Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KASUS

STROKE ISKEMIK

Disusun :
Muhammad Syobri (20360133)
Afif Husain Faizar (20360133)

Pembimbing :
dr. Leny Wardaini Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK
SENIOR BAGIAN NEUROLOGI
RSU HAJI MEDAN 2022
Definisi

Definisi menurut WHO, Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan


tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal
dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam
atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vascular.
Epidemiologi
• Menurut World Heatlh Organization, 15 juta orang
menderita stroke di seluruh dunia setiap tahun. Dari
jumlah tersebut, 5 juta meninggal dan 5 juta lainnya
mengalami kelumpuhan secara permanen. Di kawasan
Asia tenggara terdapat 4,4 juta orang
mengalami stroke (WHO, 2010).Tekanan darah tinggi
menyumbang lebih dari 12,7 juta stroke di seluruh dunia.
• Sebanyak 10,9 per 1.000 penduduk Indonesia mengalami
stroke per 2018. Angka ini menurun dari lima tahun
sebelumnya, 12,10 per 1.000 penduduk dan meningkat
dibandingkan tahun 2007, yakni 8,3 per 1.000 penduduk.
Klasifikasi
Secara umum, stroke dapat diklasifikasikan sebagai iskemik atau
hemoragik. Stroke iskemik terjadi akibat dari adanya obstruksi atau
penghalang dalam pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Obstruksi
terbentuk karena adanya penumpukan lemak yang beragregasi menjadi plak.
Kondisi ini disebut sebagai atherosklerosis (ASA, 2016). Stroke hemoragik
disebabkan oleh perdarahan ke area otak, akibat pecahnya pembuluh darah
atau struktur pembuluh darah abnormal pada otak. Stroke hemoragik terbagi
lagi menjadi dua, yaitu intracerebral hemorrhage (ICH) biasanya disebabkan
oleh pecahnya pembuluh menembus kecil di otak dan subarachnoid
hemorrhage (SAH) yang disebabkan oleh pecahnya aneurisma intrakranial
yang terkandung di dalam ruang subarachnoid sekitar otak.
Etiologi
Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi bila pembuluh darah yang membawa darah ke otak
tersumbat oleh gumpalan darah. Hal ini menyebabkan darah tidak mencapai
otak. Hipertensi merupakan faktor resiko yang paling utama untuk stroke jenis
ini (NSA, 2016).

Stroke iskemik disebabkan oleh trombus lokal atau emboli, sehingga


menyebabkan penyumbatan arteri serebral. Emboli bisa terjadi baik dari arteri
intra atau ekstrakranial (termasuk arkus aorta) atau seperti pada 20% kasus
stroke iskemik berasal dari jantung.
Etiologi
Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik dapat terjadi karena pecahnya aneurisma pada otak atau
disebabkan oleh pembuluh darah yang bocor. Darah tumpahan masuk ke
dalam atau masuk ke sekitar otak sehingga terbentuk pembengkakan dan
tekanan, merusak sel dan jaringan otak. Ada dua jenis stroke hemoragik yaitu
intracerebral hemorrhage (ICH) dan subarachnoid hemorrhage (SAH)

1. Intracerebral hemorrhage (ICH) : Intracerebral hemorrhage (ICH)


didefinisikan sebagai perdarahan nontraumatik ke dalam jaringan otak.
Cedera otak sekunder dan pembentukan edema dengan menghasilkan
efek massa dianggap berkontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas
terkait intracerebral hemorrhage (ICH) (Aksoy, 2013).
2. Pada bagian pertama, subarachnoid hemorrhage (SAH) berpusat
suprasellar atau pusat basal dan meluas ke perifer secara difusi. Hal ini
terjadi karena pecahnya aneurisma sakular yang dapat terjadi dengan
bagian lain, seperti pecahnya aneurisma nonsaccular atau malformasi
vaskuler. Bagian kedua, subarachnoid hemorrhage (SAH) berpusat di
perimesencephalic atau bagian basal rendah yang tidak meluas ke perifer.
Hal ini terjadi akibat perdarahan perimesencephalic idiopatik, namun
pecahnya aneurisma vertebrobasilar sekitar 5% dari kasus stroke.
.
Definisi

PATOFISIOLOGI STROKE
Penatalaksanaan
Umumnya pemberian terapi pada stroke bertujuan untuk stabilisasi
pernapasan dan stabilisasi hemodinamik. Hal pertama yang dilakukan
untuk stabilisasi pernapasan yaitu dilakukan pemantauan secara terus
menerus terhadap status neurologis, nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan
saturasi oksigen dianjurkan dalam 72 jam, pada pasien dengan defisit
neurologis yang nyata. Pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan
dengan saturasi oksigen < 95% dan pasien hipoksia. Untuk pasien yang
tidak sadar, dilakukan perbaikan jalan napas dengan pemasangan pipa
orofaring. Bantuan ventilasi diberikan pada pasien yang mengalami
penurunan kesadaran atau disfungsi bulbar dengan gangguan jalan
napas. Untuk stabilisasi hemodinamik diberikan cairan kristaloid atau
koloid intravena tetapi hindari pemberian pemberian cairan hipotonik
seperti glukosa. Pemasangan CVC (Central Venous Catheter) dianjurkan
untuk memantau kecukupan cairan dan sebagai sarana untuk
memasukkan cairan dan nutrisi. Hipotensi arterial harus dihindari dan
dicari penyebabnya. Hipovolemia harus dikoreksi dengan pemberian
larutan salin normal dan aritmia yang mengakibatkan penurunan curah
jantung sekuncup harus dikoreksi (PERDOSSI, 2011).
TERAPI MEDIKAMENTOSA Fibrinolitik/trombolitik (rtPA/recombinant tissue plasminogen activator)
STROKE ISKEMIK intravena : digunakan sebagai Reperfusi. Jenis obat golongan ini adalah
alteplase, tenecteplase dan reteplase.

Neuroprotektan : Neuroprotektan digunakan dalam upaya untuk


menyelamatkan neuron iskemik pada otak dari cedera ireversibel. Salah satu
tindakan neuroprotektan membatasi cedera akut untuk neuron di penumbra
iskemik. Contoh obat Citicoline .

Antikoagulan : Vitamin K antagonis (VKA) seperti warfarin bekerja dengan


menghalangi vitamin K-epoksida reduktase, sehingga mencegah pembentukan
bentuk aktif dari faktor pembekuan vitamin K. VKA memiliki efek pro-trombotik
awal, Warfarin diminum secara per oral, umumnya pada dosis mulai dari 5-10 mg
per hari, yang disesuaikan berdasarkan rasio normalisasi internasional (INR)

Antihipertensi : Sebagian besar (70-94%) pasien stroke akut mengalami


peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg. Sebesar 22,5- 27,6%
diantaranya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg (BASC:
Blood Preassure in Acute Stroke Collaboration 201; IST: International Stroke Trial
2002). Nimodipine dan nicardipine adalah obat calcium channel blockers (CCB)
yang terbukti bermanfaat selama pengobatan perdarahan akut subaraknoid
sebagai profilaksis untuk membantu mencegah spasme
ANAMNESIS
IDENTITAS PRIBADI
Nama Lismawati
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 51Tahun
Suku Bangsa  Indonesia
Agama  Islam
Alamat Dusun 1 Sei Seirindan Asahan Sei Kepayang
Barat, Sumatera Utara 21381

Status  Kawin
Pekerjaan IRT

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
 Keluhan Ut1ama : Lemah Anggota Gerak Sebelah Kiri
 Telaah :

Pasien datang ke IGD RSU Haji Medan dengan keluhan kelemahan pada anggota
 
gerak sebelah kiri. Keluhan dirasakan sejak dini hari pukul 03.00 WIB. Mendadak,
saat os hendak memasak. Mulut os tampak mencong dan os juga mengeluhkan
nyeri kepala sebelah kiri. Keluhan lain yakni mual dan muntah disangkal, kejang
disangkal, demam disangkal, batuk disangkal, sesak disangkal, nyeri dada juga
disangkal, nyeri perut disangkal. Riwayat terjatuh disangkal, riwayat trauma
kepala sebelumnya disangkal, riwayat merokok disangkal.
 
RPT
  : Hipertensi, DM
RPK : Almh Kakak Pasien punya riwayat hipertensi
RPO : Amlodipin dan insulin

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Anamnesa Traktus
Traktus Sirkulatorius
01 Nyeri dada(-), Hipertensi(+)

Traktus Respiratorius
02 Sesak (-), Batuk (-)

Traktus Digestivus
03 Tidak Ada Selera Makan,

04 Traktus Urogenitalis
Urine Kuning Pekat

05 Penyakit Terdahulu & Kecelakaan


Hipertensi dan DM

06 Intoksikasi & Obat-obatan


Amplodipin dan Insulin
ANAMNESA KELUARGA
• Faktor Herediter : Tidak Ada
• Faktor Familier : Alm. Kakak OS memiliki Riwayat
Hipertensi
• Lain-lain : Tidak Ada

ANAMNESA SOSIAL
• Kelahiran & Pertumbuhan : Normal
• Imunisasi : Pasien tidak ingat
• Pendidikan : SLTA/Sederajat
• Pekerjaan : IRT
• Perkawinan & anak : Kawin dan punya anak 2
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN UMUM
• Tekanan Darah : 169/106 mmHg
• Nadi : 123 x/menit
• Frekuensi Nafas : 22 x/menit
• Temperatur : 37oc

• Kulit dan selaput lendir : Ikterik (-), ruam(-), konjungtiva


(-)
• Kelenjar dan getah bening :Dalam Batas Normal
• Persendian : Dalam Batas Normal
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA DAN LEHER

• Bentuk dan posisi : Normochepali, posisi: simetris


• Pergerakan : SDN
• Kelainan Panca Indera : Afasia Motorik
• Rongga Mulut dan Gigi : Dalam Batas Normal
• Kelenjar Parotis : SDN
• Desah : Tidak Ada
• Dan lain-lain : Tidak Ada
PEMERIKSAAN FISIK
RONGGA DADA DAN ABDOMEN

Rongga Dada Rongga Abdomen

Inspeksi Normochest, Simetris kanan = kiri Simetris

Perkusi Sonor di Kedua Lapang Paru Timpani

Massa (-), Stem fremitus


Palpasi Soepel, Nyeri Tekan (-)
kanan=kiri
Bunyi Jantung 1&2 Reguler,
Auskultasi Vesikuler dikedua lapang paru, Peristaltik (+) Normal
Ronkhi (-), Wheezing (-)

GENITALIA
Toucher : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
STATUS NEUROLOGI
SENSORIUM : Composmentis. (GCS E4, V5, M6)
KRANIUM

• Bentuk : Normochepali
• Fontanella : Tertutup, keras
• Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Transluminasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
STATUS NEUROLOGI
PERANGSANGAN MENINGEAL
• Kaku Kuduk :-
• Tanda Kernig :-
• Tanda Laseque :-
• Tanda Brudzinski I :-
• Tanda Brudzinski II :-

PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL


Muntah & Mual : Tidak
Sakit Kepala : Ya
Kejang : Tidak
STATUS NEUROLOGI
SARAF OTAK/ NERVUS KRANIALIS
NERVUS I
Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi
Sinistra

Normosmia Ya Ya

Anosmia Tidak Tidak

Parosmia Tidak Tidak

Hiposmia Tidak Tidak


STATUS NEUROLOGI
SARAF OTAK/ NERVUS KRANIALIS
NERVUS II
  Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)
Visus  TDP TDP 
 
 Normal  TDP  TDP
 
 menyempit  TDP  TDP
 
 hemianospia  TDP  TDP
 
 scotoma  TDP  TDP
Refleks ancaman  TDP  TDP
Fundus oculi    
 
 warna  TDP  TDP
 
 batas  TDP  TDP
 
 ekskavasio  TDP  TDP
 
 arteri  TDP  TDP
 
 vena  TDP  TDP
STATUS NEUROLOGI
SARAF OTAK/ NERVUS KRANIALIS
NERVUS III, IV, VI
  Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)
Gerakan Bola Mata  Segala Arah (+)  Segala Arah (+)
Nistagmus  Tidak Tidak
Pupil    
  Lebar   3 mm, isokor  3 mm, isokor

  Bentuk  bulat  bulat

  Refleks Cahaya Langsung  +  +

  Refleks Cahaya Tidak Langsung  +
  -

  Stabismus  Tidak
  Tidak
STATUS NEUROLOGI
SARAF OTAK/ NERVUS KRANIALIS
NERVUS V
  Kanan Kiri
Motorik    
   Membuka dan Menutup Mulut +  +
   Palpasi Otot Maseter & Temporalis  SDN SDN
   Kekuatan Gigitan  SDN  SDN
Sensorik    
   Kulit  DBN DBN
   Selaput lendir SDN SDN
Refleks Kornea    
   Langsung  TDP  TDP
   Tidak Langsung  TDP TDP
Refleks Maseter SDN  SDN
Refleks Bersin  SDN  SDN
STATUS NEUROLOGI
SARAF OTAK/ NERVUS KRANIALIS
NERVUS VII
  Kanan Kiri
Motorik    
 
 Mimik  Simetris  Tidak Simetris
 
 Kerut Kening Ya Tidak
 Kedipan Mata Ya Ya
 
 Meniup Sekuatnya  SDN SDN
 
 Memperlihatkan gigi  SDN SDN
 
 Tertawa  - -
Sensorik    
 
 Pengecapan 2/3 Depan Lidah  TDP  TDP
 
 Produksi Kelenjar Ludah SDN  SDN
 
 Hiperakusia  SDN SDN
 
 Refleks Stapedial  TDP  TDP
STATUS NEUROLOGI
SARAF OTAK/ NERVUS KRANIALIS
NERVUS VIII
  Kanan Kiri
Auditorius    
 Pendengaran  SDN SDN
 Test Rinne  TDP  TDP
 Test Weber  TDP  TDP
 Test Schwabach  TDP  TDP
Vestibularis    
 Nistagmus  SDN SDN
 Reaksi Kalori  TDP  TDP
 Vertigo  TDP TDP
 Tinnitus  -  -
STATUS NEUROLOGI
SARAF OTAK/ NERVUS KRANIALIS
NERVUS IX, X
Pallatum Mole DBN

Uvula MEDIAL

Disfagia SDN

Disatria YA (+)

Dysfonia TIDAK (+)

Refleks Muntah TDP

Pengecapan 1/3 Belakang Lidah TDP


STATUS NEUROLOGI
SARAF OTAK/ NERVUS KRANIALIS
NERVUS XI
Mengangkat Bahu +
Fungsi Otot Sternocledomastoideus +

NERVUS XII
Lidah  
   Tremor  : Tidak
   Atrofi  : Tidak
   Fasikulasi  : Tidak
Ujung Lidah Sewaktu Istirahat  : Medial
Ujung Lidah Sewaktu Dijulurkan  : SDN
STATUS NEUROLOGI
SISTEM MOTORIK
Kanan Kiri
• Trofi : Normotrofi Normotrofi
• Tonus Otot : Normotonus Hipotonus
• Lateralisasi : Ke arah kiri
• Kekuatan Otot :

ESD ESS

EID EIS
STATUS NEUROLOGI
TES SENSIBILITAS
kanan kiri
Eksteroseptif : SDN SDN
SDN SDN
SDN SDN
Propioseptif : SDN SDN
SDN SDN
SDN SDN
Fungsi Kortikal untuk Sensibilitas
– Stereognosis : TDP
– Pengenalan dua titik : TDP
– Grafestesia : TDP
STATUS NEUROLOGI
TES SENSIBILITAS
REFLEKS
Refleks Fisiologi Kanan Kiri

 Biceps ++  ++ 

 Triseps ++  ++ 

 Radioperiost ++  ++ 

 APR ++  ++ 

 KPR ++  ++ 

 Strumple ++  ++ 


STATUS NEUROLOGI
REFLEKS
Refleks Kanan Kiri
Patologis
 Babinski + +
 Oppenheim  - -
 Chaddock - -
 Gordon - -
 Schaefer - -
 Hoffman- - -
Tromner
 Klonus Lutut - -
 Klonus Kaki - - 
Refleks TDP TDP 
Primitif
STATUS NEUROLOGI
KOORDINASI
Lenggang  TDP
Bicara  Sulit Dinilai
Menulis TDP
Percobaan Apraksia  TDP
Mimik TDP
Test Telunjuk-telunjuk  TDP
Test Telunjuk-hidung  TDP

Diadokhokinesia TDP
Test Tumit-lutut TDP
Test Romberg TDP
STATUS NEUROLOGI
VEGETATIF

Vasomotorik  : TDP
Sudomotorik  : TDP
Pilo-Erektor  : TDP
Miksi  : (+) Normal
Defekasi  : Normal
Potensi dan Libido  : TDP
STATUS NEUROLOGI
VERTEBRA
Bentuk  
 Normal  : TDP
 Scoliosis  : SDN
 Hiperlordosis  : SDN
Pergerakan  
 Leher  : Terbatas
 Pinggang : SDN
TANDA PERANGSANGAN RADIKULER

Laseque  : -
Cross Laseque  : -
Test Lhermitte  : -
Test Nafziger  : -
GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL
GEJALA-GEJALA CEREBELAR Tremor  : -
Rigiditas  : -
Ataksia TDP
Bradikinesia  : -
Disartria TDP
Tremor TDP Dan Lain-Lain  : -
Nistagmus TDP
Fenomena Rebound TDP
Vertigo TDP
Dan Lain-Lain TDP
STATUS NEUROLOGI
FUNGSI LUHUR
Kesadaran Kualitatif Composmentis
Reaksi Emosi SDN
Afasia  
 Ekspresif  SDN
 Reseptif SDN
Apraksia SDN
Agnosia
 Agnosia Visual SDN
 Agnosia Jari-Jari SDN
 Akalkulia SDN
 Disorientasi Kanan-Kiri SDN
STATUS NEUROLOGI
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Anamnesis
 Keluhan Utama : Kelemahan anggota gerak sebelah kiri

Telaah : Pasien datang ke IGD RSU Haji Medan dengan


keluhan kelemahan anggota gerak sebelah kiri, dialami sejak dini hari pukul
03.00 WIB. Dialami secara mendadak, mulut tampak mencong, nyeri kepala
(+). BAB (+) BAK (+)

Riwayat Penyakit Terdahulu : Hipertensi, DM


Riwayat Penggunaan Obat : Amlodipin dan Insulin
RPK: Alm. Kakak Os memiliki Riwayat Hipertensi
STATUS NEUROLOGI
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
STATUS PRESENT
• Tekanan Darah : 169/106 mmHg
• Nadi : 123 x/menit
• Frekuensi Nafas : 22 x/menit
• Temperatur : 37 oc

PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala Dan Leher : Normocephali, Pembesaran KGB (-)

PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL


• Vomiting (-), chepalgia(+), penurunan kesadaran (-), kejang (-)
STATUS NEUROLOGI
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
NERVUS CRANIALIS
• Nervus I : DBN
• Nervus II : SDN

• Nervus III,IV,VI : DBN

• Nervus V : DBN
• Nervus VII : Mimik Asimetris, Kerut Kening bagian kiri (-)
• Nervus VIII : TDP

• Nervus IX,X : Disatria (+)

• Nervus XI : Tidak dapat menganggkat bahu kiri

• Nervus XII : Dalam Batas Normal


STATUS NEUROLOGI

KESIMPULAN PEMERIKSAAN
SISTEM MOTORIK
Kanan Kiri
Normotrofi Normotrofi
• Trofi :
Normotonus Hipotonus
• Tonus Otot :
• Lateralisasi : Ke arah Kiri
• Kekuatan Otot :

ESD ESS

EID EIS
CT SCAN
CT Scan tanpa Kontra
Dilakukan CT Scan Kepala tanpa kontras, potongan
axial, tebal irisan 5 dan 10 mm dengan hasil sebagai
berikut :
Infratentorial cerebellum, Pons dan ventricle-4 tidak
tampak kelainan. Supratentorial tampak lesi hypodense
di crus posterior capsula interna kanan dan
periventricular kanan. Tidak tampak midline shift.
Cortical sulci dan ventricular system biasa.

Kesan : Cerebral infark di crus posterior capsula interna


kanan dan periventricular kanan.
Diagnosa

Diagnosa Fungsional Diagnosa Anatomi


Hemiparesis ekstremitas sinistra Hemiparesis ekstremitas sinistra

Diagnosa Etiologi Diagnosa Kerja


Hemodinamik (Hipertensi,DM) Stroke Iskemik + Hipertensi + DM + Dislipidemia
Diagnosa Banding

Stroke Iskemik Tumor Intrakranial

Stroke Hemoragic Infark Cerebri


Penatalaksanaan

 IVFD RL 20 gtt
 Pasang NGT
 Pasang Kateter
 CT – Scan Kepala
 O2 NRM 2-4l
 Inj. Furosemide 1 amp / 8 jam
 Inj. Omeprazole 1 amp / 24 jam
 Inj. Citicoline 1 amp / 12 jam
 Inj. Manitol 20 % 125 cc / 6 jam
 Candesartan 1 x 16 mg ( malam )
 Amlodipine 1 x 10 mg ( pagi )
• Inj. Lantus 1 x 10 IU ( malam )
• Inj. Apidra 3 x 6 IU
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai