TINJAUAN PUSTAKA
Stroke ialah masalah neurologis fokal dengan onset akut dari bagian vascular. Gangguan
pembuluh darah dan sirkulasi di otak biasanya terjadi akibat pecahnya pembuluh darah atau
sumbatan oleh gumpalan darah yang ada di otak. Stroke mempunyai tanda-tanda gejala yang muncul
selama 24 jam atau lebih yang bisa mengakibatkan kematian. Stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke
Stroke merupakan penyakit yang terjadi gangguan pada fungsional otak secara fokal
maupun global akut dengan tanda dan gejala sesuai dengan bagian otak yang terkena, yang
sebelumnya tanpa adanya peringatan, dan bisa sembuh dengan kecacatan akibat gangguan aliran
darah ke otak. Jadi stroke merupakan suatu penyakit yang serangannya secara mendadak yang teradi
di otak dan bisa mengakibatkan kerusakan secara sebagian atau keseluruhan pada otak karena terjadi
gangguan peredaran darah pada pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak. Hal ini berlangsung
lebih dari 24 jam.Stroke adalah cedera vaskular akut pada otak. Ini berarti bahwa stroke adalah suatu
cedera mendadak dan berat pada pembuluh darah otak. Cidera dapat disebabkan oleh sumbatan
dan penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah. semua ini menyebabkan kurangnya pasokan
darah yang memadai. Stroke mungkin menampakkan gejala, mungkin juga tidak (stroke tanpa gejala
disebut juga silent stroke), tergantung pada tempat dan ukuran kerusakan (Benjamin & Blaha, 2017).
Stroke atau Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis
yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan penyakit yang
paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses pikir,
daya ingat dan bentuk kecacatan lainnya sebagai akibat gangguan fungsi otak (Bustami, 2015).
Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan
10
disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Gangguan peredaran darah otak dapat berupa
tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Gangguan peredaran
darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan
oksigen dan zat makanan terjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan
memuculkan kematian sel saraf (neuron). gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke
(Bo, 2014).
Stroke adalah suatu penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung. Selain itu penyebab
peringkat kelima kematian di Amerikat Serikat dengan jumlah kematian pasien sebesar 12.000 per
tahun. Setiap tahun terdapat 15.000.000 orang yang menderita stroke dan mengalami kecacatan
permanen ataupun non permanen. Jumlah penderita stroke di Indonesia pada tahun 2013
diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang (7%) yang di diagnosis dengan gejala awal diperkirakan
sebanyak 2.137.41 orang (12,1%). Kemampuan ilmu tekhnologi kesehatan bisa menurunkan
tingkat kematian pasien stroke. Tetapi angka kejadian stroke cenderung tetap meningkat (Gofir,
2010).
sadar, bingung, sakit kepala, sulit konsentrasi. Gangguan kesadaran dapat muncul dalam bentuk
lain berupa perasaan ingin tidur, sulit mengingat, penglihatan kabur dan sebagainya. Pada beberapa
jam berikutnya gangguan kesadaran akan berlanjut yang menurunkan kekuatan otot dan
berkoordinasi dalam bentuk sulit berkonsentrasi dalam membaca atau mendengar percakapan
orang lain kemungkinan lain akan mendapat kesulitan dalam menyusun kata-kata atau melakukan
pekerjaan sehari-hari seperti berdiri, berjalan, atau mengambil atau memegang gelas, pensil, sendok
dan garbu. Apa yang akan dipegang akan terjatuh. Gangguan lain yang dialami oleh penderita
berupa ketidakmampuan mengontrol buang air kecil dan besar, kehilangan kemampuan untuk
11
merasakan, mengalami kesulitan untuk menelan, dan bernafas. Gejala awal lainnya termasuk
hilangnya kekerasan otot, seperti jari-jari dan tungkai yang terlukai, kaki menjadi kaku dan
Stroke bisa menjadi tambah buruk jika dalam beberapa jam sampai 1 atau 2 hari kemudian
akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati. Gejala dan tanda penderita stroke tergantung
pada daerah otak mana yang terkena. Otak mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan
manusia. Fungsi dari otak adalah sebagai pusat pemikir, pengatur, pengontrol, dan penggerak
aktivitas keseharian manusia. Pada otak terdapat pusat kesadaran, pusat pernapasan, pusat emosi,
pengatur suhu tubuh ataupun pusat keseimbangan. Setiap bagian otak memetakan dan mengatur
fungsi masing-masing. Secara umum belahan otak kanan mengatur tubuh bagian kiri. Sebaliknya,
belahan otak kiri mengatur tubuh bagian kanan. Dengan demikian, berdasarkan gejala yang muncul
dapat diperkirakan bagian otak mana yang mengalami gangguan atau kerusakan. Gejala atau tanda
stroke sering muncul secara tiba-tiba dan cepat. Stroke terjadi secara mendadak dan begitu cepat
sekali. Pada hal ini pasien stroke memerlukan bantuan dan cepat di bawa ke tempat layanan
kesehatan terdekat. Saat pasien mengalami stroke akan menunjukkan tanda dan gejala. Tanda dan
gejala yang biasanya terjadi pada pasien stroke, ialah sebagai berikut (Bruce & Tanya, 2016) :
a. Adanya serangan defisit neurolgis atau kelempuhan seperti hemipiresis (lumpuh sebelah
b. Badan terasa mati rasa secara sebagian, terasa kesemutan, dan terbakar.
g. Tingkat kepintaran melemah dan sering mengalami sakit kepala atau vertigo
12
i. Penglihatan mengalami gangguan tetapi tidak ada nyeri, sebagian besar lapang pandang
n. Terkadang ditandai dengan transiet ischemic attack atau serangan stroke sementara.
Ada beberapa penyebab yag bisa membuat pasien mengalami stroke, yaitu sebagai berikut
(Carolee, 2016) :
a. Trombosis Serebral
Trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menyebabkan edema dan kongesti
disekitarnya.
b. Pendarahan
subaraknoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karna
c. Hipoksia umum
Beberapa penyebab yang berhubung dengan hipoksia umum adalah hipertensi yang
parah, henti jantung paru, curah jantung yang turun akibat aritmia.
d. Hipoksia setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah spasme arteri
serebral yang disertai dengan subarakhnoid dan vasokontriksi arteri otak disertai sakit
kepala migren.
13
2.1.5 Tahapan Stroke
Tahapan stroke mempunyai beberapa fase yang harus diperhatikan dalam memberikan
pengobatan dan pencegahan. Tahapan proses saat terjadi stroke sampai ke tahap kehidapan
a. Tahap akut terjadi dari angka waktu 4 sampai 7 hari. Tujuan pada fase ini ialah pasien
b. Tahap stabilitasi, terjadi dalam angka waktu 2 sampai 4 minggu. Tujuan pada fase ini ialah
pasin stroke belajar kembali latihan motorik yang terganggu dan belajar untuk
menyesuaikan hal yang baru teradi pada dirinya dalam menghadapi keterbatasan yang
terjadi.
c. Tahap rehabilitasi, tindakan ini berguna untuk melanjutkan proses pemulihan untuk
mencapai perbaikan kemampuan fisik, mental, sosial, kemampuan bicara dan ekonomi.
Supaya pasien dapat terhindar dari serangan stroke akut lanjutan maka pasien harus
mengecek tekanan darah secara rutin, mengontrol kadar gula darah, berhenti merokok, diet
Berdasarkan gangguan patologis yang sudah terjadi, stroke dibagi menjadi dua macam,
Stroke iskemik diakibatkan oleh adanya emboli dan trombosis sehingga menyebabkan
aliran darah menurun atau berhenti sama sekali pada bagian tertentu yang ada di otak.
Selain itu aliran darah ke otak yang terhambat juga mengakibatkan sel saraf dan sel di dalam
otak mengalami gangguan sebab suplai oksigen dan glukosa yang dibawa oleh darah
berkurang. Kadar oksigen dan glukosa yang menurun atau bahkan sampai berhenti
mengalir bisa menyebabkan neuron tidak berfungsi. Apabila gangguan aliran darah itu terus
14
terjadi sampai melewati batas toleransi sel, maka sel akan mati. Tetapi jika aliran darah bisa
diperbaiki dengan segera sehingga kerusakan neuron yang terjadi bisa sangat minimal.
Mekanisme penyebab stroke iskemik secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu
karena trombosis dan emboli. Trombosis ialah proses terjadinya pembukuan darah pada
jaringan. Apabila trombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalir ke otak maka
saat terjadi pembekuan darah bisa menyumbat aliran darah yang akan mensuplai otak
sehingga terjadi stroke iskemik. Sedangkan apabila terdapat emobli itu merupakan benda
asing yang terlepas dan mengikuti aliran darah di otak. Emboli bisa berbentuk trombus
atau bekuan darah, udara dan yang lainnya. Saat emboli masuk ke dalam pembuluh darah
dan mengikuti aliran darah maka dapat menyebabkan aliran darah berhenti pada suatu
tempat dan tidak bisa dilewati oleh darah. Stroke yang disebabkan oleh emboli mempunyai
karakteristik tersendiri yaitu terjadi defisit neurolgis yang bisa langsung mencapai tingkat
maksimal sejak awal tanda dan gejala muncul. Hal tersebut yang biasanya menyebabkan
sumbatan aliran darah pada otak sehingga teradi stroke. Sebagian besar stroke iskemik
disebabkan oleh trombosis dan yang lainnya disebabkan oleh emboli. Berdasarkan
peralanan klinisnya, strke iskemik dibagi menadi empat macam, yaitu sebagai berikut :
a) Transient Ischemic Attack (TIA) merupakan serangan stroke yang terjadi hanya
b) Reversible ischemic neurolagic deficit (RInD) ialah gejala neurologis yang menghilang
c) Progressing stroke atau stroke in evolution adalah gangguan neurologis yang terjadi
d) Completed stroke merupakan gangguan neurologis yang telah menetap dan tidak
berkembang kembali.
b. Stroke Hemoragik
15
Stroke hemoragik merupakan jenis stroke yang disebabkan oleh perdarahan intracranial
non traumati. Penyebab stroke hemoragik dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
Perdarahan intraserebral disebabkan oleh pembuluh darah yang pecahnya pembuluh darah
di intraserebral sehingga darah keluar dari pembuluh darah dan selanjutnya masuk ke dalam
jaringan otak. Pada keadaan ini pasien stroke akan terjadi peningkatan tekanan intracranial
atau intraserebral, sehingga timbul tekanan pada pembuluh darah otak secara keseluruhan
yang dapat mengakibatkan aliran darah otak turun dan berakibat pada kematian sel saraf
maka terjadi gejala klinis gangguan neurologis. Perdarahan intraserebral terjadi akibat
penyakit hipertensi yang kronis sehingga akan timbul kerusakan pada dinding pembuluh
darah. Faktor pencetus yang lain ada stress fisik, emosi, tekanan darah yang naik mendadak
diakibatkan oleh penyakit hipertensi dan berdampak fatal bagi kesehatan pasien terutama
subarakhniod baik dari tempat lain (subarakhnoid sekunder) atau dari subaraknoid sendiri
subarakhnoid primer. Perdarahan subarakhnoid terjadi secara spontan dan disebabkan saat
pasien mengalami peningkatan tekanan darah serta biasanya timbul ketika melakukan
aktivitas. Tanda dan gejala dari perdarahan subaraknoid, yaitu sebagai berikut :
1. Nyeri kepala yang hebat secara mendadak dan diawali dengan suatu perasaan
2. Kaku kuduk ialah gejala spesifik yang mencul setelah nyeri kepala.
4. Adanya cairan serebrospinal dengan warna merah yang artinya terjadi perdarahan
16
2.1.7 Patofisiologi Stroke
Mayoritas stroke disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan sebuah arteri atau
beberapa arteri yangmengarah ke otak atau embolus (kotoran) yang terlepas dari jaringan atau arteri
ekstrakrani (arteri yang berada diluar tengkorak) yang menyebabkan sumbatan di satu atau beberapa
arteri intrakranial (arteri yang ada didalam tengkorak). Menurut Bruce (2015), patofisiologi stroke
dibagi menjadi dua macam sesuai dengan klasifikasi stroke, yaitu sebagai berikut :
a. Stroke Iskemik
darah otak oleh thrombus atau embolus. trombus umumnya terjadi karena
kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli
disebabkan oleh embulus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis.
Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang
cepat dan terjadi gangguan neurologis fokal. perdarahan otak dapat disebabkan oleh
b. Stroke Hemoragik
antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak. perdarahan dari sebuah
arteri intrakranium biasanya disebabkan oleh aneurisma (arteri yang melebar) atau
pecah.Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau
akan meningkatkan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga
17
timbul kematian. disamping itu, darah yang mengalir kesubstansi otak atau ruang
subaracnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekan
pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga
Penyakit stroke juga mempunyai beberapa komplikasi penyakit yang lain apabila penyakit
stroke tidak segera untuk diobati, yaitu antara lain (Carolee, 2016) :
a. Neurologi, seperti edema otak, kejang, tekanan tinggi intrakranial, infark berdarah,
f. Ortope – kulit, seperti : dekubitus, kontraktur, nyeri sendi bahu, jatuh/ fraktur
menurut.
Selain itu, ada beberapa komplikasi stroke yang terjadi pada pasien stroke, yaitu sebagai
1. Dekubitus, jika pasien mengalami lumpuh harus latihan bergerak secara teratur. Bagian
yang biasanya yang mengalami memar adalah pinggul, pantat, sendi kaki, dan tumit.
2. Bekuan darah, bekuan darah mudah terbentuk dalam kaki yang lumpuh. Selain juga
yang menganggu. Bekuan darah juga mengakibatkan embolisme paru-paru, yaitu suatu
bekuan yang terbentuk dalam satu arteri yang mengalirkan darah ke paru-paru.
18
3. Pneumonia, pasien stroke tidak akan bisa batuk atau menelan dengan sempurna,
4. Otot yang mengerut dan kekakuan sendi, jika otot betis mengerut. Terapi membantu
orang.
6. Nyeri pundak, otot-otot di sekitar pundak mengontrol sendi-sendi pundak dan dapat
rusak untuk mencegah kerusakan maka pasien melatih untuk membuat otot-otot
tersebut bekerja.
adalah untuk mencari penyebab, mencegah rekurensi, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
dapat menyebabkan perburukan sistem saraf pusat (SSP). Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan
diperlukan oleh semua pasien, terutama jika diagnosis klinisnya sudah jelas.
b. EKG, untuk mengetahui penyakit jantung, misalnya Atrial Fibrilasi, MCI (Myocard
Infark).
c. Ultasoun adalah dopler ekstra maupun intrakranial yang dapat menentukan adanya
d. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksan darah rutin, meliputi darah perifer lengkap, hitung platelet, INR,
APTT, serum elektrolit, gula darah, CRP dan LED, fungsi ginjal dan hati.
19
2.1.10 Penatalaksanaan Stroke
Pengobatan stroke akut menentukan kualitas hidup pasien dan bahkan mencegah
kematian. Sehingga motto pelaksanaan pasien stroke “time isbrain”. Oleh karna itu perawatan harus
dilakukan di unit stroke. Selain sudah diakui kelebihannya oleh organisasi stroke internasional,
perawatan di unit stroke dilakukan oleh multidisiplin yang terdiri dari dokter ahli saraf, perawat
khusus stroke, fisioterapi, terapi wicara, dan okupasi, serta ahli nutrisi. Prinsip manajemen stroke
Faktor resiko adalah suatu faktor atau kondisi tertentu yang membuat seseorang rentan
terhadap serangan stroke. Faktor resiko stroke umumnya dibagi menajadi 2 kelompok besar
a) Usia
Makin bertambah usia seseorang, makin meningkat resiko terkena stroke atau
pembuluh darah. Menurut Feigin (2015), setelah mencapai usia 50 tahun, setiap
penambahan usia tiga tahun resiko stroke meningkat sebesar 11-20%. Resiko tinggi
adalah usia lebih dari 65 tahun, tetapi hampir 25% dari semua stroke terjadi pada
usia kurang dari 65 tahun, dan 4% terjadi pada usia antara 15 dan 40 tahun.
b) Jenis Kelamin
20
Laki-laki lebih beresiko dibandingkan wanita, dengan perbandingan 1:3, kecuali
pada usia lanjut, resiko stroke pada laki-laki dan wanita hampir sama. Laki-laki
terkena stroke iskemik, sedangkan wanita lebih cenderung terkena stroke perdarah
subaraknoid. Stroke pada wanita di duga akibat pemakaian obat kontrasepsi oral.
Angka kematian stroke pada wanita dua kali lebih tinggi dari laki-laki.
c) Ras
Stroke, terutama stroke hemoragik lebih sering terjadi pada orang keturunan
penyebab kematian tertinggi yaitu 15,4% dan penyebab utama kecatatan pada
d) Riwayat Keluarga
Gen berperan besar dalam beberapa faktor resiko stroke seperti hipertensi,
penyakit jantung, diabetes dan kelainan pembuluh darah. Faktor genetis berperan
kasus sampai 20% pada orang yang berusia muda. Riwayat stroke dalam keluarga,
terutama jika dua atau lebih anggota keluarga pernah mengalami stroke pada usia
a) Hipertensi
Berdasarkan data, stroke yang disebabkan oleh hipertensi dirumah sakit mencapai
73,9 persen. Banyak pasien mempunyai tekanan darah sistolik 150-170 mmHg, dan
tekanan darah diastolik 90-100 mmHg. Padahal normalnya, sistolik 110-120 mmHg
21
dan diastolik 90-100 mmHg. Apabila tak segera diobati, persentase bakal terkena
penyakit jantung dan stroke berulang akan mencapai lebih dari 20%.Untuk
mengontrol tekanan darah tinggi pada pasien stroke, ada beberapa antipertensi
efektif untuk penderita stroke. Beberapa obat tersebut adalah perindropin dari
golongan ACE (Angiotension Coverting Enzyme) inhibitor. Obat tersebut terbukti tidak
hanya penurunkan tensi, tetapi juga mencegah kambuhnya stroke. Resiko stroke
lanjutan dan serangan jantung juga dikurangi menjadi 20-25 persen. Selain obat
obatan, pasien stroke yang mengindap hipertensi juga diminta untuk mengurangi
asupan makanan yang kadar garam tinggi karna garam berpotensi meningktakan
tekanan darah. Mengurangi kadar garam didalam darah hingga 100 mmol/hari.
Pengurangan ini bisa menurunkan tekanan darah 1-7 mmHg tekanan darah siastol.
b) Obesitas
Selain itu juga diubah kebiasaan makan. Makanan makanan yang berlemak, seperti
jeroan harus dihindari. Berat badan juga perlu dijaga agar tidak terlalu berlebihan.
Berat badan yang normal bisa diukur dari indeks masa tubuh (IMT). Ukurannya
berat badan dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat. Berat badan yang ideal adalah
indeks masa tubuhnya 18,5 hingga 24,9. Juga harus memerhatikan lingkar pinggang
maksimum 80 cm.
c) Diabetes
Diabetes mellitus dalah penyakit yang disebabkan pada gangguan produksi insulin
oleh pankreas. Ada dua macam jenis diabetes mellitus (Mirjana, 2016) :
22
2. Diabetes Tipe 2 adalah penyakit yang diakibatkan terganggunya produksi
insulin. Penyakit ini lebih banyak disebabkan oleh pola hidup yang salah,
seperti stress, makan yang berkolesterol, kurang olahraga, dan lain lain.
Penderita diabetes bisa memicu stroke karna kadar gula darah yang tinggi bisa
merusak pembuluh darah. Darah jadi mengental dan tak mudah beku. Akibatnya,
jika ada luka, sluka sukar sembuh. Pembuluh darah juga bisa rusak, itu juga bisa
menimpa pembuluh darah otak. Pembuluh rusak, sehingga darah darah tak bisa
mengalir ke otak dengan baik. Penderita bisa terkena stroke berulang. Untuk itu
perlu dijaga kenormalan kadar gula darah. Kadar gula darah normal adalah 80-109
mg/dl.
d) Merokok
Merokok merupakan kebiasaan sekaligus gaya hidup yang berdampak buruk bagi
racun dan 200 diantaranya sangat berbahaya. Asap rokok mengandung beberapa
zat berbahaya yang sering disebut oksidator. Zat oksidator ini menimbulkan
kerusakan pada dinding arteri. Dinding arteri yang rusak akibat asap rokok akan
jumlah oksigen dalam darah yang menyebabkan stroke jantung bekerja lebih keras,
Bahkan perokok pasif (menghirup asap rokok secara tidak langsung) meningkatkan
kemungkinan terkena stroke hampir 80%. Mereka yang menghisap 20 atau lebih
23
batang rokok sehari memiliki resiko stroke dua kali lipat di bandingkan yang
e) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik moderat yang teratur dapat mengurangi hingga separuh resiko stroke
dan memperkecil kematian dini akibat semua sebab sekitar 70%. Yang diperlukan
hanya lah olah raga tiga atau empat kali seminggu selama 30 menit. Orang yang
kurang aktivitas fisik (olah raga <3 kali per minggu) memliki 50% resiko terkena
stroke dibanding orang yang aktif. Aktivitas fisik dapat menurunkan berat badan
dan tekanan darah, gula darah, meningkatkan kadar kolesterol HDL dan
f) Alkohol
stroke. Meskipun mengkonsumsi alkohol dalam jumlah ringan (< 30 gram perhari
Berdasarkan peneltian Katherine (2016) membagi dampak storke bagi pasien sebagai
berikut:
a. Dampak Fisik
Sebagian besar pasien stroke akan mengalami gejala yang sangat bervariasi, dapat
bicara, perubahan emosi, dan gejala lain sesuai lokasi otak yang mengalami infark atau
penyumbatan.Gejala ini dapat mempengaruh pada aspek fisik, psikologis serta sosial
mereka yang akan berdampak pada penurunan produktifitas dan kualitas hidup baik
secara permanen maupun sementara. Lebih lanjut, dampak fisik juga dapat muncul
24
paling umum dialami pasien stroke yaitu melibatkan aksimotorik. Kelumpuhan fisik ini
dapat terjadi secara langsung dan biasanya pasien menyadari bahwa mereka tidak bisa
b. Dampak Psikologis
Dampak piskologis seperti kemaran, isolasi kelabilan emosi, depresi dan lain-lain.
c. Dampak Sosial
Sedangkan dampak sosial dari stroke penderita tidak dapat lagi bekerja kembali seperti
Penyakit stroke dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut (Katherine,
2017) :
diet dan obat penurun kadar lemak. Target kadar kolesterol LDL < 100mg/dl,
sedangkan bagi penderita dengan risiko stroke tinggi mencapai target kolesterol LDL
menurunkan kadar kolesterol adalah beras merah, jagung, gandum, oat, dan kacang
kedelai.
Bila tidak ada faktor risiko lain, maka tekanan darah harus benar-benar dikendalikan
tidak melebihi 140/90 mmHg. Sedangkan untuk penderita diabetes mellitus atau
penyakit ginjal krooni, target tekanan darah 130/80 mmHg. Lalu dilanjutkan terapi
antihipertensi yang diberikan oleh dokter dan lakukan pengukuran tekanan darah
25
Diabetes merupakan salah satu faktor risiko stroke sehingga pengendalian gula darah
4. Berhenti merokok.
meningkatkan risiko stroke dua kali lipat karena pembuluh darah mengeras dan
perokok aktif maka selain itu juga harus menghindari paparan asap rokok.
Garam merupakan penyebab utama pada tekanan darah tinggi sehingga asupannya
harus dibatasi, tidak melebihi 6 gram per hari.Periksa kandungan garam di makanan
kelahiran.Terapi ini harus segera dihentikan. Mengganti kontrasepsi dengan yang non-
Keluarga adalah orang yang memiliki ikatan resmi, seperti hubungan darah, adopsi,
perwakilan, ikatan sosial, adanya ikatan psikologi. Selain itu, keluarga merupakan sekelompok
orang dengan hubungan pernikahan, kelahiran, dan adopsi dengan tujuan menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosinal, serta sosial
dari setiap anggota keluarga. Keluarga juga termasuk unit terkeil dari sekelompk masyarakat yang
26
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga yang bertempat tinggal dalam satu
rumah dan saling ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Kemenkes, 2018).
Ada beberapa ciri-ciri struktur keluarga, yaitu sebagai berikut (Ali, 2015) :
a. Terorganisasi
Keluarga merupakan cerminan dalam suatu organisasi, dimana setiap anggota keluarga
mempunyai tugas dan manfaatnya masing-masing sehingga visi dan misi pada keluarga bisa
dicapai. Organisasi yang baik bisa dilihat dari ikatan antar anggota keluarga yang kuat dan
b. Keterbatasan
Ketika keluarga akan mencapai tujuan maka masing-masing anggota keluarga mempunyai
tugas dan tanggung awab sendiri maka saat melakukan interaksi setiap anggta keluarga tidak
dapat semena-mena, tetapi memiliki keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab pada
Terdapat tugas yang beraneka ragam pada keluarga memperlihatkan bahwa setiap anggota
Keluarga mempunyai beberapa fungsi keluarga, terdapat lima fungsi dasar pada keluarga,
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga, yaitu sebagai dasar sumber
Keberhasilan dalam melaksanakan fungsi afektif akan terlihat dari wajah gembira dan
senang dari keseluruhan anggota keluarga. Setiap anggota keluarga saling berusaha
27
untuk mempertahankan suasana yang positif dalam lingkungan rumah. Hal ini bisa
dipelajari dan dikembangkan saat melakukan interaksi sosial dan hubungan dalam
b. Fungsi Sosialisasi
individu lahir dan berakhir saat individu meninggal. Pada setiap tahap perkembangan
individu dan keluarga diperoleh melalui interaksi sosial atau hubungan yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku melalui hubungan dalam satu keluarga, sehingga nanti setiap anggota keluarga
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
seperti sandang, pangan, dan papan sehingga keluarga membutuhkan uang untuk
semua itu.
pengkajian dan memeriksa tanda-tanda vital. Apabila di tinjau dari segi penilaian
masyarakat, keluarga adalah sistem dasar, dimana perilaku untuk menjadi sehat,
28
2.2.4 Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Selain mempunyai fungsi dalam memelihara kesehatan, keluarga juga memiliki tugas dalam
bidang kesehatan yang perlu untuk diketahui dan dilaksanakan, antara lain (Suprajitno, 2016) :
Kesehatan adalah suatu kebutuhan yang penting pada keluarga dan tidak boleh untuk
diabaikan sebab kalau tidak ada kesehatan maka semuanya tidak akan ada artinya. Orang
tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan status kesehatan yang dialami
anggota keluarga. Perubahan kecil apapun yang dialami oleh anggota keluarga akan
Keluarga bertugas untuk mencari bantuan yang tepat sesuai dengan keadaan kegawatan
kesehatan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang berwenang untuk
mengambil keputusan dalam menentukan tindakan yang diambil ketika ada anggta keluarga
yang sakit. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam perihal ekonomi bisa mememinta
bantuan kepada tetangga di dekat rumahnya supaya bisa mendapatkan bantuan dengan
segera.
Biasaya keluarga memilih tindakan yang tepat dan benar tetapi keluarga juga mempunyai
keterbatasan yang sudah diketahui oleh anggota keluarganya. Tetapi anggota keluarga yang
kesehatan yang dialaminya tidak semakin parah. Perawatan bisa dilakukan di tempat
pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas karena keluarga hanya mampu melakukan
29
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal untuk melakukan
Caregiver ialah orang yang memberikan perawatan secara langsung kepada anak, dewasa dan
lansia yang mengalami penyakit kronis. Caregiver sebagai individu yang memberikan bantuan
kesehatan, sosial, ekonomi, dan sumber daya lingkungan kepada individu yang mengalami
ketergantungan fisik secara sebagian atau sepenuhnya yang disebabkan penyakit yang sedang di
derita oleh individu tersebut (Annisa, 2015). Caregiver merupakan individu yang memberikan
pertolongan kepada seseorang yang tidak mampu karena menderita suatu penyakit.Caregiver sebagai
pemberi dukungan terhadap kebutuhan fisik maupun psikologis untuk merawat anggota keluarga
Definisi caregiver dalam Merriam-Webster Dictionary (2012) adalah orang yang memberikan
perawatan langsung pada anak atau orang dewasa yang menderita penyakit kronis. Allender &
Spradley (2010) menyatakan caregiver sebagai seseorang yang memberikan bantuan medis, sosial,
ekonomi, atau sumber daya lingkungan kepada seseorang individu yang mengalami ketergantungan
baik sebagian atau sepenuhnya karena kondisi sakit yang dihadapi individu tersebut. Definisi
caregiver dari literatur bahasa Indonesia, dikemukakan oleh Arif (2016) sebagai:
“.. seseorang yang bertugas untuk membantu orang-orang yang ada hambatan untuk
melakukan kegiatan fisik sehari-hari baik yang bersifat kegiatan harian personal (personal activity daily
living) seperti makan, minum, berjalan, atau kegiatan harian yang bersifat instrumental (instrumental
Caregiver dibagi menjadi dua jenis, yaitu caregiver formal dan caregiver informal. Caregiver
formal terdiri dari tenaga profesinal atau paraprofesinal yang memberikan perawatan dengan
30
adanya pembiayaan atau dibayar, seperti perawat, asisten perawat dan personal care worker. Maka
kesimpulannya caregiver formal adalah seserang yang profesinal dan sukarelawan dalam memberikan
perawatan di rumah, komunitas dan institusi. Sedangkan caregiver informal ialah individu yang
memberikan perawatan tanpa menerima bayaran dan mempunyai hubungan dalam merawat
anggota keluarga, teman, dan tetangga. Selain itu caregiver informal juga menyediakan waktu banyak
atau sebagian untuk membantu dan tinggal bersama dengan seseorang yang membutuhkan
perawatan. Dengan demikian caregiver keluarga merupakan bagian dari informal caregiver (Barbosa &
Figueiredo, 2015). Family caregiver atau caregiver keluarga menurut Bevans & Strenberg (2012) adalah
pasangan, anak dewasa, teman yang memiliki hubungan pribadi dengan pasien, dan memberikan
berbagai bantuan yang tidak dibayar untuk orang dewasa yang lebih tua dengan kondisi kronis atau
lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa caregiver adalah seseorang yang bersedia dan
bertanggung jawab dalam merawat serta memberikan dukungan secara fisik, sosial, emosional pada
penderitastroke hingga pulih atau bahkan hingga akhir hayatnya (Capetuzi, 2014).
kesehatan, dan memberikan dukungan emosional, kasih sayang dan perhatian (Caqueo, 2014).
Selain itu caregiver juga berfungsi untuk membantu pasien dalam memilih keputusan terkait dengan
pengobatan dan kehidupan pasien apabila pasien sudah tidak bisa melakukan segala aktivitas atau
harus dirawat dengan bantuan sepenuhnya total care). Keluarga sebagai caregiver berguna sebagai
penasihat yang sangat di butuhkan oleh pasien. Caregiver mempunyai beberapa tugas dan fungsi,
Caregiver memiliki tugas untuk membuat jadwal, membantu dalam pengobatan, monitor
efek samping dari obat, manajemen luka, memonitor rekam medis dan petunjuk medis.
31
Caregiver bertugas dalam memilih asuransi yang tepat, membantu menyiapkan obat, dan
Caregiver juga bertugas dalam memanejemen nutrisi, keamanan, kntrol infeksi, dan
Peran dari caregiver adalah menyediakan makanan, membawa pasien ke dokter, dan
memberikan dukungan emosional, kasih sayang dan perhatian (Dilworth, et al, 2016). Caregiver juga
membantu pasien dalam mengambil keputusan apabila berkaitan dengan pengobatan dan
terkadang kehidupan pasiennya apabila pasien dalam bantuan total (Total Care). Keluarga sebagai
caregiver merupakan penasihat yang sangat penting dan diperlukan oleh pasien (Erwina, 2016).
Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Garmand, (2012) tentang tugas-tugas yang dilakukan
a. Bantuan dalam perawatan diri yang terdiri dari dressing, bathing, toileting.
b. Bantuan dalam mobilitas seperti: berjalan, naik atau turun dari tempat tidur
c. Melakukan tugas keperawata seperti: memberikan obat dan mengganti balutan luka.
d. Memberikan dukunganemosional
e. Menjadipendamping
rumah,dan
Menurut Friedman (2014), dalam penelitiannya menarik perhatian terhadap fakta tugas
caregiver pada lansia. Tugas yang dilakukan caregiver tidak hanya terbatas kepada pekerjaan rumah
a. Physical Care/Perawatan fisik, yaitu: memberi makan, mengganti pakaian, memotong kuku,
32
membersihkan kamar, danlain-lain.
b. Social Care/ Kepedulian sosial, antara lain: mengunjungi tempat hiburan, menjadi supir,
bertindak sebagai sumber informasi dari seluruh dunia di luar perawatan dirumah.
c. Emotional Care, yaitu menunjukkan kepedulian, cinta dan kasih sayang kepada pasien yang
tidak selalu ditunjukkan ataupun dikatakan namun ditunjukkan melalui tugas-tugas lain
yangdikerjakan.
d. Quality care, yaitu: memantau tingkat perawatan, standar pengobatan, dan indikasi
Manfaat menjadi caregiver untuk pasien stroke, adalah sebagai berikut (Gilbar, 2012):
Caregiver keluarga (family caregiver) ialah seserang yang memberikan perawatan tanpa
diberikah upah uang atau sebagai asisten dari anggota keluarga yang sedang sakit stroke. Caregiver
keluarga juga bertugas dalam melakukan perawatan kepada anggota keluarga yang dalam keadaan
lemah, lansia dan mempunyai keterbatasan fisik dan psikologis. Caregiver keluarga dalam melakukan
perawatan paliatif diartikan sebagai seseorang yang mempunyai hubungan darah atau pasangan
yang ikut serta dalam merawat pasien dan biasanya mempersipkan fisik, praktik, emosi dan juga
Jika ada anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga yang lain mengambil peran
sebagai pemberi asuhan atau caregiver. Peran caregiver keluarga ialah membantu memberikan
perawatan pada anggota keluarga yang sedang sakit. Caregiver keluarga memiliki fungsi untuk
33
menjaga keseimbangan dan keharmonisan hubungan keluarga. Caregiver keluarga mempunyai tugas
untuk mengambil tugas rumah tangga, membantu merawat secara pribadi, melakukan tugas fisik
yang kompleks dan tugas merawat seperti berobat ke tenaga medis dan memberikan dukungan.
Selain itu caregiver juga mempunyai fungsi untuk merawat anggota keluarga yang sakit dimulai dari
kasih sayang serta perhatian. Caregiver keluarga juga membantu untuk pengambilan keputusan
terkait penyakit yang sedang di derita oleh anggota keluarganya. Kemudian caregiver keluarga juga
bisa sebagai penasehat yang penting untuk anggota keluarganya yang sedang sakit (Grant, et al,,
2013).
Caregiver keluarga memberikan perawatan informal mencakup empat dimensi, antara lain
perawatan langsung (membantu perawatan luka dan manajemen obat), perawatan emosional
(memberikan dukungan sosial), perawatan medis (melakukan negosiasi dengan orang lain dan
tenaga medis untuk kepentingan pasien), pengaturan finansial (mengatur keuangan termasuk
Caregiver ialah seserang yang memberikan perawatan kesehatan pada anak, dewasa, lansia
yang terjadi masalah kemampuan fisik atau psikologis yang sudah kronis. Tetapi sebagai serang
caregiver juga mebutuhkan kebutuhan yang berguna untuk menghindari terjadinya dampak yang
terkait dengan permasalahan fisik dan psikologis pada caregiver. Caregiver membutuhkan
pelatihan untuk keterampilan dalam merawat pasien stroke dan memperoleh pendidikan kesehatan
tentang penyakit yang di derita oleh pasien. Caregiver juga membutuhkan maajemen stress emosi,
stress, fisik dan waktu untuk dirinya relaksasi seperti liburan. Mayoritas caregiver membutuhkan
informasi banyak terkait dengan pelayanan pendukung support services) (Jusup, 2013).
34
2.3.8 Tipe-Tipe Caregiver Keluarga
Ada beberapa macam tipe-tipe caregiver keluarga, antara lain sebagai berikut (Setiawati,
2018) :
a. Caregiver Primer
Caregiver primer adalah caregiver paling utama yang mempunyai tingkat tanggung jawab
tinggi terkai dengan perawatan dan termasuk seserang yang melakukan tugas besar
dalam merawat pasien sakit. Caregiver primer merawat anggota keluarganya yang sakit
b. Caregiver Sekunder
Caregiver sekunder ialah seseorang yang bertugas dalam merawat anggota keluarganya
yang sakit dengan tingkatan yang sama dengan caregiver primer tetapi mempunyai
tingkat tanggung jawab yang berbeda. Oleh karena itu, caregiver sekunder tidak
c. Caregiver Tersier
Caregiver tersier adalah seserang yang mempunyai sedikit tanggung jawab atau bahkan
tidak memiliki tanggung jawab sama sekali dalam pengambilan keputusan terkait
perawatan pasien. Tugas yang dilakukan caregiver tersier, seperti belanja, berkebun dan
membayar tagihan. Caregiver tersier ini bisa memberikan perawatan jika caregiver
Kehadiran caregiver sekunder bisa mengurangi beban pada caregiver primer. Sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Barbosa & Figueired (2015) didaptkan hasil bahwa antara caregiver primer dan
caregiver sekunder ditemukan bahwa caregiversekunder mempunyai beban dan tingkat stres yang lebih
35
2.3.9 Dampak menjadi Caregiver Pasien Stroke
Merawat pasien stroke mempunyai dampak positif dan negatif tersendiri. Dampak positif
yang dialami oleh caregiver keluarga dalam merawat pasien stroke ialah mendapatkan penghargaan,
kesadaran dan kepuasan. Sedangkan dampak negatif yang dirasakan oleh caregiver keluarga dalam
merawat pasien stroke yaitu mengalami kelelahan, gangguan tidur, tekanan darah tinggi dan daya
Keluarga yang menjadi caregiver akan mengalami kontak sosial yang kurang, bersosialisasi
dengan teman, tidak ada waktu untuk diri sendiri, meningkatkan kemungkinan untuk menyerah
tekait tanggung awab, meningkatkan risiko terjadi depresi, meningkatkan perasaan marah,
Memberikan prawatan pada lansia yang stroke bisa menyebabkan stress dan berdampak
negatif pada kesehatan fisik serta psikologis. Caregiver yang memberikan perawatan langsung
kepada pasien stroke mempunyai beberapa dampak positif pada caregiver, termasuk meningkatkan
kesehatan psikologis, meningkatkan kedekatan dengan pasien, dan merasa puas yang berhubungan
dengan pemenuhan kewajiban sebagai caregiver. Selain itu caregiver yang memberikan perawatan
akan merasa lebih baik terkait diri mereka karena mereka merasa diperlukan, memberikan
perawatan menjadikan caregiver belajar kemampuan dalam merawat yang lebih baik dan
Beban caregiver(caregiver burden) ialah respon multidimensi terhadap penilaian negatif dan
perasaan stress yang disebabkan oleh merawat anggota keluarganya yang sedang sakit dalam respon
fisik, psikologis, sosial, keuangan, dan fungsi (John, 2016). Menurut Barbosa & Figueired (2015),
beban caregiver merupakan penilaian negatif dari peran sebagai caregiver pada aspek fisik, psikolgis
dan sosial.
36
Beban caregiver merupakan suatu keadaan psikolgis yang timbul dari kombinasi tekanan
fisik, emosi dan sosial, seperti keterbatasan dalam hal keuangan yang timbul karena pengobatan
anggota keluarganya yang sakit. Distres yang dirasakan oleh caregiver disebabkan oleh pemberian
perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit. Keadaan ini tidak sama dengan depresi, cemas
dan respon emosi lain (Paul, 2012). bebancaregiver adalah distres yang dirasakan caregiver sebagai
akibat dari pemberian perawatan. Distres ini berbeda dengan depresi, cemas dan respon emosi lain
(Grant et al., 2013). Suku Indian mempersepsikan beban caregiver sebagai tekanan peran,
ketidakmampuan untuk menunjukan peran yang efektif. Mereka juga percaya bahawa permintaan
perawatan pasien sebagai pengharapan yang tidak bisa ditolak (Capetuzi, 2014).
Beban caregiver dibagi atas dua yaitu beban subjektif dan beban objektif. Beban subjektif
caregiver adalah respon psikologis yang di alami caregiver sebagai akibat perannya dalam merawat
pasien. Sedangkan beban objektif caregiver yaitu masalah praktis yang di alami oleh caregiver, seperti
masalah keuangan, gangguan pada kesehatan fisik, masalah dalam pekerjaan,dan aktivitas sosial
(Sukmarini, 2018). Caregiver harus memberikan sejumlah waktu energi dan uang. Tugas ini
dirasakan tidak menyenangkan, menyebabkan stress psikologis dan melelahkan secara fisik. Beban
psikologis yang dirasakan oleh caregiver antara lain rasa malu, marah, tegang, tertekan, lelah dan
tidak pasti. Faktor terakhir berhubungan dengan perasaan bersalah seperti seharusnya dapat
melakukan lebih banyak, tidak dapat merawat dengan baik dan sebagainya (Rafiyah, 2017).
Perawatan yang dilakukan caregiver tergantung pada level ketidakmampuan pasien (progress
penyakit). Menurut Honea (2018), menjabarkan beban caregiver dengan penyakit kronis secara rinci,
antara lain ketergantungan ekonomi pasien, gangguan rutinitas harian, manajemen perilaku,
permintaan waktu dan energi, interaksi yang membingungkan atau memalukan dengan penyedia
layanan kesehatan, biaya pengobatan dan perawatan, penyimpangan kebutuhan anggota keluarga
Penelitian yang dilakukan Joanna (2014), menemukan dampak caregiving pada caregiver dengan
37
a. Pendapatan sering tidak cukup karena biaya yang dikeluarkan selama perawatan.
b. Dampak kesehatan yang umum pada caregiver, akan tetapi caregiver sering mengabaikannya atau
d. Berkurangnya kegiatan sosial dan aktivitas fisik caregiver sehingga mengakibatkan isolasi sosial.
e. Perawatan pada pasien dengan paliative care secara emosional menuntut caregiver sehingga
mengalami rasa bersalah, kecemasan, kemarahan, frustasi, takut, depresi, kehilangan kendali,
Beban caregiver keluarga dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut (Hsu, et al, 2015):
Beban objektif caregiver merupakan beban yang bisa muncul dari keseluruhan keadaan atau
aktivitas yang berhubungan dengan peran sebagai caregiver, seperti melaksanakan tugas
kesehatannya dan mengatur pola hidup yang menyebabkan sakit. Ada beberapa masalah
yang biasanya terjadi pada caregiver keluarga, antara lain sebagai berikut :
a) Masalah Keuangan
Permasalahan dalam aspek keuangan yang dialami oleh caregiver, contohnya hambatan atau
kehilangan kesempatan untuk bekerja, sumber dana yang kurang dan beban baiya untuk
mengobati pasien.
Caregiver keluarga stroke lebih mempentingkan klien dibandingkan dirinya sendiri. Sehingga
caregiver keluarga mempunyai permasalahan kesehatan, seperti kelelahan dan gangguan tidur
38
Caregiver keluarga yang merawat pasien stroke harus mengubah pola hidupnya untuk
mengakomodasi permintaan pasien seperti membatasi waktu luang untuk kumpul bersama
Beban subjektif caregiver keluarga adalah respon psikologi yang dialami karena perannya
dalam merawat klien stroke. Beban subjektif juga termasuk reaksi emosional karena
perannya sebagai caregiver, seperti mempunyai rasa kwatir, ansietas, tertekan, frustasi, rasa
bersalah, marah dan perubahan emosional lainnya. Beban subjektif yang dialami caregiver
Terdapat lima dimensi dalam pengukuran caregiver burden, yaitu (Seng, et al, 2015) :
Aspek ini menggambarkan dampak yang dialami oleh para caregiver dari merawat pasien
stroke mencakup perasaan kelelahan, frustasi, depresi, dan berdampak juga pada kesehatan
secara umum.
b. Hubungan pernikahan
Aspek ini mencerminkan kemampuan merawat pasien stroke untuk memberikan perhatian
dan kasih sayang yang memadai kepada anggota keluarga lainnya dan untuk memuaskan
Aspek ini menggambarkan kepuasan caregiver dalam menerima apresiasi dan pengakuan atas
perilaku pengasuhan yang dijalankannya dari teman dan anggota keluarga lainnya,serta
39
Aspek ini mencerminkan mengenai gangguan terhadaphubungan caregiver dengan keluarga
maupun relasi sosial lainnya yang diterima sebagai dampak dari kehadiran merawat pasien
stroke.
Aspek ini mewakili seluruh rasa gangguan yang parah,seperti perilaku mengganggu atau
yang tidak dapat diprediksi secara tiba-tiba dari merawat pasien stroke sehingga membuat
Berbeda dengan aspek caregiver burden yang dikemukakan oleh Seng, et al (2015), Zarit (2010)
menyatakan bahwa caregiver burden terdiri dari dua aspek, yaitu sebagai berikut :
a. Tekanan pribadi
Tekanan pribadi merupakan representasi dari distresspsikologis yang dialami individu yang
menjadi caregiver.
b. Tekanan peran
Tekanan peran merupakan dampak dari pengasuhan yangdirasakan oleh caregiver secara
bahwa aspek dari caregiver burden adalah dampak pada kesejahteraan, hubungan pernikahan,
penghargaan atas perawatan, dampak hubungan sosial, dan kerugian yang diterima. Peneliti
menggunakan aspek ini karena subjek yang akan diteliti sama dengan alat ukur yang
Ada dua faktor yang mempengaruhi beban caregiver pada pasien stroke, yaitu sebagai berikut
a. Faktor Caregiver
a) Usia
40
Caregiver keluarga yang mempunyai usia lebih tua akan memiliki tingkat stres yang
lebih tinggi dalam merawat pasien stroke sehingga beban caregiver semakin
meningkat karena dukungan keluarga yang kurang. Selain itu caregiver yang memiliki
usia lebih muda akan menerima tekanan yang lebih besar juga.
b) Jenis Kelamin
dibandingkan caregiver yang berjenis kelamin laki-laki. Selain itu caregiver yang
berjenis kelamin perempuan mempunyai tingkat depresi lebih tinggi dan kepuasan
c) Ras
Ras kaukasid mempunyai tingkat beban caregiver yang lebih tinggi dibandingkan
d) Tingkat Pendidikan
e) Pendapatan
yang tinggi. Sehingga caregiver mempunyai tingkat beban financial yang lebih berat.
f) Status Pekerjaan
Caregiver yang bertugas untuk bekerja dan merawat pasien dalam aktivitas sehari-
g) Status Kesehatan
41
Status kesehatan memiliki dampak pada persepsi terkait dengan beban caregiver.
Caregiver yang mempunyai tingkat kesehatan yang buruk akan mengalami beban
caregiver yang lebih tinggi dan juga mengalami permasalahan fisik, religius, dan
h) Status Perkawinan
b. Faktor Pasien
a) Usia Pasien
Usia pasien yang semakin tua dengan penyakit stroke akan menambah tekanan dan
b) Kondisi Stroke
Saat status kesehatan pasien menurun dengan gejala tambahan yang semakin parah,
kehilangan fungsi fisik, membutuhkan perawatan yang lebih banyak dan tingkat
Waktu perawatan pasien di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan memiliki
pengaruh pada tingkat stres caregiver. Caregiver bisa mengalami stress lebih tinggi
Kuisioner yang digunakan pada peneltian ini adalah the zarit burden interview (ZBI). Kuisioner
ini bisa digunakan untuk menilai beban caregiver yang mearawat pasien stroke dengan gangguan
mental dan fisik. Terdapat 22 pertanyaan yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu tekanan pribadi
42
(personal strain) dan tekanan peran(role strain) (Seng, et al, 2010). Kuisioner zarit burden interview ini
digunakan untuk menilai beban perawatan. Kuisioner zarit burden interview sudah ada dengan versi
bahasa Indonesia yang sudah diterjmahkan oleh Rahmat (2012). Kuisioner ini dibagi beberapa
aspek pertanyaan yang berfokus pada beban fisik atau kesehatan caregiver (4 item pertanyaan),
beban emosional atau psikologi (5 item pertanyaan), beban ekonomi (1 item pertanyaan), beban
sosial (5 item pertanyaan) dan hubungan antara pasien dav keluarga (7 item pertanyaan) (Seng, e
al, 2010). Penilaian dalam kuesioner ini menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang
dapat dipergunakan untuk mengukur kuesioner dalam penelitian ini. Ada dua bentuk skala likert
yaitu positif dan negatif, jika positif diberikan skor dari 4, 3, 2, 1 dan 0 tetapi sebaliknya jika negatif
Dukungan yang diberikan oleh caregiver adalah penting untuk membantu kesembuhan
pasien baik dari segi fisik, psikososial, dan spiritual. Tujuan dari rencana pendidikan kesehatan juga
berbeda antara pasien dan caregiver. Caregiver mungkin membutuhkan bantuan dalam mempelajari
perawatan fisik dan teknik penggunaan alat bantu perawatan., menemukan sumber home care,
Pasien dan caregiver mungkin memiliki kebutuhan akan pengajaran yang berbeda. Pemberian
rencana pengajaran yang sukses disarankan untuk melihat dari kebutuhan pasien dan kebutuhan
kebutuhan caregiver,yaitu kebutuhan akan informasi tentang pelayanan yang tersedia, manajemen
stress dan strategi koping, masalah keuangan dan asuransi, masalah komunikasi dengan
bantuan tentang tugas-tugas perawatan, bantuan berkomunikasi dengan pasien, nasihat hukum,
informasi tentang obat, bantuan mengatasi masalah akhir kehidupan, panduan memindahkan
43
pasien ke fasilitas yang mendukung, bantuan berurusan dengan keluarga. Kebutuhan-kebutuhan
caregiver tersebut hendaknya dapat dikaji oleh perawat agar beban yang dirasakan caregiver
dapat berkurang. WGBH (Western Great Blue Hill) Educational Foundation (2018) menyatakan bahwa
dalam memenuhi kebutuhannya dan mencapai tujuan caring, caregiver diharapkan memiliki keahlian,
a. Berkomunikasi
perasaan orang lain merupakan keterampilan penting dalam menangani penderita. Saat
perasaan pasien dan caregiver mampu diutarakan, hal tersebut dapat mendukung satu
sama lain, dan mengurangi stres yang diikuti oleh kemarahan atau kesedihan. Dengan
b. Menemukan informasi
masalah, dan mencari pertolongan. Dengan mencari informasi, caregiver akan lebih
c. Membuat keputusan
Individu dengan stroke dapat mengalami masalah dalam kemampuan kognitif dan
d. Memecahkan masalah
Masalah yang dilalui oleh penderita setelah terdiagnosa membuat penderita dapat
44
e. Bernegosiasi
f. Memberanikan diri
Menghilangkan keraguan untuk mencari bantuan apa saja untukcaregiver sendiri dan
pasien.
Menurut Walker (2017), beban yang dirasakan caregiver, dapat dibagi atas dua hal, yaitu:
Distres pada caregiver biasanya diperlihatkan sebagai depresi atau beban caregiver.
Depresi caregiver adalah gangguan mood yang dihasilkan dari stress penyedia layanan
merasa mudah diganggu. Menemukan masalah kesehatan mental yang timbul secara
menunjukkan bahwa caregiver yang memberikan perawatan kepada pasien atau keluarga
lebih dari 20 jam atau lebih per minggu adalah dua kali lipat berisiko mengalami tekanan
psikologis dan efek ini lebih besar pada caregiver wanita. Penelitian yang dilakukan
prestasi pribadi. Cameron et al (2016), menemukan sebesar 44% dari 94 orang caregiver
Pengalaman caregiver akan kondisi yang menghasilkan stres kronik yang kemudian
progres penyakit dan pengobatan yang lama, dimana dapat berdampak negatif pada
sistem imunitas caregiver dan mempengaruhi kesehatannya. Hasil survey yang dilakukan
45
oleh Vitaliano, et al (2014) menemukan dampak kesehatan fisik bagi caregiver pada
dibandingkan bukan caregiver. Sebesar 23% terjadi peningkatan hormon stres pada
caregiver. Hasil lain menunjukkan bahwa caregiver menghasilkan produksi antibodi yang
rendah, tingginya gangguan tidur dan kurang adekuatnya diet. Sebagian besar caregiver
adalah wanita. Menurut Montgomery, Rowse, & Kosloski (2017), wanita diketahui
memiliki waktu istirahat dan latihan yang kurang dibandingkan pria. Sehingga terjadi
Caregiver yang memiliki beban terlalu tinggi maka akan berdampak pada status
kesehatannya, sehingga diperlukan intervensi untuk mengurangi beban yang dialami oleh caregiver,
a. Dukungan
Intervensi keperawatan yang bisa dilakukan ialah memberikan dukungan pada caregiver
yang berguna untuk melakukan diskusi terkait dengan anggota keluarganya dengan
tenaga kesehatan. Intervensi dukungan ini berfokus dalam membangun hubungan dan
merawat pasien. Pemberian dukungan pada caregiver merupakan intervensi yang efektif
untuk mengurangi beban caregiver, intervensi dukungan yang bisa diberikan kepada
46
b) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk berbagi tentang perasaannya
diberikan pada caregiver untuk mengembangkan skil self monitoring, yaitu dengan cara
sebagai berikut :
d) Menganjurkan caregiver untuk terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan dan hal
yang positif.
Terapi pijat dan sentuhan menyembuhkan sangat bermanfaat untuk caregiver yang
memberitahukan bahwa terapi ini tidak bisa mengurangi beban perawatan yang dialami
oleh caregiver tetapi bisa menurunkan tingkat depresi dan kecemasan pada caregiver yang
d. Istirahat
Intervesi istirahat ini dilakukan untuk memberikan waktu kepada caregiver yang bebas
47
melakukan kegiatan tersebut selama beberapa waktu bisa mengurangi ketegangan dan
e. Multikompenen
efektif untuk mengatasi ketegangan dan beban yang dialami oleh caregiver sebab terdapat
48