Anda di halaman 1dari 8

Definisi

Stroke trombotik terjadi karena pembekuan darah yang terbentuk di dalam


salah satu arteri otak . Hal ini menyebabkan sel-sel otak di daerah itu untuk
menghentikan fungsi dan cepat mati. Bekuan darah yang memicu stroke trombotik
biasanya terbentuk di dalam arteri yang sudah telah dipersempit oleh atherosclerosis .
Ini adalah suatu kondisi dimana timbunan lemak ( plak ) membangun di
dalam pembuluh darah .Stroke trombotik dapat mempengaruhi arteri besar atau kecil
di otak . Stroke yang mempengaruhi arteri besar menghalangi aliran ke bagian yang
lebih besar dari otak .
Etiologi
Trombosis serebri menunjukkan oklusi trombotik arteri karotis atau cabangnya,
biasanya karena arterosklerosis yang mendasari. Proses ini sering timbul selama tidur
dan bisa menyebabkan stroke mendadak dan lengkap. Defisit neurologi bisa timbul
progresif dalam beberapa jam atau intermiten dalam beberapa jam atau hari. Ini
beberapa penyebab trombotik:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Aterosklerosis (tersering)
Vaskulitis: arteritis temporalis, poliarteritis nodosa
Robeknya arteri: karotis, vertebralis 10 (spontan atau traumatik)
Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit)
Riwayt keluarga yang terkena stroke
Diabetes
Tekanan darah tinggi ( hipertensi )
Kolesterol tinggi
Merokok

Patofisiologi
Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinik dengan cara:
a. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi aliran
darah

b. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus atau


perdarahan aterom
c. Merupakan terbentuknya thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.
d. Menyebabkan dinding pembuluh menjadi lemah dan terjadi aneurisma yang
kemudian dapat robek.
Embolus akan menyumbat aliran darah dan terjadilah anoksia jaringan otak di
bagian distal sumbatan. Selain itu, embolus juga bertindak sebagai iritan yang
menyebabkan terjadinya vasospasme lokal di segmen di mana embolus berada.
Gejala kliniknya bergantung pada pembuluh darah yang tersumbat. Ketika arteri
tersumbat secara akut oleh trombus atau embolus, maka area sistem saraf pusat
(SSP) yang diperdarahi akan mengalami infark jika tidak ada perdarahan kolateral
yang adekuat.
Sekitar zona nekrotik sentral, terdapat penumbra iskemik yang tetap variable
14 untuk suatu waktu, artinya fungsinya dapat pulih jika aliran darah baik
kembali. Iskemia SSP dapat disertai oleh pembengkakan karena dua alasan:
edema sitotoksik yaitu akumulasi air pada sel-sel glia dan neuron yang rusak,
serta edema vasogenik yaitu akumulasi cairan ektraselular akibat perombakan
sawar darah-otak. Edema otak dapat menyebabkan perburukan klinis yang berat
beberapa hari setelah stroke mayor, akibat peningkatan tekanan intrakranial dan
kompresi struktur-struktur di sekitarnya

Skema 1. Patofisiologi Stroke Trombotik


Gejala Klinis
Gejala stroke trombotik bisa bervariasi, tergantung pada daerah mana otak
dipengaruhi. Itu karena berbagai wilayah otak yang bertanggung jawab untuk fungsi
yang berbeda . Gejalan stroke trombotik bisa berupa :
1. Sakit kepala
2. Pusing atau kebingungan
3. Kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
4. Tiba-tiba , mati rasa berat di bagian manapun dari tubuh
5. Gangguan visual , termasuk tiba-tiba kehilangan penglihatan
6. Kesulitan berjalan , termasuk mengejutkan atau membelok

7. Masalah koordinasi di lengan dan tangan


8. Bicara cadel atau ketidakmampuan untuk berbicara
Penegakan Diagnosis
Diagnosis dan penentuan jenis patologi stroke dapat segera ditegakkan dengan
algoritma hgajah mada:

Tabel 1. Algoritma Gajah Mada


Pemeriksaan Penunjang
1. CT-Scan
Membedakan

jenis stroke iskemik dengan stroke perdarahan perlu

dilakukan pemeriksaan radiologi CT-Scan kepala. Stroke iskemik akan terlihat


adanya gambaran hipodens.
2. Gula darah

Diabetes melitus merupakan faktor risiko untuk stroke, namun tidak


sekuat hipertensi. Gatler menyatakan bahwa penderita stroke aterotrombotik
di jumpai 30% dengan diabetes mellitus. Diabetes melitus mampu
menebalkan pembuluh darah otak yang besar, menebalnya pembuluh darah
otak akan mempersempit diameter pembuluh darah otak dan akan
mengganggu kelancaran aliran darah otak di samping itu, diabetes melitus
dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah)
yang lebih berat sehingga berpengaruh terhadap terjadinya stroke.
3. Pemeriksaan Lipid
LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol.
LDL merupakan komponen utama kolesterol serum yang menyebabkan
peningkatan risiko aterosklerosis, HDL berperan memobilisasi kolesterol dari
ateroma yang sudah ada dan memindahkannya ke hati untuk diekskresikan ke
empedu , oleh karena itu kadar HDL yang tinggi mempunyai efek protektif
dan dengan cara inilah kolesterol dapat di turunkan, namun penurunan kadar
HDL merupakan faktor yang meningkatkan terjadinya aterosklerosis dan
stroke.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang cepat, tepat, dan cermat memegang peranan besar
dalam menentukan hasil akhir pengobatan. Betapa pentingnya pengobatan stroke

sedini mungkin, karena jendela terapi dari stroke hanya 3-6 jam. Hal yang harus
dilakukan adalah:
a. Stabilitas pasien dengan tindakan ABC (Airway, breathing, Circulation)
b. Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor atau koma atau gagal napas 19
c. Pasang jalur infus intravena dengan larutan salin normal 0,9 % dengan kecepatan
20 ml/jam, jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5 % dalam air dan
salin 0, 45 %, karena dapat memperhebat edema otak
d. Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung - Jangan memberikan
makanan atau minuman lewat mulut - Buat rekaman elektrokardiogram (EKG)
dan lakukan foto rontgen toraks .
e. Ambil sampel untuk pemeriksaan darah: pemeriksaan darah perifer lengkap dan
trombosit, kimia darah (glukosa, elektrolit, ureum, dan kreatinin), masa
protrombin, dan masa tromboplastin parsial.
f. Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut: kadar alkohol, fungsi hati, gas darah
arteri, dan skrining toksikologi.
g. Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik - CT Scan atau
resonansi magnetik bila alat tersedia.
Beberapa

obat

telah

terbukti

bermanfaat

untuk

pengobatan

penyakit

serebrovaskular, obat-obatan ini dapat dikelompokkan atas tiga kelompok yaitu obat
antikoagulansia, penghambat trombosit dan trombolitika :
1. Antikoagulansia adalah zat yang dapat mencegah pembekuan darah dan di
gunakan pada keadaan dimana terdapat kecenderungan darah untuk membeku.
2.

Obat yang termasuk golongan ini yaitu heparin dan kumarin.


Penghambat trombosit adalah obat yang dapat menghambat agregasi trombosit
sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan trombus yang terutama
sering ditemukan pada sistem arteri. Obat yang termasuk golongan ini adalah

aspirin, dipiridamol, tiklopidin, idobufen, epoprostenol, clopidogrel.


3. Trombolitika disebut fimbrinolitika berkhasiat melarutkan trombus diberikan 3
jam setelah infark otak, jika lebih dari itu dapat menyebabkan perdarahan otak,
obat yang termasuk golongan ini adalah streptokinase, alteplase, urokinase, dan
reteplase.

Komplikasi
1. Demam, yang dapat mengeksaserbasi cedera otak iskemik dan harus di obati
secara agresif dengan antipiretik atau kompres dingin. Penyebab demam
biasanya adalah pneumonia aspirasi, kultur darah dan urin kemudian beri
antibiotik intravena sesuai hasil kultur.
2. Hipovolemia, dapat di koreksi dengan kristaloid isotonis. Cairan hipotonis
(dekstrosa 5% dalam air, larutan NaCl 0,45 %) dapat memperberat edema
serebri dan harus di hindari.
3. Hiperglikemi dan hipoglikemi, ini dapat lakukan terapi setiap 6 jam selama 35 hari sejak onset stoke :
a.

< 50 mg/dl

: dekstrosa 40% 50 ml bolus intravena

b.

50-100 mg/dl

: dekstrosa 5 % dalam NaCl 0,9 %, 500 ml 6 jam

c.

100-200 mg/dl

: pengobatan (-), NaCl 0,9 % atau Ringer laktat

d.

200-250 mg/dl

: insulin 4 unit intravena

e.

250-300 mg/dl

: insulin 8 unit intravena

f.

300-350 mg/dl

: insulin 12 unit intravena

g.

350-400 mg/dl

: insulin 16 unit intravena

h.

> 400 mg/dl

: insulin 20 unit intravena

4. Trombosis vena dalam, di cegah dengan pemberian heparin 5000 unit atau
fraksiparin 0,3 cc setiap 12 jam selama 5-10 hari.
Pencegahan
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan menghindari rokok, stres mental,
alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebih, obat-obat golongan amfetamin,
kokain dan sejenisnya. Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan.

Menggendaliakan hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit vaskular


aterosklerotik lainya. Perbanyak konsumsi gizi seimbang dan olahraga teratur.
Pencegahan skunder dengan cara memodifikasi gaya hidup yang berisiko seperti
hipertensi dengan diet dan obat antihipertensi, diabetes melitus dengan diet dan obat
hipoglikemik oral atau insulin, penyakit jantung dengan antikoagulan oral,
dislipidemia dengan diet rendah lemak dan obat antidislipidemia, berhenti merokok,
hindari kegemukan dan kurang gerak.
Prognosis
Prognosis stroke dapat dilihat dari 6 aspek yakni: death, disease, disability,
discomfort, dissatisfaction, dan destitution. Keenam aspek prognosis tersebut terjadi
pada stroke fase awal atau pasca stroke. Upaya mencegah agar aspek tersebut tidak
menjadi lebih buruk maka semua penderita stroke akut harus dimonitor dengan hatihati terhadap keadaan umum, fungsi otak, EKG, saturasi oksigen, tekanan darah dan
suhu tubuh 20 secara terus-menerus selama 24 jam setelah serangan stroke.
Prognosis fungsional stroke pada infark lakuner cukup baik karena tingkat
ketergantungan dalam activity daily living (ADL) hanya 19 % pada bulan pertama
dan meningkat sedikit (20 %) sampai tahun pertama.
<Irdawati. 2008. Perbedaan Pengaruh Latihan Gerak Terhadap Kekuatan Otot Pada
Pasien

Stroke

Non-Hemoragik

Hemiparese

Kanan

Dibandingkan

Dengan

Hemiparese Kiri. Surakarta: Media Medika Indonesia.>


< Mardjono M & Sidharta P. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Penerbit Dian
Rakyat.>

Anda mungkin juga menyukai