Anda di halaman 1dari 5

Stroke

Ditinjau oleh: dr. Gabriella Florencia

Pengertian Stroke

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat
penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak
tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati.
Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat
berfungsi dengan baik.

Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya
dalam hitungan menit. Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat
kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.

Faktor Risiko Stroke

Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke. Selain stroke, faktor risiko ini juga dapat
meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-faktor tersebut meliputi:

Faktor kesehatan, yang meliputi:

Hipertensi.

Diabetes.

Kolesterol tinggi.

Obesitas.

Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia.

Sleep apnea.

Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.


Faktor gaya hidup, yang meliputi:

Merokok.

Kurang olahraga atau aktivitas fisik.

Konsumsi obat-obatan terlarang.

Kecanduan alkohol.

Faktor lainnya:

Faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami stroke, berisiko tinggi
mengalami penyakit yang sama juga.

Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih
muda.

Penyebab Stroke

Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:

Stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen
ke otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi
ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis, stroke trombotik dan
stroke embolik.

Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan
perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang memengaruhi pembuluh
darah. Kondisi tersebut meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah,
dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu perdarahan
intraserebral dan subarachnoid.

Gejala Stroke

Tiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda, sehingga gejala stroke tergantung
pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Itulah mengapa gejala atau tanda stroke
bisa bervariasi pada tiap pengidap. Namun, umumnya stroke muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala
utama stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu:
Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata
terkulai.

Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan,
tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan.

Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun penderita terlihat
sadar.

Beberapa gejala dan tanda stroke lainnya, yaitu:

Mual dan muntah.

Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan pusing berputar (vertigo).

Penurunan kesadaran.

Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.

Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.

Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.

Komplikasi Stroke

Stroke dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, dan sebagian besar komplikasi tersebut
berakibat fatal. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul, antara lain:

Deep vein thrombosis. Sebagian orang akan mengalami penggumpalan darah di tungkai yang mengalami
kelumpuhan. Kondisi tersebut dikenal sebagai deep vein thrombosis. Kondisi ini terjadi akibat
terhentinya gerakan otot tungkai, sehingga aliran di dalam pembuluh darah vena tungkai terganggu. Hal
ini meningkatkan risiko untuk terjadinya penggumpalan darah. Deep vein thrombosis dapat diobati
dengan obat antikoagulan.

Sebagian pengidap stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan otak di
dalam rongga jauh di dalam otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang sebuah selang ke
dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut.
Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan, akibatnya makanan dan
minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan. Masalah dalam menelan tersebut dikenal
sebagai disfagia. Disfagia dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.

Pengobatan Stroke

Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke tergantung pada jenis stroke yang dialaminya,
stroke iskemik atau stroke hemoragik.

Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal akan berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol
tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.

Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, pengobatan awal bertujuan untuk
mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada beberapa bentuk pengobatan
terhadap stroke hemoragik, antara lain dengan mengonsumsi obat-obatan dan operasi.

Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA bertujuan untuk menurunkan faktor risiko
yang dapat memicu timbulnya stroke, sehingga penyakit jantung tersebut dapat dicegah. Obat-obatan
akan diberikan oleh dokter untuk mengatasinya. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi
endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri karotis.

Pencegahan Stroke

Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan
hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter. Berbagai tindakan pencegahan stroke, antara
lain:
Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan
jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke.
Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang ideal adalah sebanyak 6 gram atau satu
sendok teh per hari. Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh,
protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan
daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.

Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah
bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta
tekanan darah pada tingkat yang sehat.

Berhenti merokok. Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke, karena rokok dapat
mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga
mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.

Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi
secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan
hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak
teratur.

Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA dapat menyebabkan penyempitan arteri dan
mengurangi aliran darah.

Referensi:

Medical News Today. Diakses pada 2019. Stroke: Causes, symptoms, diagnosis, and treatment.

NHS. Diakses pada 2019. Stroke.

Diperbarui pada 24 September 2019

https://www.halodoc.com/kesehatan/stroke

Anda mungkin juga menyukai