Penyakit Stroke di
Masyarakat
Kelompok 9
Anggota Kelompok
1 Tiara Agistin
2 Eilen Anindya
3 M Faza Faizal A 4
Pengertian
Stroke merupakan penyakit cerebrovascular
yang terjadi karena adanya gangguan fungsi
otak yang berhubungan dengan penyakit
pembuluh darah yang mensuplai darah ke
otak (Wardhani & Santi, 2015). Stroke juga
biasa disebut dengan brain attack atau
serangan otak, yaitu terjadi ketika bagian otak
rusak karena kekurangan suplai darah pada
bagian otak tersebut. Oksigen dan nutrisi
tidak adekuat yang dibawa oleh pembuluh
darah menyebabkan sel otak (neuron) mati
dan koneksi atau hubungan antar neuron
(sinaps) menjadi hilang (Silva, et al., 2014).
Klasifikasi Stroke
1. Stroke Iskemik
2. Stroke Hemoragik
2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuh yang lain.
B. Dekubitus
Bagian tubuh yang sering mengalami memar adalah pinggul, pantat,sendi kaki dan tumit.
Bila memar ini tidak dirawat dengan baik makaakan terjadi ulkus dekubitus dan infeksi.
Lanjutan Komplikasi
C. Pneumonia
Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal
inimenyebabkan cairan terkumpul di paru-paru dan selanjutnyamenimbulkan
1. Stroke Iskemik
Penanganan awal stroke jenis ini berfokus untuk menjaga agar jalan napas tetap baik,
mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan kondisi aliran darah yang tersumbat.
Jenis tindakan yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
- Penyuntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen activator) melalui infus dilakukan
untuk membuka sumbatan yang terjadi dalam pembuluh darah otak. Pengobatan ini
hanya
Lanjutan Penatalaksanaan
diberikan untuk pasien stroke yang segera dibawa ke rumah sakit dalam
waktu 3 - 4,5 jam setelah gejala pertama muncul.
Obat anti platelet untuk mencegah terjadinya pembekuan darah (contoh:
aspirin).
Obat anti koagulan, fungsinya juga untuk mencegah terjadinya pembekuan
darah seperti anti platelet, namun anti koagulan lebih dikhususkan untuk
penderita stroke dengan gangguan irama jatung. Contoh obatnya adalah
heparin.
Obat antihipertensi digunakan untuk mengendalikan tekanan darah. Pada
tahap awal stroke, biasanya tekanan darah tidak diturunkan terlalu rendah
untuk menjaga suplai darah ke otak. Namun, setelah kondisi stabil, tekanan
darah akan diturunkan sampai level optimal.
Lanjutan Penatalaksanaan
Obat penurun kolesterol digunakan untuk mengendalikan kadar kolesterol dalam
darah. Yang paling sering digunakan adalah obat dari golongan statin.
Tindakan operasi endarterektomi karotis. Tindakan ini bertujuan untuk membuang
tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis (pembuluh darah arteri besar di
leher). Meskipun efektivitasnya cukup tinggi untuk mencegah stroke iskemik berulang,
namun tindakan ini tidak disarankan untuk pasien stroke yang mempunyai riwayat
penyakit jantung.
Tindakan angioplasti, dilakukan dengan memasukkan semacam selang kateter melalui
pembuluh darah di pangkal paha menuju arteri karotis. Kateter ini membawa sebuah
balon khusus dan stent. Setelah kateter tersebut mencapai arteri karotis, balon
dikembangkan agar memperluas arteri yang tersumbat lalu disangga dengan stent.
Lanjutan Penatalaksanaan
2. Stroke Hemoragik
Tips CERDAS
Pencegahan stroke dimulai dengan mengenali dan mengendalikan faktor risiko stroke. Faktor risiko
stroke yang utama dalah hipertensi, kolesterol darah yang tinggi, dan diabetes. Faktor risiko stroke
tersebut seringkali tidak menimbulkan gejala sampai kemudian telah muncul komplikasi. Hipertensi dan
kolesterol darah yang tinggi dikenal sebagai “the silent killer”. Kewaspadaan diperlukan untuk
memeriksakan diri secara berkala. Bila telah terdeteksi, maka diperlukan upaya mengendalikannya
seoptimal mungkin. Pengendalian dilakukan dengan merubah pola hidup. Pada kasus dimana
perubahan pola hidup tidak memberikan hasil yang diinginkan, maka diperlukan intervensi obat-obatan.
Lanjutan Pencegahan
E : Enyahkan strees
Stress emosional dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, gangguan
tidur, dan berujung pada peningkatan kejadian hipertensi dan diabetes. Penelitian epidemiologi secara
konsisten menunjukkan bahwa stress emosional berhubungan dengan peningkatan kejadian hipertensi,
serangan jantung, dan stroke.
R : Rajin berolahraga
Olahraga teratur yang bersifat aerobic (berjalan, berlari, bersepeda, dan berenang) memiliki korelasi
yang positif dengan perbaikan konsumsi oksigen jaringan otot, memperbaiki denyut jantung,
memperbaiki sensitivitas hormon insulin, dan memperbaiki peredarahan darah ke jaringan. Inaktivitas
fisik secara konsisten dihubungkkan dengan peningkatan risiko hipertensi, stroke, dan penyakit jantung.
Olahraga intensitas ringan-sedang dengan frekuensi teratur (3-4 kali seminggu) sangat dianjurkan. Tipe
olahraga harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan fisik individu.
Lanjutan Pencegahan
D : Diet seimbang
Diet rendah lemak jenuh dianjurkan untuk mengurangi risiko kolesterol darah yang tinggi dan
kegemukan. Batasi penggunaan garam yang berlebihan untuk mencegah hipertensi. Perbanyaklah
konsumsi buah dan sayuran yang memiliki sifat anti oksidan. Penelitian epidemiologi menunjukkan
bahwa konsumsi lemak jenuh meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Tekanan darah tinggi secara konsisten dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke,
dan kematian dini. Hipertensi adalah “the silent killer” (si pembunuh diam-diam). Pasien dengan tekanan
darah tinggi tidak akan menunjukkan gejala yang spesifik. Sebagian besar pasien akan datang berobat
ketika telah terjadi kerusakan organ target (jantung, otak, ginjal, dan mata). Kewaspadaan dini selalu
diperlukan untuk mendeteksi hipertensi. Bila telah terdiagnosis tekanan darah tinggi (tekanan darah >
140/ 90 mmHg), maka diperlukan perubahan pola hidup. Pada kasus dimana perubahan pola hidup
tidak berhasil menurunkan tekanan darah ke level yang normal (130/ 80 mmHg), maka diperlukan
pengobatan farmakologik. S : Singkirkan rokok
Lanjutan Pencegahan
S : Singkirkan rokok
Merokok terbukti meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Pada pasien dengan faktor risiko
gangguan pembuluh darah (hipertensi, diabetes, dan kolesterol yang tinggi), maka kehadiran rokok akan
melipatgandakan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke. Penelitian membuktikan bahwa perokok
pasif sama bahayanya dengan perokok aktif. Gerakan bersama untuk menghindari rokok harus
dilakukan.
Kesimpulan
Stroke adalah penyebab kematian nomor tiga (setelah penyakit jantung dan
kanker), dan penyebab kecacatan nomor satu di seluruh dunia. Laporan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013) mencatat bahwa stroke
merupakan penyebab kematian yang utama di RS. Berbagai penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa pelayanan stroke di berbagai belahan dunia
masih sub-optimal. Keterlambatan pasien datang ke RS, tidak tersedianya
fasilitas diagnosis dan terapi yang memadai, dan kurangnya kerjasama terpadu
antara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan merupakan masalah-
masalah utama dalam pelayanan stroke.
Thanks
Do you have any questions?