Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT TN.

A
DI RUANG IGD RSPAD GATOT SOEBROTO DENGAN
CVD INFARK

Binsar Edison H 20170305001


Dewi Sri Kurnia 20170305002
Agus Putriani Harefa 20170305003
Sandy Saputra 20170305004
Revilianti 20170305007
Futri juliyana 20170305015
Juwita Novel 20170305021
A Somad 20170305027
Ayu Agutiyani 20170305029
Latar Belakang
• Stroke adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan/atau global,
munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan
gejala antara lain: kelumpuhan wajah ataua nggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas
( pelo), mungkin perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain (Riskesdas,2013).
Berdasarkan survei Kementerian Kesehatan, penyakit tidak menular yang menjadi pembunuh
utama. Hal itu antara lain, stroke, lalu penyakit jantung, diabetes dengan komplikasi, TBC,
hipertensi dengan komplikasinya, dan penyakit paru-paru kronis. Sejumlah faktor risiko seperti
hipertesi, diabetes melitus, hiper kolesterol, obesitas, merokok, kurang berolahraga menjadi
sederet pendukung angka kejadian stroke di masyarakat saat ini.
• Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan sekitar 31% dari 56,5 juta
orang atau 17,7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh
darah. Dari seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskuler, sebesar 7,4 juta disebabkan oleh
Penyakit Jantung Koroner, dan 6,7 juta di sebabkan oleh stroke.
• Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan (Nakes) diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang (7,0‰), sedangkan berdasarkan
gejala di perkirakan sebanyak 2.137.941 orang (12,1‰). Prevalensi stroke nasional
berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 12,1‰, tertinggi di provinsi Sulawesi Selatan (17,9‰) dan
terendah provinsi Papua Barat, Lampung, dan Jambi (5,3%)
Pengertian
• Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus
ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak
yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan
peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja
(Muttaqin, 2008).
• Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler . Stroke adalah cedera
otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Corwin, 2009).  
• Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah  kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan  oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah
kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun (Smeltzer et al,
2002).
Klasifikasi
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu: (Muttaqin, 2008)
1. Stroke Hemoragi
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
umumnya menurun. Perdarahan otak dibagi dua, yaitu:
a. Perdarahan intraserebral
Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena hipertensi
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang
menekan jaringan otak, dan menimbulkan edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi
cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak. Perdarahan
intraserebral yang disebabkan karena hipertensi sering dijumpai di daerah putamen,
thalamus, pons dan serebelum.
b. Perdarahan subaraknoid
Pedarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM. Aneurisma yang
pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi willisi dan cabang-cabangnya yang
terdapat diluar parenkim otak.Pecahnya arteri dan keluarnya keruang subaraknoid
menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, dan
vasospasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global (sakit
kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparase, gangguan hemisensorik, dll)
2. Stroke Non Hemoragi
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral,
biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun
terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya
dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.
Etiologi
• Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat
menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya.
2. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan
dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri.
Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi
3. Hipoksia Umum
4. Hipoksia Setempat
Manifestasi Klinis
Stroke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah
mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran
darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karna fungsi otak tidak akan
membaik sepenuhnya.
• Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
• Lumpuh pada salah satu sisi wajah  anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul
mendadak.
•    Tonus otot lemah atau kaku
•   Menurun atau hilangnya rasa
• Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
•   Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)
• Disartria (bicara pelo atau cadel)
• Gangguan persepsi
•   Gangguan status mental
• Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala
Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi,
komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi  infeksi pernafasan, nyeri
pada daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis          nyeri pada daerah
punggung, dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak  epilepsi dan sakit kepala.
4. Hidrocephalus
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang
mengontrol respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.
Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi serebral
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
3. CT scan
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
5. EEG
Pemeriksaan laboratorium
a. Lumbang fungsi
b. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
c. Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.
d. gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian
berangsur-rangsur turun kembali.
e. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
pathway
Penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai
berikut :
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir
yang sering oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin
5. pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
Asuhan Keperawatan
File

Anda mungkin juga menyukai