Anda di halaman 1dari 62

Laporan Kasus

Stroke Iskemik

Supervisor : Prof. Dr. dr Aldy S.Rambe, Sp.S(K)

John Siow Hee Ginn 130100421


Sila Hisage 150100192
Shobana Sandrasakre 150100195
Asuvini Selvam 150100199
Devi Narayani Manoharan 150100208
Filza Aldina Humaira 140100176
BAB I
PENDAHULUAN
 Stroke : tanda- tanda klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal ( atau global ), dengan gejala- gejala
yang berlangsung ≥ 24 jam atau menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler

 Stroke iskemik : kumpulan gejala defisit neurologis akibat


gangguan fungsi otak akut baik fokal maupun global yang
mendadak ,disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya aliran
darah pada parenkim otak,retina atau medulla spinalis, yang
disebabakan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah
arteri maupun vena, yang dibuktikan dengan pemeriksaan
imaging dan/atau patologi
Data World Health Organization (WHO) menunjukkan
bahwa kematian sebesar 7,9 % dari seluruh jumlah
kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar bahwa
prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatan sebesar 7 per 1000 penduduk dan
yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala
sebesar 12,1 per 1000 penduduk.

Di Sumatera Utara prevalensi kejadian stroke


sebesar 6,3%. Prevalensi penyakit stroke juga
meningkat seiring bertambahnya usia. Kasus stroke
tertinggi adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan
lebih banyak pria (7,1%) dibandingkan dengan wanita
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Definisi
Stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan
atau tanda klinis yang berkembang dengan cepat yang berupa
gangguan fungsional otak fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah
atau membawa kematian), atau lebih atau dapat menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
gangguan vaskuler.
pria > wanita 80 % S.Iskemik
20 % S.Hemoragik

Epidemiologi

2/3 stroke terjadi


di negara Insiden stroke
berkembang ( )usia
l og i
Etio
Penyebab : Trombus atau emboli yang dapat
menyebabkan penurunan aliran darah ke
Trombus otak. Emboli
•Aliran darah
• Aliran darah menurun
menurun akibat diakibatkan
obstruksi pembuluh penumpukan dari
darah bahan-bahan dari
daerah tubuh lain
•Arterosklerosis. yang menutup
pembuluh darah.
FAKTOR RISIKO
 Modifiable  Non-modifiable

 Usia  riwayat Stroke Ischemic


 Jenis kelamin Attack
 Genetik  Hipertensi
 Dislipidemia
 Diabetes
 Obesitas
 Merokok,
 konsumsi alkohol
Manifestasi Klinis
Gambaran Klinis Berupa :
 Kelemahan Anggota Tubuh (Jarang Pada Kedua Sisi).
 Hiperrefleksia Anggota Tubuh
 Kelemahan Otot-otot Wajah
 Disartria
 Disfagia
 Peningkatan Refleks Muntah
 Diplopia
 Nystagmus
 Kelemahan Otot Mata Dan Penurunan Kesadaran
DIAGNOSA
Anamnesis
 gejala muncul secara tiba-tiba
 Pemeriksaan penunjang
 Gejala :
 CT scan otak atau MRI
 kelemahan ekstremitas
 gangguan berbicara
 EKG
 kelumpuhan ekstremitas atas  Pemeriksaan gula darah
dan atau bawah  Pemeriksaan elektroli atau
 disfasia atau diartria fungsi ginjal
 kelumpuhan wajah  Complete blood count
 abnormalitas gerakan bola mata
 defek lanpangan pandang
TATALAKSANA
 Pengobatan hipertensi
 TD diturunkan sekitar 15% dalam 24 jam pertama setelah awitan bila TDS >220
mmHg atau TDD >120m mmHg.
 Pada pasien yang akan diberi terapi trombolitik (rtPA), tekanan darah diturunkan
hingga TDS <185 mmHg dan TDD <110mmHg. Selanjutnya, tekanan darah harus
selama 24 jam setelah pemberian rtPA
 Pemberian terapi trombolisis
 Usia ≥18 tahun
 Diagnosis klinis stroke dengan defisit neurologis yang jelas
 Awitan dapat ditentukan secara jelas (<3 jam atau <4,5 jam)
 Tidak ada bukti perdarah intrakranial dari CT scan
 Pasien dan keluarga mengerti dan menerima keuntungan dan risiko yang mungkin
timbul dan harus ada persetujuan secara tertulis dari penderita atau keluarga untuk
dilakukan terapi rTPA.
 Pemberian antikoagulan
Pemberian antikoagulan tidak direkomndasikan karena dapat

meningkatkan risiko perdarahan intracranial, hipertensi tidak


terkontrol, perubahan mikrovaskuler otak yang luas.
 Namun, beberapa ahli masih merekomendasikan heparin dosis

penuh pada penderita stroke iskemik akut dengan risiko tinggi


terjadi reembolisasi, diseksi arteri atau stenosis berat arteri karotis
sebelum pembedahan.
 Pemberian antiplatelet
 Pemberian Aspirin dengan dosis awal 325 mg dlam 24 sampai 48

jam setelah awitan stroke dianjurkan untuk seiap stroke iskemik


akut
 Jika direncanakan pemberian trombolitik, aspirin jangan diberikan
 Penggunaan citicolin pada stroke iskemik akut dengan dosis
2x1000 mg intravena 3 hari dan dilanjutkan dengan oral 2x1000
mg selama 3 minggu dilakukan dalam penelitian ICTUS
(International Citicholin Trial in Acute Stroke, ongoing).
 Cerebral venous sinus thrombosis (CVST)
 Penatalaksanaan CVST diberikan secara komprehensif, yaitu
dengan terapi antitrombotik, terapi simptomatik, dan terapi
penyakit dasar.
 Pemberian terapi UFH atau LMWH direkomendasikan untuk
diberikan, walaupun terdapat infark hemoragik. Terapi
dilanjutkan dengan antikoagulan oral diberikan selama 3-6
bulan, diikuti dengan terapi antiplatelet.
PENCEGAHAN
 Mengatur Pola Makan Sehat
 Penanganan Stress Dan Beristirahat Yang Cukup
 Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur Dan Taat Anjuran Dokter (Diet
Dan Obat)
 Mengendalikan Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi Dan
Dapat Digunakan Sebagai Penanda (Marker) Stroke Pada Masyarakat
 Pengendalian Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi Kita Dapat
Melakukan Evaluasi Kepada Pasien Stroke Saat Dirawat Maupun Ketika
Keluar Dari Rs
PROGNOSIS
Berdasarkan lokasi dan ukuran infark.
Terapi trombolitik IV dengan aktivator plasminogen
jaringan rekombinan meningkatkan hasil neurologis
dan fungsional pasien dengan stroke iskemik yang
diobati dalam waktu 4,5 jam setelah onset gejala.
Namun dapat terjadi perdarahan intraserebral
Terapi endovaskular menggunakan stent retriever ->
prognosis baik
BAB III
STATUS ORANG SAKI
 IDENTITAS PRIBADI
Rekam Medis: 80.24.03
Nama : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 47 Tahun
Suku Bangsa : Tionghoa
Agama : Buddha
Alamat : Jl. KL Yos Sudarso No.36 – 6 LK 14C
Status Pernikahan : Janda
Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 18 Januari 2020
ANAMNESA

Keluhan Utama : Lemah lengan dan tungkai kiri


Telaah : Pasien mengeluh lemah lengan dan tungkai kiri sejak ± 4 jam sebelum pasien masuk
rumah sakit secara tiba-tiba saat pasien istirahat. Pasien sebelumnya baru pulang rawat inap dengan keluhan
dan dirawat 1 hari. Riwayat demam tidak dijumpai. Riwayat nyeri kepala tidak dijumpai. Riwayat muntah
menyembur tidak dijumpai. Riwayat kejang tidak dijumpai. Riwayat hipertensi dijumpai ± 3 tahun ini
dengan pengobatan tidak teratur. Riwayat DM, penyakit jantung, hiperkolestrolemia disangkal. Riwayat
stroke sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Terdahulu : Hipertensi sejak 3 tahun dengan pengobatan tidak teratur
Riwayat Penggunaan Obat : Tidak jelas
a. ANAMNESA TRAKTUS b. ANAMNESA KELUARGA
Traktus Sirkulatorius : Hipertensi Faktor Herediter : Hipertensi
Traktus Respiratorius : Dalam batas normal Faktor Familier : (-)
Traktus Digestivus : Dalam batas normal Lain-lain : (-)
Traktus Urogenitalis : Dalam batas normal
Penyakit Terdahulu : Hipertensi
Intoksikasi dan Obat-obatan : (-)

c. ANAMNESA SOSIAL
Kelahiran dan Pertumbuhan : Tidak jelas
Imunisasi : Tidak jelas
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Perkawinan : Janda
PEMERIKSAAN UMUM
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi :92x/menit
Frekuensi Nafas : 22x/menit
Temperatur : 37, 4oC
Kulit : Turgor baik
Leher : Dalam batas normal
Persendian: Dalam batas normal

KEPALA DAN LEHER


Bentuk dan Posisi : Normosefali, bulat
Pergerakan : Bebas, dalam batas normal
Kelainan Panca Indera : Tidak dijumpai kelainan
Rongga Mulut dan Gigi : Dalam batas normal
Kelenjar Parotis : Dalam batas normal
Desah : Tidak dijumpai
Dan Lain-lain : (-)
RONGGA DADA DAN ABDOMEN

Rongga Dada Rongga Abdomen

Inspeksi : Simetris Fusiformis Simetris


Palpasi : SF ka=ki, kesan normal Soepel
Perkusi : Sonor Timpani
Auskultasi : Vesikuler Normoperistaltik

GENITALIA
Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan
STATUS NEUROLOGI PERANGSANGAN MENINGEAL

SENSORIUM :Compos Mentis, GCS 14 (E4,M5,V5) Kaku kuduk : Tidak ada

KRANIUM Tanda Kerniq : Tidak ada


Bentuk : Bulat
Tanda Brudzinski I : Tidak ada
Fontanella : Dalam Batas Normal
Palpasi : Dalam Batas Normal Tanda Bridzinski II : Tidak ada
Perkusi :Cracked pot sign (-)
Auskultasi : Bruit (-) PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL
Transiluminasi : Tidak diperiksa
Muntah : Tidak ada

Sakit Kepala : Tidak ada

Kejang : Tidak ada


SARAF OTAK/NERVUS KRANIALIS
NERVUS I

Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi Sinistra


Normosmia : (+) (+)
Anosmia : (-) (-)
Parosmia : (-) (-)
Hiposmia : (-) (-)
Nervus II, III
Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)
Visus : Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Lapangan Pandang
Normal : (+) (+)
Menyempit : (-) (-)
Hemianopsia : (-) (-)
Scotoma : (-) (-)
Refleks Ancaman : (+) (+)
Fundus Okuli
Warna : Dalam batas Normal
Batas : Dalam batas Normal
Ekskavasio : Dalam batas Normal
Arteri : Dalam batas Normal
Vena : Dalam batas Normal
Nervus III, IV, VI
Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)
Gerakan Bola Mata : (+) (+)
Nistagmus : (-) (-)
Pupil
Lebar : Ø 3 mm Ø 3 mm
Bentuk : bulat, isokor bulat, isokor
Refleks Cahaya Langsung : (+) (+)
Refleks Cahaya tidak Langsung : (+) (+)
Rima Palpebra : 7 mm 7 mm
Deviasi Konjugate : (-) (-)
Fenomena Doll’s Eye : (+) (+)
Strabismus : (-)
Nervus V
Kanan Kiri
Motorik
Membuka dan menutup mulut : (+) (+)
Palpasi otot masseter dan temporalis : (+) (+)
Kekuatan gigitan : (+) (+)
Sensorik
Kulit : dalam batas normal dalam batas normal
Selaput lendir : dalam batas normal dalam batas normal
Refleks Kornea
Langsung : +/+
Tidak Langsung : +/+
Refleks Masseter : dalam batas normal
Refleks bersin : dalam batas normal
Nervus VII
Kanan Kiri
Motorik
Mimik : Simetris
Kerut Kening : (+) (+)
Menutup Mata : (+) (+)
Meniup Sekuatnya : (+) (+)
Memperlihatkan Gigi : (+) (+)
Tertawa : (+) (+)
Sensorik
Pengecapan 2/3 Depan Lidah : dalam batas normal dalam batas normal
Produksi Kelenjar Ludah : dalam batas normal dalam batas normal
Hiperakusis : dalam batas normal dalam batas normal
Refleks Stapedial : dalam batas normal dalam batas normal
Nervus VIII
Kanan Kiri
Auditorius
Pendengaran : kesan normal kesan normal
Test Rinne : Dalam batas Normal
Test Weber : Dalam batas Normal
Test Schwabach : Dalam batas Normal
Vestibularis
Nistagmus : (-) (-)
Reaksi Kalori : (+) (+)
Vertigo : (-)
Tinnitus : (-)
Nervus XI
Kanan Kiri
Mengangkat Bahu : (+) (+)
Fungsi Otot Sternocleidomastoideus : (+) (+)

Nervus XII
Lidah
Tremor : (-)
Atrofi : (-)
Fasikulasi : (-)
Ujung Lidah Sewaktu Istirahat : Medial
Ujung Lidah Sewaktu Dijulurkan : Medial
SISTEM MOTORIK
Trofi : Eutrofi
Tonus Otot : Normotonus
Kekuatan Otot : ESD: 55555/55555 ESS: 44444/44444
EID: 55555/55555 EIS: 44444/44444
Sikap (Duduk-Berdiri-Berbaring) : Berbaring
Gerakan Spontan Abnormal
Tremor : (-)
Khorea : (-)
Ballismus : (-)
Mioklonus : (-)
Atetotis : (-)
Distonia : (-)
Spasme : (-)
Tic : (-)
Dan Lain-lain :(-)
TES SENSIBILITAS
Eksteroseptif : Dalam batas normal
Proprioseptif : Dalam batas normal
Fungsi Kortikal untuk Sensibilitas
•Stereognosis : dalam batas normal
•Pengenalan Dua Titik : dalam batas normal
•Grafestesia : dalam batas normal
REFLEKS
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Biceps : (++) (++)
Triceps : (++) (++)
Radioperiost : (++) (++)
APR : (++) (++)
KPR : (++) (++)
Strumple : (++) (++)
Refleks Patologis
Babinski : (-) (-)
Oppenheim : (-) (-)
Chaddock : (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Schaefer : (-) (-)
Hoffman-Tromner : (-/-) (-/-)
Klonus Lutut : (-/-) (-/-)
Klonus Kaki : (-) (-)
Refleks Primitif : (-) (-)
VEGETATIF
KOORDINASI
Vasomotorik : kemerahan saat digores
Lenggang : sulit dinilai
Sudomotorik : berkeringat
Bicara : dalam batas normal
Pilo-Erektor : tidak dilakukan pemeriksaan
Menulis : dalam batas normal
Miksi : dalam batas normal
Percobaan Apraksia : sulit dinilai
Defekasi : dalam batas normal
Mimik : simetris
Potens dan Libido : dalam batas normal
Test Telunjuk-Telunjuk : sulit dinilai
Test Telunjuk-Hidung : sulit dinilai
Diadokhokinesia : sulit dinilai
Test Tumit-Lutut : tidak dilakukan pemeriksaan
Test Romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan
VERTEBRA
Bentuk
Normal : (+) TANDA PERANGSANGAN RADIKULER
Scoliosis : (-) Laseque : (-)
Hiperlordosis : (-) Cross Laseque : (-)
Pergerakan Test Lhermitte : (-)
Leher : Dalam batas normal Test Naffziger : (-)
Pinggang : Dalam batas normal
 
GEJALA-GEJALA SEREBELAR GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL
Ataksia : (-) Tremor : (-)
Disartria : (-) Rigiditas : (-)
Tremor : (-) Bradikinesia : (-)
Nistagmus : (-) Dan Lain-lain : (-)
Fenomena Rebound : (-)
Vertigo : (-)
Dan Lain-lain : (-)
FUNGSI LUHUR Agnosia
Kesadaran Kualitatif : Compos mentis Agnosia visual : Kesan normal
Ingatan Baru : Kesan normal Agnosia Jari-jari: Kesan normal
Ingatan Lama : Kesan normal Akalkulia : Kesan normal
Orientasi Disorientasi Kanan-Kiri : Kesan normal
Diri : Kesan normal
Tempat : Kesan normal
Waktu : Kesan normal
Situasi : Kesan normal
Intelegensia : Kesan normal
Daya Pertimbangan : Kesan normal
Reaksi Emosi : Kesan normal
Afasia
Ekspresif : Kesan normal
Reseptif : Kesan normal
Apraksia : Kesan normal
Rumusan Siriraj Stroke Score

(2.5 x Tingkat kesadaran) + (2 x Muntah) + (2 x Nyeri kepala)+ ( 0.1 x


Tekanan darahdiastolik ) – ( 3 x Atheroma markers ) – 12

= (2.5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0)+ ( 0.1 x 80) – ( 3 x 0) – 12 = ( -4)


DIAGNOSA

DIAGNOSA FUNGSIONAL : Hemiparese sinistra ec. Stroke Iskemik

DIAGNOSA ETIOLOGIK : Trombus


DIAGNOSA ANATOMIK : subkorteks
DIAGNOSA BANDING : 1. SOL
2. Stroke Hemoragik

DIAGNOSA KERJA : Hemiparese sinistra ec. Stroke Iskemik


PENATALAKSANAAN
1. Bedrest + Headup 30o
2. O2 2l/menit via nasal canule
3. IVFD RSOL 20 gtt/menit
4. B.Comp 3 x 1

RENCANA PROSEDUR DIAGNOSTIK


1. Cek darah lengkap
2. Elektrolit
3. Foto Thoraks
4. Head CT-Scan
FOTO TORAKS PASIEN
CT SCAN HEAD PASIEN
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 14.5 13-18 g/dL
Hematokrit 43 39-54 %
Leukosit 13.400 4.000-11.000 /µL
Trombosit 309.000 150.000-450.000 / µL
Eritrosit 4.91 4.50-6.50 x 106 / µL
MCV 87 81-99 fL
MCH 29.5 27-31 pg
MCHC 33.8 31-37 gr/dl
RDW 13.0 11.5-14.5%
PCT 0.290 0.100-0.500%
Limfosit 16.7 20-40%
Monosit 8.7 2-8%
Neutrofil 74.30 50-70%
Eosinofil 0.10 1-3%
Basofil 0.20 0-1%
Kimia Klinik    
Glukosa Sewaktu 113 <200 mg/dL

Blood Urea Nitrogen 12 8-26mg/dl


(BUN) 26 18-55 mg/dl
Ureum 1.07 0.7-1.3 mg/dl
Kreatinin 194 <240 mg/dl
Kolestrol Total 114 <150 mg/dl
Trigliserida 47 >40 mg/dl
Kolestrol HDL 126 <160 mg/dl
Kolestrol LDL 13.3 3.5-7.2 mg/dl
Asam Urat
Elektrolit    

Kalsium 7.70 8.4-10.2 mg/dl


Natrium 139 135-155 mEq/L
Kalium 2.9 3.6-5.5 mEq/L
Klorida 100 96-106 mEq/L

Faal Hemostasis    

Waktu Protrombin 17.8 14.00 detik

INR 1.26 0.8-1.3

aPTT 27.1 17-39

Waktu Trombin 16 17

   
BAB IV
FOLLOW UP PASIEN
BAB V
DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
Definisi Pasien mengeluhkan lemah
Stroke adalah suatu sindrom lengan dan tungkai kiri,
yang ditandai dengan gejala dialami pasien sejak ± 4 jam
dan atau tanda klinis yang sebelum pasien masuk rumah
berkembang dengan cepat sakit secara tiba-tiba saat
yang berupa gangguan pasien istirahat. Pasien
fungsional otak fokal sebelumnya baru pulang
maupun global yang rawat inap dengan keluhan
berlangsung lebih dari 24 yang sama dan dirawat 1 hari.
jam, yang tidak disebabkan
oleh penyebab lain selain
gangguan vaskular.
TEORI KASUS
Faktor risiko Pada pasien dijumpai riwayat
Tidak dapat dimodifikasi :
 Usia hipertensi sejak± 3 tahun
 Jenis kelamin terakhir dengan pengobatan
 Herediter
 Ras/etnik
tidak teratur. Riwayat DM,
penyakit jantung, dan
Dapat dimodifikasi : hiperolestrolemia disangkal.
 Riwayat stroke
 Hipertensi
Riwayat stroke sebelumnya
 Penyakit jantung disangkal.
 DM
 Transient Ischemic Attack
 Hiperkolestrolemia
 Obesitas
 Merokok
 Konsumsi alkohol
 Hiperurisemia
 Peningkatan hematokrit
TEORI KASUS
Penegakan diagnosis  Pada pemeriksaan neurologis tidak
 Tanda dan gejala infark arteri dijumpai tanda rangsangan meningeal
tergantung dari area vaskular yang maupun peningkatan tekanan
terkena. intrakranial. Pada pemeriksaan
 Algoritma Gadjah Mada menegakkan kekuatan motorik dijumpai
diagnosis stroke dari adanya ESD 55555/55555, ESS 44444/44444,
penurunan kesadaran, nyeri kepala, EID 55555/55555, EIS 44444/44444.
dan refleks Babinski. Bila dijumpai 2
atau lebih tanda tersebut, maka
dikategorikan sebagai stroke Algoritma Gadjah Mada : Penurunan
hemoragik. Bila tidak ditemukan 3 kesadaran (-), Nyeri kepala (-),
tanda tersebut atau hanya positif Refleks Babinsky (-) menunjukkan
pada refleks Babinski, maka adanya stroke iskemik akut.
dikategorikan sebagai stroke iskemik.  Siriraj Score: (2,5 x S) + (2 x M) + (2
x N) + (0,1 x D) – (3 x A) – 12 = -4
(infark serebri)
TEORI KASUS
Penegakan diagnosis  Pada pemeriksaan neurologis tidak
 Siriraj Score : (2,5 x S) + (2 x M) + (2 dijumpai tanda rangsangan meningeal
x N) + (0,1 x D) – (3 x A) – 12, maupun peningkatan tekanan
dimana S=kesadaran, intrakranial. Pada pemeriksaan
M=muntah,N=nyeri, D=tekanan kekuatan motorik dijumpai
diastolic, A=ateroma. ESD55555/55555 ESS44444/44444,
 Untuk membedakan jenis stroke EID 55555/55555 EIS 44444/44444.
iskemik dengan stroke perdarahan Algoritma Gadjah Mada : Penurunan
juga dapat dilakukan pemeriksaan kesadaran (-), Nyeri kepala (-), Refleks
radiologi CT-Scan kepala. Pada Babinsky (-) menunjukka nadanya
stroke hemoragik akan terlihat stroke iskemik akut.
adanya gambaran hiperdens,
sedangkan pada stroke iskemik akan  Siriraj Score: (2,5 x S) + (2 x M) + (2 x
terlihat adanya gambaran hipodens. N) + (0,1 x D) – (3 x A) – 12 = -4 (infark
serebri)
TEORI KASUS
Penatalaksanaan Penatalaksanaan :
 Stabilitas pasien dengan tindakan Bedrest + Headup 30o
ABC (Airway, breathing,
Circulation) O2 2l/menit via nasal canule
 Pertimbangkan intubasi bila IVFD RSOL 20 gtt/menit
kesadaran stupor atau koma atau
gagalnapas
 Pasang jalur infus intravena dengan
larutan salin normal 0,9 % dengan
kecepatan 20 ml/jam
 Berikan oksigen 2-4 liter/menit
melalui kanul hidung
 Jangan memberikan makanan atau
minuman lewat mulut
TEORI KASUS
Penatalaksanaan Rencana penjajakan
 Buat rekaman elektrokardiogram (EKG)
dan lakukan foto roentgen toraks.
diagnostik:
 Ambil sampel untuk pemeriksaan darah: Cek darah lengkap
pemeriksaan darah perifer lengkap, Kimia darah, Elektrolit
kimia darah (glukosa, elektrolit, ureum,
dan kreatinin), masa protrombin, dan Foto Toraks
masa tromboplastin parsial
EKG
 Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut:
kadar alkohol, fungsi hati, gas darah Head CT-Scan
arteri, dan skrining toksikologi
 Tegakkan diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
 CT Scan atau resonansi magnetik bila
alat tersedia.
TEORI KASUS
Penatalaksanaan  B.Comp 3 x 1
Pemberian terapi trombolisis:
 Inj. Ceftriaxone 2 × 15 gr
 Kriteria inklusi14
 Usia ≥18 tahun  Aspilet 1 × 300 mg
 Diagnosis klinis stroke dengan defisit
 Inj. Ranitdin 1 amp/12 jam
neurologis yang jelas
 Awitan dapat ditentukan secara jelas (<3  Betahistine 3 × 6 mg
jam atau <4,5 jam)
 Tidak ada bukti perdarahan intrakranial
 Parasetamol 3 × 500 mg
dari CT scan  Pletal SR 100 mg 1 × 2 kapsul
 Pemberian IV rTPA dosis 0,9mg/kgBB
(maksimum 90 mg), 10% dari dosis total
 Lipitor 1 × 20 mg
diberikan bolus inisial dan sisanya  Neurovoid 3× 2 cp
diberikan sebagai infus selama 60 menit,
terapi tersebut harus diberikan dalam  Diazepam 1 × 5 gr
rentang waktu 3 jam dari onset  Betaserc 2 × 24 mg
 Pemberian rTPA direkomendasikan
secepat mungkin, yaitu dalam rentang  Omeprazole 2 × 20 mg
waktu 3 jam atau 4,5 jam
TEORI KASUS
Penatalaksanaan  B.Comp 3 x 1
Pemberian anti platelet14  Inj. Ceftriaxone 2 × 15 gr
 Pemberian Aspirin dengan dosis  Aspilet 1 × 300 mg
awal 325 mg dalam 24 sampai 48  Inj. Ranitdin 1 amp/12 jam
jam setelah awitan stroke
 Betahistine 3 × 6 mg
dianjurkan untuk setiap stroke
iskemik akut  Parasetamol 3 × 500 mg
 Aspirin tidak boleh digunakan  Pletal SR 100 mg 1 × 2 kapsul
sebagai pengganti tindakan  Lipitor 1 × 20 mg
intervensi akut pada stroke,  Neurovoid 3× 2 cp
seperti pemberian rtPA intravena
 Diazepam 1 × 5 gr
 Jika direncanakan pemberian
 Betaserc 2 × 24 mg
trombolitik, aspirin jangan
diberikan  Omeprazole 2 × 20 mg
BAB VI
KESIMPULAN
Pasien S, usia 47 tahun datang pada tanggal 18 Januari 2020 dengan
keluhan lemah lengan dan tungkai kiri. Hal ini dialami pasien sejak ± 4 jam
sebelum pasien masuk rumah sakit secara tiba-tiba saat pasien istirahat.
Pasien sebelumnya baru pulang rawat inap dengan keluhan dan dirawat 1
hari. Riwayat demam tidak dijumpai. Riwayat nyeri kepala tidak dijumpai.
Riwayat muntah menyembur tidak dijumpai Riwayat kejang tidak dijumpai.
Riwayat hipertensi dijumpai ± 3 tahun ini dengan pengobatan tidak teratur.
Riwayat DM, penyakitjantung,hiperkolestrolemia disangkal.Riwayat stroke
sebelumnya disangkal.
 
 Status Presens
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 92x/menit
Frekuensi Nafas : 22x/menit
Temperatur : 37, 4oC
Status Neurologis
Peningkatan TIK (-)
Rangsangan Meningeal : (-) 

Nervus Kranialis :
N. II, III : Refleks cahaya (+/+) pupil bulat,isokor,
Ø 3 mm
N. III, IV, VI : Gerakan bola mata (+)
N. VII : Sudut mulut simetris
N. IX, X : Uvula medial
N. XII :Lidah sewaktu istirahat medial

Kekuatan Motorik :
ESD : 55555 ESS : 44444 ( Lateralisasi tidak dijumpai)
EID : 55555 EIS : 44444
   
     
 
Refleks Fisiologis Kanan Kiri

B/T : (++/++) (++/++)

APR/KPR : (++/++) (++/++)

     
Refleks Patologis Kanan Kiri

H/T : (-/-) (-/-)

Babinski : (-) (-)

Oppenheim : (-) (-)

Chaddock : (-) (-)

Gordon : (-) (-)


Schaefer : (-) (-)
DIAGNOSA
DIAGNOSA FUNGSIONAL :Hemiparese sinistra ec.
Stroke Iskemik
DIAGNOSA ETIOLOGIK : Trombus
DIAGNOSA ANATOMIK : subkorteks
DIAGNOSA BANDIN : 1. Stroke Iskemik
2. Stroke Hemoragik
DIAGNOSA KERJA : Hemiparese sinistra ec.
Stroke Iskemik
PENATALAKSANAAN RENCANA PROSEDUR DIAGNOSTIK

1. Bedrest + Headup 30o • Cek darah lengkap


2. O2 2l/menit via nasal canule • Elektrolit
• Foto thoraks
3. IVFD RSOL 20 gtt/menit • Head CT –Scan
4. Vit B.Comp 3 x 1
5. Inj .Ceftriaxone 2 x 15gr
6. Aspilet 1x 300mg
7. Inj.Ranitidin 1amp/12 jam
8. Betahistine 3 x 6 mg
9. Parasetamol 3 x 500mg
10. Pletal SR 100mg (1 x 2 kapsul)
11.Lipitor 1 x 20mg
12. Neurovoid 3 x 2 kapsul
13. Diazepam 1 x 5 gr
14. Betaserc 2 x 24 mg
15.Omeprazole 2 x 20 mg
16.Zincronik 3 x 1
17. Fisioterapi
19/2/2020 20/2/2020 21/2/2020 22/2/2020 23/2/2020 24/2/2020
-IVFD R Sol 20 gtt/i -IVFD R Sol 20 -IVFD R Sol 20 -IVFD R Sol 20 -Betaserc 2 × 24 -Pletal 100 mg 1 × 2
-Inj. Ceftriaxone 2 × gtt/i gtt/i gtt/i mg mg kapsul
15 gr -Inj. Ceftriaxone 2 -Inj. Ceftriaxone -Inj. Ceftriaxone 2 -Infus stop -Lipitor 1 × 24 mg
-Aspilet 1 × 300 mg × 15 gr 2 × 15 gr × 15 gr (setelah habis) malam
-Inj. Ranitdin 1 - Aspilet 1 × 300 - Aspilet 1 × 300 - Aspilet 1 × 300 -Omeprazole 2 × -Omeprazole 2 × 20
amp/12 jam mg mg mg 20 mg mg
-Betahistine 3 × 6 - Inj. Ranitdin 1 - Inj. Ranitdin 1 - Inj. Ranitdin 1 -Zincronik 3 × 1 -Betaserc 2 × 24 mg
mg amp/12 jam amp/12 jam amp/12 jam   -Neurovid 3 × 2
-Vit. B.Kom 3 × 1 - Betahistine 3 × - Betahistine 3 × - Betahistine 3 × kapsul
tab 6 mg 6 mg 12 gr -Zincronik 3 × 1 tab
-Parasetamol 3 × - Vit. B.Kom 3 × 1 - Vit. B.Kom 3 × - Vit. B.Kom 3 × 1 3 hari
500 mg tab 1 tab tab  
- Pletal SR 100 - Parasetamol 3 - Diazepam 1 × 5
mg 1 × 2 kapsul × 500 mg gr
-Lipitor 1 × 20 mg  
- Neurovoid 3× 2  
cp

Anda mungkin juga menyukai