PENDAHULUAN
3.1.2 Etiologi
Stroke iskemik biasanya disebabkan adanya gumpalan
yangmenyumbat pembuluh darah dan menimbulkan hilangnya suplai
darah keotak.Gumpalan dapat berkembang dari akumulasi lemak
atau plak aterosklerotik di dalam pembuluh darah. Faktor resikonya
antara lain hipertensi, obesitas, merokok, peningkatan kadar lipid
darah,diabetes dan riwayat penyakit jantung dan vaskular dalam
keluarga.(Terry & Weaver, 2013).
3.1.3 Klasifikasi
Stroke iskemik terjadi karena kurangnya suplai darah ke otak sehingga
kebutuhan oksigen dan nutrisi kurang mencukupi.
Klasifikasi stroke menurut Wardhana (2011), antara lain sebagai berikut :
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan
darah yang disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah
otak.Penyumbatnya adalah plak atau timbunan lemak yang
mengandung kolesterol yang ada dalam darah. Penyumbatan bisa
terjadi pada pembuluh darah besar (arteri karotis), atau pembuluh
darah sedang (arteri serebri) atau pembuluh darah kecil.Penyumbatan
pembuluh darah bisa terjadi karena dinding bagian dalam pembuluh
darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga aliran darah tidak lancar
dan tertahan. Oleh karena darah berupa cairan kental, maka ada
kemungkinan akan terjadi gumpalan darah (trombosis), sehingga
aliran darah makin lambat dan lama-lama menjadi sumbatan
pembuluh darah.Akibatnya, otak mengalami kekurangan pasokan
darah yang membawah nutrisi dan oksigen yang diperlukan oleh
darah. Sekitar 85 % kasus stroke disebabkan oleh stroke iskemik atau
infark, stroke infark pada dasarnya terjadi akibat kurangnya aliran
darah ke otak. Penurunan aliran darah yang semakin parah dapat
menyebabkan kematian jaringan otak. Penggolongan stroke iskemik
atau infark menurut Junaidi (2011) dikelompokkan sebagai berikut :
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
Suatu gangguan akut dari fungsi lokal serebral yang gejalanya
berlangsung kurang dari 24 jam atau serangan sementara dan disebabkan
oleh thrombus atau emboli. Satu sampai dua jam biasanya TIA dapat
ditangani, namun apabila sampai tiga jam juga belum bisa teratasi sekitar
50 % pasien sudah terkena infark (Grofir, 2009; Brust, 2007, Junaidi,
2011).
b. Reversible Ischemic Nerurological Defisit (RIND)
Gejala neurologis dari RIND akan menghilang kurang lebih 24 jam,
biasanya RIND akan membaik dalam waktu 24–48 jam.
c. Stroke In Evolution (SIE)
Pada keadaan ini gejala atau tanda neurologis fokal terus berkembang
dimana terlihat semakin berat dan memburuk setelah 48 jam. Defisit
Neurologis yang timbul berlangsung bertahap dari ringan sampai menjadi
berat.
7
8
3.1.5 Patofisiologi
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai
cadangan oksigen. Jika aliran darah kesetiap bagian otak
terhambat karena trombus dan embolus, maka mulai terjadi
kekurangan oksigen ke jaringan otak. Kekurangan selama 1
menit dapat mengarah pada gejalan yang dapat menyebabkan
nekrosisi mikroskopik neuron-neuron. Area nekrotik kemudian
disebut Infark. Kekurangan oksigen pada awalnya mungkin
akibat iskemia mum (karena henti jantung atau hipotensi) atau
hipoksia karena akibat proses anemia dan kesukaran untuk
bernafas. Stroke karena Embolus dapat mengakibatkan akibat
dari bekuan darah, udara, Palque, ateroma fragmen lemak
(Wijaya & Putri, 2013).
Pada stroke trombosis atau metabolik maka otak mengalami
iskemia dan infark sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke
akan meluas setelah serangan pertama sehingga dapat terjadi
edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan
kematian pada area yang luas.Prognosisnya tergantung pada
daerah otak yang terkena dan luasnya saat terkena (Wijaya &
Putri, 2013).
3.1.6 Komplikasi
- Edema otak
- Depresi atau gangguan mood
- Sakit kepala kronis
- Kejang otot
- Pneumonia
- Infeksi saluran kemih
- Kematian
9
3.2 Penanganan, pencegahan, dan pengobatan Stroke
Penanganan
Penanganan stroke ditentukan oleh penyebab stroke dan dapat berupa
terapi farmasi, radiologi intervensional, atau pun pembedahan. Untuk
stroke iskemik, terapi bertujuan untuk meningkatkan perfusi darah keotak,
membantu lisis bekuan darah dan mencegah trombosis lanjutan,
melindungi jaringan otak yang masih aktif, dan mencegah cedera sekunder
lain. (Hartono, 2010).
Pencegahan
Pengobatan
a. Farmakologis
1.Vasodilator meningkatkan aliran darah serebri (ADS)
secara percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia
belum dapat dibuktikan
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin,asetazolamid,
papaverin intraarterial.
3.Medikasi antitrombosit dapat diresepkan karena
trombositmemainkan peran sangat penting dalam
pmbentukan trombus dan ambolisasi. Antiagresi trombosis
seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi trombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
4. Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah
terjadinya atau memberatnya trombosis atau
embolisasi dari tempat lain dalam sistem
kardiovaskuler (Mutaqin, 2011)
b. Non Farmakologis
1.Terapi wicara
2.Fisioterapi
3.Hidroterapi
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
I. Pengkajian
A.Biodata
1.Identitas Klien
Nama : Yusni Oktoriza
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Alamat : Jl.
Mutumanikam No. 15 RT 03 RW
01Kel. Cijagra Kec. Lengkong Kota
Bandung
12
2.Identitas penganggung jawab
Nama : Ani Indah Sari
Umur : 50 tahun
Perkerjaan : Swasta
Pendidikan : Sarjana
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mutumanikam No. 15 RT 03 RW01
Hubungan dengan klien : Istri
3.Riwayat Penyakit/Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri kepala dan kelemahan ekstremitas sebelah kiri
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa kerumah sakit Muhammadiyah dengan keluhan
nyeri kepala dan kelemahan ekstremitas sebelah kiri
Keterangan : : perempuan
Laki laki
Pasien
14
Saat sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan ✓
Mandi ✓
Berpakaian ✓
Eliminasi ✓
Mobilisasi tempat tidur ✓
Berpindah ✓
Ambulansi ✓
Naik tangga ✓
Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu
16
4.) Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan posri
sedang dan minum air putih 8 gelas / hari
Saat sakit
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
sedikit dan minum air putih kurang lebih 3-4 gelas / hari
17
b.) Mata
Inspeksi :bentuk simetris, tidak memakai kacamata,
konjungtiva merah mudah, mata sayu
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
c.) Telinga
Inspeksi :bersih, bentuk simetris, fungsi pendengaran baik
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
d.) Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, bersih, fungsi penciuman baik
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
e.) Mulut
Inspeksi : bibir atas dan bawah simetris, mukosa bibir
lembab, lidah bersih, gigi rapih, tidak ada amandel
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
f.) Leher
Inspeksi : bentuk simetris, Vena karotis teraba, bisa tengok
kanan dan kiri
Palpasi : tidak ada pembesaran tiroid dan tidak ada nyeri
tekan
19
g.) Dada
Inspeksi : bentuk simetris, warna kulit merata,
pernafasan kana dan kiri sama sejajar, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada benjolan
Perkusi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : suara paru sonor
h.) Jantung
Inspeksi : warna kulit sawo matang
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara dulines
Auskultasi : irama jantung teratur, tidak ada bunyi
tambahan,suara nafas vesikuler
i.) Abdomen
Inspeksi : terlihat datar, bentuk simetris, tidak ada
luka, bersih
Palpasi : tidak ada benjolan
Perkusi : tidak kembung dan tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : terdengar bising usus tympani
20
l.) Ekstremitas Bawah
Inspeksi : tidak ada edema, turgor kulit bagus,simetris,
terlihat lemah
Palpasi :tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Kekuatan otot : 4
m.) Integumen
Turgor kulit : kurang dari 2detik
Kelembaban : lembab
Warna : coklat sawo matang merata
21
Therapy obat saat ini (ditulis dengan rinci )
Nama obat Indikasi Kontraindikasi Komplikasi
NaCL 0,9% Digunakan untuk Dapat • Jantung
pengobatan dehidrasi menimbulkan cepat
isotonik kontraindikasi • Demam
ekstraseluler,deplesi jika digunakan
natrium dan juga oleh orang-orang • Gatal - gatal
dapat digunakan yang memiliki
sebagai pelarut kondisi kesehatan
sediaan injeksi tertentu seperti
orang dengan
riwayat
asidosis,akibat
penggunaan
natrium klorida
& gagal jantung
Citicolin Digunakan untuk Tidak disarankan • Insomnia
meningkatkan daya untuk tidak • sakit kepala
ingat, mempercepat diberikan kepada
masa pemulihan wanita hamil dan • Diare
akibat stroke, menyusui • tekanan
dianjurkan untuk darah rendah
orang dewasa
• tekanan
darah tinggi
Tromboaspil Untuk mencegah Hipersensitif • iritasi
et pembekuan dalam terhadap asam lambung
pembuluh darah asetilsalisilat, • mual muntah
seperti penyumbatan asma, penderita
otot jantung (infark hemofilia, wanita • perdarahan
miokard)dan kondisi hamil dan lambung
pasca stroke menyusui • tukak
lambung
Candersartan Untuk menurunkan Tidak disarankan • Sakit kepala
tekanan darah dan untuk wanita • Pusing
gagal jantung hamil &
menyusui • kelelahan
• nyeri otot
22
b.Pemeriksaan Laboratorium
No. Jenis Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan Pemeriksaan
1. Darah Rutin
Hitung Jenis
Basofil - 1.1 %
Eosinofil 2 1-4 %
Netrofil 88 35-70 %
Monosit 3 2-10 %
Limposit 7 20-40 %
23
4.2 Data Fokus
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. GCS : 15
- Eye : 4
- Verbal : 6
- Motorik : 5
4. TTV
- TD : 140/70 mmHg
- N : 72x/menit
- RR : 20x/menit 1. Pasien mengatakan nyeri kepala selama 2
- Suhu : 36,2°C hari
5. Skala nyeri : 3/10 (ringan)
6. Pasien tampak meringis 2. Pasien mengatakan adanya
7. Ekstremitas bergerak lambat kelemahan ekstremitas sebelah kiri
8. Kekuatan otot : 4
9. Terpasang infus pada tangan
sebelah kiri
24
4.3 Analisa Data
Analisa Data
Nama Pasien : Tn. Yusni O Nama Siswa : Ainun Dita Amelia
No. RM : 743394. NIS : 18191949
Ruang rawat : Arafah
Stroke
iskemik/infark
2. DS : pasien mengatakan Gangguan aliran darah Gangguan
adanya kelemahan keotak mobilitas fisik
ekstremitassebelah kiri
DO : Gangguan
- Pasien tampak neuromuscular
lemah
- Ekstremitas Kelemahan otot secara
bergerak lambat progresif
- Kekuatan otot 4.
Ketidakmampuan untuk
berdiri sendiri
Kelemahan otot
Mobilitas keganggu
26
4.4Diagnosa Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
28
4.6 Catatan Tindakan
CATATAN TINDAKAN
30
4.7 Evaluasi
EVALUASI
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi kekuatan otot
- Latih posisi mika-miki
dalam waktu 1 jam
- Latih adl
12-01-2021 1 06.00 S : pasien mengatakan nyeri
kepala berkurang
O : k/u lemah
TD : 150/90mmHg
N : 75xmenit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,5°c
A : masalah gangguan perfusi
jaringan b.d nyeri kepaladan
pusing teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi kekuatan otot
- Anjurkan pasien istirahat
secukupnya
- Anjurkan pasien relaksasi
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi kekuatan otot
- Latih mobilitas sehari hari
13-01-2021 1 12.00 S : pasien mengatakan nyeri
kepala sudah tidak merasa
kesakitan
O : - k/u tenang
TD : 130/80mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
Suhu : 36,2°c
A : gangguan rasa nyaman b.d
nyeri kepala teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 16.00 S : pasien mengatakan kelemahan
ekstremitas sebelah kiri sudah
membaik
O : - k/u tenang
-TD : 130/80mmHg
N : 80x/menit
RR : 21x/menit
S : 36,2°c
A : gangguan mobilitas fisik
teratasi
P : Intervensi dihentikan
33
BAB V
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal
maupunglobal akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan
peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau
pecahnya pembuluh darah di otak. Dengan tanda gejala nyeri
kepala,pusing,kelemahan otot pada satu sisi tubuh. Komplikasi stroke sakit
kepala kronis,kematian,edema otak. Penanganan dilakukan dengan cara
terapi farmasi,radiologi,pembedahan, pencegahan tekanan darah tinggi,
kolesterol,kelainan pembekuan darah. Untuk pengobatan bisa dengan cara
farmakologis ataupun non farmakologis.
3.4 Saran
3.4.4 Institusi Rumah Sakit
Koordinasikan pihak sekolah dan Rumah Sakit mengenai
hal apa saja yang dilakukan oleh para siswa saat Praktek
Kerja Lapangan, sehingga siswa, pihak sekolah dan pihak
Rumah Sakit bisa saling berkerja sama dengan baik.
Selama siswa sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan,
sebaiknya pihak Rumah Sakit lebih memantau siswa dan
lebih berkoodinasi dengan pihak sekolah.
34
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rsmb.co.id/sejarah
http://repository.poltekeskupang.ac.id/917/1/KTI%20STROKE%20NON
%20HEMORAGI..pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5051/3/BAB%202.pdf