Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stroke merupakan masalah kesehatan dan perlu mendapat perhatian
khusus. Stroke mengakibatkan penderitaan pada penderitanya, beban
sosial ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan negara
(Departemen Kesehatan, 2011).

Stroke atau cedera serebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang di


akibatkkan oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare
2013).Stroke non hemoragik adalah stroke yang di sebabkan karena
penyumbatan pembuluh darah di otak oleh thrombosis maupun emboli
sehingga suplai glukosa dan oksigen ke otak berkurang dan terjadi kematian
sel atau jaringan otak yang disuplai (Wijaya &Putri 2013).

Menurut American Heart Association (AHA), pada tahun 2014 prevalensi


stroke mencapai angka 43 juta pasien di dunia. Stroke adalah penyebab
kematian ke-3 diAmerika dengan angka penderita sebanyak 972.000
pasien/tahun dan pasien yang meninggal sebanyak 149.000 jiwa. Hampir
setengah dari pasien stroke yang selamat mengalami kecacatan dari yang
3.1.1 Pengertian
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal
maupunglobal akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan
peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau
pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat
pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan
pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron).
Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi,
2011).
Stroke atau penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa
kelainan otak baik secara fungsional maupun struktural yang disebabkan
oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh
sistem pembuluh darah otak (Wijaya & Putri 2013), stroke atau cedera
serebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkkan oleh
terhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare 2013).
Stroke non hemoragik adalah stroke yang di sebabkan karena
penyumbatan pembuluh darah di otak oleh thrombosis maupun emboli
sehingga suplai glukosa dan oksigen ke otak berkurang dan terjadi
kematian sel atau jaringan otak yang disuplai (Wijaya & Putri 2013).

3.1.2 Etiologi
Stroke iskemik biasanya disebabkan adanya gumpalan
yangmenyumbat pembuluh darah dan menimbulkan hilangnya suplai
darah keotak.Gumpalan dapat berkembang dari akumulasi lemak
atau plak aterosklerotik di dalam pembuluh darah. Faktor resikonya
antara lain hipertensi, obesitas, merokok, peningkatan kadar lipid
darah,diabetes dan riwayat penyakit jantung dan vaskular dalam
keluarga.(Terry & Weaver, 2013).

3.1.3 Klasifikasi
Stroke iskemik terjadi karena kurangnya suplai darah ke otak sehingga
kebutuhan oksigen dan nutrisi kurang mencukupi.
Klasifikasi stroke menurut Wardhana (2011), antara lain sebagai berikut :
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan
darah yang disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah
otak.Penyumbatnya adalah plak atau timbunan lemak yang
mengandung kolesterol yang ada dalam darah. Penyumbatan bisa
terjadi pada pembuluh darah besar (arteri karotis), atau pembuluh
darah sedang (arteri serebri) atau pembuluh darah kecil.Penyumbatan
pembuluh darah bisa terjadi karena dinding bagian dalam pembuluh
darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga aliran darah tidak lancar
dan tertahan. Oleh karena darah berupa cairan kental, maka ada
kemungkinan akan terjadi gumpalan darah (trombosis), sehingga
aliran darah makin lambat dan lama-lama menjadi sumbatan
pembuluh darah.Akibatnya, otak mengalami kekurangan pasokan
darah yang membawah nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh
darah. Sekitar 85 % kasus stroke disebabkan oleh stroke iskemik atau
infark, stroke infark pada dasarnya terjadi akibat kurangnya aliran
darah ke otak. Penurunan aliran darah yang semakin parah dapat
menyebabkan kematian jaringan otak. Penggolongan stroke iskemik
atau infark menurut Junaidi (2011) dikelompokkan sebagai berikut :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
Suatu gangguan akut dari fungsi lokal serebral yang gejalanya
berlangsung kurang dari 24 jam atau serangan sementara dan disebabkan
oleh thrombus atau emboli. Satu sampai dua jam biasanya TIA dapat
ditangani, namun apabila sampai tiga jam juga belum bisa teratasi sekitar
50 % pasien sudah terkena infark (Grofir, 2009; Brust, 2007, Junaidi,
2011).
b. Reversible Ischemic Nerurological Defisit (RIND)
Gejala neurologis dari RIND akan menghilang kurang lebih 24 jam,
biasanya RIND akan membaik dalam waktu 24–48 jam.
c. Stroke In Evolution (SIE)
Pada keadaan ini gejala atau tanda neurologis fokal terus berkembang
dimana terlihat semakin berat dan memburuk setelah 48 jam. Defisit
Neurologis yang timbul berlangsung bertahap dari ringan sampai menjadi
berat.
7

d. Complete Stroke Non Hemorrhagic


Kelainan neurologis yang sudah lengkap menetap atau permanen tidak
berkembang lagi bergantung daerah bagian otak mana yang mengalami
Infark.

3.1.4 Tanda dan gejala


a. Nyeri kepala hebat secara tiba-tiba
b. Pusing, yakni merasa benda-benda disekitarnya berputar atau
merasa goyang bila bergerak atau biasanya disertai mual dan
muntah
c. Bingung, terjadi gangguan orientasi ruang, waktu atau personal
d. Pengelihatan kabur atau ketajamanpengelihatan menurun, bisa
pada salah satu mata ataupun kedua mata
e. Kesulitan bicara secara tiba-tiba, mulut terlihat tertarik ke satu sisi
atau “perot”
f. Kehilangan keseimbangan, limbung, atau jatuh
g. Rasa kebas, yakni mati rasa, atau kesemutan pada satu sisi tubuh
h. Kelemahan otot-otot pada satu sisi tubuh.
Berdasarkan gejala dan tanda serta waktu terjadinya serangan, dapat
diperkirakan letak kerusakan jaringan otak serta jenis stroke yang
menyerang yakni :
a. Kesemutan atau kelemahan otot pada sisi kanan tubuh
menunjukkan terjadinya gangguan pada otak belahan kiri
b. Kehilangan keseimbangan menunjukkan gangguan terjadi di
pusat keseimbangan, yakni antara lain daerah otak kecil
(cerrebellum). Serangan stroke yang terjadi saat penderita
sedang istirahat atau tidur umumnya adalah Stroke iskemik.
Gejala munculnya secara bertahap dan kesadaran umum baik,
kecuali iskemiknya terjadi karena sumbatan embolus yang
berasal dari jantung maka gejala muncul mendadak dan sering
disertai nyeri kepala.

8
3.1.5 Patofisiologi
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai
cadangan oksigen. Jika aliran darah kesetiap bagian otak
terhambat karena trombus dan embolus, maka mulai terjadi
kekurangan oksigen ke jaringan otak. Kekurangan selama 1
menit dapat mengarah pada gejalan yang dapat menyebabkan
nekrosisi mikroskopik neuron-neuron. Area nekrotik kemudian
disebut Infark. Kekurangan oksigen pada awalnya mungkin
akibat iskemia mum (karena henti jantung atau hipotensi) atau
hipoksia karena akibat proses anemia dan kesukaran untuk
bernafas. Stroke karena Embolus dapat mengakibatkan akibat
dari bekuan darah, udara, Palque, ateroma fragmen lemak
(Wijaya & Putri, 2013).
Pada stroke trombosis atau metabolik maka otak mengalami
iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke
akan meluas setelah serangan pertama sehingga dapat terjadi
edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan
kematian pada area yang luas.Prognosisnya tergantung pada
daerah otak yang terkena dan luasnya saat terkena (Wijaya &
Putri, 2013).

3.1.6 Komplikasi
- Edema otak
- Depresi atau gangguan mood
- Sakit kepala kronis
- Kejang otot
- Pneumonia
- Infeksi saluran kemih
- Kematian

9
3.2 Penanganan, pencegahan, dan pengobatan Stroke

Penanganan
Penanganan stroke ditentukan oleh penyebab stroke dan dapat berupa
terapi farmasi, radiologi intervensional, atau pun pembedahan. Untuk
stroke iskemik, terapi bertujuan untuk meningkatkan perfusi darah keotak,
membantu lisis bekuan darah dan mencegah trombosis lanjutan,
melindungi jaringan otak yang masih aktif, dan mencegah cedera sekunder
lain. (Hartono, 2010).

Pencegahan

- Tekanan darah tinggi atau hipertensi


- Kolesterol tinggi
- Riwayat serangan jantung
- Riwayat anemia sel sabit
- Kelainan pembekuan darah
- Penyakit jantung bawaan
- Diabetes
- Kebiasaan merokok
- Kelebihan berat badan, terutama bagi Anda yang memiliki
perut buncit
- Kebiasaan mengonsumsi alkohol berlebih
- Konsumsi obat-obatan terlarang
10

Pengobatan

a. Farmakologis
1.Vasodilator meningkatkan aliran darah serebri (ADS)
secara percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia
belum dapat dibuktikan
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin,asetazolamid,
papaverin intraarterial.
3.Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena
trombositmemainkan peran sangat penting dalam
pmbentukan trombus dan ambolisasi. Antiagresi trombosis
seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi trombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
4. Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah
terjadinya atau memberatnya trombosis atau
embolisasi dari tempat lain dalam sistem
kardiovaskuler (Mutaqin, 2011)

b. Non Farmakologis
1.Terapi wicara
2.Fisioterapi
3.Hidroterapi
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian

FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal pengkajian :11– 01 - 2021


Jam :. 09.30 WIB
Tanggal Masuk : 10 – 01 – 2021
Jam. : 01.25 WIB
No RM :743394
Diagnosa Medis :Stroke

I. Pengkajian
A.Biodata
1.Identitas Klien
Nama : Yusni Oktoriza
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Alamat : Jl.
Mutumanikam No. 15 RT 03 RW
01Kel. Cijagra Kec. Lengkong Kota
Bandung
12
2.Identitas penganggung jawab
Nama : Ani Indah Sari
Umur : 50 tahun
Perkerjaan : Swasta
Pendidikan : Sarjana
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mutumanikam No. 15 RT 03 RW01
Hubungan dengan klien : Istri

3.Riwayat Penyakit/Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri kepala dan kelemahan ekstremitas sebelah kiri
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa kerumah sakit Muhammadiyah dengan keluhan
nyeri kepala dan kelemahan ekstremitas sebelah kiri

Upaya yang telah dilakukan


Memberikan ,injeksi citicolin 2×1gr IV, memposisikan mirang
kanan dan miring kiri

Hasil pemeriksaan sekarang/sementara


P : Nyeri kepala, kelemahan ekstremitas sebelah kiri
Q : Berputar
R : Kepala dan Ekstremitas
S : Skala nyeri 3/10 (ringan)
T : Saat beraktivitas dan hilang timbul
13

c. Riwayat Penyakit Terdahulu


Penyakit dahulu
Stroke
Perlukaan
Tidak ada
Dirawat di RS
Sebelumnya sudah pernah di rawat di RS selama 2×
Alergi obat / makanan
Tidak ada alergi obat / makanan
Obat – obatan sekarang
Meminum obat amplodipin

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Stroke dan hipertensi.
e. Genogram

Keterangan : : perempuan
Laki laki
Pasien

14

f. Pola fungsi kesehatan


1.) Pola manajemen kesehatan – persepsi kesehatan
Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit
Pasien hanya mengetahui sedikit tentang stroke yang di deritanya
saat ini

Perilaku untuk masalah kesehatan


Mengurangi makanan yang mengandung banyak garam
Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
Pasien tidak diketahui faktor resiko penyakit stroke

2.) Pola aktivitas dan latihan


Sebelum sakit
Aktivi 0 1 2 3 4
tas
Makan ✓
Mandi ✓
Berpakaian ✓
Eliminasi ✓
Mobilisasi tempat tidur ✓
Berpindah ✓
Ambulansi ✓
Naik tangga ✓
15

Saat sakit

Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan ✓
Mandi ✓
Berpakaian ✓
Eliminasi ✓
Mobilisasi tempat tidur ✓
Berpindah ✓
Ambulansi ✓
Naik tangga ✓

Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu

3.) Pola istirahat tidur


Sebelum sakit
Pasien tidur 5-8 jam per hari, tidur menggunakan kasur,
bantal,selimut dan penerangan
Saat sakit
Pasien tidur 5-6 jam per hari karena sering terbangun jika
pusingnya kambuh tidur menggunakan kasur, bantal ,selimut
dan penerangan yang terang

16
4.) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan posri
sedang dan minum air putih 8 gelas / hari
Saat sakit
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
sedikit dan minum air putih kurang lebih 3-4 gelas / hari

5.) Pola eliminasi


Sebelum sakit
BAK 1-3 kali sehari dan BAB 1 kali dengan konsentrasi
lembek
Saat sakit
BAK 1-3 kali sehari dan BAB 1 kali selama 3 hari
dengan konsentrasi lembek

6.) Pola kognitif dan perceptual


Sebelum sakit
Pasien berjalan dengan normal dan tidak ada keluhan
Saat sakit
Pasien berjalan tidak normal dikarenakan gangguan saraf
yang berakibat stroke

7.) Pola konsep diri


Gambaran diri
Pasien mengatakan menerima penyakit yang dideritanya
dan menerima kondisi fisiknya
Indentitas diri
Dirinya pria dan tidak ada rencana mengganti alat
reproduksi nya
Peran diri
Berperan sebagai suami dan ayah, bekerja sebagai
wiraswasta perannya terganggu karena sakit
Ideal diri
Sudah meresa idela dengan dirinya dan tidak akan
merubah penampilan nya
Harga diri
Dirinya percaya diri dan tidak minder

17

8.) Pola toleransi stress – kopling


Sebelum sakit
Tidak di kaji
Saat sakit
Merasa cemas jika tekanan tekanan darah dan pusingnya
kambuh merasa cemas dengan kondisinya

9.) Pola reproduksi – seksualitas


Sebelum sakit
Reproduksi seksualitas aktif tidak ada kesulitan, dan
melakukan hubungan intim sebulan sekali dengan istrinya
Saat sakit
Tidak melakukan pola seksualitas

10.) Pola hubungan peran


Sebelum sakit
Tidak di kaji
Saat sakit
Pasien ingin cepat sembuh supaya bisa bekerja seperti
biasanya

11.) Pola nilai dan keyakinan


Sebelum sakit
Selalu melakukan ibadah sholat 5 waktu
Saat sakit
Melakukan ibadah tetapi tidak sepenuhnya
12.) Pemeriksaan fisik
a.) Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS eye : 4 verbal : 6 Motorik:5 total : 15
BB : 63kg TB : 165 IMT : 26,16 see
Skala nyeri : 3/10 (ringan)
TD : 140/70 mmHg Suhu : 36,5°c RR : 20×/menit
Nadi : 72×/menit
18
Kepala dan leher Rambut
Inspeksi : terlihat berminyak, tidak ada luka,
bentuknya simetris
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

b.) Mata
Inspeksi :bentuk simetris, tidak memakai kacamata,
konjungtiva merah mudah, mata sayu
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

c.) Telinga
Inspeksi :bersih, bentuk simetris, fungsi pendengaran baik
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

d.) Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, bersih, fungsi penciuman baik
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

e.) Mulut
Inspeksi : bibir atas dan bawah simetris, mukosa bibir
lembab, lidah bersih, gigi rapih, tidak ada amandel
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

f.) Leher
Inspeksi : bentuk simetris, Vena karotis teraba, bisa tengok
kanan dan kiri
Palpasi : tidak ada pembesaran tiroid dan tidak ada nyeri
tekan

19
g.) Dada
Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit merata,
pernafasan kana dan kiri sama sejajar, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada benjolan
Perkusi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : suara paru sonor

h.) Jantung
Inspeksi : warna kulit sawo matang
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara dulines
Auskultasi : irama jantung teratur, tidak ada bunyi
tambahan,suara nafas vesikuler

i.) Abdomen
Inspeksi : terlihat datar, bentuk simetris, tidak ada
luka, bersih
Palpasi : tidak ada benjolan
Perkusi : tidak kembung dan tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : terdengar bising usus tympani

j.) Inguinal dan genetalia


Inspeksi :kebersihan terjaga, tidak ada
pembengkakan/luka
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
pada bagian selangkangan

k.) Ekstremitas Atas


Inspeksi :tangan kanan terpasang infus, sejajar dan
simetris, terlihat lemah
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Kekuatan otot : 4

20
l.) Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak ada edema, turgor kulit bagus,simetris,
terlihat lemah
Palpasi :tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Kekuatan otot : 4

m.) Integumen
Turgor kulit : kurang dari 2detik
Kelembaban : lembab
Warna : coklat sawo matang merata

21
Therapy obat saat ini (ditulis dengan rinci )
Nama obat Indikasi Kontraindikasi Komplikasi
NaCL 0,9% Digunakan untuk Dapat • Jantung
pengobatan dehidrasi menimbulkan cepat
isotonik kontraindikasi • Demam
ekstraseluler,deplesi jika digunakan
natrium dan juga oleh orang-orang • Gatal - gatal
dapat digunakan yang memiliki
sebagai pelarut kondisi kesehatan
sediaan injeksi tertentu seperti
orang dengan
riwayat
asidosis,akibat
penggunaan
natrium klorida
& gagal jantung
Citicolin Digunakan untuk Tidak disarankan • Insomnia
meningkatkan daya untuk tidak • sakit kepala
ingat, mempercepat diberikan kepada
masa pemulihan wanita hamil dan • Diare
akibat stroke, menyusui • tekanan
dianjurkan untuk darah rendah
orang dewasa
• tekanan
darah tinggi
Tromboaspil Untuk mencegah Hipersensitif • iritasi
et pembekuan dalam terhadap asam lambung
pembuluh darah asetilsalisilat, • mual muntah
seperti penyumbatan asma, penderita
otot jantung (infark hemofilia, wanita • perdarahan
miokard)dan kondisi hamil dan lambung
pasca stroke menyusui • tukak
lambung
Candersartan Untuk menurunkan Tidak disarankan • Sakit kepala
tekanan darah dan untuk wanita • Pusing
gagal jantung hamil &
menyusui • kelelahan
• nyeri otot
22

b.Pemeriksaan Laboratorium
No. Jenis Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan Pemeriksaan

1. Darah Rutin

Hemoglobin 18,1 Pria : 14-18 gr/dl


Hematokrit 54 Pria : 40-54 %
Leukosit 12.800 4.000-10.000 sel/mm³
Trombosit 268.00 150.000-400.000 sel/mm³
Eritrosit 6,7 Pria : 4,5-6,0 Juta sel/m
MCV 82 80-100 FL
MCH 27 27-34 pg
MCHC 33 32-36 %

Hitung Jenis
Basofil - 1.1 %
Eosinofil 2 1-4 %
Netrofil 88 35-70 %
Monosit 3 2-10 %
Limposit 7 20-40 %

23
4.2 Data Fokus

DATA FOKUS

Nama Pasien :Tn. Yusni O Nama Siswa : Ainun Dita A


No. RM:743394 NIS : 18191949
Ruang Rawat :Arafah 1

DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. GCS : 15
- Eye : 4
- Verbal : 6
- Motorik : 5
4. TTV
- TD : 140/70 mmHg
- N : 72x/menit
- RR : 20x/menit 1. Pasien mengatakan nyeri kepala selama 2
- Suhu : 36,2°C hari
5. Skala nyeri : 3/10 (ringan)
6. Pasien tampak meringis 2. Pasien mengatakan adanya
7. Ekstremitas bergerak lambat kelemahan ekstremitas sebelah kiri
8. Kekuatan otot : 4
9. Terpasang infus pada tangan
sebelah kiri
24
4.3 Analisa Data
Analisa Data
Nama Pasien : Tn. Yusni O Nama Siswa : Ainun Dita Amelia
No. RM : 743394. NIS : 18191949
Ruang rawat : Arafah

No. Data Fokus Etiologi Masalah


1. DS : Pasien mengatakan Embolisme
nyeri kepala selama 2 hari Gangguan
DO : Embolisme berjalan perfusi
-TTV menuju arteri selebral jaringan
- TD : 140/70mmHg melalui arteri karotis
- N : 72x/menit
- RR : 20x/menit Terjadi bekuan
- S : 36,2°c darah pada arteri
- Skala nyeri :3/10
(ringan)
- Pasien tampak Terjadi
meringis iskemik dan
- Ct-Scan : infark infark pada
jaringan

Stroke
iskemik/infark
2. DS : pasien mengatakan Gangguan aliran darah Gangguan
adanya kelemahan keotak mobilitas fisik
ekstremitassebelah kiri
DO : Gangguan
- Pasien tampak neuromuscular
lemah
- Ekstremitas Kelemahan otot secara
bergerak lambat progresif
- Kekuatan otot 4.
Ketidakmampuan untuk
berdiri sendiri

Kelemahan otot

Mobilitas keganggu

26
4.4Diagnosa Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien :Tn. Yusni Nama Siswa : Ainun Dita A


No. RM : 793349 NIS :18191949
Ruang Rawat : Arafah 1

No Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi


1. Gangguan perfusi jaringan 11-01-2021 13-01-2021
otak berhubungan dengan
penurunan suplai darah ke
otak ditandai dengan sakit
kepala
2.. Gangguan mobilitas fisik 11-01-2021 13-01-2021
berhubungan dengan
penurunan fungsi
neuromuskular ditandai
dengan kelemahan ekstremitas
sebelah kiri
27
4.5 Rencana Asuhan Keperawatan

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. Yusni O. Nama Siswa : Ainun Dita Amelia


No. RM :743394. NIS. : 18191949
Ruang rawat : Arafah
Tgl No. Diagnosa Tujuan/NOC Rencana tindakan/NIC
11-01-2021 1 Selah dilakukan tindakan • mengidentifikasi
keperawatan 3x24 jam adanya nyeri kepala
masalahkeperawatan • memonitor TTV
gangguan perfusi jaringan
berhubungan dengan nyeri • memposisikan pasien
kepala dengan kriteria dengan posisi semi
hasil : Fowler

• Nyeri kepala dan pusing • menganjurkan pasien


mereda untuk istirahat dengan
cukup
• mengatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang • memberikan obat
untuk mencegah nyeri
• tanda – tanda vital dalam kepala dan pusing
batas normal
11-01-2021 2 Setelah dilakukan tindakan • melatih pasien untuk
keperawatan 3x24 jam miring kanan dan
masalah keperawatan murung kiri
gangguan mobilitas fisik • melatih aktivitas
berhubungan dengan adanya sehari-hari
kelemahan ekstremitas
sebelah kiri dengan kriteria • membantu pasien
hasil : melakukan aktivitas

• Pasien tidak mengeluh • melakukan terapi


lemah lainya sesuai kebutuhan

• kekuatan otot meningkat Menganjurkan pasien


tirah baring
• pasien terlihat sehat
• dapat beraktivitas kembali
normal

28
4.6 Catatan Tindakan

CATATAN TINDAKAN

Nama Pasien : Tn. Yusni O Nama Siswa : Ainun Dita A


No. Rekam Medik : 794494 NIS : 18191949
Ruang Rawat : Arafah
Tgl No. Diagnosa Jam Tindakan dan hasil
11-01- 1 09.30  Mengobservasi TTV
2021 Hasil : TD : 140/70 mmHg
N: 70x/menit
RR:20x/menit
S: 36,3°c

2 10.00  Mengatur posisi pasien dengan


posisi semi Fowler
Hasil : pasien masih meringis akan
sakitmya

1 12.00  Memberikan obat injeksi (citicolin)


Hasil : nyeri kepala pasien masih
terasa

2 18.00  Mobilisasi pasien ditempat tidur


dengan posisi mika & Miki
Hasil : pasien mampu
melakukannya

12-01- 1 06.00  Mengobservasi TTV


2021 Hasil : TD : 150/90 mmHg
N : 75xmenit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,5°c

2 09.00  Melatih posisi pasien terlentang


menjadi duduk
Hasil : pasien mampu
melakukannya dan dibantu dengan
keluarga
12
1  Memberikan obat injeksi dan oral
.00
( citicolin dan candersartan )
Hasil : pasien masih merasa nyeri
kepala

2  Menganjurkan pasien untuk


14.0 istirahat yang cukup
0 Hasil : pola istirahat pasien
meningkat pasien merasa membaik

13-01- 1 12.00  Memberikan obat injeksi (citicolin)


2021 Hasil : pasien merasakan nyeri
kepala berkurang

2 14.00  Melatih pasien untuk menggerakan


tangan dan kaki secara bertahap
 Melatih mobilisasi pasien
 Mengontrol k/u pasien
Hasil : pasien mampu melakukan
mobilisasi dengan baik, pasien
dalam keadaan tenang dan sudah
membaik

1 16.00  Mengobservasi TTV


Hasil : TD : 130/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 36,2°c

 Menanyakan k/u pasien


Hasil : pasien sudah tidak
merasakan nyeri kepala

30
4.7 Evaluasi
EVALUASI

Nama Pasien :Tn.Yusni O Nama Siswa : Ainun Dita A


No. Rekam Medik. :743394 NIS : 18191949
Ruang Rawat : Arafah
Tgl No. Diagnosa Jam Evaluasi/SOAP
11-01-2021 09.30 S: pasien mengatakan nyeri kepala
1 O : k/u lemah
TD: 140/70mmHg
N: 70x/menit
RR:20x/menit
S: 36,3°c
A : masalah gangguan perfusi
jaringan b.d nyeri kepala belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi ttv
- Nyeri berkurang
- Posisikan pasien senyaman
mungkin

S : pasien mengatakan kelemahan


2 18.00 ekstremitas sebelah kiri
O : k/u lemah
TD: 140/70 mmHg
N : 70x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,3°c
A : masalah gangguan mobilitas
fisik belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
- Observasi kekuatan otot
- Latih posisi mika-miki
dalam waktu 1 jam
- Latih adl
12-01-2021 1 06.00 S : pasien mengatakan nyeri
kepala berkurang
O : k/u lemah
TD : 150/90mmHg
N : 75xmenit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,5°c
A : masalah gangguan perfusi
jaringan b.d nyeri kepaladan
pusing teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi kekuatan otot
- Anjurkan pasien istirahat
secukupnya
- Anjurkan pasien relaksasi

2 14.00 S : Pasien mengatakan kelemahan


ekstremitas sebelah kiri
O : k/u lemah
TD :150/90 mmHg
N : 75x/menit
RR: 22x/menit
Suhu :36,5°c
A : gangguan mobilitas fisik
teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Observasi kekuatan otot
- Latih mobilitas sehari hari
13-01-2021 1 12.00 S : pasien mengatakan nyeri
kepala sudah tidak merasa
kesakitan
O : - k/u tenang
TD : 130/80mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 36,2°c
A : gangguan rasa nyaman b.d
nyeri kepala teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 16.00 S : pasien mengatakan kelemahan
ekstremitas sebelah kiri sudah
membaik
O : - k/u tenang
-TD : 130/80mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
S : 36,2°c
A : gangguan mobilitas fisik
teratasi
P : Intervensi dihentikan
33

BAB V
PENUTUP

3.3 Kesimpulan
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal
maupunglobal akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan
peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau
pecahnya pembuluh darah di otak. Dengan tanda gejala nyeri
kepala,pusing,kelemahan otot pada satu sisi tubuh. Komplikasi stroke sakit
kepala kronis,kematian,edema otak. Penanganan dilakukan dengan cara
terapi farmasi,radiologi,pembedahan, pencegahan tekanan darah tinggi,
kolesterol,kelainan pembekuan darah. Untuk pengobatan bisa dengan cara
farmakologis ataupun non farmakologis.

Asuhan keperawatan pada pasien stroke infark dibuktikan dalam


penerapan kasus Tn.Y yang menderita stroke infark disebabkan penyumbatan
pembuluh darah ke otak dengan dilakukan pengkajian 3 hari dengan hasil :
- TTV: TD : 140/mmHg
N : 70x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,3°c
Diagnosa yang ditemukan gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan suplai darah ke otak ditandai dengan sakit kepala dan gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi neuromuskular ditandai
dengan kelemahan ekstremitas sebelah kiri

3.4 Saran
3.4.4 Institusi Rumah Sakit
Koordinasikan pihak sekolah dan Rumah Sakit mengenai
hal apa saja yang dilakukan oleh para siswa saat Praktek
Kerja Lapangan, sehingga siswa, pihak sekolah dan pihak
Rumah Sakit bisa saling berkerja sama dengan baik.
Selama siswa sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan,
sebaiknya pihak Rumah Sakit lebih memantau siswa dan
lebih berkoodinasi dengan pihak sekolah.

34

3.4.5 Institusi Sekolah


Koordinasi pihak sekolah dan rumah sakit mengenai
target pembelajaran (komptensi dasar) yang harus kami
capai.
Selama siswa melakukan praktek belajar lapangan
sebaiknya pihak sekolah memantau siswa lebih intensif,
sehingga dapat terjalin kerja sama yang baik dengan pihak
rumah sakit.

3.4.6 Teman Sejawat


Salah satu cara yang baik untuk terhindar atau mencegah
terjadinya penyakit stroke yakni dimulai dari cara hidup
sehat dan selalu memperhatikan konsumsi makanan dan
minum kita sehari-hari dan tidak kalah pentingnya untuk
kita selalu memperhatikan kondisi psikologi agar terhindar
dari stress.
35

DAFTAR PUSTAKA

http://www.rsmb.co.id/sejarah

http://repository.poltekeskupang.ac.id/917/1/KTI%20STROKE%20NON
%20HEMORAGI..pdf

http://eprints.umpo.ac.id/5051/3/BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai