Anda di halaman 1dari 25

P T M ( P E N YA K I T T I DA K M E N U L A R )

Disampaikan oleh : Agus Setyo Utomo, A. MKes


Stroke adalah gejala-gejala yang diakibatkan oleh
penyakit , bukan oleh sebab yang lain (WHO).
Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak
D efi si t Neu ro lo gi s
Defisit neurologis merupakan keluhan yang selalu ada pada stroke. Hal
ini menunjukkan bagian otak mana yang rusak. Defisit neurologis
ditunjukkan dengan keluhan seperti dibawah ini:
• Parese atau kelemahan pada setengah badan, salah satu ekstremitas,
atau keempat ekstremitas
• Berkurangnya penglihatan / kebutaan pada 1 atau kedua mata
• Afasia
• Diartria
• Ataksia
• Kelemahan pada wajah (facial droop)
PENGKAJIAN
An a mn esi s
Melakukan anamnesis untuk menentukan jenis stroke merupakan
langkah yang sangat penting. Beberapa hal yang dapat ditanyakan
adalah sebagai berikut:
• Faktor risiko
• Kejadian sebelumnya
• Riwayat trauma
• On set (waktu permulaan munculnya suatu penyakit)
• Perkembangan tanda dan gejala
Menurut data Riskesdas, yang menjadi tantangan dalam upaya
pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia adalah :

• Sekitar penduduk berusia >10 tahun konsumsi .


• Sekitar penduduk berusia >15 tahun , perempuan berusia > 10 tahun yang
merokok sekitar 1,9%.
• Sekitar penduduk melakukan .
• Sekitar penduduk berusia >10 tahun minum .

Faktor perilaku tersebut di atas, merupakan penyebab terjadinya faktor risiko fisiologis atau faktor risiko seperti
hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia , obesitas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjadinya stroke.

Cegah Stroke dengan perilaku yaitu , Cek Kesehatan secara


berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan
seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
(Stroke Sumbatan), Stroke yang paling sering terjadi
•Stroke Emboli : Bekuan darah atau plak yang terbentuk di dalam jantung atau pembuluh arteri besar
yang terangkut menuju otak
•Stroke Trombotik : Bekuan darah atau plak yang terbentuk di dalam pembuluh arteri yang mensuplai
darah ke otak

(Stroke Berdarah)
•Perdarahan Intraserebral : Pecahnya pembuluh darah dan darah masuk ke dalam jaringan yang
menyebabkan sel-sel otak mati sehingga berdampak pada kerja otak berhenti. Penyebab tersering
adalah Hipertensi
•Perdarahan Subarachnoid : Pecahnya pembuluh darah yang berdekatan dengan permukaan otak
dan darah bocor di antara otak dan tulang tengkorak. Penyebabnya bisa berbeda-beda, tetapi biasanya
karena pecahnya aneurisma
Jenis Stroke
Untuk membedakan stroke iskemik dan hemoragik, dapat
ditanyakan hal yang mengarah ke peningkatan tekanan
intrakranial, apabila terdapat tanda-tanda tersebut, stroke
hemorrhagik atau adanya stroke iskemik yang luas lebih
dipertimbangkan. Beberapa hal yang dapat ditanyakan adalah
sebagai berikut:
• Penurunan kesadaran
• Muntah (normal atau proyektil)
• Sakit kepala
• Mual
• Kejang
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada stroke dimulai dari penentuan status kesadaran dan
pemeriksaan tanda vital.

Kesadaran
Penentuan status kesadaran pada pasien stroke sangat penting. Penurunan
kesadaran pada penderita stroke terjadi mengarah pada peningkatan tekanan
intrakranial yang menyebabkan penekanan bagian ascending reticular activating
system (ARAS) yang merupakan pusat kesadaran.

Tekanan Darah
Salah satu faktor risiko dari stroke adalah hipertensi. Pengukuran tekanan
darah sebaiknya dibandingkan dengan tangan di sebelahnya. Jika terdapat
perbedaan yang besar maka kemungkinan terjadi kelainan pembuluh darah.
Detak Jantung dan Nadi
Pengukuran detak jantung merupakan hal yang sangat penting, jumlah kontraksi
jantung yang dihitung dibandingkan dengan nadi yang di ukur. Pulsus defisit
terjadi apabila perbedaan detak jantung dan nadi ≥20 x/menit. Pulsus defisit dapat
ditemukan pada atrial fibrilasi yang kemungkinan menjadi pencetus stroke.

Status Gizi
Berperan dalam menentukan keadaan fisik dari pasien apakah termasuk
golongan obesitas, yang merupakan faktor risiko dari stroke.

Kepala
Apakah terdapat sianosis pada wajah dan lidah karena kemungkinan akibat
kelainan jantungnya maka dapat berkomplikasi menjadi stroke.
Leher
Peningkatan JVP dan bruit harus diperiksa. Apabila ada, hal ini menunjukkan
terdapat gangguan aliran pada pembuluh darah yang dapat menjadi faktor
pencetus stroke (emboli).

Paru-paru
Pemeriksaan fisik paru-paru penting pada pasien stroke yang sedang dirawat
untuk memantau komplikasi pulmonologi stroke, seperti pneumonia dan edema
paru.

Jantung
Pembesaran jantung, murmur, kelainan katup jantung merupakan tanda-tanda
dari kelainan jantung. Kelainan jantung seperti ini merupakan faktor risiko
terjadinya stroke.
Pemeriksaan Neurologis
Untuk menemukan defisit neurologis yang dapat membantu melokalisir lokasi lesi stroke.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan nervus kranialis, motorik, sensorik, fungsi
luhur dan keseimbangan.

Nervus Kranialis
Dapat ditemukan paresis pada nervus fasialis dan hipoglosus, yang ditandai dengan bicara pelo
dan deviasi lidah. Terdapat pula gangguan lapang pandang, atau yang disebut juga hemianopia.

Motorik
Pada pemeriksaan motorik terdapat hemiparesis. Hemiparesis dapat menunjukkan letak kelainan
pembuluh darah. Hemiparese kontralateral merupakan parese motorik saraf otak yang sejajar
dengan parese ekstremitas, menunjukkan adanya gangguan pada sistem karotis. Sedangkan,
hemiparese alternans merupakan parese motorik saraf otak yang berlawanan dengan parese
ekstremitas, dan menunjukkan adanya gangguan sistem vertebrobasilar.
Sensorik
Terdapat hemihipestesi (gangguan sensibilitas) atau parestesia kontralateral atau alternans.

Fungsi Luhur dan Keseimbangan


Afasia, gangguan berbahasa, menunjukkan adanya lesi pada hemisfer yang dominan, biasanya
kiri, ataupun agnosia, pada lesi hemisfer yang nondominan. Gangguan keseimbangan seperti
vertigo juga dapat ditemukan.
Pemeriksaan Penunjang
Computed Tomography Scan
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan baku emas untuk membedakan stroke iskemik dengan
stroke hemorrhagik.

CT angiogram
Dapat digunakan untuk melihat gambaran pembuluh darah otak.

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


MRI sangat baik untuk menentukan adanya lesi di batang otak, dan sumsum tulang belakang.

Angiografi
Angiografi dapat digunakan untuk konfirmasi diagnosis dan juga untuk tata laksana aneurisme
serebral pada stroke hemorrhagik. Angiografi juga digunakan untuk menangani penyumbatan
pembuluh darah pada stroke iskemik.
Ultrasonografi Karotis
Ultrasonografi dapat digunakan untuk memeriksa arteri karotis di leher dan aliran darah yang
terdapat disana. Pemeriksaan ini dapat memeriksa apakah terdapat plak arteriosklerosis pada
arteri karotis.

Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal dapat dilakukan bila CT scan atau MRI tidak tersedia. Pada stroke hemorrhagik
intrakranial didapatkan gambaran cairan serebrospinal seperti bening atau berwarna kekuningan
(xanthokromia), khususnya pada perdarahan intraparenkimal. Sedangkan, pada perdarahan
subarachnoid, xanthokromia pada cairan serebrospinal merupakan indikator yang baik, karena
tingginya sensitivitas. Xanthokromia muncul minimal 2-12 jam setelah perdarahan, dan bertahan
hingga 2 minggu. Pada stroke iskemik, tidak didapatkan perdarahan (jernih).
Periode emas adalah waktu yang sangat
bergharga untuk peanganan Stroke, yaitu kurang
dari 4,5 jam sejak pertama kali muncul
gejala dan tanda sampai dilakukan penanganan
stroke di Rumah Sakit. Sehingga penderita harus
sudah tiba di Rumah Sakit kurang dari 2 jam.
Proses pemeriksaan sampai pengobatan
membutuhkan waktu maksimal 2,5 jam
MASALAH KEPERAWATAN
Resiko Ketidak efektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark serebral
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .... jam diharapkan perfusi serebral (L.02014) dapat
adekuat/meningkat dengan Kriteria hasil : 1) Tingkat kesadaran meningkat 2) Tekanan Intra Kranial (TIK)
menurun, Tidak ada tanda tanda pasien gelisah. 4) TTV membaik

Manajemen Peningkatan tekanan intrakranial (I.06194)


1. Identifikasi penyebab peningkatan tekanan intrakranial (TIK)
2. Monitor tanda gejala peningkatan tekanan intrakranial (TIK)
3. Monitor status pernafasan pasien
4. Monitor intake dan output cairan
5. Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
6. Berikan posisi semi fowler
7. Pertahankan suhu tubuh normal
8. Kolaborasi pemberian obat deuretik osmosis
MASALAH KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan tingkat nyeri (L.08066) menurun dengan
Kriteria Hasil : 1) Keluhan nyeri menurun. 2) Meringis menurun 3) Sikap protektif menurun 4) Gelisah
menurun. 5) TTV membaik

Manajemen Nyeri (I.08238)


1. Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi, frekuensi, kulaitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Berikan posisi yang nyaman
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi nafas dalam)
6. Kolaborasi pemberian analgetik
MASALAH KEPERAWATAN
Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan ststus nutrisi (L.03030)
adekuat/membaik dengan kriteria hasil: 1) Porsi makan dihabiskan/meningkat 2) Berat badan membaik 3)
Frekuensi makan membaik 4) Nafsu makan membaik 5) Bising usus membaik 6) Membran mukosa membaik

Manajemen Nutrisi (I.03119)


1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Berikan makanan ketika masih hangat
4. Ajarkan diit sesuai yang diprogramkan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
MASALAH KEPERAWATAN

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan mobilitas fisik (L.05042) klien meningkat
dengan kriteria hasil: 1) Pergerakan ekstremitas meningkat 2) Kekuatan otot meningkat 3) Rentang gerak
(ROM) meningkat 4) Kelemahan fisik menurun

Dukungan Mobilisasi (I.05173)


1. Identifikasi adanya keluhan nyeri atau fisik lainnya
2. Identifikasi kemampuan dalam melakukan pergerakkan
3. Monitor keadaan umum selama melakukan mobilisasi
4. Libatkan keluarga untuk membantu klien dalam meningkatkan pergerakan
5. Anjurkan untuk melakukan pergerakan secara perlahan
6. Ajarkan mobilisasi sederhana yg bisa dilakukan seperti duduk ditempat tidur, miring kanan/kiri, dan
latihan rentang gerak (ROM).
MASALAH KEPERAWATAN

Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan otak


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … jam diharapkan komunikasi verbal (L.13118) meningkat
dengan kriteria hasil: 1) Kemampuan bicara meningkat 2) Kemampuan mendengar dan memahami
kesesuaian ekspresi wajah / tubuh meningkat 3) Respon prilaku pemahaman komunikasi membaik 4) Pelo
menurun

Promosi komunikasi: defisit bicara (13492)


1. Monitor kecepatan,tekanan, kuantitas,volume dan diksi bicara
2. Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
3. Berikan dukungan psikologis kepada klien
4. Gunakan metode komunikasi alternatif (mis. Menulis dan bahasa isyarat/ gerakan tubuh)
5. Anjurka klien untuk bicara secara perlahan
Sumber : https://youtu.be/XJetTjp345A

Anda mungkin juga menyukai