Stroke Iskemik
Epidemiologi
c. ANAMNESA SOSIAL
Kelahiran dan Pertumbuhan : Tidak jelas
Imunisasi : Tidak jelas
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Perkawinan : Janda
PEMERIKSAAN UMUM
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi :92x/menit
Frekuensi Nafas : 22x/menit
Temperatur : 37, 4oC
Kulit : Turgor baik
Leher : Dalam batas normal
Persendian: Dalam batas normal
GENITALIA
Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan
STATUS NEUROLOGI PERANGSANGAN MENINGEAL
Nervus XII
Lidah
Tremor : (-)
Atrofi : (-)
Fasikulasi : (-)
Ujung Lidah Sewaktu Istirahat : Medial
Ujung Lidah Sewaktu Dijulurkan : Medial
SISTEM MOTORIK
Trofi : Eutrofi
Tonus Otot : Normotonus
Kekuatan Otot : ESD: 55555/55555 ESS: 44444/44444
EID: 55555/55555 EIS: 44444/44444
Sikap (Duduk-Berdiri-Berbaring) : Berbaring
Gerakan Spontan Abnormal
Tremor : (-)
Khorea : (-)
Ballismus : (-)
Mioklonus : (-)
Atetotis : (-)
Distonia : (-)
Spasme : (-)
Tic : (-)
Dan Lain-lain :(-)
TES SENSIBILITAS
Eksteroseptif : Dalam batas normal
Proprioseptif : Dalam batas normal
Fungsi Kortikal untuk Sensibilitas
•Stereognosis : dalam batas normal
•Pengenalan Dua Titik : dalam batas normal
•Grafestesia : dalam batas normal
REFLEKS
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Biceps : (++) (++)
Triceps : (++) (++)
Radioperiost : (++) (++)
APR : (++) (++)
KPR : (++) (++)
Strumple : (++) (++)
Refleks Patologis
Babinski : (-) (-)
Oppenheim : (-) (-)
Chaddock : (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Schaefer : (-) (-)
Hoffman-Tromner : (-/-) (-/-)
Klonus Lutut : (-/-) (-/-)
Klonus Kaki : (-) (-)
Refleks Primitif : (-) (-)
VEGETATIF
KOORDINASI
Vasomotorik : kemerahan saat digores
Lenggang : sulit dinilai
Sudomotorik : berkeringat
Bicara : dalam batas normal
Pilo-Erektor : tidak dilakukan pemeriksaan
Menulis : dalam batas normal
Miksi : dalam batas normal
Percobaan Apraksia : sulit dinilai
Defekasi : dalam batas normal
Mimik : simetris
Potens dan Libido : dalam batas normal
Test Telunjuk-Telunjuk : sulit dinilai
Test Telunjuk-Hidung : sulit dinilai
Diadokhokinesia : sulit dinilai
Test Tumit-Lutut : tidak dilakukan pemeriksaan
Test Romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan
VERTEBRA
Bentuk
Normal : (+) TANDA PERANGSANGAN RADIKULER
Scoliosis : (-) Laseque : (-)
Hiperlordosis : (-) Cross Laseque : (-)
Pergerakan Test Lhermitte : (-)
Leher : Dalam batas normal Test Naffziger : (-)
Pinggang : Dalam batas normal
GEJALA-GEJALA SEREBELAR GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL
Ataksia : (-) Tremor : (-)
Disartria : (-) Rigiditas : (-)
Tremor : (-) Bradikinesia : (-)
Nistagmus : (-) Dan Lain-lain : (-)
Fenomena Rebound : (-)
Vertigo : (-)
Dan Lain-lain : (-)
FUNGSI LUHUR Agnosia
Kesadaran Kualitatif : Compos mentis Agnosia visual : Kesan normal
Ingatan Baru : Kesan normal Agnosia Jari-jari: Kesan normal
Ingatan Lama : Kesan normal Akalkulia : Kesan normal
Orientasi Disorientasi Kanan-Kiri : Kesan normal
Diri : Kesan normal
Tempat : Kesan normal
Waktu : Kesan normal
Situasi : Kesan normal
Intelegensia : Kesan normal
Daya Pertimbangan : Kesan normal
Reaksi Emosi : Kesan normal
Afasia
Ekspresif : Kesan normal
Reseptif : Kesan normal
Apraksia : Kesan normal
Rumusan Siriraj Stroke Score
Faal Hemostasis
Waktu Trombin 16 17
BAB IV
FOLLOW UP PASIEN
BAB V
DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
Definisi Pasien mengeluhkan lemah
Stroke adalah suatu sindrom lengan dan tungkai kiri,
yang ditandai dengan gejala dialami pasien sejak ± 4 jam
dan atau tanda klinis yang sebelum pasien masuk rumah
berkembang dengan cepat sakit secara tiba-tiba saat
yang berupa gangguan pasien istirahat. Pasien
fungsional otak fokal sebelumnya baru pulang
maupun global yang rawat inap dengan keluhan
berlangsung lebih dari 24 yang sama dan dirawat 1 hari.
jam, yang tidak disebabkan
oleh penyebab lain selain
gangguan vaskular.
TEORI KASUS
Faktor risiko Pada pasien dijumpai riwayat
Tidak dapat dimodifikasi :
Usia hipertensi sejak± 3 tahun
Jenis kelamin terakhir dengan pengobatan
Herediter
Ras/etnik
tidak teratur. Riwayat DM,
penyakit jantung, dan
Dapat dimodifikasi : hiperolestrolemia disangkal.
Riwayat stroke
Hipertensi
Riwayat stroke sebelumnya
Penyakit jantung disangkal.
DM
Transient Ischemic Attack
Hiperkolestrolemia
Obesitas
Merokok
Konsumsi alkohol
Hiperurisemia
Peningkatan hematokrit
TEORI KASUS
Penegakan diagnosis Pada pemeriksaan neurologis tidak
Tanda dan gejala infark arteri dijumpai tanda rangsangan meningeal
tergantung dari area vaskular yang maupun peningkatan tekanan
terkena. intrakranial. Pada pemeriksaan
Algoritma Gadjah Mada menegakkan kekuatan motorik dijumpai
diagnosis stroke dari adanya ESD 55555/55555, ESS 44444/44444,
penurunan kesadaran, nyeri kepala, EID 55555/55555, EIS 44444/44444.
dan refleks Babinski. Bila dijumpai 2
atau lebih tanda tersebut, maka
dikategorikan sebagai stroke Algoritma Gadjah Mada : Penurunan
hemoragik. Bila tidak ditemukan 3 kesadaran (-), Nyeri kepala (-),
tanda tersebut atau hanya positif Refleks Babinsky (-) menunjukkan
pada refleks Babinski, maka adanya stroke iskemik akut.
dikategorikan sebagai stroke iskemik. Siriraj Score: (2,5 x S) + (2 x M) + (2
x N) + (0,1 x D) – (3 x A) – 12 = -4
(infark serebri)
TEORI KASUS
Penegakan diagnosis Pada pemeriksaan neurologis tidak
Siriraj Score : (2,5 x S) + (2 x M) + (2 dijumpai tanda rangsangan meningeal
x N) + (0,1 x D) – (3 x A) – 12, maupun peningkatan tekanan
dimana S=kesadaran, intrakranial. Pada pemeriksaan
M=muntah,N=nyeri, D=tekanan kekuatan motorik dijumpai
diastolic, A=ateroma. ESD55555/55555 ESS44444/44444,
Untuk membedakan jenis stroke EID 55555/55555 EIS 44444/44444.
iskemik dengan stroke perdarahan Algoritma Gadjah Mada : Penurunan
juga dapat dilakukan pemeriksaan kesadaran (-), Nyeri kepala (-), Refleks
radiologi CT-Scan kepala. Pada Babinsky (-) menunjukka nadanya
stroke hemoragik akan terlihat stroke iskemik akut.
adanya gambaran hiperdens,
sedangkan pada stroke iskemik akan Siriraj Score: (2,5 x S) + (2 x M) + (2 x
terlihat adanya gambaran hipodens. N) + (0,1 x D) – (3 x A) – 12 = -4 (infark
serebri)
TEORI KASUS
Penatalaksanaan Penatalaksanaan :
Stabilitas pasien dengan tindakan Bedrest + Headup 30o
ABC (Airway, breathing,
Circulation) O2 2l/menit via nasal canule
Pertimbangkan intubasi bila IVFD RSOL 20 gtt/menit
kesadaran stupor atau koma atau
gagalnapas
Pasang jalur infus intravena dengan
larutan salin normal 0,9 % dengan
kecepatan 20 ml/jam
Berikan oksigen 2-4 liter/menit
melalui kanul hidung
Jangan memberikan makanan atau
minuman lewat mulut
TEORI KASUS
Penatalaksanaan Rencana penjajakan
Buat rekaman elektrokardiogram (EKG)
dan lakukan foto roentgen toraks.
diagnostik:
Ambil sampel untuk pemeriksaan darah: Cek darah lengkap
pemeriksaan darah perifer lengkap, Kimia darah, Elektrolit
kimia darah (glukosa, elektrolit, ureum,
dan kreatinin), masa protrombin, dan Foto Toraks
masa tromboplastin parsial
EKG
Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut:
kadar alkohol, fungsi hati, gas darah Head CT-Scan
arteri, dan skrining toksikologi
Tegakkan diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik
CT Scan atau resonansi magnetik bila
alat tersedia.
TEORI KASUS
Penatalaksanaan B.Comp 3 x 1
Pemberian terapi trombolisis:
Inj. Ceftriaxone 2 × 15 gr
Kriteria inklusi14
Usia ≥18 tahun Aspilet 1 × 300 mg
Diagnosis klinis stroke dengan defisit
Inj. Ranitdin 1 amp/12 jam
neurologis yang jelas
Awitan dapat ditentukan secara jelas (<3 Betahistine 3 × 6 mg
jam atau <4,5 jam)
Tidak ada bukti perdarahan intrakranial
Parasetamol 3 × 500 mg
dari CT scan Pletal SR 100 mg 1 × 2 kapsul
Pemberian IV rTPA dosis 0,9mg/kgBB
(maksimum 90 mg), 10% dari dosis total
Lipitor 1 × 20 mg
diberikan bolus inisial dan sisanya Neurovoid 3× 2 cp
diberikan sebagai infus selama 60 menit,
terapi tersebut harus diberikan dalam Diazepam 1 × 5 gr
rentang waktu 3 jam dari onset Betaserc 2 × 24 mg
Pemberian rTPA direkomendasikan
secepat mungkin, yaitu dalam rentang Omeprazole 2 × 20 mg
waktu 3 jam atau 4,5 jam
TEORI KASUS
Penatalaksanaan B.Comp 3 x 1
Pemberian anti platelet14 Inj. Ceftriaxone 2 × 15 gr
Pemberian Aspirin dengan dosis Aspilet 1 × 300 mg
awal 325 mg dalam 24 sampai 48 Inj. Ranitdin 1 amp/12 jam
jam setelah awitan stroke
Betahistine 3 × 6 mg
dianjurkan untuk setiap stroke
iskemik akut Parasetamol 3 × 500 mg
Aspirin tidak boleh digunakan Pletal SR 100 mg 1 × 2 kapsul
sebagai pengganti tindakan Lipitor 1 × 20 mg
intervensi akut pada stroke, Neurovoid 3× 2 cp
seperti pemberian rtPA intravena
Diazepam 1 × 5 gr
Jika direncanakan pemberian
Betaserc 2 × 24 mg
trombolitik, aspirin jangan
diberikan Omeprazole 2 × 20 mg
BAB VI
KESIMPULAN
Pasien S, usia 47 tahun datang pada tanggal 18 Januari 2020 dengan
keluhan lemah lengan dan tungkai kiri. Hal ini dialami pasien sejak ± 4 jam
sebelum pasien masuk rumah sakit secara tiba-tiba saat pasien istirahat.
Pasien sebelumnya baru pulang rawat inap dengan keluhan dan dirawat 1
hari. Riwayat demam tidak dijumpai. Riwayat nyeri kepala tidak dijumpai.
Riwayat muntah menyembur tidak dijumpai Riwayat kejang tidak dijumpai.
Riwayat hipertensi dijumpai ± 3 tahun ini dengan pengobatan tidak teratur.
Riwayat DM, penyakitjantung,hiperkolestrolemia disangkal.Riwayat stroke
sebelumnya disangkal.
Status Presens
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 92x/menit
Frekuensi Nafas : 22x/menit
Temperatur : 37, 4oC
Status Neurologis
Peningkatan TIK (-)
Rangsangan Meningeal : (-)
Nervus Kranialis :
N. II, III : Refleks cahaya (+/+) pupil bulat,isokor,
Ø 3 mm
N. III, IV, VI : Gerakan bola mata (+)
N. VII : Sudut mulut simetris
N. IX, X : Uvula medial
N. XII :Lidah sewaktu istirahat medial
Kekuatan Motorik :
ESD : 55555 ESS : 44444 ( Lateralisasi tidak dijumpai)
EID : 55555 EIS : 44444
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Refleks Patologis Kanan Kiri