ASI
Di susun oleh :
Kelompok
1. Heru mardiyono
2. Natalya purwanto
3. Kumberly kaligis
4. Novita maasawet
5. Yuliana lumeohe
6. Yoel katang
7. Asri Abusalam
8. Miracle Pinaria
9. Ignasius Dae
Latar Belakang :
Menurut data WHO di Negara berkembang seperti Negara Amerika Serikat pada tahun 2015
menyumbang angka kejadian ibu yang mengalami bendungan ASI mencapai 66,34% dari 9.862
orang ibu nifas. Menurut data ASEAN pada tahun 2015 ibu yang mengalami bendungan ASI
sebanyak 76.543 ibu nifas. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat dalam mendorong
peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah. Menurut data Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2015 ibu nifas yang mengalami bendungan ASI sebanyak 77.231
atau 37,12% ibu nifas. Menurut data yang diperoleh di Klinik Arrizal Medika Pamarayan tahun
2017 ibu nifas yang mengalami bendungan ASI terdapat 15 ibu nifas yang mengalami
bendungan ASI dari 328 ibu nifas atau 4,6% dari 328 ibu nifas.
Tujuan :
Dari asuhan kebidanan pada bendungan ASI adalah untuk meningkatkan kemampuan penulis
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI, dengan
menggunakan pendekatan menejemen kebidanan yang sesuai dengan standarisasi pelayanan
kebidanan. Metode yang digunakan pada kasus ini adalah kualitatif yaitu denan cara wawancara
mendalam atau observasi.
Manfaat :
b. Posisi menyusui
yang tidak benar
Penatalaksanaan :
c. Puting susu
a. Keluarkan sedikit ASI
terbenam
sebelum menyusui agar
d. Pengosongan payudara lebih lembek
mammae yang tidak
b. Keluarkan asi sebelum
menyusui sehingga asi keluar
lebih mudah ditangkap dan
Tanda dan Gejala :
dihisap oleh bayi
Berhasil:
a. Bengkak pada payudara
c. Sesudah bayi kenyang
saat perabaan Lakukan asuhan pada ibu
keluarkan sisa ASI
nifas
b. Payudara terasa keras
d. Untuk mengurangi rasa sakit
c. Payudara terasa panas pada payudara berikan
kompres dingin dan hangat
d. Payudara terasa nyeri
menggunakan handuk secara
bila ditekan
bergantian kiri dan kanan
e. Payudara bewarna
e. Susukan ASI sesering Tidak berhasil:
kemerahan
mungkin tanpa dijadwal (on
Kolaborasi dengan dokter
demand)
obgin
pengkajian data Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data
dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tandatanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Varney, 2004) Proses
pengumpulan data mencakup data subjektif dan data objektif, adalah sebagai berikut:
a. Data subyektif
Adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi data
kejadian, informasi tersebut dapat ditentukan dengan informasi atau komunikasi
(Asrinah, 2010) 1) Biodata pasien menurut Sulistyawati (2012)
a) Nama : untuk mengenal dan mengetahui pasien
b) Umur : untuk mengetahui faktor resiko
c) Agama : untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
pasien
d) Suku Bangsa : untuk mengetahui faktor bawaan atau ras
e) Pendidikan : untuk mengetahui tingkat intelektual
f) Pekerjaan : mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap masalah klien.
g) Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal pasien dan lingkungannya.
2) Alasan dating
Alasan datang merupakan alasan pasien datang ke tempat bidan/klinik, yang
diungkapkan dengan kata-katanya sendiri. (Hani,dkk, 2011)
3) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan alasan bagi pasien untuk datang ke tempat bidan/klinik, yang
diungkapkan dengan kata-katanya sendiri (Varney, 2004). Pada ibu nifas dengan
bendungan ASI biasanya mempunyai keluhan bengkak pada payudara saat perabaan,
payudara terasa keras, payudara terasa panas dan nyeri bila ditekan, payudara bewarna
kemerahan (Saifuddin, 2006).
4) Riwayat menstruasi
Dikaji untuk mengetahui tentang menarch, siklus, volume, berapa lama menstruasi,
banyaknya menstruasi, keluhan, dan untuk mengetahui hari pertama menstruasi serta
untuk menentukan umur kehamilan dan tanggal kelahiran. (Salmah,dkk, 2006)
6) Riwayat persalinan
sekarang, menurut Sulistyawati (2012) yaitu:
a) Tempat melahirkan
b) Penolong saat persalinan
c) Jenis persalinan (spontan/bedah sesar)
d) Lama persalinan (dari pembukaan hingga pengeluaran bayi dan plasenta)
e) Komplikasi/kelainan dalam persalinan
f) Keadaan plasenta (spontan, kelengkapan plasenta)
g) Keadaan perineum (utuh,ada robekan, episiotomi)
h) Perdarahan (kalaI-kala IV)
i) Bayi lahir (pemeriksaan antopometri) Pada keadaan ibu sekarang dapat membantu
menentukan keadaan ibu, bayi, perdarahan, dan komplikasi yang terjadi (Salmah,dkk,
2006)
7) Riwayat kehamilan
persalinan, dan nifas yang lalu Dikaji untuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun,
berapa anaknya lahir, tempat persalinan, umur kehamilan, umur kelahiran, jenis
persalinan, penolong persalinan, penyulit, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan
lahir, riwayat nifas yang lalu dan keadaan anak sekarang (Saifuddin, 2007)
8) Riwayat keluarga
berencana Dikaji untuk mengetahui jenis alat kontrasepsi yang pernah digunakan ibu
sebelumnya dan untuk mengetahui rencana KB yang akan digunakan ibu setelah
melahirkan (Varney, 2004)
9) Pola kebiasaan
a) Nutrisi
Penting diketahui supaya dapat menggambarkan bagaimana pasien mencukupi asupan
gizinya. Mulai dari menu apa saja yang dimakan, frekuensi makan dan minum, dan ada
keluhan atau tidak (Varney, 2004)
b) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui pola BAB dan BAK,adakah kaitannya dengan obstipasi atau
tidak (Varney, 2004)
c) Istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu nifas, oleh karena itu bidan perlu mengenali
kebiasaan istirahat ibu nifas supaya dapat diketahui hambatan yang mungkin muncul jika
didapatkan data yang senjang antara pemenuhan kebutuhan istirahat. Pada bendungan
ASI dianjurkan istirahat cukup (Ambarwati, 2008)
d) Hubungan seksual
Dikaji untuk mengetahui berapa kali frekuensi ibu melakukan hubungan seksual dalam
seminggu, pola seksual, dan keluhan (Varney, 2004)
e) Personal hygine
Dikaji untuk mengetahui berapa kali dalam sehari ibu menjaga kebersihan diri. Mandi,
gosok gigi, keramas, dan ganti pakaian. (Sulistyawati, 2012)
f) Aktifitas
Perlu di kaji untuk mengetahui apakah bendungan ASI yang dialami ibu disebabkan
karena aktivitas fisik secara berlebihan (Saifuddin, 2006)
g) Perokok dan pemakaian obat-obatan
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok dan pemakai obat-obatan yang tidak
dianjurkan (Saifuddin, 2007) 10) Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan menurut Hani
dalam buku asuhan kebidanan pada ibu nifas (2011) meliputi :
a) Riwayat penyakit sekarang
Dikaji untuk mengetahui penyakit yang saat ini sedang diderita oleh ibu
b) Riwayat penyakit yang lalu
Perlu dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit DM, hipertensi, jantung, asma,
TBC, epilepsi, atau penyakit lain yang pernah di derita.
c) Riwayat penyakit keluarga
Dikaji, apakah dalam keluarga ada yang mempunyai penyakit menurun seperti DM,
hipertensi, jantung, asma, TBC, epilepsi, hepatitis, atau penyakit lain yang menurun
d) Riwayat operasi
Dikaji apakah ibu pernah melakukan operasi, terutama operasi obstetrik. 23
11) Psikososial budaya
Untuk mengetahui bagaimana keadaan mental ibu dalam menjalani masa nifas ini,
dan respon keluarga. Biasanya ibu nifas dengan bendungan ASI, akan cemas
(Saifuddin, 2007)
b. Data objektif
Data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien,
pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnosis lain (Asrinah dkk, 2010)
1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Keadaan umum awal yang dapat diamati meliputi adanya kecemasan yang dialami
pasien. (Salmah,dkk, 2006)
b) Kesadaran
Untuk mengetahui gambaran kesadaran pasien. Dilakukan dengan pengkajian tingkat
kesadaran mulai dari keadaan Composmentis (keadaan maximal) sampai dengan
koma (pasien tidak dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2012)
c) Tekanan darah
Tekanan darah pada ibu nifas biasanya menjadi lebih rendah ini diakibatkan oleh
perdarahan, sedangkan tekanan darah tinggi pada ibu nifas merupakan tanda
terjadinya preeklamsi postpartum (Ambarwati, 2008).
e) Suhu
Untuk mengetahui suhu badan, apakah ada peningkatan atau tidak, suhu normal
36,5–37,5°C. (Sulistyawati, 2012)
F) Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang di hitung dalam menit. Batas normal 60-100 kali
permenit. (Hani,dkk, 2011)
G) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam menit. Batas
normal 16-20 kali permenit (Salmah,dkk, 2006)
H) Berat badan
Untuk mengetahui berat badan ibu, karena jika berat badan ibu berlebih dapat
beresiko menyebabkan komplikasi (Salmah,dkk, 2006)
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, bersih atau kotor, dan berketombe atau
tidak (Sulistyawati, 2012)
b) Muka
Apakah terdapat odema atau tidak, muka pucat atau tidak (Hani,dkk, 2011)
c) Mata
Untuk mengetahui warna konjungtiva pucat atau tidak, sklera putih/kuning (Varney,
2004)
d) Hidung
Untuk mengetahui adanya kelainan, cuping hidung, benjolan, dan sekret (Hani,dkk,
2011)
f) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga, ada kotoran/serumen atau tidak. (Sulistyawati,
2012)
g) Mulut, gigi, dan gusi
Untuk mengetahui adanya stomatitis, karies gisi, gusi berdarah atau tidak
(Sulistyawati,2012)
h) Leher
Untuk mengetahui ada tidaknya pembengkakan kelenjar limfe, kelenjar tyroid, dan
pembesaran vena jugularis (Hani,dkk, 2011)
i) Dada dan Axila
menurut Ambarwati (2008) dalam buku Asuhan Kebidanan pada ibu nifas, yaitu:
(1) Mamae
Untuk mengetahui adanya pembesaran pada mamae, simetris atau tidak, puting
susu menonjol atau tidak, ada benjolan atau tidak, dan sudah ada pengeluaran
kolostrum atau belum
(2) Axila
Untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan adanya benjolan pada daerah axila
j) Genetalia
Untuk mengetahui apakah ada varises pada vagina, dan adakah pengeluaran
pervaginam yaitu pengeluaran lokea (warna, bau, banyaknya, konsistensi), serta
adakah robekan jalan lahir dan kontraksi uterus (Varney, 2004)
k) Anus
Untuk mengetahui adakah Hemoroid, dan varises pada anus (Sulistyawati, 2012)
l) Ekstermitas
Untuk mengetahui adakah varises, odema atau tidak, apakah kuku jari pucat, suhu
atau kehangatan, dan untuk mengetahui reflek patella (Hani,dkk, 2011)
3) Pemeriksaan khusus obstetric
a) Inspeksi
adalah proses pengamatan dilakukan untuk menilai keadaan (Saifuddin, 2006)
(1) Muka Terdapat cloasma gravidarum atau tidak,oedem atau tidak
(2) Payudara Simetris, ada retraksi dada atau tidak, puting menonjol atau tidak
(3) Abdomen Untuk mengetahui adanya luka bekas operasi obstetric
(4) Genetalia Untuk mengetahui keadaan perineum, pengeluaran lokea (warna, bau,
banyaknya, konsistensi), robekan jalan lahir
b) Palpasi
adalah pemeriksaan dengan indera peraba yaitu tangan dilakukan untuk menentukan
keadaan payudara yaitu terasa keras dan nyeri bila ditekan (Saifuddin, 2006) (1)
payudara
Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara yang abnormal, kolostrum dan
ASI yang keluar
(2) Abdomen
Untuk mengetahui TFU, konsistensi uterus, kontraksi uterus, kandung kemih
b. Langkah II.Merumuskan diagnosa/masalah aktual Interpretasi
data (data dari hasil pengkajian) mencakup diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
dirumuskan diagnosa masalah yang spesifik (Varney, 2004).
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan dalam ruang lingkup praktek kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Dianosa kebidanan yang
ditegakkan pada ibu nifas dengan bendungan ASI adalah Ny..... umur ....tahun,
post partum .... jam/hari .... dengan bendungan ASI Data dasar : Data subyektif :
1) Ibu mengatakan kelahiran anak yang ke ....
2) Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
3) Ibu mengatakan post partum ......jam/hari...
4) Ibu mengatakan payudara bengkak saat perabaan
5) Ibu mengatakan payudara terasa panas dan nyeri bila ditekan, bewarna
kemerahan
6) Ibu mengatakan istirahat dengan cukup
7) Ibu mengatakan tidak ada hambatan dalam beraktifitas
8) Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit menurun dan menahun
Data objektif :
1) Keadaan umum dan vital sign
2) Pemeriksaan fisik ibu
3) Pemeriksaan khusus
4) Genetalia Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa (Varney, 2004).
Masalah yang sering timbul pada ibu nifas dengan bendungan ASI yaitu payudara
terasa keras dan nyeri saat perabaan, bengkak pada payudara, payudara bewarna
kemerahan (Saifuddin, 2006) Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien
dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data (Varney, 2004). Kebutuhan untuk ibu nifas dengan
bendungan ASI adalah konseling tentang teknik menyusui yang benar
c. Langkah III. Merumuskan diagnosa atau masalah potensial
Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi,
oleh karena itu membutuhkan antisipasi pencegahan serta pengawasan pada ibu
nifas dengan bendungan ASI (Varney, 2004)
Pada ibu nifas dengan bendungan ASI diagnosa potensial yang mungkin terjadi
adalah mastitis (Manuaba, 2010)
d. Langkah IV.Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menunjukan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan
prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya, setelah bidan
merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa atau
masalah potensial yang sebelumnya. Penanganan segera pada kasus bendungan
ASI ini adalah melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter
obsgyn (Varney, 2004)
e. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap
sebelumnya, juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara
komprehensif yang didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui
kebenarannya sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang
seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan. Rencana asuhan yang di
berikan pada ibu nifas dengan bendungan ASI menurut penatalaksanaan
bendungan ASI Wiknjosastro (2009) adalah:
1) Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek
2) Keluarkan asi sebelum menyusui sehingga asi keluar lebih mudah
ditangkap dan dihisap oleh bayi
3) Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
4) Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres dingin dan
hangat menggunakan handuk secara bergantian kiri dan kanan
5) Susukan ASI sesering mungkin tanpa dijadwal (on demand)
6) Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi
kebutuhan ASI Dari penatalaksanaan bendungan ASI tersebut untuk asuhan
kebidanan yang di berikan pada klien dapat dilakukan :
1) Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat
2) Memberikan konseling tentang kebutuhan nutrisi selama masa nifas
3) Memberikan konseling tentang cara menyusi yang benar
4) Memberitahu ibu untuk melakukan pengompresan dengan air hangat pada
kedua payudara
f. Langkah VI. Impelementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan asuhan yang menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini dapat dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien
atau tenaga lainya (Varney, 2004)
g. Langkah VII. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dan seluruh asuhan yang sudah diberikan, apakah
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di
dalam masalah diagnosa. (Varney, 2004) Evaluasi pada ibu nifas dengan
bendungan ASI menurut Wiknjosastro (2009)
1) Terpenuhinnya kebutuhan ibu untuk banyak beristirahat
2) Ibu mengerti tentang tentang kebutuhan nutrisi selama masa nifas
3) Ibu mengerti tentang cara menyusui yang benar
4) Ibu mengerti dan akan melakukan pengompresan pada payudara
3. Data perkembangan
Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan 7 langkah Varney, sebagai
catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam
pendokumentasian. Menurut Varney dalam Asrinah (2010) sistem
pondokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP yaitu:
a. S (Subyektif) : menggambarkan dan mendokumentasikan Hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah satu Varney.
b. O (Objektif) : menggambarkan dan mendokumentasikan
Hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium, dan tes diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan langkah satu Varney.
c. A (Assesment) : menggambarkan dan mendokumentasikan Hasil analisa
dan interpretasi data subjektif dan objektif suatu identifikasi.
d. P (Planning) : menggambarkan dan mendokumentasikan dari tindakan dan
evaluasi perencanaan berdasarkan pada assesment sebagai langkah V, VI, VII
Varney.
ANALISA DATA
PENATALAKSANAN KEPERAWATAN
Sabtu, 24 No. Implementasi Keperawatan Evaluasi
Januari Dx (SOAP)
2021
berlangsung di alami 5
perawatan payudara
P : Intervensi di lanjutkan
11:00 o Mengkaji TTV
1
TD, HR, RR, T
Senin,11
o Mengkaji nyeri yang dialami
klien, apakah sudah
berkurang atau tidak setelah
Januari dilakukan kompres air hangat
2021 S:
o Mengkaji kembali keadaan Ny. R mengatakan nyeri
09:30 yang dirasakan mulai
payudara klien
berkurang dari nyeri yang
12:20
o Mengevaluasi apakah Ny.R
mengerti dan paham apa
yang sudah di jelaskan
tentang masalah yang di sudah berkurang,asi
alaminya. keluar walaupun sedikit
Selasa,26 dan putting sudah mulai
Januari o Menanyakan kepada klien timbul setah di lakukan
2021 apakah cara yang di perawatan payudara
10:00 anjurkan di lakukan
O:
o Kaji TTV
10:40 A: Masalah teratasi
TD, HR, RR , T
sebagian
P: Intervensi di lanjutkan
11:30
BAB IV
Intervensi diagnosa pertama Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri berhubungan dengan Ketidaknyamanan
Fisik pada Nyeri Payudara. Kaji skala nyeri, anjurkan klien untuk melakukan kompres air hangat untuk
mengurasi rasa nyeri yang di rasakan, asi selalu di perah dan melakukan perawatan payudara.
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien sesuai dengan perencanaan tindakan asuhan
keperawatan yang bertujuan sesuai dengan kriteria hasil.
Evaluasi diagnosa gangguan rasa nyaman: nyeri payudara akibat bendungan ASI mendapatkan hasil
masalah teratasi sebagian.
Saran
Bagi Keluarga
Diharapkan dapat membantu Ny. R dalam mengatasi rasa nyeri yang di alami dengan mengguankan cara
yang sudah di ajarkan
Bagi Penulis
Mahasiswa dapat memahami kesenjangan antara teori dan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah gangguan rasa nyaman: nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi 10, Jakarta:
EGC.