Aterosklerosis (tersering)
Vaskulitis: arteritis temporalis, poliarteritis nodosa
Robeknya arteri: karotis, vertebralis 10 (spontan atau traumatik)
Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit)
Riwayt keluarga yang terkena stroke
Diabetes
Tekanan darah tinggi ( hipertensi )
Kolesterol tinggi
Merokok
Patofisiologi
Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinik dengan cara:
a. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran
darah
sedini mungkin, karena jendela terapi dari stroke hanya 3-6 jam. Hal yang harus
dilakukan adalah:
a. Stabilitas pasien dengan tindakan ABC (Airway, breathing, Circulation)
b. Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor atau koma atau gagal napas 19
c. Pasang jalur infus intravena dengan larutan salin normal 0,9 % dengan kecepatan
20 ml/jam, jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5 % dalam air dan
salin 0, 45 %, karena dapat memperhebat edema otak
d. Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung - Jangan memberikan
makanan atau minuman lewat mulut - Buat rekaman elektrokardiogram (EKG)
dan lakukan foto rontgen toraks .
e. Ambil sampel untuk pemeriksaan darah: pemeriksaan darah perifer lengkap dan
trombosit, kimia darah (glukosa, elektrolit, ureum, dan kreatinin), masa
protrombin, dan masa tromboplastin parsial.
f. Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut: kadar alkohol, fungsi hati, gas darah
arteri, dan skrining toksikologi.
g. Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik - CT Scan atau
resonansi magnetik bila alat tersedia.
Beberapa
obat
telah
terbukti
bermanfaat
untuk
pengobatan
penyakit
serebrovaskular, obat-obatan ini dapat dikelompokkan atas tiga kelompok yaitu obat
antikoagulansia, penghambat trombosit dan trombolitika :
1. Antikoagulansia adalah zat yang dapat mencegah pembekuan darah dan di
gunakan pada keadaan dimana terdapat kecenderungan darah untuk membeku.
2.
Komplikasi
1. Demam, yang dapat mengeksaserbasi cedera otak iskemik dan harus di obati
secara agresif dengan antipiretik atau kompres dingin. Penyebab demam
biasanya adalah pneumonia aspirasi, kultur darah dan urin kemudian beri
antibiotik intravena sesuai hasil kultur.
2. Hipovolemia, dapat di koreksi dengan kristaloid isotonis. Cairan hipotonis
(dekstrosa 5% dalam air, larutan NaCl 0,45 %) dapat memperberat edema
serebri dan harus di hindari.
3. Hiperglikemi dan hipoglikemi, ini dapat lakukan terapi setiap 6 jam selama 35 hari sejak onset stoke :
a.
< 50 mg/dl
b.
50-100 mg/dl
c.
100-200 mg/dl
d.
200-250 mg/dl
e.
250-300 mg/dl
f.
300-350 mg/dl
g.
350-400 mg/dl
h.
4. Trombosis vena dalam, di cegah dengan pemberian heparin 5000 unit atau
fraksiparin 0,3 cc setiap 12 jam selama 5-10 hari.
Pencegahan
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan menghindari rokok, stres mental,
alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebih, obat-obat golongan amfetamin,
kokain dan sejenisnya. Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan.
Stroke
Non-Hemoragik
Hemiparese
Kanan
Dibandingkan
Dengan