Anda di halaman 1dari 19

Penanggulangan

Penyakit Stroke di
Masyarakat
Kelompok 9
Anggota Kelompok

1 Tiara Agistin

2 Eilen Anindya

3 M Faza Faizal A 4
Pengertian
Stroke merupakan penyakit cerebrovascular
yang terjadi karena adanya gangguan fungsi
otak yang berhubungan dengan penyakit
pembuluh darah yang mensuplai darah ke
otak (Wardhani & Santi, 2015). Stroke juga
biasa disebut dengan brain attack atau
serangan otak, yaitu terjadi ketika bagian otak
rusak karena kekurangan suplai darah pada
bagian otak tersebut. Oksigen dan nutrisi
tidak adekuat yang dibawa oleh pembuluh
darah menyebabkan sel otak (neuron) mati
dan koneksi atau hubungan antar neuron
(sinaps) menjadi hilang (Silva, et al., 2014).
Klasifikasi Stroke

Menurut Tarwoto, Wartonah & Suryati (2007) stroke berdasarkan


keadaan patologisnya dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi akibat suplai darah ke jaringan otak berkurang,


hal ini disebabkan karena obstruksi total atau sebagian pembuluh
darah otak. Hampir 80% pasien stroke merupakan stroke iskemik.
Penyebab stroke iskemik adalah trombosis, emboli, dan hipoperfusi
global.
Lanjutan

2. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena perdarahan


subarachnoid, mungkin disebabkan karena pecahnya pembuluh
darah otak tertentu. Biasanya terjadi pada saat pasien melakukan
aktivitas atau saat aktif, namun juga pada kondisi istirahat.
Penyebab Stroke
Menurut Brunner & Suddarth (2008) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari
empat kejadian, yakni:

1. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.

2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain.

3. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak).

4. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam


jaringan otak atau ruang sekitar. Akibatnya adalah penghentian suplai darah yang juga
berkurangnya suplai oksigen ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau
permanen gerakan, berpikir, memori, bicara, dan sensasi.
Komplikasi Stroke
Menurut Pudiastuti (2011) pada pasien stroke yang berbaring lama dapatterjadi masalah
fisik dan emosional diantaranya:

A. Bekuan darah (Trombosis)

Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh menyebabkan penimbunancairan,


pembengkakan (edema) selain itu juga dapat menyebabkanembolisme paru yaitu
sebuah bekuan yang terbentuk dalam satu arteriyang mengalirkan darah ke paru.

B. Dekubitus

Bagian tubuh yang sering mengalami memar adalah pinggul, pantat,sendi kaki dan tumit.
Bila memar ini tidak dirawat dengan baik makaakan terjadi ulkus dekubitus dan infeksi.
Lanjutan Komplikasi
C. Pneumonia

Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal
inimenyebabkan cairan terkumpul di paru-paru dan selanjutnyamenimbulkan

D. Atrofi dan kekakuan sendi (Kontraktur)Hal ini disebabkan karena kurang


gerak dan immobilisasi.

E. Depresi dan kecemasan

Gangguan perasaan sering terjadi pada stroke dan menyebabkan


reaksiemosional dan fisik yang tidak diinginkan karena terjadi perubahan
dankehilangan fungsi tubuh
Penatalaksanaan Stroke
Penatalaksanaan stroke disesuaikan dengan jenis stroke yang dialami. Selain jenis stroke,
faktor lain yang mempengaruhi pengobatan stroke adalah kapan pertama kali gejala
mucul dan riwayat penyakit penyerta lainnya yang dimiliki pasien.

1. Stroke Iskemik

Penanganan awal stroke jenis ini berfokus untuk menjaga agar jalan napas tetap baik,
mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan kondisi aliran darah yang tersumbat.
Jenis tindakan yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
- Penyuntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen activator) melalui infus dilakukan
untuk membuka sumbatan yang terjadi dalam pembuluh darah otak. Pengobatan ini
hanya
Lanjutan Penatalaksanaan
diberikan untuk pasien stroke yang segera dibawa ke rumah sakit dalam
waktu 3 - 4,5 jam setelah gejala pertama muncul.
 Obat anti platelet untuk mencegah terjadinya pembekuan darah (contoh:
aspirin).
 Obat anti koagulan, fungsinya juga untuk mencegah terjadinya pembekuan
darah seperti anti platelet, namun anti koagulan lebih dikhususkan untuk
penderita stroke dengan gangguan irama jatung. Contoh obatnya adalah
heparin.
 Obat antihipertensi digunakan untuk mengendalikan tekanan darah. Pada
tahap awal stroke, biasanya tekanan darah tidak diturunkan terlalu rendah
untuk menjaga suplai darah ke otak. Namun, setelah kondisi stabil, tekanan
darah akan diturunkan sampai level optimal.
Lanjutan Penatalaksanaan
 Obat penurun kolesterol digunakan untuk mengendalikan kadar kolesterol dalam
darah. Yang paling sering digunakan adalah obat dari golongan statin.
 Tindakan operasi endarterektomi karotis. Tindakan ini bertujuan untuk membuang
tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis (pembuluh darah arteri besar di
leher). Meskipun efektivitasnya cukup tinggi untuk mencegah stroke iskemik berulang,
namun tindakan ini tidak disarankan untuk pasien stroke yang mempunyai riwayat
penyakit jantung.
 Tindakan angioplasti, dilakukan dengan memasukkan semacam selang kateter melalui
pembuluh darah di pangkal paha menuju arteri karotis. Kateter ini membawa sebuah
balon khusus dan stent. Setelah kateter tersebut mencapai arteri karotis, balon
dikembangkan agar memperluas arteri yang tersumbat lalu disangga dengan stent.
Lanjutan Penatalaksanaan
2. Stroke Hemoragik

Pada kasus stroke perdarahan, penanganan awal bertujuan untuk


menghentikan perdarahan dan mengurangi tekanan intrakranial. Tekanan
intra kranial adalah tekanan dalam rongga kepala yang dipengaruhi oleh
kondisi jaringan otak, cairan otak, dan pembuluh darah otak. Pada kasus
stroke perdarahan, seringkali tekanan intra kranial ini meningkat dan
menyebabkan gangguan pada sel-sel otak. Pengobatan yang dapat diberikan
pada stroke haemorrhagik antara lain:
 Obat anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah. Sama seperti pada
stroke iskemik, pada fase awal target penurunan tekanan darah tidak
terlalu rendah untuk menjaga suplai darah ke otak.
Lanjutan Penatalaksanaan
 Obat anti kejang, diberikan bila terjadi kejang karena terjadinya rangsangan
terhadap selaput otak akibat perdarahan.
 Bila sebelum stroke terjadi pasien masih mengonsumsi obat pengencer
darah, maka dokter akan menghentikan pemakaian obat tersebut. Dokter
bisa juga memberikan transfusi faktor pembekuan darah atau obat-obat
lain yang berfungsi untuk melawan efek obat pengencer darah tersebut.
 Obat untuk menurunkan tekanan intra kranial, misalnya dengan pemberian
manitol melalui infus.
 Tindakan operasi. Tindakan ini dilakukan apabila dengan pemberian obat-
obatan, perdarahan yang terjadi dan tekanan tinggi intra kranial masih
tidak dapat diatasi
Pencegahan Stroke
Untuk mencegah terkena penyakit tidak menular seperti stroke maka dianjurkan untuk setiap individu
meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDAS”, yaitu , Cari dan kendalikan factor risiko yang
ada, Enyahkan stress, Rajin berolahraga, Diet sehat dan seimbang, Awasi tekanan darah, dan Singkirkan
rokok.

Tips CERDAS

C : Cari dan kendalikan faktor risiko yang ada

Pencegahan stroke dimulai dengan mengenali dan mengendalikan faktor risiko stroke. Faktor risiko
stroke yang utama dalah hipertensi, kolesterol darah yang tinggi, dan diabetes. Faktor risiko stroke
tersebut seringkali tidak menimbulkan gejala sampai kemudian telah muncul komplikasi. Hipertensi dan
kolesterol darah yang tinggi dikenal sebagai “the silent killer”. Kewaspadaan diperlukan untuk
memeriksakan diri secara berkala. Bila telah terdeteksi, maka diperlukan upaya mengendalikannya
seoptimal mungkin. Pengendalian dilakukan dengan merubah pola hidup. Pada kasus dimana
perubahan pola hidup tidak memberikan hasil yang diinginkan, maka diperlukan intervensi obat-obatan.
Lanjutan Pencegahan
E : Enyahkan strees

Stress emosional dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, gangguan
tidur, dan berujung pada peningkatan kejadian hipertensi dan diabetes. Penelitian epidemiologi secara
konsisten menunjukkan bahwa stress emosional berhubungan dengan peningkatan kejadian hipertensi,
serangan jantung, dan stroke.

R : Rajin berolahraga

Olahraga teratur yang bersifat aerobic (berjalan, berlari, bersepeda, dan berenang) memiliki korelasi
yang positif dengan perbaikan konsumsi oksigen jaringan otot, memperbaiki denyut jantung,
memperbaiki sensitivitas hormon insulin, dan memperbaiki peredarahan darah ke jaringan. Inaktivitas
fisik secara konsisten dihubungkkan dengan peningkatan risiko hipertensi, stroke, dan penyakit jantung.
Olahraga intensitas ringan-sedang dengan frekuensi teratur (3-4 kali seminggu) sangat dianjurkan. Tipe
olahraga harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan fisik individu.
Lanjutan Pencegahan
D : Diet seimbang

Diet rendah lemak jenuh dianjurkan untuk mengurangi risiko kolesterol darah yang tinggi dan
kegemukan. Batasi penggunaan garam yang berlebihan untuk mencegah hipertensi. Perbanyaklah
konsumsi buah dan sayuran yang memiliki sifat anti oksidan. Penelitian epidemiologi menunjukkan
bahwa konsumsi lemak jenuh meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

A : Awasi tekanan darah

Tekanan darah tinggi secara konsisten dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke,
dan kematian dini. Hipertensi adalah “the silent killer” (si pembunuh diam-diam). Pasien dengan tekanan
darah tinggi tidak akan menunjukkan gejala yang spesifik. Sebagian besar pasien akan datang berobat
ketika telah terjadi kerusakan organ target (jantung, otak, ginjal, dan mata). Kewaspadaan dini selalu
diperlukan untuk mendeteksi hipertensi. Bila telah terdiagnosis tekanan darah tinggi (tekanan darah >
140/ 90 mmHg), maka diperlukan perubahan pola hidup. Pada kasus dimana perubahan pola hidup
tidak berhasil menurunkan tekanan darah ke level yang normal (130/ 80 mmHg), maka diperlukan
pengobatan farmakologik. S : Singkirkan rokok
Lanjutan Pencegahan
S : Singkirkan rokok

Merokok terbukti meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Pada pasien dengan faktor risiko
gangguan pembuluh darah (hipertensi, diabetes, dan kolesterol yang tinggi), maka kehadiran rokok akan
melipatgandakan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke. Penelitian membuktikan bahwa perokok
pasif sama bahayanya dengan perokok aktif. Gerakan bersama untuk menghindari rokok harus
dilakukan.
Kesimpulan
Stroke adalah penyebab kematian nomor tiga (setelah penyakit jantung dan
kanker), dan penyebab kecacatan nomor satu di seluruh dunia. Laporan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013) mencatat bahwa stroke
merupakan penyebab kematian yang utama di RS. Berbagai penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa pelayanan stroke di berbagai belahan dunia
masih sub-optimal. Keterlambatan pasien datang ke RS, tidak tersedianya
fasilitas diagnosis dan terapi yang memadai, dan kurangnya kerjasama terpadu
antara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan merupakan masalah-
masalah utama dalam pelayanan stroke.
Thanks
Do you have any questions?

addyouremail@freepik.com This presentation template was created by


+91 620 421 838 Slidesgo, including icons by Flaticon, and
yourcompany.com infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai