Anda di halaman 1dari 67

Askep SH KMB Kelompok 4

Ners STIKES Kusuma Husada 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gaya hidup manusia dewasa ini semakin mengarah kepada gaya hidup yang

pragmatis. Semuanya memenuhi kebutuhan hidup secara instan dan praktis, dan

mengabaikan segala hal yang ada di balik pragmatisme dalam hidup tersebut. Hal

ini tentu akan membawa berbagai konsekuensi, dan konsekuensi yang paling

rentan adalah masalah kesehatan. Pola hidup yang instan seperti makan makanan

junk food, merokok dan minum kopi yang berlebihan untuk mengusir rasa

kantuk akibat lelah kerja, tidak pernah melakukan olah raga karena harus

mengejar karier serta gaya hidup yang selalu identik dengan narkoba, rokok dan

alkohol maka segala penyakit akan datang menyerang. Bermula dari kelebihan

kolesterol, kelelahan karena kurang istirahat, tingkat stres yang tinggi dan

hipertensi maka timbullah berbagai penyakit seperti jantung dan stroke.

Menurut Batticaca(2008) stroke masih merupakan masalah medis yang

menjadi penyebab kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di

Amerika Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang

memerlukan perawatan. Penyakit ini juga menimbulkan kecacatan terbanyak pada

kelompok usia dewasa yang masih produktif. Tingginya kasus stroke ini salah

satunya dipicu oleh rendahnya kepedulian masyarakat dalam mengatasi berbagai

1
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

faktor resiko yang dapat menimbulakan stroke. Penyebab stroke adalah pecahnya

(ruptur) pembuluh darah di otak dan atau terjadinya trombosis dan emboli.

Gumpalan darah akan masuk ke aliran darah sebagai akibat dari penyakit lain atau

karena adanya bagian otak yang cedera dan menutup atau menyumbat arteri otak.

Secara sederhana stroke didefinisikan sebagai penyakit otak akibat terhentinya

suplai darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan dengan gejala lemas,

lumpuh sesaat, atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian.

Menurut ctella93 (2008), di Indonesia stroke merupakan penyakit nomor tiga

yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004,

stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut,

sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan

fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan

fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu menggambarkan asuhan keperawatan secara komprehensif

yang meliputi aspek biopsikososiospritual pada klien dengan ICH (Intra

Cerebri Hemoragik) dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

2
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

2. Tujuan Khusus

Penulis mampu menggambarkan:

a. Konsep teori penyakit ICH (Intra Cerebri Hemoragik).

b. Pengkajian status kesehatan pada Ny. W dengan masalah ICH (Intra

Cerebri Hemoragik) secara komprehensif melalui pendekatan proses

keperawatan.

c. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. W dengan masalah ICH

(Intra Cerebri Hemoragik).

d. Rencana asuhan keperawatan sesuai dengan diagnosa yang muncul pada

Ny. W dengan ICH (Intra Cerebri Hemoragik).

e. Pelaksanaan implementasi keperawatan terhadap Ny. W dengan ICH

(Intra Cerebri Hemoragik)

f. Evaluasi asuhan keperawatan pada Ny. W dengan ICH (Intra Cerebri

Hemoragik)

g. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang benar pada Ny. W dengan

ICH (Intra Cerebri Hemoragik)

3
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Perdarahan intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan otak

biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. Secara

klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang kadang-kadang disertai

lateralisasi, pada pemeriksaan CT Scan didapatkan adanya daerah hiperdens yang

indikasi dilakukan operasi jika Single, diameter lebih dari 3 cm. Perifer, adanya

pergeseran garis tengah. Secara klinis hematom tersebut dapat menyebabkan

gangguan neurologis/lateralisasi. Operasi yang dilakukan biasanya adalah

evakuasi hematom disertai dekompresi dari tulang kepala. Faktor-faktor yang

menentukan prognosisnya hampir sama dengan faktor-faktor yang menentukan

prognosis perdarahan subdural (Paula, 2009).

Intracerebral hemoragik adalah perdarahan kedalam substansi otak.

Hemoragik ini biasanya terjadi dimana tekanan mendesak kepala sampai daerah

kecil dapat terjadi pada luka tembak, cedera tumpul (Suharyanto, 2009).

Intracerebral hemoragik adalah perdarahan dalam jaringan otak itu

sendiri. Hal ini dapat timbul pada cidera kepala tertutup yang berat atau cidera

kepala terbuka. Intracerebral hemoragik dapat timbul pada penderita stroke

hemoragik akibat melebarnya pembuluh nadi (Corwin, 2009)

4
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

B. Etiologi

Etiologi dari intracerebral hemoragik menurut Suyono (2011) :

a) Kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala

b) Fraktur depresi tulang tengkorak

c) Gerak akselerasi dan deselarisasi tiba-tiba

d) Cedera penetrasi peluru

e) Jatuh

f) Kecelakaan kendaraan bermotor

g) Hipertensi

h) Malformasi arteri venosa

i) Aneurisma

j) Distrasia darah

k) Obat

l) Merokok

C. Manifestasi Klinis

Intracerebral hemoragik mulai dengan tiba-tiba. Dalam beberapa kasus, hal itu

diawali dengan sakit kepala berat, seringkali selama aktivitas. Meskipun begitu,

pada orang tua, sakit kepala kemungkinan ringan atau tidak ada. Dugaan gejala

terbtuknya disfungsi otak dan menjadi memburuk sebagaimana perluasan

perdarahan.

Beberapa gejala seperti lemah, lumpuh, kehilangan perasa, dan mati rasa,

seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh orang kemungkinan tidak

5
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

bisa, berbicara atau menjadi pusing. Penglihatan kemungkinan terganggu atau

hilang. Mata bisa diujung perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa

menjadi idak normal, besar atau kecil. Mual, muntah, serangan dan kehilangan

kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi pada hitungan detik sampai menit.

Menurut Corwin (2009), manifestasi klinik dari intracerebral hematom, yaitu :

1) Kesadaran mungkin akan segera hilang, atau bertahap seiring dengan

membesarnya hematom

2) Pola pernapasan dapat secara progresif menjadi abnormal

3) Respon pupil mungkin lenyap atau abnormal

4) Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan tekanan intra cranium.

5) Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan

mtorik dapat timbul segera atau secara lambat.

6) Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan peningkatan

tekanan intracranium.

D. Komplikasi

Pre operasi meliputi :

1. Defisit iskemik

2. Hidrocepalus oedema otak

3. Perdarahan ulang

4. Hematomaintrakranial

5. Kejang

6
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

6. Perdarahan gastrointestinal

7. Oedema paru-paru

E. Patofisiologi dan Pathway

Perdarahan intraserebral ini dapat disebabkan oleh karena rupture arteria

serebri yang dapat dipermudah dengan adanya hipertesi. Keluarnya darah dari

pembuluh darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau

didekatnya, sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan.

Darah yang keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga

mengakibatkan vasospasme pada arteri disekitar perdarahan, spasme ini dapat

menyebar keseluruh hemisfer otak dan lingkaran wilisi, perdarahan aneorisma-

aneorisma ini merupakan lekukan-lekukan berdinding tipis yang menonjol pada

arteri pada tempat yang lemah. Makin lama aneorisma makin besar dan kadang-

kadang pecah saat melakukan aktivitas. Dalam keadaan fisiologis jaringan otak

pada orang dewasa jumlah darah yang mengali ke otak 58 ml/menit per 100 g

jaringan otak. Bila aliran darah ke otak turun menjadi 18 ml/menit per 100 gr

jaringan otak akan menjadi penghentian aktivitas listrik pada neuron tetapi

struktur sel masih baik., sehingga gejala ini masih reversible. Oksigen sangat

dibutuhkan oleh otak sedangkan O2 diperoleh dari darah, otak sendiri hampir

tidak ada cadangan O2 dengan demikian otak sangat tergantung pada keadaan

aliran darah setiap saat. Bila suplay O2 terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan

fungsi otak, bila lebih lama dari 6-8 menit akan terjadi jelas/lesi yang tidak putih

7
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

lagi (ireversibel) dan kemudian kematian. Perdarahan dapat meninggikan tekanan

intracranial dan menyebabkan ischemia didaerah lain yang tidak perdarahan,

sehingga dapat berakibat mengurangnya aliran darah ke otak, baik secara maupun

local. Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan konstan dapat berlangsung

beberapa menit, jam bahkan beberapa hari (Corwin, 2009)

Pathway

Trauma kepala, fraktur depresi tulang tengkorak, hipertensi,


malformasi arteri venosa, aneurisma, distrasia darah, obat merokok

Pecahnya pembuluh
darah otak (perdarahan
intracerebral)

Darah masuk kedalam


jaringan otak

Darah membentuk massa


atau hematoma

Terjadi peningkatan
tekanan intra kranial

Perdarahan intra serebral

Menghalangi peredaran
O2 ke otak

Perubahan perfusi
jaringan serebral

8
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Ketidakefektifan Penurunan kesadaran


Gangguan otot motoric
perfusi jaringan
serebral
Kekacauan pola
Hambatan mobilitas bahasa
fisik

Tidak mampu menyampaikan


kata-kata

Kerusakan pada hemisfer


bahasa/wicara

Hambatan komunikasi
verbal
sumber : Corwin (2009)

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Angiografi

2. Ct scanning

3. Lumbal pungsi

4. MRI

5. Thorax photo

6. Laboratorium

7. EKG

9
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

G. Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan)

1. Penatalaksanaan Medis

a. Terapi konservatif dan operatif

b. Pengendalian tekanan intracranial

c. Pengobatan hipertensi untuk memelihara tekanan perfusi serebral

antara 60 sampai 70 mmHg, anticonvulsant.

d. Pengendalian peningkatan TIK dilakukan Hiperventilasi, Diuretika

dan kortikosteroid tetapi dapat memberi kerugian, misalnya mudah

terkena infeksi hiperglikemia, perdarahan lambung (stress ulcer).

Perdarahan sub arakhnois:

a. Pemberihan oksigenasi, ventilasi, keseimbangan elektrolit

b. Nyeri dengan obat kortikosteroid, antikonvulsan profilaksis perlu

dipertimbangkan.

c. Obat anti hipertensi jangka pendek Short acting bila terjadi

hidrocepalus Obstruktif perlu pemasangan Pirau Ventriculo-peritoneal

(VP Shunt).

d. Kombinasi antagonis Kalsium (Nifedipin Diltiazem, Verapamil) harus

dihindari.

e. Tindakan operasi intrakranial merupakan terapi pilihan, tetapi operasi

segera sesudah perdarahan berbahaya karena “retraksi otak” (Non

compliant Brain), dapat menimbulkan iskemik otak.

10
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

H. Asuhan Keperawatan Teori

1. Pengkajian
1) Wawancara
a. Identitas klien: Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia
tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa
medis.
b. Keluhan utama: Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak
sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
c. Riwayat penyakit sekarang: Identifikasi faktor penyebab, Kaji saat
mulai timbul; apakah saat tidur/ istirahat atau pada saat aktivitas,
Bagaimana tanda dan gejala berkembang; tiba-tiba kemungkinan
stroke karena emboli dan pendarahan, tetapi bila onsetnya berkembang
secara bertahap kemungkinan stoke trombosis, Bagaimana gejalanya;
bila langsung memburuk setelah onset yang pertama kemungkinan
karena pendarahan, tetapi bila mulai membaik setelah onset pertama
karena emboli, bila tanda dan gejala hilang kurang dari 24 jam
kemungkinan TIA, Observasi selama proses interview/ wawancara
meliputi; level kesadaran, itelektual dan memory, kesulitan bicara dan
mendengar, Adanya kesulitan dalam sensorik, motorik, dan visual.
d. Riwayat penyakit dahulu: Ada atau tidaknya riwayat trauma kepala,
hipertensi, cardiac desease, obesitas, DM, anemia, sakit kepala, gaya
hidup kurang olahraga, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,
vasodilator dan obat-obat adiktif
e. Riwayat penyakit keluarga: Biasanya ada riwayat keluarga yang
menderita hipertensi ataupun diabetes militus.
f. Riwayat psikososial: Stroke memang suatu penyakit yang sangat
mahal. Biaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat

11
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat


mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga.
g. Pola-pola fungsi kesehatan:
- Pola kebiasaan. Biasanya ada riwayat perokok, penggunaan
alkohol.
- Pola nutrisi dan metabolisme , adanya keluhan kesulitan menelan,
nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut.
- Pola eliminasi: Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola
defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik
usus.
- Pola aktivitas dan latihan, adanya kesukaran untuk beraktivitas
karena kelemahan, kehilangan sensori atau paralise/ hemiplegi,
mudah lelah,
- Pola tidur dan istirahat biasanya klien mengalami kesukaran untuk
istirahat karena kejang otot/nyeri otot,

- Pola hubungan dan peran: Adanya perubahan hubungan dan peran


karena klien mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat
gangguan bicara.
- Pola persepsi dan konsep diri: Klien merasa tidak berdaya, tidak
ada harapan, mudah marah, tidak kooperatif.
- Pola sensori dan kognitif: Pada pola sensori klien mengalami
gangguan penglihatan/kekaburan pandangan, perabaan/ sentuhan
menurun pada muka dan ekstremitas yang sakit. Pada pola kognitif
biasanya terjadi penurunan memori dan proses berpikir.
- Pola reproduksi seksual: Biasanya terjadi penurunan gairah seksual
akibat dari beberapa pengobatan stroke, seperti obat anti kejang,
anti hipertensi, antagonis histamin.

12
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

- Pola penanggulangan stress: Klien biasanya mengalami kesulitan


untuk memecahkan masalah karena gangguan proses berpikir dan
kesulitan berkomunikasi.
- Pola tata nilai dan kepercayaan: Klien biasanya jarang melakukan
ibadah karena tingkah laku yang tidak stabil,
kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum:  mengelami penurunan kesadaran, Suara bicara : kadang
mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa
bicara/afasia: tanda-tanda vital: TD meningkat, nadi bervariasi.
b. Pemeriksaan integument:
- Kulit: jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit kan jelek. Di samping itu perlu
juga dikaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol
karena klien CVA Bleeding harus bed rest 2-3 minggu.
- Kuku : perlu dilihat adanya clubbing finger, cyanosis.
- Rambut : umumnya tidak ada kelainan.
c. Pemeriksaan leher dan kepala:
- Kepala: bentuk normocephalik
- Wajah: umumnya tidak simetris yaitu mencong ke salah satu sisi.
- Leher: kaku kuduk jarang terjadi.
d. Pemeriksaan dada: Pada pernafasan kadang didapatkan suara nafas
terdengar ronchi, wheezing ataupun suara nafas tambahan, pernafasan
tidak teratur akibat penurunan refleks batuk dan menelan.
e. Pemeriksaan abdomen: Didapatkan penurunan peristaltik usus akibat bed
rest yang lama, dan kadang terdapat kembung.
f. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus: Kadang terdapat incontinensia
atau retensio urine.

13
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

g. Pemeriksaan ekstremitas: Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu


sisi tubuh.
h. Pemeriksaan neurologi:
- Pemeriksaan nervus cranialis: Umumnya terdapat gangguan nervus
cranialis VII dan XII central.
- Pemeriksaan motorik: Hampir selalu terjadi kelumpuhan/ kelemahan
pada salah satu sisi tubuh.
- Pemeriksaan sensorik: Dapat terjadi hemihipestesi.
- Pemeriksaan refleks: Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh
akan menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul
kembali didahuli dengan refleks patologis.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko Ketidak efektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
hipertensi
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan intoleransi aktivitas

c. Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan perubahan


system saraf pusat
4. Intervensi Keperawatan

Hari/ No NOC NIC TTD

Tanggal Dx (Tujuan dan Kriteria Hasil) (Intervensi)

1 NOC: NIC
 Circulation status Peripheral Sensasion
 Tissue prefusion: cerebral Management(Manajemen sensasi
Kriteria hasil : perifer)
Mendemontrasikan status a. Monitor adanya daerah tertentu
sirkulasi yang ditandai dengan: yang hanya peka terhadap
 Tekanan systole dan diastole panas/dingin/tajam/tumpul

14
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

dalam rentang yang diharapkan b. Monitor adanya paretese


 Tidak ada tanda c. Instruksikan keluarga untuk
tanda peningkatan tekanan intr mengobservasi kulit jika ada isi
acranial (tidak lebih dari 15 atau laserasi
mmHg) d. Gunakan sarung tangan untuk
Mendemonstrasikan kemampuan proteksi
kognitif yang ditandai dengan: e. Batasi gerakan pada kepala, leher
 Berkomunikasi dengan jelas dan punggung
dan sesuai dengan kemampuan f. Monitor kemampuanBAB
 Menunjukan perhatian, g. Kolaborasi pemberian analgetik
konsentrasi dan orientasi h. Monitor adanya tromboplebitis
 Memproses informasi i. Diskusikan mengenai penyebab
 Membuat keputusan dengan perubahan sensasi
benar j. Monitoring TTV
 Menunjukan fungsi sensori
motori cranial yang utuh:
tingkat kesadaran membaik
tidak ada gerakan-gerakan
involunter

2. NOC: NIC:
 Joint movement: active Exercise therapy: ambulation
 Mobility Level a. Monitoring vital sign
 Self Care: ADLs sebelum/sesudah latihan dan
 Transfer performance lihat respon pasien saat latihan
Kriteria Hasil b. Konsultasikan dengan terapi fisik
 Klien meningkat dalam tentang rencana ambulasi sesuai
aktivitas fisik dengan kebutuhan
 Mengerti tujuan dan c. Bantu klien untuk menggunakan
tomgkat saat berjalan dan cegah
peningkatan mobilitas
terhadap cedera
 Memverbalisasikan perasaan
d. Ajarkan pasien atau tenaga
dalam meningkatkan kekuatan
kesehatan lain tentang teknik
dan kemampuan berpindah
ambulasi
 Memperagakan penggunaan
e. Kaji kemampuan pasien dalam
alat bantu untuk mobilisasi

15
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

(walker) mobilisasi
f. Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
g. Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs pasien
h. Berikan alat bantu jika klien
memerlukan
i. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

3. NOC: NIC
 Anxiety self control Communication Enhancement:
 Coping Speech Deficit
 Sensory function: hearing & a. Gunakan penerjemah, jika
vision diperlukan
 Fear self control b. Beri satu kalimat simple setiap
Kriteria hasil : bertemu, jika diperlukan
 Komunikasi: penerimaan, c. konsultasikan dengan dokter
intrepretasi dan ekspresi pesan kebutuhan terapi wicara
lisan, tulisan, dan non verbal d. Dorong pasien untuk
meningkat berkomunikasi secara perlahan
 Komunikasi ekspresif dan untuk mengulangi
(kesulitan berbicara) ekspresi permintaan
pesan verbal dan atau non e. Dengarkan dengan penuh
verbal yang bermakna perhatian
 Komunikasi reseptif (kesulitan f. Berdiri didepan pasien ketika
mendengar): penerimaan berbicara
komunikasi dan interpretasi g. Gunakan kartu baca, kertas
pesan verbal dan/atau non pensi, bahasa tubuh, gambar,
verbal daftar kosakatanbahasa asing,
 Gerakan terkoordinasi: mampu computer, dan lain-lain untuk
mengkoordinasi gerakan dalam memfasilitasi komunikasi dua
menggunakan isyarat arah yang optimal
 Pengelolaan informasi: klien h. Ajarkan bicara dari esophagus,

16
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

mampu untuk memperoleh, jika diperlukan


mengatur, dan menggunakan i. Beri anjuran kepada pasien dan
informasi keluarga tentang penggunaan alat
 Mampu mengontrol respon bantu bicara (misalnya, prostesi
ketakutan dan kecemasan trakeoesofagus dan laring
terhadap ketidakmampuan buatan)
berbicara j. Berikan pujian positive jika
 Mampu memanajemen diperlukan
kemampuan fisik yang dimiliki k. Anjurkan pada pertemuan
 Mampu mengkomunikasikan kelompok
kebutuhan dengan lingkungan l. Anjurkan kunjungan keluarga
social secara teratur untuk memberi
stimulus komunikas
m. Anjurkan ekspresi diri dengan
cara lain dalam menyampaikan
informasi (bahasa isyarat)

17
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN


INTRA CEREBRA HEMORRAGIC
DI RUANG ANGGREK 2

Tgl/ Jam masuk RS : 06/07/2015

Tanggal/ Jam Pengkajian : 07/07/2015

Metode pengkajian : Auto Anamnesa dan Allow Anamnesa

Diagnosa Medis : Intra Cerebra Hemorragic

No. Registrasi :-

PENGKAJIAN

1. BIODATA

1) IDENTITAS KLIEN

Nama Klien : Ny. W

Alamat : Pasar Kelewer / Surakarta

Umur : 53 Tahun

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan : SMP

18
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Pekerjaan : IRT

2) IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tn. Y

Umur : 60 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Pasar Kelewer / Surakarta

Hubungan dengan klien : Suami Klien

II. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Keluhan Utama

Pasien mengatakan kepala pusing terus-terusan seperti tertimpa benda

berat, ekstremitas atas sebelah kanan sulit digerakkan, bicara pelo.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 3 bulan yang lalu pasien mengeluh tekananan darahnya selalu

tinggi dan sering merasakan pusing, pasien sudah dianjurkan untuk

terus kontrol di dokter, namun pasien menolak karena alasan malas

minum obat, tapi pasien berusaha untuk mengatur pola makannya,

namun sejak sehari sebelum masuk rumah sakit tiba-tiba pasien

merasakan pusing yang sangat hebat saat ingin ke kamar mandi,

karena pasien merasakan kepalanya sakit sekali, lalu pasien berjalan

merangkak ke kamar mandi, tapi sampai di kamar mandi, pasien tiba-

19
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

tiba tidak keluar kamar mandi lagi, saat penolong datang, pasien sudah

dalam keadaan terbaring di lantai, pasien muntah, mulut pasien miring

ke kanan dan bicara pelo, hingga akhirnya pasien dibawa oleh

keluarga ke RSDM dan sekarang pasien berada di Ruang Anggrek 2

untuk dilakukan perawatan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan punya riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus,

namun sebelumnya tidak pernah mengalami sakit yang seperti

sekarang, pasien tidak pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya.

alergi makanan (-), alergi obat (-)

4. Riwayat Kesehatan Keluaraga

Pasien mengatakan ada riwayat penyakit keluarga dari ibunya,

hipertensi dan DM.

20
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

GENOGRAM

Keterangan :

: Meninggal (LK)

: Meninggal (PR)

: Laki-Laki

: Perempuan

: Perempuan (Klien)

: Garis keturunan

: TInggal serumah

21
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

5. Riwayat Kesehatan Lingkungan :

Pasien mengatakan tempat tinggalnya berada di pinggir jalan, agak

lembab dan berada di dalam perkampungan.

III. Riwayat Pola Kesehatan Fungsional

1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Pasien mengatakan tahu penyebab penyakitnya, dan pasien tidak mau kontrol,

sebelumnya jika pasien merasa mulai pusing, pasien hanya mengontrol pola

makanannya, tidak pernah cek ke dokter ataupun minum obat-obatan dari

warung.

2. Pola Nutrisi dan Metabolik

a. Pengkajian Nutrisi

A : Antropometri : TB : 160 cm, BB : 75 kg, IMT : 29,29 (overweight)

B : Biokimia :

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai RUjukan


Kimia klinik
HbA1C 6,8 % 4,8-5,9
GDS 124 Mg/dl 70-110
Protein Total 7,4 g/dl 6,4-8,3
Albumin 4,1 g/dl 3,5-5,2
Globulin 3,3 g/dl -
Asam Urat 3,6 mg/dl 2,4-6,1

22
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Kolestrol Total 187 mg/dl 50-200


Kolestrol LDL 105 mg/dl 57-92
Trigleserida 72 72 < 150

C : Clinis : IMT pasien 29,29 (overweight)

D : Diet : Diet B1 1700 kkal

b. Pengkajian Pola Nutrisi

Sebelum Sakit Saat Sakit


Frekuensi 3-4 x/ hari 3x/hari
Jenis Nasi, lauk pauk, namun Bubur 3x/hari
membatasi
Porsi Membatasi Setengah (tidak habis)
Keluhan Makan dibatasi karena Mual
tahu ada riwayat DM dan
Hipertensi

3. Pola Eliminasi

a. BAB

Sebelum Sakit Saat Sakit


Frequensi 3x/hari Pasien belum BAB
Konsistensi Lunak -
Warna Kecoklatan -
Penggunaan pencahar - -
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak bisa BAB
selama 6 hari

b. BAK

23
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Sebelum Sakit Saat Sakit


Frequensi 5x/hari -
Jumlah Urin 960 ml 240 ml
Warna Kuning terang Kuning pekat
Pancaran 20 ml/detik -
Perasaan Setelah Tidak nyeri Tidak ada keluhan
Berkemih
Total Produksi 1000 ml 720 ml
Urin
Keluhan Tidak ada -

c. Analisa Keseimbangan Cairan Selama Perawatan

Intake Output Analisa


a. Minuman : 400 cc a. Urin : 1000 cc Intake : 2050 cc
b. Makanan : 300 cc b. Feses : - Output : 2200 cc
c. Cairan IV : 1500 cc c. Muntah : 150 cc
d. IWL : 1050 cc
Total : 2200 cc Total : 2200 cc Balance : 0 cc

4. Pola Aktifitas dan Latihan

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4


Makan/Minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Mobilitas di tempat tidur 

Berpindah 

Ambulasi/ ROM 

24
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Kesimpulan :

Semua kegiatan pasien dibantu orang lain, karena keadaan pasien yang tidak

memungkinkan untuk bergerak dengan sendiri

5. Pola Istirahat Tidur

Sebelum Sakit Saat Sakit


Jumlah tidur siang 2 Jam 3 Jam
Jumlah tidur malam 7 Jam 5 jam
Penggunaan obat - -
tidur
Gangguan tidur - Terbangun karena
suasana RS yg kurang
nyaman
Perasaan waktu Segar Tubuh terasa pegal
bangun semua
Kebiasaan sebelum Nonton TV -
tidur

6. Pola Kognitif – Perseptual

a. Status Mental :

Pasien dapat berbicara dan bergurau namun dalam keadaan bicara pelo,

keadaan umum terbaring lemah, dengan infus NaCl 0,9% di lengan

sebelah kiri,terpasang cateter yang baru saja diganti pada tanggal 07-07-

2015,

25
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

b. Kemampuan Penginderaan :

Bahasa yang digunakan pasien bahasa Indonesia dan Jawa, berbicara pelo,

melihat dengan jelas, tidak menggunakan alat bantu (kaca mata), pasien

masih bisa merasakan nyeri jika dimasukkan obat dan ditusuk jarum

aboket pada saat pemasangan infus.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

a. Gambaran Diri :

Pasien menerima dengan keadaannya yang sekarang, namun pasien ingin

cepat pulih kembali.

b. Ideal Diri :

Pasien mengatakan ingin cepat pulih agar bisa melakukan aktivitas seperti

biasanya, dan pasien mengatakan kapok dengan penyakitnya yang

sekarang sehingga menuruti apa kata dokter, perawat maupun keluarga.

c. Harga Diri :

Pasien menerima dengan keadaannya yang sekarang, dengan bantuan

semangat dari pihak keluarga yang terus memberikan motivasi dan

semangat agar pasien cepat kembali pulih.

d. Identitas Diri :

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, mempunyai 2 orang anak dan 1

cucu.

26
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

8. Pola Hubungan dan Peran

Pasien tidak bisa mengurus rumah bahkan mengurus cucu seperti biasanya,

hubungan pasien dengan keluarga terjalin baik serta terjalin komunikasi yang

baik.

9. Pola Seksualitas – Reproduksi

pasien mengatakan mempunyai 2 orang anak, yang pertama perempuan dan

yang kedua laki-laki, saat ini pasien tidak menggunakan KB lagi. pasien sudah

monopouse sejak setahun yang lalu.

10. Pola Mekanisme Koping

Pasien mengatakan jika ada masalah selalu dibicarakan bersama, yang

mengambil keputusan adalah suami sebagai kepala keluarga.

IV. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan/Penampilan Umum

a. Kesadaran : Compos Mentis, GCS=13 (E4 V3 M6), suara

bicara kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti/pelo.

b. TTV :

1) TD : 170/90 mmhg

2) Nadi :

- Frequensi : 80x/Menit

- Irama : Teratur

- Kekuatan : Kuat

27
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

3) Pernafasan

- Frequensi : 24x/menit

- Irama : vesikuler

4) Suhu : 36,4°c

2. Kepala

a. Bentuk Kepala : Bentuk normocephalik

b. Kulit Kepala : Berkeringat

c. Rambut : Hitam, lepek

3. Muka

a. Mata :

1) Palpebra : Normal

2) Konjunctiva : Tak anemis

3) Sclera : Tak Ikterik

4) Pupil : Isokor

5) Diameter Pupil : 3-3

6) Reflek Cahaya : Mengecil

7) Penggunaan Alat Bantu :-

b. Hidung : Bersih

c. Mulut : Bibir kering, lidah kotor

d. Telinga : Bersih

4. Leher

a. Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

28
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

b. Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

c. JVP : Tidak ada peningkatan JVP

5. Dada (Thorax)

a. Paru-paru

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler

c. Jantung

Inspeksi : jantung tidak tampak (jantung terkompensasi)

Palpasi : jantung tidak teraba (jantung terkompensasi),

kekuatan ic (tidak kuat angkat/terkompensasi)

Perkusi : Bunyi Jantung kanan atas : SIC II Linea Para

sinalis dekstra, kanan bawah : SIC IV Linea Para SInalis Dekstra, Kiri

atas : SIC II Para Sinalis sinistra, kiri bawah : SIC IV Linea Medio

Clavicularis. Kesan tidak melebar.

Auskultasi : Bunyi Jantung I-II, interval normal.

d. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada asites, tidak ada luka operasi, warna

kulit normal

29
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Auskultasi : Bising usus 10 x/menit (normal 15-30x/menit)

Perkusi : Timpany

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

6. Genetalia : Sedikit kotor dan terpasang cateter sejak tanggal 07-07-2015

7. Rektum : Sedikit kotor karena jarang dibersihkan

8. Pemeriksaan Saraf

NC I : Dapat mengenali bau

NC II : Pasien mengalami penurunan penglihatan

NC III : Pasien kurang mampu menggerakkan bola mata

NC IV : Gerakkan bola mata atas bawah baik

NC V : Sensori wajah terdapat sedikit gangguan

NC VI : Pergerakkan otot wajah pasien belum maksimal

NC VII : Pergerakan otot wajah pasien belum maksimal

NC VIII : pendengaran baik

NC IX : artikulasi baik

NC X : Tidak ada masalah pada faring

30
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Ekstremitas atas dan bawah

a. Atas

Kanan Kiri
Kekuatan Otot 4 5
Rentang Gerak Terbatas karena Aktif
masih kaku
Akral Hangat Hangat
Edema - -
CRT <2 detik <2 detik
Keluhan Terasa Kaku dan -
berat

b. Bawah

Kanan Kiri
Kekuatan Otot 4 5
Rentang Gerak Terbatas karena Aktif
masih kaku
Akral Hangat Hangat
Edema - -
CRT <2 detik <2 detik
Keluhan Terasa Kaku dan -
berat

V. Pemeriksaan Penunjang

31
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

a. Hasil Pemeriksaan Thoraks

RD 0005 : Thoraks PA
Klinis : Stroke Hemoragik di Puns
Foto thoraks AP
Cor : kesan membesar, tampak klasifikasi aorta c knob
Pulmo : tak tampak ilfiltrasi di kedia lapang paru, corakan bronkovaskuler
normal
Sinus phrenicocostaks kanan kiri tajam
Hemidiaphragma kanan kiri tajam
Trachea ditengah
System tulang baik
Kesimpulan : cardiomegaly
Pulmo tak tampak kelainan

b. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 06-07-2015

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai RUjukan


Kimia klinik
HbA1C 6,8 % 4,8-5,9
GDS 124 Mg/dl 70-110
Protein Total 7,4 g/dl 6,4-8,3
Albumin 4,1 g/dl 3,5-5,2
Globulin 3,3 g/dl -
Asam Urat 3,6 mg/dl 2,4-6,1
Kolestrol Total 187 mg/dl 50-200
Kolestrol LDL 105 mg/dl 57-92
Trigleserida 72 72 < 150

VI. Terapi Medis

32
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Hari/tanggal/ Jenis terapi Dosis Golongan Fungsi dan


jam dan farmakologi
kandungan
Cairan IV:
-NaCL 20 tpm
0,9%

Obat per
oral:
-Captopril 50mg/24
jam
Obat
Parenteral:
Ranitidine 25mg/12
jam
Ceftriaxone 1g/12
jam
Ketorolac 1 amp/12
jam

ANALISA DATA

33
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Nama : Ny. W No. RM : -

Umur : 53 tahun Dx Medis : ICH ( Intra Cerebral

Hemoragiek )

No Hari/Tgl/J Data Fokus Etiologi Problem TTD


am

Terjadi
1. Selasa/07/0 Ds : Pasien mengatakan kepala peningkatan Ketidak efektifan
7/2015 terasa berat, mual dan muntah. tekanan intra perfusi jaringan
kranial serebral

Do : Pasien sudah muntah 2 Perdarahan intra


kali, penurunan kesadaran, serebral
(gelisah) namun pasien terlihat
cepat mengantuk, dan terlihat Menghalangi
mengantuk. peredaran O2 ke
Observasi TTV : TD: 170/90 otak
N: 75 RR: 20 S: 36
Ketidak efektifan
perfusi jaringan
serebral
Selasa/07/0 Ds : Pasien mengatakan tidak Perdarahan intra Hambatan
2. bisa melakukan aktivitas serebral
7/2015 mobilitas fisik
seperti biasanya dikarenakan
tangan dan kakinya terasa kaku Perubahan
dan berat. perfusi jaringan
serebral
Do : Pasien tampak berusaha
melakukan gerakan Gangguan otot
mengangkat tangan kanannya motoric
dan berusaha menggapai
tangan perawat. penurunan
kesadaran dan
Kekuatan otot : ka/ki : 4/5
tonus otot

34
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Rentang gerak : ka : pasif Hambatan


mobilitas fisik

Perubahan Hambatan
3. Selasa/07/0 Ds : pasien mengatakan ingin perfusi jaringan komunikasi
7/2015 cepat sembuh dan pulang serebral Verbal
kerumah agar bisa melakukan
aktivitas seperti biasanya. Penurunan
kesadaran
Do : Pasien berbicara keras
namun dengan suara yang pelo
Kekacauan pola
dan sering mengatakan kapok
bahasa
dan sekarang ingin menuruti
apa kata dokter dan keluarga.
Tidak mampu
menyampaiakn
kata-kata

kerusakan pada
hemisfer
bahasa/wicara

Hambatan
komunikasi
verbal

Diagnosa Keperawatan :

a. Resiko Ketidak efektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan


hipertensi

35
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan intoleransi aktivitas


c. Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan perubahan
system saraf pusat

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

36
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Nama : Ny. W No. CM : -

Umur : 53 tahun DxMedis : ICH ( Intra Cerebral Hemoragiek )

Hari/ No NOC NIC TTD

Tanggal Dx (Tujuan dan Kriteria Hasil) (Intervensi)

1 NOC: NIC
 Circulation status a. Monitor adanya daerah tertentu
 Tissue prefusion: cerebral yang hanya peka terhadap
Kriteria hasil : panas/dingin/tajam/tumpul
 Tekanan systole dan diastole b. Batasi gerakan pada kepala, leher
dalam rentang yang diharapkan dan punggung
 Tidak ada tanda c. Kolaborasi pemberian analgetik
tanda peningkatan tekanan intr d. Monitor adanya tromboplebitis
acranial (tidak lebih dari 15 e. Monitoring TTV
mmHg)
 Berkomunikasi dengan jelas
dan sesuai dengan kemampuan
 Menunjukan fungsi sensori
motori cranial yang utuh:
tingkat kesadaran membaik
tidak ada gerakan-gerakan
involunter

2. NOC: NIC:
 Joint movement: active Exercise therapy: ambulation
 Mobility Level a. Monitoring vital sign
 Self Care: ADLs sebelum/sesudah latihan dan
 Transfer performance lihat respon pasien saat latihan
Kriteria Hasil b. Ajarkan pasien atau tenaga
 Klien meningkat dalam kesehatan lain tentang teknik
aktivitas fisik ambulasi

37
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

 Mengerti tujuan dan c. Kaji kemampuan pasien dalam


peningkatan mobilitas mobilisasi
 Memverbalisasikan perasaan d. Latih pasien dalam pemenuhan
dalam meningkatkan kekuatan kebutuhan ADLs secara mandiri
dan kemampuan berpindah sesuai kemampuan
 Memperagakan penggunaan e. Dampingi dan bantu pasien saat
alat bantu untuk mobilisasi mobilisasi dan bantu penuhi
(walker) kebutuhan ADLs pasien
f. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

3. NOC: NIC
 Anxiety self control Communication Enhancement:
 Coping Speech Deficit
 Sensory function: hearing & a. Dorong pasien untuk
vision berkomunikasi secara perlahan
 Fear self control dan untuk mengulangi
Kriteria hasil : permintaan
 Komunikasi: penerimaan, b. Dengarkan dengan penuh
intrepretasi dan ekspresi pesan perhatian
lisan, tulisan, dan non verbal c. Berdiri didepan pasien ketika
meningkat berbicara
 Komunikasi ekspresif d. Anjurkan kunjungan keluarga
(kesulitan berbicara) ekspresi secara teratur untuk memberi
pesan verbal dan atau non stimulus komunikasi
verbal yang bermakna
 Gerakan terkoordinasi: mampu
mengkoordinasi gerakan dalam
menggunakan isyarat
 Pengelolaan informasi: klien
mampu untuk memperoleh,
mengatur, dan menggunakan
informasi
 Mampu mengkomunikasikan
kebutuhan dengan lingkungan
social

38
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

IMPLEMENTASI

39
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Nama : Ny. W No. CM : -

Umur : 53 tahun Dx Medis : ICH ( Intra Cerrebral Hemoragik )

Hari/Tgl/ No Implementasi Respon TTD


Jam dx

Selasa / 1. a. Memonitor adanya daerah S : Pasien mengatakan hilang


07-07- tertentu yang hanya peka rasa pada saat dokter
2015 terhadap panas/dingin/tajam/tum mencoret-coret telapak
08.00 pul kaki kanan pasien
O : pasien tdk ada respon saat
dokter mencoret-coret
telapak kaki kananpasien.

09.00 b. Membatasi gerakan pada kepala, S : Pasien mengatakan lelah jika


leher dan punggung harus terus-terusan berbaring
di tempat tidur, namun jika
terllu banyak bergerak
kepala pasien suka nyeri dan
kembali mual.

O : Pasien tampak menuruti apa


kata perawat, pasen tampak
berbaring dengan posisi head
up 30 derajat (semi fowler).
Pasien sudah muntah 2 x
08.30 c. Memberikan terapi analgetik S : Pasien mengatakan nyeri
kepala hilang.
O : - kolaboasi ketorolac 1
amp / 12 jam dimasukkan
- Pasien tampak rileks

10.00 d. Memonitor adanya S :-
tromboplebitis O : Pasien tampak

40
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

10.30 e. Memonitoring TTV S : Pasien bertanya berapa


tekanan darahnya
O : Hasil observasi TTV : TD :
170/90 mmHg, N : 75, RR :
20 x/menit, SH : 36,4
derajat C.

14.00 2. a. Monitoring vital sign S : Pasien bertanya berapa


sebelum/sesudah latihan dan lihat tekanan darahnya dan
respon pasien saat latihan bagaimana perkembangan
TTV, pola latihan dan
hasilnya
O: Pasien tampak tidak reflek
pada saat tangan dan kaki
kanannya dicubit pelan,
dicoret pulpen dan di
rangsang dengan garukan.
Hasil observasi TTV:
TD: 160/90 N: 85
RR: 24 S: 36
14.30 S: Pasien mengatakan tidak dapat
b. Ajarkan pasien atau tenaga berpindah atau berjalan.
kesehatan lain tentang teknik O: Pasien hanya berbaring saja
ambulasi ditempat tidur. pasien
terpasang DC sejak masuk Rs
dan menggunakan pemper
sejak masuk Rs

16.00 c. Kaji kemampuan pasien dalam S: Pasien mengatakan sudah bisa


mobilisasi memiringkan badan kekiri dan
kekanan dengan bantuan
keluarga
O: Pasien terlihat sudah bisa
memiringkan badan kekiri
dan kekanan saat
diperintakan perawat

41
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

S: Pasien mengatakan semua


kebutuhan biologisnya
17.00 dibantu keluarga
d. Latih pasien dalam pemenuhan
O: Kebutuhan makan minum
kebutuhan ADLs secara mandiri
pasien masih dibantu
sesuai kemampuan
keluarga. pasien terpasang
DC dan menggunakan
pempers

S: -
O: Semua kegiatan sehari-hari
pasien dibantu orang lain.
18.00 e. Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs pasien
S : Pasien mengatakan selalu
19.00 membutuhkan bantuan jika
ingin melakukan sesuatu
f. Ajarkan pasien bagaimana O : Keluarga tampak selalu ada
merubah posisi dan berikan disaat pasien membutuhkan
bantuan jika diperlukan sesuatu

19.30 3. a. Dorong pasien untuk S : Pasien mengatakan ingin


berkomunikasi secara perlahan segera sembuh dan rajin
dan untuk mengulangi permintaan control tentang
hipertensinya.
O : Pasien tampak berbicara apa
adanya tentang keadaannya
walaupun dengan nada suara
pelo
20.00 b. Dengarkan dengan penuh S : Pasien mengatakan ingin
perhatian cepat sembuh dan ingin
pulang kerumah untuk
kembali mengerjakan

42
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

aktivitasnya seperti biasa.


O : Pasien mengeluh ingin cepat
pulang dengan gaya
bahasanya yang pelo
20.30 c. Berdiri didepan pasien ketika S : Pasien meminta perawat
berbicara untuk selalu memantau
perkembangannya
O : Perawat tampak memantau
keadaan pasien dengan
berdiri didepan pasien
21.15 d. Anjurkan kunjungan keluarga S : -
secara teratur untuk memberi O : Pada saat jam kunjung
stimulus komunikasi keluarga pasien datang
untuk mengunjungi pasien

Hari/Tgl/ No Implementasi Respon TTD


Jam dx

Rabu / 08- 1. a. Memonitor adanya daerah S : Pasien mengatakan hilang


07-2015 tertentu yang hanya peka rasa pada saat dokter
08.15 terhadap panas mencoret-coret telapak
/dingin/tajam/tumpul kaki kanan pasien
O : pasien tdk ada respon saat
dokter mencoret-coret
telapak kaki kanan pasien.
09.00 S : Pasien mengatakan lelah jika
b. Membatasi gerakan pada kepala, harus terus-terusan berbaring

43
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

leher dan punggung di tempat tidur, namun jika


terlalu banyak bergerak
kepala pasien suka nyeri dan
kembali mual dan muntah
O : Pasien tampak menuruti apa
kata perawat, pasen tampak
berbaring dengan posisi head
up 30 derajat (semi fowler).
Pasien muntah 1 x dan seprei
terlihat basah oleh muntah
pasien

08.40 S :-
c. Memonitor adanya tromboplebitis O : Tidak ada tanda-tanda
tromboplrbitis pada pasien

10.00 S : Pasien bertanya berapa


d. Memonitoring TTV tekanan darahnya
O : Hasil observasi TTV : TD :
160/90 mmHg, N : 80, RR :
20 x/menit, SH : 36,5
derajat C.

14.15 2. a. Monitoring vital sign S : Pasien bertanya berapa


sebelum/sesudah latihan dan lihat tekanan darahnya dan
respon pasien saat latihan bagaimana perkembangan
TTV, pola latihan dan
hasilnya

O: Pasien tampak tidak reflek


pada saat tangan dan kaki
kanannya dicubit pelan,
dicoret pulpen dan di
rangsang dengan garukan.
Hasil observasi TTV:
TD: 150/90 N: 85

44
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

RR: 20 S: 36

S: Pasien mengatakan tidak dapat


berpindah atau berjalan.
14.35 O: Pasien hanya berbaring saja
b. Ajarkan pasien atau tenaga ditempat tidur. pasien
kesehatan lain tentang teknik terpasang DC sejak masuk Rs
ambulasi dan menggunakan pempers
sejak masuk Rs

S: Pasien mengatakan sudah bisa


memiringkan badan kekiri dan
16.00 kekanan dengan bantuan
keluarga
c. Kaji kemampuan pasien dalam
O: Pasien terlihat sudah bisa
mobilisasi
memiringkan badan kekiri
dan kekanan saat
diperintakan perawat

S: Pasien mengatakan semua


kebutuhan biologisnya
dibantu keluarga
17.20 d. Latih pasien dalam pemenuhan O: Kebutuhan makan minum
kebutuhan ADLs secara mandiri pasien masih dibantu
sesuai kemampuan keluarga. pasien terpasang
DC dan menggunakan
pempers

18.00 S: -
e. Dampingi pasien saat mobilisasi O: Semua kegiatan sehari-hari
dan bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien dibantu orang lain.
pasien

19.00

45
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

f. Ajarkan pasien bagaimana S : Pasien mengatakan selalu


merubah posisi dan berikan membutuhkan bantuan jika
bantuan jika diperlukan ingin melakukan sesuatu
O : Keluarga tampak selalu ada
disaat pasien membutuhkan
sesuatu

19.30 3. a. Dorong pasien untuk S : Pasien mengatakan ingin


berkomunikasi secara perlahan segera sembuh dan rajin
dan untuk mengulangi control tentang
permintaan hipertensinya.
O : Pasien tampak berbicara apa
adanya tentang keadaannya
walaupun dengan nada suara
pelo
20.00 d. Dengarkan dengan penuh S : Pasien mengatakan ingin
perhatian cepat sembuh dan ingin
pulang kerumah untuk
kembali mengerjakan
aktivitasnya seperti biasa.
O : Pasien mengeluh ingin cepat
pulang dengan gaya
bahasanya yang pelo
20.30 e. Berdiri didepan pasien ketika S : Pasien meminta perawat
berbicara untuk selalu memantau
perkembangannya
O : Perawat tampak memantau
keadaan pasien dengan
berdiri didepan pasien
21.15 d. Anjurkan kunjungan keluarga S : -
secara teratur untuk memberi O : Pada saat jam kunjung
stimulus komunikasi keluarga pasien datang
untuk mengunjungi pasien

46
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Hari/Tgl/ No Implementasi Respon TTD


Jam dx

Kamis/ 1. a. Memonitor adanya daerah S : Pasien mengatakan hilang

00-07- tertentu yang hanya peka rasa pada saat dokter

2015 terhadap panas mencoret-coret telapak

08.15 /dingin/tajam/tumpul kaki kanan pasien

O : pasien tidak ada respon saat

dokter mencoret-coret

47
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

telapak kaki kanan pasien.

09.00 b. Membatasi gerakan pada kepala, S : Pasien mengatakan

leher dan punggung keadaanya sudah mulai

membaik, dan tidak merasa

mual dan muntah lagi

O : Pasien tampak menuruti apa

kata perawat, pasen tampak

berbaring dengan posisi head

up 30 derajat (semi fowler).

08.40 e. Memonitor adanya tromboplebitis S :-

O : Tidak ada tanda-tanda

tromboplrbitis pada pasien

10.00 f. Memonitoring TTV S : Pasien bertanya berapa

tekanan darahnya

O : Hasil observasi TTV : TD :

160/90 mmHg, N : 80, RR :

20 x/menit, SH : 36,5

derajat C.

14.15 2. a. Monitoring vital sign S : Pasien bertanya berapa

sebelum/sesudah latihan dan lihat tekanan darahnya dan

48
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

respon pasien saat latihan bagaimana perkembangan

TTV, pola latihan dan

hasilnya

O: Pasien sudah ada reflek pada

saat tangan dan kaki kanannya

dicubit pelan, dicoret pulpen

dan di rangsang dengan

garukan.

Hasil observasi TTV:

TD: 160/90 N: 85

RR: 24 S: 36

14.35 b. Ajarkan pasien atau tenaga S: Pasien mengatakan tidak dapat

kesehatan lain tentang teknik berpindah atau berjalan.

ambulasi O: Pasien hanya berbaring saja

ditempat tidur. pasien

terpasang DC sejak masuk Rs

dan menggunakan pempers

sejak masuk Rs

16.00 c. Kaji kemampuan pasien dalam S: Pasien mengatakan sudah bisa


memiringkan badan kekiri dan
mobilisasi
kekanan dengan bantuan

49
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

keluarga
O: Pasien terlihat sudah bisa
memiringkan badan kekiri
dan kekanan saat
diperintakan perawat

S: Pasien mengatakan semua


17.20 d. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan biologisnya
kebutuhan ADLs secara mandiri dibantu keluarga
sesuai kemampuan O: Kebutuhan makan minum
pasien masih dibantu
keluarga. pasien terpasang
DC dan menggunakan
pempers

18.00 S: -
e. Dampingi pasien saat mobilisasi O: Semua kegiatan sehari-hari
dan bantu penuhi kebutuhan pasien dibantu orang lain.
ADLs pasien

f. Ajarkan pasien bagaimana S : Pasien mengatakan selalu


19.00 merubah posisi dan berikan membutuhkan bantuan jika

bantuan jika diperlukan ingin melakukan sesuatu


O : Keluarga tampak selalu ada
disaat pasien membutuhkan
sesuatu

50
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

19.30 3. a. Dorong pasien untuk S : Pasien mengatakan ingin

berkomunikasi secara perlahan segera sembuh dan rajin

dan untuk mengulangi permintaan control tentang

hipertensinya.

O : Pasien tampak berbicara apa

adanya tentang keadaannya

walaupun dengan nada suara

pelo

20.00 b. Dengarkan dengan penuh S : Pasien mengatakan ingin

perhatian cepat sembuh dan ingin

pulang kerumah untuk

kembali mengerjakan

aktivitasnya seperti biasa.

O : Pasien mengeluh ingin cepat

pulang dengan gaya

bahasanya yang pelo

20.30 c. Berdiri didepan pasien ketika S : Pasien meminta perawat

berbicara untuk selalu memantau

perkembangannya

O : Perawat tampak memantau

keadaan pasien dengan

51
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

berdiri didepan pasien

21.15 d. Anjurkan kunjungan keluarga S : -

secara teratur untuk memberi O : Pada saat jam kunjung

stimulus komunikasi keluarga pasien datang

untuk mengunjungi pasien

CATATAN KEPERAWATAN

NO Hari/Tgl/Jam EVALUASI TTD

1. Selasa/07/07/15 S : Pasien mengatakan tidak ada nyeri, namun perut

08.00-14.00 masih mual dan sudah muntah 2 kali, pasien juga

Dilajutkan mengatakan nyaman dengan posisi tidur yang semi

14.00-21.00 fowler dan tidak memakai bantal, hanya tempat

Dilanjutkan tidur ditinggikan saja.

21.00-07.00 O : - Pasien tampak berbaring lemah, kesadaran

compos mentis GCS 13 dengan E4 V3 M6,

kekuatan otot masih kuat namun bicara masih pelo.

Hasil observasi TTV : TD : 170/90 mmHg, N : 75,

RR : 20 x/menit, SH : 36,4 derajat C.

- Pasien tampak dioleskan minyak kayu putih

52
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

oleh anaknya, karena perut masih mual dan

baru saja muntah 2 kali.

- Terlihat sprei basah bekas muntahan pasien.

A : Masalah mual dan muntah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi a,b,,d,e

a. Monitor adanya daerah tertentu yang

hanya peka terhadap

panas/dingin/tajam/tumpul

b. Batasi gerakan pada kepala, leher dan

punggung

d. Monitor adanya tromboplebitis

e. Monitoring TTV

2. Selasa/07/07/15 S : Pasien mengatakan tangan dan kaki kanannya

08.00- terasa berat dan kaku seperti sehabis dimasukkan

14.0008.00- dalam kulkas, jika di suruh untuk meremat benda

14.00 bisa ia lakukan, namun jika telapak kaki dicoret-

Dilajutkan coret menggunakan pulpen ia tidak bisa merasakan.

14.00-21.00

Dilanjutkan O : Pada saat diperintahkan untuk menggenggam

53
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

21.00-07.00 jari perawat, pasien tampak menggenggamnya

secara kuat, pada saat diperintahkan menggapai

suatu benda pasien bisa menggapainya walaupun

masih kurang lurus, apabila dicubit tangannya

pelan-pelan ia tidak bisa merasakan, namun jika

dicubit secara kuat, ia bisa merasakan begitu juga

dengan kaki kanannnya, pasien juga sudah bisa

mengangkat setengah bahunya untuk miring ke

kanan dan ke kiri, namun pasien belum bisa duduk

dengan sendiri (masih dibantu orang lain).

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi b,c,d,e

b. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain

tentang teknik ambulasi

c. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

d. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan

ADLs secara mandiri sesuai kemampuan

e. Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi

dan bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien


3. Selasa/07/07/15 S : Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan

08.00-14.00 beraktifitas seperti biasanya, ingin menyetrika lagi

Dilajutkan di rumah, membereskan rumah dan tidak akan

54
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

14.00-21.00 bandel lagi apabila disuruh dokter untuk

Dilanjutkan mengontrol Tekanan Darahnya secara rutin.

21.00-07.00 O : Pasien tampak menceritakan semua keluhannya,

serta keinginannya dengan nada suara yang pelo,

namun terlihat sangat bersemangat untuk terus

berlatih bicara. Pasien juga bicara dengan volume

suara yang kuat sambil menatap wajah perawat dan

berusaha menggapai tangan perawat.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan lagi intervensi a,b dan c

a. Dorong pasien untuk berkomunikasi secara

perlahan dan untuk mengulangi permintaan

b. Dengarkan dengan penuh perhatian

c. Berdiri didepan pasien ketika berbicara

55
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

No.d Hari/Tgl/Jam EVALUASI TTD

1. Rabu/08/07/15 S : Pasien mengatakan perut masih mual dan

barusan muntah 1 kali, badan terasa pegal semua

seperti masuk angina, pasien juga mengatakan

masih nyaman tidur dengan posisi head up 30

derajat.

O : - Pasien tampak berbaring lemah, kesadaran

compos mentis GCS 13 dengan E4 V3 M6,

kekuatan otot sama kuat seperti kemarin, bicara

masih pelo. Hasil observasi TTV : TD : 160/90

mmHg, N : 80, RR : 24 x/menit, SH : 36,5 derajat

C.

- Pasien tampak habis diberikan terapi

komplementer dengan kerokan oleh

anaknya, akibat dari perut masih mual dan

badan terasa pegal-pegal.

- Terlihat sprei basah bekas muntahan dan

56
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

keringat pasien.

A : Masalah mual dan muntah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi a,b,d,e

Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka

terhadap panas/dingin/tajam/tumpul

b. Batasi gerakan pada kepala, leher dan

punggung

d. Monitor adanya tromboplebitis

e. Monitoring TTV
2. Rabu/08/07/15 S : Pasien masih mengatakan tangan dan kaki

kanannya terasa berat dan kaku seperti sehabis

dimasukkan dalam kulkas, jika di suruh untuk

meremat benda bisa ia lakukan, namun jika

telapak kaki dicoret-coret pelan menggunakan

pulpen ia masih belum bisa merasakan.

O : Pada saat pasien diminta untuk

menggenggam jari perawat pasien tampak

menggenggamnya secara kuat, diminta untuk

bersalaman ia bisa melakukannya dengan baik,

pada saat diperintahkan menggapai suatu benda

pasien bisa menggapainya walaupun masih

57
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

kurang lurus, apabila dicubit tangannya pelan-

pelan ia tidak bisa merasakan, namun jika dicubit

secara kuat, ia bisa merasakan begitu juga dengan

kaki kanannnya, pasien juga sudah bisa

mengangkat setengah bahunya untuk miring ke

kanan dan ke kiri, namun pasien belum bisa

duduk dengan sendiri (masih dibantu orang lain).

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi b,c,d,e

b. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain

tentang teknik ambulasi

c. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

d. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan

ADLs secara mandiri sesuai kemampuan

e. Dampingi dan bantu pasien saat

mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan

ADLs pasien

3. Rabu/09/07/15 S : Pasien mengatakan hal yang sama seperti

sebelumnya, ingin cepat pulang dan lekas

sembuh.

O : Pasien tampak menceritakan semua

58
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

keluhannya, serta keinginannya dengan suara

yang pelo, masih dengan semangat yang sama.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan lagi intervensi a,b dan c

a. Dorong pasien untuk berkomunikasi

secara perlahan dan untuk mengulangi

permintaan

b. Dengarkan dengan penuh perhatian

c. Berdiri didepan pasien ketika berbicara

59
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

No.d Hari/Tgl/Jam EVALUASI TTD

1. Kamis/09/07/15 S : Pasien mengatakan kepala tidak lagi pusing,

perut tidak lagi mual, tapi tubuhnya masih terasa

pegal semua seperti masuk angin, pasien

mengatakan takut minum yang banyak, karena

takut kembali mual, pasien juga mengatakan

sudah lelah berada di Rumah Sakit.

O : - Pasien tampak berbaring lemah, kesadaran

compos mentis GCS 13 dengan E4 V3 M6,

kekuatan otot sama kuat seperti kemarin, bicara

masih pelo, bibir tampak kering, keringat masih

banyak terlihat dari rambut pasien yang basah.

Hasil observasi TTV : TD : 150/90 mmHg, N :

84, RR : 24 x/menit, SH : 36,0 derajat C.

A : Masalah mual dan muntah teratasi

P : Lanjutkan intervensi posisi tidur dengan head

up 30 derajat, monitor TTV dan monitor terus

mual dan muntah.

60
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

2. Kamis/09/07/15 S : Pasien masih mengatakan tangan dan kaki

kanannya masih terasa berat dan kaku, namun

terus berusaha untuk mengangkatnya ke atas

agar tidak kaku, pasien juga mengatakan sudah

bisa memegang pulpen walaupun terlihat agak

aneh dan terasa kaku.

O : Pasien tampak memegang pulpen dengan

posisi mengot dan kaku, terlihat keluarga juga

terus membantu melatih pasien untuk terus

beraktifitas kecil, pasien tampak kooperatif

dengan perintah perawat maupun keluarga.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

b. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain

tentang teknik ambulasi

c. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

d. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan

ADLs secara mandiri sesuai kemampuan

e. Dampingi dan bantu pasien saat

mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan

ADLs pasien

61
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

3. Kamis/09/07/15 S : Pasien mengatakan lengannya terasa sakit

karena jarum infus, dan lengannya bengkak.

O : Pasien tampak memegang lengannya, lengan

pasien tampak bengkak sehingga perawat

melepas IVFD.

- Pasien tampak mengeluh terus lengannya

sakit.

A : Masalah komunikasi masih teratasi sebagian

P : Lanjutkan terus intervensi a,b dan c

a. Dorong pasien untuk berkomunikasi secara

perlahan dan untuk mengulangi

permintaan

b. Dengarkan dengan penuh perhatian

c. Berdiri didepan pasien ketika berbicara

BAB IV

62
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

PEMBAHASAN

Pengkajian yang telah kami lakukan pada kasus Stroke Hemoragik (ICH)

pada pasien yang bernama Ny. W dengan dukungan data-data subjek pasien maka

kami mengangkat 3 diagnosa yang kami prioritaskan diperkuat dengan data

penunjang dari pasien tersebut yaitu pemeriksaan Thorak PA dengan kesimpulan dari

pemeriksaan adalah terjadinya cardiomegaly. Serta hasil pemeriksaan laboratorium

yang telah dilakukan tanggal 01 Julli 2015 serta 03 juli 2015 adalah adanya

peningkatan kadar HbAIc 6,8 %, GDS 124 mq/dl, Protein Total 7,4 q/dl, dll seperti

terlampir pada pemeriksaan penunjang, ada pula pemeriksaan yang lain adalah

eritrosit 1996-1997 /LPB, Leukosit 1957-1958 /LPB Kristal amrof (+) benang mucus

(+), bakteri (+) dengan dilakukan therapy diet Bubur.

Telah dilakukan pemeriksaan fisik dan hasilnya terlihat kesadaran pasien

Compos Mentis dengan GCS 13, E4 V3 M6, keadaan umum pasien tampak lemah,

bicara pelo, tangan dan kaki sebelah kanan kaku, dengan hasil observasi TTV setiap

harinya berfariasi, pasien juga terpasang DC sejak tanggal 07 Juli 2015. Sudah

ditelusuri dari riwayat kesehatan keluarga bahwa ada keturunan stroke dari ibu

kandung pasien, kemudian didukung lagi adanya riwayat DM dan HT sejak kurang

lebih 5 tahun yang lalu dan saat ini pasien berada di Ruang Anggrek 2 untuk

dilakukan proses perawatan sejak tanggal 06 Juni 2015 hingga 8 Juli 2015.

Dari penjabaran di atas kami menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik, dimana penatalaksanaan medis dan keperawatan pada kasus

63
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

ICH atau stroke hemoragik adalah dengan terapi konserfativ. Namun ada beberapa

pemeriksaan penunjang yang tidak dilakukan pada Ny. W. Pada pasien ini hanya

dilakukan pemeriksaan CT Scanning, Photo Thorax, Laboratorium dan EKG untuk

membantu menegakkan diagnose medis dan keperawatan.

Pathway

Trauma kepala, fraktur depresi tulang tengkorak, hipertensi,


malformasi arteri venosa, aneurisma, distrasia darah, obat merokok

Pecahnya pembuluh
darah otak (perdarahan
intracerebral)

Darah masuk kedalam


jaringan otak

Darah membentuk massa


atau hematoma

Terjadi peningkatan
tekanan intra kranial

Perdarahan intra serebral

Menghalangi peredaran
O2 ke otak

Perubahan perfusi
jaringan serebral

Ketidakefektifan Penurunan kesadaran


perfusi jaringan
serebral
64
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Gangguan otot motoric

Kekacauan pola
Hambatan mobilitas bahasa
fisik

Tidak mampu menyampaikan


kata-kata

Kerusakan pada hemisfer


bahasa/wicara

Hambatan komunikasi
verbal

BAB V
PENUTUP

65
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

A. Kesimpulan

Dari asuhan keperawatan yang telah dibuat, dapat ditarik kesimpulan bahwa

penyakit ICH (Stroke Hemoragik) sangat penting ditangani dengan cepat dan

tepat, sebab pada penyakit ini berhubungan dengan system saraf pusat, apabila

tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka bisa mengalami kematian.

B. Saran

a. Bagi mahasiswa agar lebih memahami konsep penyakit Stroke Hemoragik,

asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose stroke hemoragik dan

mendalami penanganan pada pasien stroke hemoragik.

b. Bagi perawat agar mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien

dengan diagnose stroke hemoragik dengan didasari teori, pengetahuan dan

pengalaman.

c. Bagi petugas kesehatan agar mampu berkolaborasi secara optimal dalam

menangani pasien dengan diagnose medis stroke hemoragik.

d. Bagi keluarga pasien agar mampu berpartisipasi dengan meningkatkan

pengetahuan tentang stroke hemoragik agar asuhan keperawatan yang

diberikan pada pasien yang menderita stroke hemoragik bisa secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

66
Askep SH KMB Kelompok 4
Ners STIKES Kusuma Husada 2015

Corwin, EJ. (2009)


Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta : EGC

Ikawati Zullies, 2011. Farmakoterapi Penyakit system Saraf Pusat. Bursa Ilmu,
Yogyakarta

Johnson, M., et all. (2013)


Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey : Upper
Saddle River

Mc Closkey, C.J., et all. (2013)


Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey :
Upper Saddle River

Sudoyo Aru, dkk 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, edisi keempat.
Internal Publishing, Jakarta

67

Anda mungkin juga menyukai