T DENGAN STROKE
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Gerontik
Data nasional di Indonesia menunjukkan stroke menjadi penyebab kematian tertinggi yaitu
15,4% (Soertidewi, 2011) dalam Syah (2011). Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan riset
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 adalah delapan per seribu penduduk atau 0,8%. Dari
total jumlah penderita stroke di Indonesia, sekitar 2,5 % atau 250 ribu orang meninggal dunia
dan sisanya cacat ringan maupun berat sehingga tahun 2020 mendatang diperkirakan 7,6 juta
orang akan meninggal karena stroke.
B. Tanda gejala
Tiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda, sehingga gejala stroke
tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Itulah mengapa gejala
atau tanda stroke bisa bervariasi pada tiap pengidap. Namun, umumnya stroke muncul secara
tiba-tiba. Ada tiga gejala utama stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu:
Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum karena mulut
atau mata terkulai.
Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak
hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan.
Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun
penderita terlihat sadar.
C. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:
Stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa
darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah
ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat
dibagi lagi ke dalam 2 jenis, stroke trombotik dan stroke embolik.
Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan
menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang
memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi hipertensi yang tidak
terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer
darah. Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan
subarachnoid.
Komplikasi Stroke
Stroke dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, dan sebagian besar komplikasi
tersebut berakibat fatal. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul, antara lain :
Deep vein thrombosis. Sebagian orang akan mengalami penggumpalan darah di tungkai
yang mengalami kelumpuhan. Kondisi tersebut dikenal sebagai deep vein thrombosis.
Kondisi ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai, sehingga aliran di dalam
pembuluh darah vena tungkai terganggu. Hal ini meningkatkan risiko untuk terjadinya
penggumpalan darah. Deep vein thrombosis dapat diobati dengan obat antikoagulan.
Sebagian pengidap stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus, yaitu menumpuknya
cairan otak di dalam rongga jauh di dalam otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan
memasang sebuah selang ke dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk
tersebut.
Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan, akibatnya
makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan. Masalah dalam
menelan tersebut dikenal sebagai disfagia. Disfagia dapat menyebabkan pneumonia
aspirasi.
Pengobatan Stroke
Pengobatan khusus yang diberikan pada pengidap stroke tergantung pada jenis stroke yang
dialaminya, stroke iskemik atau stroke hemoragik.
Pencegahan Stroke
Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu,
kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter. Berbagai tindakan
pencegahan stroke, antara lain:
Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat
meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan hipertensi yang
dapat memicu terjadinya stroke. Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi
garam yang ideal adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari. Makanan yang
disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan
serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging
rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem
peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol
dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
Berhenti merokok. Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke, karena
rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal.
Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya,
seperti penyakit paru-paru dan jantung.
Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori tinggi.
Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu
stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga
dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA dapat menyebabkan
penyempitan arteri
dan mengurangi aliran darah.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis stroke bergantung pada arteri serebral yang terkena, fungsi otak dikendalikan
atau diperantarai oleh bagian otak yang terkena, keparahan kerusakan serta ukuran daerah otak
yang terkena selain bergantung pula pada derajat sirkulasi kolateral (Hartono, 2009).
Menurut Oktavianus (2014) manifestasi klinis stroke sebagai berikut :
a. Stroke iskemik
Tanda dan gejala yang sering muncul yaitu:
1. Transient ischemic attack (TIA) Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai
beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Serangan bisa muncul
lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
2. Reversible Ischemic Neurogic Difisit (RIND)Gejala timbul lebih dari 24 jam.
3. Progressing stroke atau stroke inevolutionGejala makin lama makin berat (progresif)
disebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat
4. Sudah menetap atau permanen
b. Stroke hemoragik
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena.
1. Lobus parietal, fungsinya yaitu untuk sensasi somatik, kesadaran menempatkan posisi.
2. Lobus temporal, fungsinya yaitu untuk mempengaruhi indra dan memori
3. Lobus oksipital, fungsinya yaitu untuk penglihatan
4. Lobus frontal, fungsinya untuk mempengaruhi mental, emosi, fungsi fisik, intelektual.
Stroke dapat mempengaruhi fungsi tubuh. Adapun beberapa gangguan yang dialami pasien
yaitu:
1. Pengaruh teradap status mental: tidak sadar, confuse
2. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, Gangguan sentuhan dan sensasi, gangguan
penglihatan, hemiplegi (lumpuh tubuh sebelah).
3. Pengaruh terhadap komunikasi: afasia (kehilangan bahasa), disartria (bicara tidak
jelas).Pasien stroke hemoragik dapat mengalami trias TIK yang mengindikasikan
adanya peningkatan volume di dalam kepala.Trias TIK yaitu muntah proyektil, pusing
dan pupil edem.
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Tn. T Suku : Sunda
Umur : 60 Tahun Agama : Islam
Alamat : Jl.Babakan Sari Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMP Tanggal pengkajian : 07-04-2021
Jenis Kelamin : Laki – Laki
2. Status Kesehatan Saat ini
Keluhan-keluhan kesehatan utama : Kelemahan Ekstremitas Atas Sebelah Kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada saat dilakukan pengkajian, Tn. T mengeluh ekstremitas atas sebelah kanan tidak
bisa di gerakan dan merasa lemah, terasa sudah 1 bulan yang lalu,
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Tn. T mengatakan sudah memiliki penyakit Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tn. T mengatakan keluarganya memiliki riwayat Hipertensi
TD : 200/120 mmHg
N : 90x/menit
RR : 26x/menit
3 TTV
S : 37 °C
BB : 60 Kg
TB : 169 Cm
Simetris, mukosa bibir kering, pucat (-), bau nafas (-) , nafsu
8 Mulut makan (normal), lidah dan gigi bersih karena klien selalu
membersihkannya sehari 2x, terdapat karies gigi
10 Ekstremitas atas Lengkap , tangan simetris kanan dan kiri, tonus otot tangan kiri
normal, tonus otot tangan kanan lemah, kuku bersih, reflex
bisep tangan kanan tidak normal, reflex bisep tangan kiri
normal, reflek trisep tangan kanan tidak normal , reflek trisep
tangan kiri normal, tidak ada edema kebas normal Postur
normal.
Lengkap , kaki simetris kanan dan kiri, tonus otot kaki kanan
lemah dan tonus otot kaki kiri normal, kuku bersih, reflex
patella kaki kanan lemah, reflex patella kaki kiri normal, reflek
11 Ekstrimitas bawah achilles kaki kanan lemah , reflek achilles kaki kiri normal,
tidak ada edema, klien bisa menggerakan ekstermitas kiri dan
klien tidak bisa menggerakan ekstremitas kanan , dan tidak ada
nyeri tekan.
System Lesi pada abdomen (-), nyeri tekan pada semua kuadran (-),
14
Gastrointestinal simetris, pembesaran (-), massa (-), bising usus (-) 13 x/menit.
15 System Perkemihan Nyeri tekan (-),Tidak ada keluhan pada sistem perkemihan,
warna urine jernih ke kuning-kuningan, dan berbau khas urine.
System
16 Genitoreproduksi Tn.T mengatakan tidak ada benjolan dan tidak terdapat nyeri
(pria/wanita) pada area genetalia.
No DENGAN
KRITERIA MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
Mobilitas terganggu
DO :
Perfusi jaringan cerebral
- Tn. T tampak kurang tidak adekuat
minat melakukan
perawatan diri mandiri
Vasospasme arteri
cerebral/saraf cerebral
Ischemic/infark
Defisit Neurologi
Hemisfer kanan
C. Intervensi (Perencanaan)
No Tujuan
Diagnosa Umum Khusus Intervensi
Edukasi
- Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
R : klien mengatakan mengerti apa
yang disampaikan perawat
- Menganjurkan melakukan
moblisasi dini
R : klien mengatakan bersedia
melakukan mobilisasi dini
- Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis. duduk
di tempat tidur. duduk di tempat
tidur. pindah dari tempat tidur ke
kursi)
R : klien mengatakan selalu
mengikuti anjuran yang
diperintahkan
P : Intervensi dilanjutkan
Terapeutik
- Menyiapkan keperluan pribadi
(sikat gigi dan makan)
R : keperluan pribadi pasien sudah
disiapkan oleh keluarga
Edukasi :
- Menganjurkan melakukan
perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
R : klien selalu mengikuti perintah
perawat
Edukasi :
- Menganjurkan melakukan
perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
R : Klien selalu mengikuti perintah
perawat sehingga sekrang menjadi
lebih mandiri