STUDI FIQH
Dosen Pengampu :
Nur Qomari,M.Pd
2016
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Fiqih tentang
Makalah Fiqih ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Fiqih
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Fiqih tentang haid, nifas, dan istihadhah dapat
memberikan manfaat.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Hukum wanita haid berdasarkan masa keluar, berhenti, kebiasaan dan warna darah
3.2 Hukum wanita istihadloh berdasarkan masa keluar, berhenti, kebiasaan dan warna
darah
3.3 Hukum wanita nifas berdasarkan masa keluar, berhenti, kebiasaan dan warna
darah
ISTIHADLOH
3
BAB I
PENDAHULUAN
hukum yang terkait tentang masalah haidl, nifas dan istihadloh. Banyak dari masyarakat
bahkan tidak mengetahui dan tidak mampu membedakan antara haidl. Nifas dan istihadloh.
Padahal, masalah ini sangatlah penting untuk dimengerti oleh seluruh wanita, pria yang sudah
beristri, para mu’alim, para da’i dan kita semua. Hal ini dikarenakan masalah ini sangat erat
kaitannya dengan ibadah fardlu ‘ain, seperti sholat dan puasa. Seharusnya para wanita sudah
harus mengetahui permasalahan ini ketika mereka sudah berumur 9 tahun yang sudah mulai
Pada kenyataannya, orang-orang dewasa masih banyak pula yang belum mengerti
masalah ini. Mereka juga tidak mengerti masalah mandi yang benar, sholat dan puasa yang
wajib diqodlo’i, warna darah dan sifat-sifat darah. Padahal, hal-hal tersebut dapat mentukan
masa keluar, berhenti, kebiasaan , kategori dan kewajiban serta larangan bagi wanita yang
haidl, istihadloh dan nifas. Sebagian wanita ada yang mengeluarkan darah dari farji
(kemaluan) di luar kebiasaan bulanannya (haidh) dan bukan karena melahirkan. Darah ini
mengalir dari farji wanita di luar waktunya dan berasal dari urat yang dinamakan ‘adzil
dengan darah yang keluar dari farji wanita di luar kebiasaan bulanannya, disebabkan urat
yang terputus. (Al Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 3/57) Keluarnya darah istihadhah ini merupakan
hal yang lazim dijumpai para wanita. Bukan hanya di masa sekarang, namun sejak dulu dan
4
dialami pula oleh para wanita dari kalangan shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam.
istihadhah di masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mencapai sepuluh orang, demikian
menurut perhitungan ahlul ilmi, (Subulus Salam, 1/161). Bahkan ada yang menghitungnya
lebih dari sepuluh. Oleh karena itu, makalah ini dibuat dengan tujuan supaya pembaca dapat
mengetahui dan memahami hukum-hukum yang terkandung dalam permasalahan haidl, nifas
5
BAB II
Jika seorang wanita mengeluarkan darah tetapi tidak sesuai dengan syarat – syarat
di atas maka bisa dikatakan si wanita bukan mengalami darah haid tetapi darah
istihadhah. Adapun jika mengeluarkan darah sebelum umur 9 tahun kurang 16 hari
dalam hitunga hijriah maka itu jelas darah istihadah (Bajuri,Juz 1,hal 108)
Jika mengeluakan darah sebelum umur haid kemudian terus sampai masuk umur
haid, maka darah sebelum haid itu adalah darah istihadhah,dan darah yang masuk
umur haid adalah darah haid, bila memenuhi syarat-syarat haid di atas.
Darah haid itu paling sedikit sehari semalam, yakni 24 jam falakiyah (istiwa’)
baik 24 jam itu terus menerus (ittishal mu’tad) ataupun putus – putus (‘adamul ittishal
mu’tad). jadi kumpulan dari darah yang putus – putus dalam beberapa hari dan
hitungannya memenuhi 24 jam, maka itu disebut darah haid, asal tidak lebih dari 15
Jika seorang wanita mengalami haid, maka sucinya ditetapkan dengan terhentinya
darah baik sebentar atau lama masa haid nya. Jadi, jika seorang wanita telah suci
maka dia boleh melakukan hal-hal yang dilarang ketika dia haid.
Masa suci diantara 2 haid itu paling sedikit 15 hari, jadi apabila keluar darah lebih
6
Dalam ilmu fiqih ada istilah mu’tadah, artiya wanita yang memiliki kebiasaan
haid yag sttabil dan teratur patokannya bukan ditetapkan pada tanggal berapa dia haid
setiap bulannya, akan tapi berapa hari lamanya mengalami haid setiap bulannya.
Setiap wanita mu’tadah berbeda mengenai berapa lama kebiasaan haid nya,
kebanyakan wanita mengalami kebiasaan haid 6-7 hari, ada yang 8 hari, atau mukin
10 hari. Wanita akan tau kebiasaan nya apabbila sudah mengalami 3 kali haid dan
setiap haid itu selalu stabil dan teratur. Namun, apabila darah telah berhenti tidak
sesuai dengan adat haid nya maka dia sudah masuk masa suci sejak berhentinya
darah.
darah yang tidak memenuhi syarat syarat haid maka darah itu disebut istihadhah.
Maka jika seorang wanita mengeluarkan darah tidak sampai 24 jam baik terus
menerus maupun putus – putus, keluar kurang dari umur haid, lebih dari 15 hari dan
bertempat pada waktu tidak mungkin bisa haid maka itu disebut darah istihadhah.
Adapun masa berhenti darah istihadah sama seperti berhentinya darah haid,
mustahadhah.
Keluarnya darah nifas itu terjadi pada wanita setelah melahirkan, yakni setelah
kosongnya Rahim dari anak yang dikandung, meskipun masih berupa darah
bergumpal (alaqoh) atau daging menggumpal (mudghoh) . waktu keluarnya darah tadi
7
Darah yang keluar antara 2 anak kembar bukanlah darah nifas tetapi darah haid
jika memenuhi syarat – syarat darah haid, jika tidak memenuhi maka termasuk darah
Sama halnya dengan darah yang keluar karena sakit ketika melahirkan, darah
yang keluar tersebut dihukumi darah haid jika memenuhi syarat – syarat haid.
Jika stelah melahirkan tidak langsung mengeluarkan darah tetapi bersih (naqo’)
terlebih dahulu mengeluarkan darah, maka diperinci sebagai berikut. Jika keluar darah
belum melebihi 15 hari maka disebut darah nifas, lalu masa diantara mlahirkan dan
keluarnya darah dihitug nifas tetapi tdak dihukumi nifas (nifas a’dadan la khukman).
Tapi, jika keluar darah setelah melebihi 15 hari maka disebut darah haid jika
Jika terjadi darah nifas telah selesai sebelum melebihi 60 hari sejak melahirkan,
lalu keluar darah lagi maka diperinci sebagai berikut. Jika keluar darah sebelum 60
hari serta jarak waktu diantara terhenti darah dan keluar lagi kurang 15 hari, maka
darah yang akhir termasuk darah nifas. Tapi jika keluarnya setelah 60 hari maka darah
yang akhir adalah darah haid meskipun terhentiny hanya sebentar jika memenuhi
syarat-syarat terakhir.
Nifas itu paling sedikit adalah setetes (majjah), asal ada darah yang keluar
meskipun sedikit. Adapun umumnya lama nifs 40 hari dn paling lama 60 hari. Oleh
karena itu, jika keluar darah nifas berlangsung lebih dari 60 hari, maka termasuk
Darah yang keluar ketika hamil atau sakit itu termasuk darah haid, jika memenuhi
syarat-syarat haid, meskipun tidak sama dengan adat atau sifat-sifatnya darah haid
sbebelum hamil.
8
Apabila darah keluar sebelum melahirkan tidak ada 24 jam, maka itu disebut
istihdhah dan wajib qadha’ sholat-sholat yang telah ditinggalkan. Demikian pula jika
sebelum melahirkan tidak mengeluarkan darah, tapi mengeluarkan air sampai 24 jam
9
BAB III
3.1 Hukum wanita haid berdasarkan masa keluar, berhenti, kebiasaan dan warna darah
Telah diterangkan diatas mengenai syarat-syarat darah haid, maka jika ada
dia dihukumi haid dan dihukumi suci apabila sudah berhenti keluar darah. Adapun
Adapun darah haid itu terbagi atas dua macam yaitu warna darah dan sifat-sifat
darah.
b. Merah
c. Abu-abu
d. Kuning keruh
1. Kental
2. Berbau
3. Kental berbau
Darah hitam kental itu lebih kuat dibandigkan darah hitam yang tidak kental.
Darah kental berbau lebih kuat dari pada darah kental tak berbau atau berbau tapi
tidak kental. Jika darah yang keluar ada 2 macam dan sama kuatnya seperti hitam
encer dan merah kental maka darah yang lebih dulu keluar lebih kuat
10
Telah diterangkan bahwa macamnya darah ada 5 macam dan sifatnya ada 4
macam, hal ini bukan berarti jika mengeluarkan 2 macam darah atau lebih maka yang
kuat mesti dihukumi haid sedangkan yang lemah dihukumi istihadhah namun jika
semua darah tidak melebihi 15 hari maka keseluruhannya termasuk darah haid sebab
darah keluar dalam masa boleh haid. Akan tetapi jika melbihi 15 hari maka darah kuat
adalah darah haid sedangkan yang lemah adalah istihadhah jika memenuhi syarat-
syarat isihadhah.
3.2 Hukum istihadloh berdasarkan masa keluar, berhenti, kebiasaan dan warna darah
Orang istihadhah itu tidak di halangi kalau buka perkara yang dilarang atau haram
sebab haid. Oleh karena itu wanita yang istihadhah tetap wajib shalat, puasa
ramadhan, boleh membaca al-quran dan lain – lain. Kemudian sebelum melaksanakan
1. Membasuh kemaluan
Jadi, orag istihadloh diharuskan untuk segera melaksanakan shalat fardu apabila
(Fathul Wahab, Juz 1, Hlm. 26; Al-Jamal, Juz 1, Hlm. 234-344; Tuhfah, Juz 1,
Hlm. 393-397)
1. Mubtada’ah mumayyizah
Adalah orang istihadhah yang sebelumnya belum pernah haid, serta mengerti
bahwa darahnya dua macam (darah kuat dan darah lemah) atau melebbihi dua
macam.
11
Contoh :
Wanita mengeluarkan darah hitam selama 5 hari disusul darah merah sampai
Hukumnya :
Mubtada’ah mumayyizah itu haid nya dikembalikan pada darah qowi (darah
kuat). Yakni semua darah qowi adalah haid sedangkan darah dhoif adalah darah
istihadhah, meskipun lama sekali . jadi, dalam contoh diatas haid nya 5 (lima) hari
(darah hitam), lalu darah yang merah semuanya istihadhah meskipun sampai
Darah dlo’if kelar terus-menerus tidak dipisah oleh darah qowi, meskipun
dipisah naqo’
Pada bulan pertama (daur awal), mubtada’ah tidak wajib mandi kecuali setelah
15 hari, maka setelah 15 hari ia wajib mandi dan wajib mengqodlo’sholat yang
Adalah orang istihadhah yang belum pernah haid serta darahnya hanya satu
Contohnya:
hitam 3 hari, maka hukumnya 2 bulan istihadhah dan 3 hari haid meskipun
12
sebelumya telah dihukumi haid sehari semalam dan suci 29 hari setiap bulan jadi
Hukumnya :
dari permulaan keluarnya darah lalu sucinya 29 hari setiap bulan. Artiya kalau
darahnya terus keluar sampai sebulan penuh atau beberapa bulan, maka setiap
bulan haidnya sehari semalam, sedangkan sucinya 29 hari. Tetapi kalau keluarya
darah tidak mencapai sebulan maka haidnya sehari semalam dan lainnya adalah
istihadhah (suci). Kemudian kalau pada suatu bulan darahnya tidak melebihi 15
memenuhi syarat pada bulan pertama, maka wajib mandi setelah meebihi 15 hari,
qodlo’ 14 hari. Sedangkan bulan kedua dan seterusnya wajib mandi setelah
melebihi sehari semalam, lalu sholat seperti biasa dengan cara yang sudah
diterangkan diatas.
3. Mu’tadah mumayyizah
Adalah orang istihadhah yang pernah haidd dan succi serta mengerti bahwa
Hukumnya :
a. Waktu banyak sedikitnya darah qowi sama dengan waktu banyak sedikitnya
mengeluarkan darah hitam 5 hari mulai tanggal 1, lalu darah merah sampai
akhir bulan. Maka darah qowi dihukumi darah haid dan mandinya setelah
13
melewati 15 hari pada bulan pertama sedangkan blan kedua dan seterusnya
b. Waktu atau ukuran darah qowi tidak sama dengan kebiasaanya namun antara
masa kebiasaanya haid dengan darah qowi tidak ada 15 hari. Contoh :
c. Waktu atau uuran darah qowi tidak sama dengan keiasaanya serta antara masa
Adat haid 5 hari mulai tanggal 1, bulan berikutnya keluar darah merah
Wanita yang demikian haidnya ada dua yakni darah yang keluar dalam
Adalah orang istihadhah yang pernah haid dan suci darahnya satu macam serta
ingat akan ukuran waktu haid dan suci yang menjadi adatnya.
Hukumnya :
Banyak sedikit serta waktunya haid dan suci disamakan dengan adatnya, baik
haid sekali setiap bulan atau 2 bulan atau tiap tahun atau kurang sebulan dan
sebagainya.
Contoh ;
Pada bulan pertama haid 3 hari kedua 5 hari dan ketiga 7 hari ini satu daur .
kemudian kembali pada bulan ke empat haid 3 hari, bulan ke 5 lima 5 hari, bulan
ke 6 tujuh hari ini daur yang kedua. Maka daurnya sudah diaggap teratur karena
14
sudah diulang 2 kali dan intidhom.Mandinya setelah melebihi 15 hari pada daur
pertama sedangkan pada daur kedua dan mandinya setelah masa yang dihukumi
haid.
mutahayyiroh)
Adalah orang istihadhah yang pernah haid dan suci, darah satu macam dan iya
Wanita perrnah haid dqan suci, lalu istihadhah dengan satu macam darah, tapi dia
lupa waktu dan banyak sedikitnya adat haidnya, atau orang gila mengalami haid
lalu semuh langsung istihadhah dengan satu macam darah atau tidak dapat
Hukumnya :
Tidak dapat ditentukan haid dan suciy karena seluruh masa keuare darah bisa
mengandung banyak kemungkinan, bisa haid, suci, baru terhentinya darah. Karena
itu mutahayyiroh wajib berrikhtiar dan wajib mandi setiap akan menjalankan
Adalah orang istihadhah yang pernayh haid dan suci, darahnya satu macam
dan hanya ingat pada banyak sedikitnya adat haidnya, tapi tidak ingat akan
waktunya.
Contoh :
Istihadhah dengan satu macam darah, dia ingat bahwa perah haid selama 5
hari dalam 10 hari dari awal bulan tapi dia lupa tepatnya pada tanggal berapa
mulainya ? tapi dia ingat tanggal 1 jelas masih suci.jadi tanggal 1 dia masih suci,
15
tanggal 2-5 kemungkinan haid atau suci, sebab munkin adat haidnya mulai tanggal
2,3,4,5, bisa siang atau malam, tanggal 6 yakin haid.tanggal 7 – 10 bisa haid isa
suci atau terhenti darah. Tanggal 11 sampai 30 yakin suci sebab dia ingat bahwa
Hukumnya :
Pada masa yang diyakini suci maka hukumnya suci, masa yang diyakini haid
Jadi dia wajib ihtiyad, wajib mandi setiap waktu fardhunya hanya pada masa ragu-
ragu. Jika tidak ada masa yang diyakini haid atau suci, maka seluruh waktu keluar
darah wajib ihtiyd dan wajib mandi setelah 15 hari pada daur awal, daur
Adalah orang istihadhoh yang pernah haid dan suci darahya satu macam, tidak
biasa membedakan darah, dia ingat waktu haidnya , tapi tidak ingat pada banyak
sedikitnya.
Contoh :
Seorang wanita keluar darah 1 macam atau tidak bisa membedakan darah
sampai melebihi 15 hari, ingat tentang haid dan suci, ingat mulai keluar tanggal 1,
namun luupa berapa hari lamanya? Jadi tanggal satu yakin haid, tanggal 2-5
mengandung banyak kemugkinan , tanggal 16-30 yakin suci sebab jelas tanggal 1
Hukumnya :
16
Hari yang diyakini haid dihukumi haid, yang diyaini suci hukumnya suci dan
3.3 Hukum nifas berdasarkan masa keluar, berhenti, kebiasaan dan warna darah
Darah yang keluar setelah melahirkan dihukumi nifas meskipun hanya setetes,
asal tidak melebihi 60 hari. jika keluar darah nifas berlangsung lebih dari 60 hari,
maka termasuk istihadhah dalam nifas (istihadhah fin nifas). Artinya, masih campur,
sebagian nifas, sebagian dari istihadhah dan sebagian lagi darah haid. Tidak boleh
dihukumi yang 60 hari nifas, lalu kelebihannya istihadhah, sebagaimana halnya darah
Contoh :
Kalau pertama kali nifas dan tidak bisa membedakan antara darah qowi dan do’if,
maka nifasnya di kembalikan pada nifas yang paling sedikit yaitu setetes. Kalau sudah
pernah nifas dan bisa membedakan darah qowi dan do’if, maka nifasnya di
Kalau sudah pernah nifas dan darahnya satu macam atau tidak dapat
membedakan darah qowi dan doif serta ia ingat kepada adat (mu’tada goiru
mumayizah) maka nifasnya di kembalikan kepada adatnya, baik adat tadi baru sekali
atau telah berulang kali, kalau adat yang berulang kali tadi tidak berbeda-beda. Tetapi
kalau adat yang kedua atau lebih tadi berbeda – beda maka di perinci seperti pada bab
17
BAB III
Wanita yang haidl dan nifas diharamkan melakukan beberapa perkara sebagai
2. Sujud syukur
3. Sujud tilawah
4. Thowaf
6. I’tikaf
8. Membaca Al-Qur’an
9. Menyentuh Al-Qur’an
11. Bersuci
13. Bersetubuh
Orang yang haidl atau nifas diharamkan bersuci karena dianggap mempermainkan
ibadah (tala’ubu bil ‘ibadah). Oleh karena itu, seorang wanita setelah melahirkan lalu
nifas sebelum mandi wiladah, maka diharamkan mandi wiladah selama masih
mengalami nifas. Begitu juga halnya dengan seorang istri setelah bersetubuh tiba-tiba
18
Orang yang haidl atau nifas diperbolehkan membaca Al’Qur’an dengan syarat
tidak menyegaja, seperti niat dzikir, berdo’a, mencari barokah, menghafal, atau
meluruskan bacaan. Oleh karena itu, seorang penghafal Al-Qur’an, jika khawatir lupa
berbisik. (I’anatut Tholibin, Juz 1, Hal. 114; Bajuri, Juz 1, Hal. 166 dan 114;
Wanita yang haidl dan nifas juga diperbolehkan menyentuh dan membawa Al-
Qur’an yang disertai tafsirnya, jika yakin bahwa tafsirannya lebih banyak dari Al-
tidak sama dengan tafsir. Oleh karena itu, haram menyentuh dan membawa Al-Qur’an
Wanita yang haidl atau nifas jika telah selesai keluar darah, baik di tengah-tengah
masuk waktu sholat maupun tengah malam yang dingin, maka ia wajib untuk segera
mandi (bersuci) apabila hendak melakukan sholat atau ibadah lain yang mewajibkan
bersuci. Tidak diperbolehkan menunda sampai terjadi qodlo’ apalagi jika tidak
Al-qur’an, dan lain-lain. Adapun wanita yang istikhadloh ketika hendak sholat harus
melakukan beberapa perkara yang telah diterangkan dalam bab istikhadloh diatas.
Apabila darah yang keluar itu banyak sampai tembus (nerembes, istilah Jawa), jika
darahnya keluar ketika ia telah bertakbiratul ihram, maka sholatnya tidak batal
19
DAFTAR PUSTAKA
20