Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN


STROKE NON HEMORAGIK DI IRNA NON BEDAH
NEUROLOGI RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Ujian Akhir Program D III
Keperawatan

Oleh :

Syamsul Putra
07111278

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


PRODI D III KEPERAWATAN 2010
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN STROKE NON
HEMORAGIK di RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

DISUSUN OLEH

Nama : Christy Priskilla Lumentut

NIM : 711440119046

Tingkat : D-III Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

PRODI D-III KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia.
Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan dua
pertiga stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang (Feigin, 2006). Di Indonesia,
diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau
125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat.
Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan
hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia
muda dan produktif hal ini akibat gaya dan pola hidup masyarakat yang tidak sehat,
seperti malas bergerak, makanan berlemak dan kolesterol tinggi, sehingga banyak
diantara mereka mengidap penyakit yang menjadi pemicu timbulnya serangan
stroke. Saat ini serangan stroke lebih banyak dipicu oleh adanya hipertensi yang
disebut sebagai silent killer, diabetes melittus, obesitas dan berbagai gangguan
kesehatan yang terkait dengan penyakit degeneratif. Secara ekonomi, dampak dari
insiden ini prevalensi dan akibat kecacatan karena stroke akan memberikan
pengaruh terhadap menurunnya produktivitas dan kemampuan ekonomi masyarakat
dan bangsa (Yastroki, 2009).
Stroke biasanya ditandai dengan kelumpuhan anggota gerak atas maupun
bawah pada salah satu sisi anggota tubuh. Untuk itu penderita stroke perlu
mendapatkan penanganan yang sedini mungkin agar pengembalian fungsi dari
anggota gerak serta gangguan lainnya dapat semaksimal mungkin atau dapat
beraktifitas kembali mendekati normal serta mengurangi tingkat kecacatan.
Stroke dapat menyebabkan problematika pada tingkat impairment berupa
gangguan motorik, gangguan sensorik, gangguan memori dan kognitif, gangguan
koordinasi dan keseimbangan. Pada tingkat functional limitation berupa gangguan
dalam melakukan aktifitas fungsional sehari-hari seperti perawatan diri, transfer
dan ambulasi. Serta pada tingkat participation restriction berupa keterbatasan
dalam melakukan pekerjaan, hobi dan bermasyarakat di lingkungannya.

Berdasarakan fenomena diatas seorang perawat hendaknya memberikan


asuhan keperawatan yang konprehensip kepada klien stroke sehingga tidak timbul
dampak yang tidak diainginkan dari stroke itu sendiri.

Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui secara umum tentang penyakit Stroke dan mampu
menerapkan asuhan keperawatan yang komprehensif kepada klien dengan Stroke Non
Hemoragik.
Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan
Stroke Non Hemoragik.
Mampu menerapkan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data.
Mampu membuat perencanaan pada klien dengan Stroke Non
Hemoragik.
Mampu memberikan implementasi berdasarkan rencana yang sudah
disusun.
Mampu mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan pada klien dengan
Stroke Non Hemoragik

Gejala utama stroke non hemoragik


a..Timbulnya defisit neurologis secara
mendadak b.Terjadinya waktu sedang
istirahat c.Kesadaran tak menurun kecuali
embolisnya besar d.KondisI hiperkoogulasi

Etiologi
pecahnya arteri serebral
b. .hipertensi pencetus stroke
Molfarmasi arterio venolis
Penyalahan gunaan obat
Patofisiologi
Hipertemsi kronik menyebakan pembuluh darah arteriole mengalmi perubahan
perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis,
nekrosis, fibrinoid, serta timbulnya Anuerisma tipe bouchard. Kenaikan darah yang
atau dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah
terutama pada sore dan pagi hari.
Jika pembuluh darah tersebut pecah maka perdarahabn dapat berlanjut sampai
dengan 6 jam dan jika volumenya berserakan merusak struktur anatomi otak dan
menimbulkan gejala klinik. Jika perdarahan yang terjadi kecil ukuranya maka masa
darah hanya dapat merusak dan menyela diatara selaput akson, masa putih tanpa
merusaknya, pada keadaaan ini absorbsi darah kan diikuti dengan pulihnya fungsi
neurologi. Sedangkan pada perdarahn yang luas terjadi destruksi masa otak,
peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih berat menyebabkan herniasi otak.

Elemen-elemen vasoaktif darah yang kelauar serta iskemik akibat menurunnya tekanan
perfusi, menyebabkan neuron di daerqah yang terkena darahdan disekitarnya tertekan
lagi, jumlah darah yang keluar menetukan prognosis. Apabila volume darah lebih dari
60 cc maka resiko kematain sebasar 93 % , pada perdarahan lebar perdarahan serebral
dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 73 %
tetapi volume 5 cc pada pons sudah berakibat vatal (Jusuf Misbah 1999)
WOC
Faktor yang dapat dimodifikasi : Faktor yang tidak dapat dimodifikasi :

( Kolesterol, perokok,obesitas,Stress,life style) (usia, penyakit bawaan, jenis kelamin)

11
Arterisklerosis

Td meningkat trombosis emboli spasme pembuluh darah

Pembuluh darah pecah Suplai darah tidak adekuat di otak nyeri kepala (vertigo)

volume intracranial

Hipoksia/iskemia G. Rasa nyaman nyeri

jaringan otak

G. perfusi cerebral G. Mobilitas fisik


G. Komunikasi verbal
Vasodilatsi

Cidera / kongesti G. pemenuhan nutrisi


pada daerah otak

TIK meningkat

Penekanan batang otak G.pernafasan Perubahan kesadaran


Perubahan pupil
Perubahan TTV
G. kardiovaskuler Bersihan jalan nafas Pola nafas meningkat

Kontraksi jantung tergangggu Bedres yang lama


tidak efektif

Perubahan tekanan nadi Dekubitus

Tekanan perfusi menurun G. Perfusi serebral kerusakan Integritas kulit


PO2 PCO2
Faktor Resiko pada Stroke
a. Yang Dapat Diubah
Hipertensi
Diabetes Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
Life Style ( Merokok, konsumsi alkohol, Penggunaan obat-obatan
psikotropika
Obesitas
Kolesterol tinggi
Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar
estrogen tinggi)
b. Yang Tidak Dapat Diubah
Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi
atrium, penyakit jantung kongestif)
Usia
Jenis Kelamin
Ras, Riwaya Keluarga
Riwayat Stroke
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)
7 . Tanda dan gejala
a.Disatria (bicara pelo)
b.Nyeri kepala karna hipertensi
c.Mual dan muntah
d.Penurunan kesadaran
c.Kelumpuhan anggota gerak
d.Vertigo
e.gangguan menelan
f.Ataksia (berjalan tidak tegap)

Komplikasi
Fisik Dan Biologis
Bahu kaku, dekubitus, mengalmi gangguan bicara, gangguan mobilitas fisik
Psikologi
Biasanya mengalami gangguan jiawa diakibatkan karena ketegangan akibat
kematian jaringan otak.
Sosial
Akan mengalmi gangguan komunikasi dengan orang lain, diatara pembicaraan
susah dimengaerti.
Pencegahan
a. Primer
Memasyaraktakan gaya hidup sehat bebas stroke dengan menghindari
rokok, stress mental, alkohol, kegemukan/obesitas, obat-obatan
Mengurangi konsumsi maknanan tinggi kolesterol dan lemak
Mengendalikan hipertensi, Diabetes melitus, penyakit jantung b.
Sekunder
Memodifikasi gaya hidup yang beresiko stroke
Melibatkan peran keluarga seoptimal mungkin
Melakukan perawatan sebaik mungkin
Penatalaksanaan Medik
Menurut Listiono D (1998 : 113) penderita yang mengalami stroke dengan
infark yang luas melibatkan sebagian besar hemisfer dan disertai adanya
hemiplagia kontra lateral hemianopsia, selama stadium akut memerlukan
penanganan medis dan perawatan yang didasari beberapa prinsip. Secara praktis
penanganan terhadap ischemia serebri adalah : c. Penanganan suportif imun

Pemeliharaan jalan nafas dan ventilasi yang adekuat.


Pemeliharaan volume dan tekanan darah yang kuat.
Koreksi kelainan gangguan antara lain payah jantung atau aritmia. d.
Meningkatkan darah cerebral
Elevasi tekanan darah
Intervensi bedah
Ekspansi volume intra vaskuler
Anti koagulan
Pengontrolan tekanan intracranial
Obat anti edema serebri steroid
Proteksi cerebral (barbitura)
Sedangkan menurut Lumban Tobing (2002 : 2) macam-macam obat yang
digunakan :

Obat anti agregrasi trombosit (aspirasi)


Obat anti koagulasi : heparin
Obat trombolik (obat yang dapat menghancurkan trombus)
Obat untuk edema otak (larutan manitol 20%, obat dexametason)
B. Anatomi fisiologi
1.berat otak manusia sekitar 1400 gram.
Otak terdiri dari 4 bagian :
a.serebral otak besar
b.serebrum otak kecil
c.batang otak
d.medula spinalis
2.fungsi otak
Sebagai pusat reflek yang mengkoordinasi dan mempertahankan gerakan otot,
mengubah kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan.
Pemeriksaan Penunjang a.
CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark.
b. Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan
atau obstruksi arteri.
c. Pungsi Lumbal
o menunjukan adanya tekanan normal. Tekanan meningkat dan
cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan.
d. MRI
Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
e. EEG:
Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
Ultrasonografi Dopler Mengidentifikasi
penyakit arteriovena
Sinar X Tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng
pineal (DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Tn.I
Umur : 77 tahun
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Indonesia
Pekerjaan : pensiunan guru
Penanggung Jawab : Keluarga
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Alamat : parupuak tabing
No. MR : 68 90 21
Ruang Rawat : Bangsal Syaraf
Tanggal Masuk : 5 juli 2010
Tanggal pengkajian : 6 Juli 2010
Diagnosa medik : Stroke non Hemoragik
Alasan masuk :lemah anggota gerak sebelah kiri pada kaki dan tangan
Sumber informasi : Keluarga dan status II.

Tanda-Tanda Vital

Nadi : 95 ×/i
Tekanan Darah : 130/80 MmHg

Pernafasan : 22 ×/i

Suhu : 36, °C
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Keluarga klien mengatakan pada tahun 2003,klien pernah mengalami kelemahan
pada tangan kiri dan kaki kiri.tapi akhirnya sembuh,klien Cuma dibawa keluarga
untuk pengobatan alternatif dan teraphy.klien tidak pernah dirawat di Rs.
Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Klien masuk RSUP. Dr. M. Djamil Padang melalui IGD dibawa keluarga pada
tanggal 05-07-2010 jam 14 wib.sebelumnya klien sedang duduk di teras depan
secara tiba-tiba klien merasakan berat pada tangan kiri dan kaki kiri dan susah
untuk digerakan.saat terkena klien merasakan mual dan muntah.setelah itu
keluarga langsung membawa klien ke RSUP,Dr.Mdjamil.
pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 07-07-2010 keluarga mengatakan
klien tampak lemah,dan juga tidak berdaya.tangan kiri dan kaki kiri klien tidak
bisa digerakan.semua kebutuhan klien di bantu keluarga.klien juga tidak mau
makan,nafsu makan klien menurun.klien juga susah bicara,bicara klien kacau.dan
susah untuk dimengerti.
Kesehatan keluarga (RKK)
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit
seperti ini, tidak ada keluarga klien yang mempunyai penyakit keturunan seperti :
DM, Hipertensi dll.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Rambut dan hygiene kepala
Rambut hitam, bersih, dan beruban.
Mata
Simetris ki-ka,
Konjungtiva tidak anemis,

sclera tidak ikterik


palpebra tidak udem
alis mata simetris.
Mata sebelah kiri klien mengalami gangguan penglihatan
Hidung
Simetris Kiri dan kanan tidak ada pernafasan cuping hidung.dan tidak terpasang
alt bantu seperti : Sonde/NGT
Mulut dan Tenggorokan
Tidak ada peradangan, tidak ada pembesaran tonsil.
Telinga
Simetris ki-ka, telinga sebelah kiri tertanggu.dan tidak ada terpasang alat bantu
pendengaran.
Leher
Tidak ada pembesaran KGB
Dada/Paru
o Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, tidak menggunakan alat bantu
pernafasan
o Auskultasi : Suara Nafas sonor

o Palpasi : Fremitus Kiri dan kanan


o Perkusi : Sonor
8. Jantung
o Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

o Palpasi : Ictus teraba 1 jari LMCS RIC V


o Perkusi : batas jantung normal
o Auskultasi : Teratur
9. Abdomen
o Inpeksi : Perut tidak membuncit

o Palpasi : Tidak terjadi pembesaran hepar


o Perkusi : Tympani
o Auskultasi : Bu (+)

Genito urinaria
Klien terpasang pampers, dan kateter
Ektremitas

Ektremitas atas
Terjadi kelemahan pada tangan bagian kiri dan terpasang infus RL
12 jam/kolf
Ektremitas bawah
Terjadi kelemahan pada kaki bagian kiri
Dan tidak bisa digerakan

V .Pola Kebiasaan Sehari-hari


Eliminasi o
BAB
Sehat : 1x sehari, warna kuning, konsistensi agak pada
Sakit : 1x sehari, warna kuning, konsistensi agak padat
BAK
Sehat : 3-5 x sehari warna bening kekuningan dan tidak ada endapan.
Sakit : Klien terpasang kateter warna urine bening kekunigan
Nutrisi
Makan
Sehat : 3x sehari, nasi lunak + sayur + lauk.
Sakit : Diit Klien MC 3x sehari.Habis ¼ porsi.
Minum
Sehat : Air putih, ± 3 gelas sehari
Sakit : air putih + susu ± 3 gelas sehari
Istirahat/ tidur
Malam : ± 5 jam
o Siang : ± 2 jam
Personal higine o

Mandi :

Sehat : 2X sehari pakai sabun dan diguyur.

Sakit : 1X sehari dibantu perawat.

VI.Pemeriksaan Fisik Sistem Persyarafan


Tingkat Kesadaran

Kulalitatif
Apatis
Kuantitatif
GCS:9 E :
4
V:4
M:1
Pemeriksaan Nervus Cranialis 1. Nervus I
(Alfaktorius)
Klien mampu mengenali bau yang didekatkan pada hidungnya pada saat
dilakukan pemeriksaan.
Nervus II (Optikus)
Klien tidak mampu melihat dan membaca 2 baris tulisan pada koran,
lapang pandang klien baik.
Nervus III.IV.VI (Occulomotorius.Trochlearis.Abducen)
Pupil tidak berespon terhadap cahaya, dan bola mata bisa digerakkan ke
segala arah,atas ,bawah, dan nasal.
Nervus V (Trigeminus)
Kliem mampu mengunyah,menutup mulut, menggerakkan rahang bawah
ke samping.
Nervus VII (Fasialis)
Wajah klien simetris,bisa menganggat alils dan menggerakkannya.
Nervus VIII (Akustikus)
Klien tidak mampu mengenali suara gerakakn jari di yang di dekatkan ke
telinga klien dan suara detak alroji. Keseimbangan klien terganggu klien
tidak mampu berdiri sendiri
Nervus IX. X (Glasofharingeus. Vagus)
Ovula jatuh kearah yang sehat yakni bagian kanan, reflek menelan klien
bagus.
Nervus XI (Aksesorius)
Klien mampu mengangkat bahu sebelah kanan dan menggerakkannya.pada
bahu sebelah kiri klien terganggu.klien tidak bisa mengangkat dan
menggerakan bahu sebaelah kiri.

9. Nervus XII (Hipoglosus)


Klien bisa menjulurkan lidah,serta mengubah bentuk lidah.
Pemeriksaan Motorik
Klein mengalami gangguan keseimbangan, dan klien tidak bisa berjalan,tonus
otot mengalmi penurunan fungsi.

Kekuatan Otot klien :

111
111
Pemeriksaan Reflek
1. Reflek Fisiologis a.
Reflek Tendon
o Reflek Trisep :+/++
o Reflek Bisep :+/++
o Reflek Patella :+/++
o Reflek Achiles :+/+
b. Reflek Superfisial
o Reflek kulit Perut : ++

o Reflek Kremaster : ++
o Reflek Anus : ++
o Reflek Bulbokavernosus : ++
o Reflek Plantar : ++
2. Reflek Patologis
o Reflek Barbinski :(-)

VII.Prorgram Therapi
No Nama Obat Dosis Hari Ke
jam/kolf 2
IVFD RL 3
1 x 500 mg
Brain act 3
2
VIII.Data Penunjang
Data Laboratorium a.
Hematologi
o Hb : 14,3 g/dl
o Leukosit : 4900 / mm
o LED : 140
o Trombosit : 504.000 / mm
o Hematokrit : 49%

b. Kimia Klinik
o Total kolesterol : 125 mg/dl

o HDL kolesterol : 175 mg/dl


o LDL kolesterol : 77 mg/dl
o Tirigle sirida : 106 mg/dl
o Asam urat : 14 mg/dl
o Natrium : 42 mg/dl
o Ureum darah : 109 mg/dl
o Kreatinin : 2,8 mg/d

Pemeriksaan Radaiologi
Ro Thorak
Dalam batas normal.
CT Scan
Tidak dilakukan pemeriksaan.
ANALISA DATA

NO Data Masalah Penyebab


1. DS ; Defisit perawatan diri Kelemahan fisik,
- Keluarga klien mengatakan Kerusakan neuromuskuler.
kebutuhan klien diantu
keluarga dan perawat.

DO :
- Kebutuhan klien dibantu
keluarga dan perawat
- Klien bedrest
- Klien terlihat lemah

2. DS : Gangguan komunikasi Kerusakan neuromuskuler.


- Keluarga klien mengatakan verbal
klien susah berbicara dan
kata-katanya susah
dimengerti.

DO :
- Klien tidak bisa berbicara
seperti biasanya
- Klien bicara pelo kalau
klien berbicara kacau dan
tidak jelas.

3. DS : Gangguan pemenuhan Intake yang tidak


- Keluarga klien mengatakan nutrisi kurang dari Adekuat.
klien tidak memiliki nafsu kebutuhan tubuh
makan.
- Keluarga mengatakan klien
tidak menghabiskan porsi
makannya.

DO :
- Klien terlihat lemah
- Klien tidak menghabiskan
makannya.
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri b/d Kelemahan Fisik, Kerusakan Neruromuskuler.

2. Gangguan Komunikasi Verbal b/d Kerusakan Neuromuskuler.

3. Gangguan Pemenuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan tubuh b/d Intake


yang Tidak Adekuat.

INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


O
1. Defisit perawatan Setelah dilakukan - Bina HAM dengan klien
diri b/d Kelemahan intervensi keperawatan dan keluarga
fisik, kerusakan masalah klien dapat - Observasi kebersihan diri
neuromuskuler. teratasi dengan kriteria klien
hasil : - Bantu Latihan fisik ROM
- Klien bisa pada klien untuk
memenuhi menggerakkan otot-otot,
kebutuhan sendiri. jari-jari pada ekstremitas
Seperti : mandi, yang terganggu
makan, minum dan
eliminasi
- Klien dapat
melakukan
aktivitas seperti
biasanya.
2. Gangguan Setelah dilakukan - Gunakan pertanyaan
komunikasi verbal intervensi keperawatan terbuka dengan jawaban
b/d kerusakan masalah klien dapat YA atau TIDAK
neuromuskuler teratasi dengan kriteria selanjutnya kembangkan
hasil : jadi pertanyaan kompleks
- Klien dapat bicar - Hargai kemampuan klien
seperti biasa lagi
- Bicara klien bisa
dimengerti dan
tidak kacau
3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan - Anjurkan klien makan
pemenuhan nutrisi keperawatan masalah klien sedikit tapi sering
kurang dari dapat teratasi dengan - Hidangkan makanan
kebutuhan tubuh kriteria hasil : dalam keadaan hangat
b/d intake yang - Nafsu makan - Ciptakan lingkungan
tidak adekuat. meningkat bersih saat klien makan
- Porsi yang - Pantau masukkan untuk
diberikan habis pemberian nutrisi yang
- Mual dan muntah baik untuk klien.
hilang
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari Pertama

D Hari/tgl IMPLEMENTASI EVALUASI


X
1. - Membina HAM dengan S:
klien dan keluarga. - Klien mengatakan belum
- Mengobservasi bisa beraktivitas, KDM
kebersihan diri klien nya masih dibantu.
- Membantu Latihan fisik - Keluarga klien
ROM pada klien untuk mengatakan aktivitas
menggerakkan otot-otot, dibantu seperti : mandi,
jari-jari pada ekstermitas BAB, dan makan.
yang terganggu
- Mendekatkan alat-alat O:
yang dibutuhkan klien - Klien tampak bedrest
- Mengubah posisi klien - Klien tampak lemah
minimal 2 jam sekali.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2. - Meminta klien untuk S:


mengucapkn kata-kata - Keluarga klien mengatakan
sederhana seperti PUS. klien susah berbicara dan
- Menggunakan kata-katanya susah
pertanyaan terbuka
dengan jawaban YA atau dimengerti.
TIDAK selanjutnya
kembangkan jadi O:
pertanyaan kompleks
- Menghargai kemampuan - Klien tidak bisa berbicara
klien seperti biasanya
- Klien bicara pelo kalau klien
berbicara kacau dan tidak
jelas.

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan

3. - Menganjurkan klien S:
makan sedikit tapi sering
- Menghidangkan - Keluarga klien
makanan dalam keadaan mengatakan klien tidak
hangat mau makan
- Menciptakan lingkungan
bersih saat klien makan - Keluarga klien
- Memantau masukkan mengatakan klien tidak
untuk pemberian nutrisi
yang baik untuk klien. memiliki nafsu makan.

O:
- Klien tampak lemah dan
lesu.
- Klien tampak tidak
menghabiskan porsi
makannya.

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan.

Hari Kedua
1. - Membina HAM dengan S:
klien dan keluarga. - Klien mengatakan belum
- Mengobservasi bisa beraktivitas, KDM
kebersihan diri klien nya masih dibantu.
- Membantu Latihan fisik - Keluarga klien
ROM pada klien untuk mengatakan aktivitas
menggerakkan otot-otot, dibantu seperti : mandi,
jari-jari pada ekstermitas BAB, dan makan.
yang terganggu
- Mendekatkan alat-alat O:
yang dibutuhkan klien - Klien tampak bedrest
- Mengubah posisi klien - Klien tampak lemah
minimal 2 jam sekali.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2. - Meminta klien untuk S:


mengucapkn kata-kata - Keluarga klien mengatakan
sederhana seperti PUS. klien susah berbicara dan
- Menggunakan kata-katanya susah
pertanyaan terbuka
dengan jawaban YA atau dimengerti.
TIDAK selanjutnya
kembangkan jadi O:
pertanyaan kompleks
- Menghargai kemampuan - Klien tidak bisa berbicara
klien seperti biasanya
- Klien bicara pelo kalau klien
berbicara kacau dan tidak
jelas.

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan

3. - Menganjurkan klien S:
makan sedikit tapi sering
- Menghidangkan - Keluarga klien
makanan dalam keadaan mengatakan klien sudah
hangat mau makan
- Menciptakan lingkungan
bersih saat klien makan - Keluarga klien
- Memantau masukkan mengatakan klien sudah
untuk pemberian nutrisi
yang baik untuk klien. nafsu makan.

O:
- Nafsu makan klien
meningkat
- Klien tampak sudah bisa
menghabiskan setengah
dari porsi makannya.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA
Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam
beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda
yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67)
Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan
parenkim otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi
keduanya. Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui
penekanan struktur otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan iskemia pada
jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial pada gilirannya akan
menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan batang otak
Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United
State. Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada usia
antara 75 – 85 tahun. (Long. C, Barbara;1996, hal 176).

Saran
Diharapkan Mahasiswa/Perawat di rumah sakit mampu melakukan dan
menerapkan proses keperawatan pada klien Stroke Non Hemoragik yang
hampir seluruh kebutuhan dasarnya dibantu.
Diharapkan Mahasiswa/Perawat dirumah Sakit bisa menjalian komunikasi dan
kerjasama yang baik dengan klien, keluarga dan tim medis lainnya demi
tercapainya Asuhan Keperawatan yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai