1. Transient non hemoragik attack (TIA) adalah serangan stroke sementara, gejala defisit
neurologis hanya berlangsung kurang dari 24 jam.
2. Reversible non hemoragik neurologic deficits (RIND) adalah kelainan atau gejala neurologis
menghilang antara lebih dari 24 jam sampai 3 minggu.
3. Stroke in evolution adalah stroke yang gejala klinisnya secara bertahap berkembang dari ringan
sampai semakin berat.
4. Stroke komplit adalah stroke dengan defisit neurologis yang menetap dan sudah tidak
berkembang lagi.
ETIOLOGI
Stroke non hemoragik disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah pada otak otak yang disebabkan
oleh tumpukan thrombus akibat timbunan lemak (plak) didalam pembuluh darah arteri karotis,
pembuluh darah sedang arteri serebri atau pembuluh darah kecil. Plak dapat menyebabkan dinding
dalam pembuluh darah tebal dan kasar, sehingga aliran darah tindak lancar.
Stroke non hemoragik disebabkan oleh terjadinya trombosis atau embolis yang mengenai pembuluh
darah di otak dan mengakibatkan obstruksi aliran darah ke bagian otak yang mengenai satu atau lebih
pembuluh darah di otak (Juwita, 2018).
PATOFISIOLOGI
FAKTOR RISIKO STROKE NON HEMORAGIK
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
❑ Hipertensi ❑ USIA
❑ ALKOHOL
❑ HIPERKOLESTEROL
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi stroke non hemoragik termasuk hemiparesis transient (tidak permanen), kehilangan
kemampuan bicara dan kehilangan sensori setengah. Manifestasi karena trombosis berkembang
dalam hitungan menit ke hitungan jam sampai hari. Serangan yang lambat terjadi karena ukuran
trombus terus meningkat (Black & Hawks, 2014).
• Gejala yang ditimbulkan akibat stroke yaitu berupa defisit (penurunan) neurologis global dan fokal.
Gejala defisit global merupakan tanda yang khas dan sering dijumpai pada penderita stroke yaitu
kelemahan pada seluruh bagian anggota tubuh dan karena stroke terjadi secara mendadak akibatnya
menyebabkan gangguan kesadaran pada penderita.
REHABILITASI MEDIS PADA STROKE SECARA UMUM DIBEDAKAN DALAM BEBERAPA
FASE, YAITU (PARYONO, 2019) :
Rehabilitasi Medis pada Stroke Secara umum dibedakan dalam beberapa fase, yaitu (Paryono, 2019) :
1. Stroke Fase Akut:
2. Stroke Fase Subakut
3. Stroke Fase Kronis:
PENATALAKSANAAN STROKE NON HEMORAGIK
• Menurut Guideline Strokes Penatalaksanaan di Instalasi Gawat Darurat sebagai berikut (PERDOSSI, 2016):
Menurut (American Heart Association, 2018) Penatalaksanaan medis untuk stroke non hemoragik akut adalah :
a) Pemantauan jantung direkomendasikan supaya mengetahui fibrilasi atrial serta penyakit lainnya dalam 24 jam pertama.
b) Pemberian rtPA, pasien dengan tekanan darah tinggi harus diturunkan dengan hati-hati ke angka sistolik < 185 dan diastolik < 110 serta dipertahankan
dibawah 180/105 mmHg setidaknya selama 24 jam pertama setelah pemberian rtPA melalui intravena.
d) Pasien dengan tekanan darah sistolik > 220 dan diastolik > 120 mmHg tidak dapat diberikan fibrinolisis sehingga harus diturunkan sebesar 15% selama 24
jam pertama.
g) Penggunaan kateter urin rutin tidak direkomendasikan, karena akan meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
h) Mobilisasi awal yang intensif dalam 24 jam pertama tidak boleh dilakukan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
❑ foto rontgen,
❑ CT Scan,
❑ EKG,
❑ Laboratorium (kimia darah, fungsi ginjal, hematologi, hemostasis, glukosa darah, analisis urin,
analisa gas darah, dan elektrolit, profile lipid)
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Pengkajian Keperawatan
• Identitas Pasien
• Keluhan Utama
• Riwayat Psikososial
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Definisi Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. .
Gejala dan Tanda. Mayor: ( Subjektif : Mengeluh nyeri , Objektif :Tampak meringis, Bersikap protektif (mis.Waspada, posisi mengindari nyeri), Gelisah,
frekuensi nadi meningkat, Sulit tidur.
Minor (Subjektif : Tidak tersedia , Objektif : Tekanan darah meningkat, Pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu, Menarik
diri, Berfokus pada diri sendiri dan diaphoresis, Kondisi klinis terkait, Sindrom korener akut)
3. Defisit Nutrisi (D.0019).
Definisi :Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism. Penyebabnya Kurang asupan makanan, Ketidakmampuan menelan makanan.
Gejala dan tanda Mayor : Subjektif : Tidak terjadi Objektif : Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal.
Gejala dan tanda Minor Subjektif : Cepat kenyang setelah makan, Kram/nyeri abdomen, Nafsu makan menurun
Objektif Bising usus hiperaktif, Otot pengunyah lemah, Otot menelan lemah, Membran mukosa pucat.
a. Stroke
b. Kerusakan neuromuskuler
4. Gangguan Persepsi Sensori (D.0085).
Definisi : Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi.
Penyebabnya adalah Gangguan pengelihatan , Gangguan pendengaran, Gangguan penghiduan, Gangguan perabaan
Gejala dan tanda Mayor Subjektif Mendengar bisikan atau melihat bayangan, Merasakan sesuatu melalui indra perabaan,penciuman, perabaan atau Pengecapan
Objektif :Distorsi sensori, Respon tidak sesuai, Bersikap seolah melihat,mengecap, meraba, atau mencium sesuatu.
Objektif : Menyendiri, Melamun, Konsentrasi buruk, Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi, Bicara sendiri
5. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri.
Penyebabnya adalah Ketidakbugaran fisik, Penurunan kekuatan otot , Gangguan neuromuscular, Nyeri, Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik ,
Gangguan kognitif, Gangguan sensori persepsi.
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengeluh sulit menggerakan ekstremitas, Objektif Tampak kekuatan otot menurun, Rentang gerak (ROM) menurun.
Minor Subjektif Nyeri saat bergerak, Enggan melakukan pergerakan, Merasa cemas saat bergerak. Objektif Tampak sendi kaku, Gerakan tidak terkoordinasi, Gerakan
terbatas, Fisik lemah, Kondisi klinis terkait, Stroke.
6. Gangguan Integritas Kulit/jaringan (D.0129).
Penyebabnya adalah Perubahan sirkulasi , Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan) , Penurunan mobilitas, Kelembaban, Proses penuaan,
Neuropati perifer, Kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan /melindungi integritas kulit
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Tidak tersedia. Objektif Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
Definisi Berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh.
Faktor risiko Usia ≥65 tahun (pada dewasa), Riwayat jatuh, Penurunan tingkat kesadaran, Perubahan fungsi kognitif, Kekuatan otot menurun , Gangguan
pendengaran, Gangguan keseimbangan, Gangguan pengelihatan (mis. Glaukoma, katarak, ablasio retina, neuritis optikus)
1.Definisi Penurunan, perlambatan, atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan system simbol.
Gejala dan tanda Mayor Subjektif Tidak tersedia . Objektif Tidak mampu berbicara atau mendengar, Menunjukkan respon tidak sesuai
Objektif Afasia, Apraksia, Disleksia, Disartria, Afonia,Dislalia, Pelo, Gagap, Tidak ada kontak mata, Sulit memahami komunikasi, Sulit mempertahankan komunikasi,
Sulit menggunakan ekspresi wajah atau tubuh, Tidak mampu menggunakan ekspresi wajah ataut ubuh, Sulit Menyusun kalimat, verbalisasi tidak tepat
a. Stroke
Implementasi adalah tahap keempat proses keperawatan, pengolahan dan tahap perwujudan dari
rencana keperawatan yang kita susun dalam tahap perencanaan. Implementasi terdiri dari tindakan
mandiri, kolaborasi dan tindakan rujukan. Implementasi yang kita lakukan sesuai dengan intervensi
keperwatan yang telah kita rencanakan (Bararah, 2018).
EVALUASI