly

Senin, 28 Maret 2011


MAKALAH TENTANG MEMPRAKTEKKAN PROGRAM KIE DALAM
PELAYANAN KB
1. DEFINISI KIE
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran
komunikasi kpd penerima pesan u/ mendapatkan efek.
Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif
dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan
komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masy (pesan yang
disampaikan).
Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan kesehatan merupakan
kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus
dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.
2. TUJUAN KIE
Tujuan dilaksanakannya Program KIE, yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru
2. Membina kelestarian peserta KB
3. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses
penerimaan
4. Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat
melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab

3. JENIS KEGIATAN KIE


a. KIE Individu : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan individu
sasaran program KB.
b. KIE Kelompok : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan
kelompok (2-15 orang)
c. KIE Massa: Suatu proses KIE tentang program KB yang dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah besar.
4. PRINSIP LANGKAH KIE
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah:
a. Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah
b. Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu sebagaimana adanya
c. Memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
d. Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari
e. Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaaan dan resiko yang dimiliki ibu
5. KONSELING
A. Definisi Konseling
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara
sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan
pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah
tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002).
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau
memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan
perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi saling
pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang mendapat konseling dapat
mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui
pengalaman baru, mamandang kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan
tidak terlalu cemas dan tegang.( SCA.C STEERING COOMUTE, 1996).

Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara yang
menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara konselor
(bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan
masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan.
B. TUJUAN KONSELING
1) Meningkatkan penerimaan Informasi
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan, berbicara dan komunikasi nonverbal meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien
2) Menjamin pilihan yg cocok
Menjamin petugas dank lien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan
kondisi klien
3) Menjamin penggunaan yg efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar
dan mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut
4) Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut,
mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efeksampingya
C. JENIS KONSELING
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan yaitu :
1) Konseling Awal
Bertujuan menentukan metode apa yg diambil
Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan membentu klien untuk memilih jenis KB yang
cocok untuknya
Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini :
Menanyakan langkah yg disukai klien
Apa yg diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya
2) Konseling Khusus

Memberi kesempatan k/ untuk bertanya ttg cara KB dan membicarakan pengalamannya


Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yg diinginkannya
Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok dan mendapatkan penerangan
lebih jauh tentang penggunaannya
3) Konseling Tindak Lanjut
Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yg serius yang memerlukan rujukan dan
masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat
D. prinsip konseling kb
Prinsip konseling KB meliputi:
percaya diri / confidentiality
Tidak memaksa / voluntary choice;
Informed consent;
Hak klien / client rights dan
Kewenangan / empowerment.
E. keuntungan konseling kb
Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada pelaksana kesehatan
maupun penerima layanan KB. Adapun keuntungannya adalah:
o Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.
o Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
o Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
o Membangun rasa saling percaya.
o Mengormati hak klien dan petugas.
o Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
o Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

Hak Pasien
Pasien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai berikut: a) Terjaga harga diri
dan martabatnya. b) Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan. c)
Memperoleh informasi tentang kondisi dan tindakan yang akan dilaksanakan. d) Mendapat
kenyamanan dan pelayanan terbaik. e) Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang
akan dilakukan. f) Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.
F. KONSELING KB DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal dalam pelayanan kesehatan menggunakan :
1. Motivasi
2. Edukasi / pendidikan
3. Konseling
Motivasi
Motivasi pada pasien KB meliputi: Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan pada
kebutuhan individu klien; Menggunakan komunikasi satu arah; Menggunakan komunikasi
individu, kelompok atau massa.
Pendidikan KB
Pelayanan KB yang diberikan pada pasien mengandung unsur pendidikan sebagai berikut:
Menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia; Menyediakan informasi terkini dan isu;
Menggunakan komunikasi satu arah atau dua arah; Dapat melalui komunikasi individu,
kelompok atau massa; Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
Konseling KB
Konseling KB antara lain: Mendorong klien untuk mengajukan pertanyaan; Menjadi pendengar
aktif; Menjamin klien penuh informasi; Membantu klien membuat pilihan sendiri.
Peran Konselor KB
Proses konseling dalam praktik pelayanan kebidanan terutama pada pelayanan keluarga
berencana, tidak terlepas dari peran konselor. Tugas seorang konselor adalah sebagai berikut:
a) Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat pilihan yang paling sesuai
dengan kebutuhannya.
b) Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang berbagai metode
kontrasepsi yang tersedia.

c) Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan Persetujuan Tindakan
Medik.
Ciri Konselor Efektif
1. Memperlakukan klien dengan baik.
2. Berinteraksi positif dalam posisi seimbang.
3. Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan.
4. Mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode konstrasepsi.
5. Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan
kondisinya.
6. LANGKAH LANGKAH DALAM KONSELING
Teknik Konseling Gallen dan Leitenmaier, 1987
1) Teknik konseling menurut Gallen dan Leitenmaier (1987), lebih dikenal dengan GATHER
yaitu:
G : GREET
Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A : ASK
Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/ kebutuhan sesuai dengan kondisi
yang dihadapi?
T : TELL
Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil tukar informasi dan carikan upaya
penyelesaiannya
H : HELP
Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
E : EXPLAIN
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera terlihat/
diobservasi)

R : REFER/RETURN VISIT
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Buat jadwal kunjungan
Ulang)
2) Langkah Konseling KB SATU TUJU
Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan
klien.
SA : Sapa dan salam

Sapa klien secara terbuka dan sopan

Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien

Bangun percaya diri pasien

Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.

T : Tanya
Tanyakan informasi tentang dirinya
Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraiakan
Uraikan pada klien mengenai pilihannya
Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU : BANTU
Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J : Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih
jenis kontrasepsinya.
Jelaskan bagaimana penggunaannya

Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi


U : Kunjungan Ulang
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi
jika dibutuhkan.
1. Tahapan konseling dalam pelayanan KB
Tahapan Konseling dalam pelayanan KB dapat dirinci dalam tahapan yan. KIP/K Rujukan
Bimbingan sebagai berikut : KIE Motivasi Tindak lanjutKontrasepsi
1) KEGIATAN KIE
a) Sumber informasi pertama tentang jenis alat/ metode KB dari petugas lapangan KB
b) Pesan yang disampaikan :

Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga

Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang kaitannya dengan cara kerja dan metode
kontrasepsi)

Jenis alat/metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara kerjanya serta lama pemakaian

2) Kegiatan Bimbingan
a) Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring calon peserta KB
b) Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi lebih objektif, benar dan
jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta memenuhi syarat
rujuk ke KIP/Kc) Bila iya
3) Kegiatan Rujukan
a) Rujukan calon peserta KB, utk mendapatkan pelayanan KB
b) Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti komplikasi
4) Kegiatan KIPK/K
Tahapan dalam KIP/K
a) Menjajaki alasan pemilihan alat

b) Menjajaki aa klien sudah mengetahui/ paham ttg alat kontrasepsi tsb


c) Menjajaki klien tahu/tdk alat kontrasepsi lain
d) Bila belum, berikan informasi
e) Beri klien kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya kembali
f) Bantu klien mengambil keputusan
g) Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan diperiksa kesehatannya
h) Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar konseling
5) Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi
a) Pemeriksaan kesehatan : anamnesis dan Px. Fisik
pelayanan kontrasepsi dapat diberikanb) Bila tidak ada kontra indikasi
c) Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform consent
6) Kegiatan Tindak Lanjut
a) Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta KB dan diserahkan kembali kepada PLKB
7) Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Konseling
Hal yang harus diperhatikan dalam konseling adalah :
1. Iklim psikologis, suasana percakapan : Iklim psikologis, tindakan, perilaku, sikap dari orang
lain yang mempunyai dampak terhadap diri kita. Contoh : bidan otoriter kepada klien -> feed
back negatif.
2. Sikap Konselor (Bidan) menurut Rogers, yaitu :
a) Acceptance(Menerima) : Konselor menunjukkan sikap menerima, sehingga konseli merasa
tidak ditolak, diacuhkan, didikte, tapi melainkan konseli merasa bahwa ia diterima sebagai
dirinya sendiri. Terima klien dengan sikap terbuka dan apa adanya. Konselor memperhatikan
tanpa pamrih, tanpa menguasai klien. Tulus dan ikhlas. Konselor harus menghargai konseli,
apapun yang dikatakan konseli. Beri kesempatan pada klien untuk mengemukakan keluhankeluhannya.
b) Sikap tidak menilai
c) Sikap percaya terhadap konseli

3. Alam pikiran dari konseli ?dilihat dari dalam diri konseli sendiri
4. Situasi konseling, persamaan persepsi sampai mendapat pengertian.
I. Faktor Penghambat Konseling
8) Faktor penghambat dalam konseling antara lain :
1. Faktor individualKeterikatan budaya merupakan faktor individual yang dibawa seseorang
dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari :
a) faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan seks;
b) sudut pandang terhadap nilai-nilai;
c) faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran dalam masyarakat, status
sosial;
d) bahasa.
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi,
a) tujuan dan harapan terhadap komunikasi;
b) sikap terhadap interaksi;
c) pembawaan diri terhadap orang lain;
d) sejarah hubungan.
3. Faktor situasional
4. Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi dikatakan efektif bila ada sikap
perilaku kompeten dari kedua belah pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya
komunikasi adalah : (a) kegagalan informasi penting; (b) perpindahan topik bicara; (c) tidak
lancar; (d) salah pengertian.
9) Hasil Pelayanan Konseling Kebidanan
Harapan bidan setelah dilaksanakan konseling adalah kemandirian klien dalam :
1) Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah, merumuskan pemecahan masalah,
menilai hasil tindakan dengan tepat.
2) Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah kesehatan.

3) Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.


4) Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.
Informed Choice
Informed choice merupakan bentuk persetujuan pilihan tentang: Metode kontrasepsi yang dipilih
oleh klien setelah memahami kebutuhan reproduksi yang paling sesuai dengan dirinya /
keluarganya; Pilihan tersebut merupakan hasil bimbingan dan pemberian informasi yang
obyektif, akurat dan mudah dimengerti oleh klien; Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik
dari berbagai alternatif yang tersedia.
Informed Consent
Informed consent adalah :
o Bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur klinik suatu metode kontrasepsi yang akan
dilakukan pada klien.
o Harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi tertentu klien tidak
dapat melakukan hal tersebut.
o Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap keselamatan klien
(baik yang terduga atau tak terduga sebelumnya).
Persetujuan tindakan medik (Informed Consent) berisi tentang kebutuhan reproduksi klien,
informed choice, dan prosedur klinik yang akan dilakukan; ada penjelasan tentang risiko dalam
melakukan prosedur klinik tersebut; standar prosedur yang akan dilakukan dan upaya untuk
menghindarkan risiko; klien menyatakan mengerti tentang semua informasi tersebut diatas dan
secara sadar memberikan persetujuannya.
Informed consent juga dilakukan pada pasangannya dengan alasan sebagai berikut :
o Aspek hukum, hanya saksi yang mengetahui bahwa pasangannya secara sadar telah
memberikan persetujuan terhadap tindakan medik.
o Suami tidak dapat menggantikan posisi istrinya untuk memberikan persetujuan (atau
sebaliknya) kecuali pada kondisi khusus / tertentu.
o Secara kultural (Indonesia) suami selalu menjadi penentu dalam memberikan persetujuan tetapi
secara hukum, hal tersebut hanya merupakan persetujuan terhadap konsekuensi biaya dan
pemahaman risiko (yang telah dijelaskan sebelumnya) yang mungkin timbul dari prosedur klinik
yang akan dilakukan.

REFERENSI
Arjoso, S. 2005. Rencana Strategis BKKBN.
Affandi, B., 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta.
Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.
www. bkkbn.go.id
sii, dina (2010), Kependudukan: Blog, Online
http://warnawarnidina.blogspot.com/2010/10/kependudukan-dan-mobilitas-sosial.html [diakses
21 MARET 2011].
loebis, rapami (2010), Kependudukan: Blog, Online http://loebisqoa.blogspot.com/2010/10/kependudukan.html [diakses 21 MARET 2011]
Febrina, 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling), dipos 8 Februari :
19.41 WIB.
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan, Yogyakarta:
Fitramaya.
Uripni, Sujianto, Indrawati, 2003. Komunikasi Kebidanan, Jakarta: EGC.
di 11.15
Label: Pelayanan KB
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Ada kesalahan di dalam gadget ini

Total Tayangan Laman


Arsip Blog

2011 (520)
o Oktober (20)
o September (16)

o Agustus (73)
o Juli (19)
o Juni (20)
o Mei (80)
o April (168)
o Maret (108)

DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI

MAKALAH TENTANG MEMPRAKTEKKAN PROGRAM KIE


DALAM PE...

PERTIMBANGAN PEMBERIAN OBAT

FLU

BATUK

KECACINGAN

NYERI

Antibiotika

INFORMASI UMUM OBAT

FARMAKOKINETIK

FARMAKOLOGI

MAKALAH TENTANG MENJERNIHKAN AIR KOTOR

MAKALAH JARINGAN KOMPUTER

MAKALAH SEJARAH KOMPUTER

MAKALAH tentang Chikungunya

MAKALAH SISTEM PERKEMIHAN

Konsep & Mekanisme Tanggung jawab & Akontabilitas ...

MAKALAH Tentang Varicella

Makalah Realita Permasalahan Tranplantasi Oleh Eti...

Struktur dan Fungsi Sel

TUGAS POKJAKES (Kelompok Kerja Kesehatan )

SAP Keluarga Berencana

SATUAN ACARA PENYULUHAN I S P A (Infeksi Saluran ...

SATUAN ACARA PENYULUHAN Gizi Seimbang Ibu Hamil

SATUAN ACARA PENYULUHAN G I Z I PADA BALITA

TEKNIK PENGUKURAN TEKANAN DARAH DAN NADI

SAP Pendidikan Kesehatan Lingkungan Rumah

Satuan Acara Penyuluhan Nutrisi Anak

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE

DETEKSI DINI DAN PENANGANAN PROBLEMA KEMARAHAN

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI & STIMULUS ...

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

ASKEP PSIKOSA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL


PAD...

KIE DALAM PELAYANAN KB

SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

D...

SKRIPSI PTK PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS


TOGETH...

SKRIPSI PTK PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK DIDIK MEL...

SKRIPSI PTK TEACHING ENGLISH THROUGH FUN ACTIVITIE...

SKRIPSI PTK IMPROVING STUDENTS VOCABULARY


MASTERY ...

SKRIPSI PTK IMPROVING STUDENTS VOCABULARY


MASTERY ...

SKRIPSI PTK THE USE OF REFLECTIVE LEARNING TO IMPR...

SKRIPSI PTK PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA


UNTUK ...

SKRIPSI PTK IMPROVING STUDENTS SPEAKING SKILL USIN...

SKRIPSI PTK IMPROVING STUDENTS SPEAKING ABILITY TH...

HIMENOPLASTY (REPARASI SELAPUT HYMEN)

JUDUL SKRIPSI KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA REMAJA DENGAN


MASALAH...

Skripsi Kesehatan Masyarakat

Definisi, sejarah, ruang lingkup dan hak-hak Repro...

KESEHATAN REPRODUKSI

Pengertian Dan Penanganan Asfiksia Pada Bayi Baru ...

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN IUFD

TESIS TINJAUAN TUNDAAN AKIBAT KENDARAAN YANG


MELAK...

TESIS PERANCANGAN ANALISIS KEBIJAKAN


PENGEMBANGAN ...

TESIS MODEL PERTUMBUHAN POPULASI DAN KAITANNYA


DEN...

TESIS DESAIN DAN IMPLEMENTASI INTERACTIVE E-LEARNI...

TESIS TRANSFORMASI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERI-...

TESIS PERILAKU MASYARAKAT TERKAIT LINGKUNGAN


PERDE...

TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI ...

TESIS DAMPAK KONVERSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP


KON...

TESIS RELEVANSI PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA


MISKI...

TESIS ANALISIS PELAYANAN INFORMASI PUBLIK YANG BER...

TUKAR LINK OTOMATIS

Petunjuk Pengambilan sampel dan analisa hasil pem...

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK RD DENGAN GBSBRONCHOPNEMO...

INTERVENSI KLIEN DENGAN SYOK

Tinjauan Prilaku Sakit Pada Pasien Dengan Suku Ban...

Perawatan Lansia di Keluarga (penyuluhan)

SAP TUMBUH KEMBANG ANAK

RIWAYAT KEPERAWATAN DAN ALAT PENGKAJIAN

PROGRAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PERBEDAAN DIAGOSIS KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSIS

ME...

KEGAWATAN PSIKIATRI BUNUH DIRI DAN DEPRESI

TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN J...

MENGKONTROL EMOSI UNTUK MENJAGA KEMAMPUAN


BERPREST...

Asuhan Keperawatan Klien S Dengan Masalah Utama Ha...

Askep Halusinasi Dengar

Gangguan Alam Perasaan

ASUHAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI (WITHDRAWAL)

Asuhan Keperawatan Klien Nn. G. Dengan Masalah U...

evidance base dalam hiv pada ibu hamil

Keperawatan Keluarga

KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Model Praktek keperawatan Profesional dengan metod...

Model Praktek Keperawatan Profesional Primer

DAFTAR URAIAN TUGAS

DOKUMENTASI DAN PROSES KEPERAWATAN

Kepemimpinan Dalam Keperawatan

Peran Perawat Dalam Penanggulangan Masalah Keperaw...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GIZI K...

GERONTIK (Teori Penuaan)

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN LANSIA DENGAN MASALAH

PE...

TEORI MENUA DAN IMPLIKASI PRAKTIK KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA ST. RML DENGAN GAS...

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN GANGGUAN HARGA


DI...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN. S POST OP TREPAN...

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KEGAGALAN


PERNAP...

Askep Pneumonia

ASKEP DENGAN INTOKSIKASI INSEKTISIDA FOSFAT ORGANI...

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LUKA


TUSUK ...

MITOS-MITOS SELAMA KEHAMILAN

ASUHAN KEPERAWATAN USILA DENGAN HIPERTENSI

ASKEP kasus Ca Paru + Ventilator

ASKEP PERITONIS GENERALISATA DGN RUPTUR HEPAR

ASKEP KLIEN DENGAN PEMAKAIAN KATETER CVP

ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN ASD, VSD DAN


C...

ASKEP DENGAN MULTIPLE TRAUMA (UNSTABEL PELVIKS)

o Februari (13)
o Januari (3)

2010 (34)
o Desember (1)

o Oktober (4)
o Agustus (1)
o Juli (3)
o April (4)
o Maret (10)
o Februari (1)
o Januari (10)

2009 (94)
o Desember (7)
o November (9)
o Oktober (20)
o September (4)
o Agustus (7)
o Juli (5)
o Juni (5)
o Mei (7)
o April (8)
o Februari (6)
o Januari (16)

2008 (75)
o Desember (39)

o November (35)
o April (1)

GieSmile. Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai