A. Definisi
Intracerebral hematom adalah pendarahan dalam jaringan otak. Hal ini dapat timbul
pada cidera kepala tertutup yang berat atau cidera kepala terbuka. Intracerebral hematom
dapat timbul pada penderita stroke hemoragik akibat melebarnya pembuluh nadi,
perdarahan yang terjadi biasanya pada pembuluh darah arteri dan berada pada lobus
serebral, ganglia basalis, thalamus, batang otak (terutama pons), serta serebelum.
Hemoragik yang terjadi mengakibatkan rupture pada dinding ventrikel lateral dan
menyebabkan hemoragi intraventrikular (Corwin, 2009).
Intracerebral hematom adalah perdarahan kedalam substansi otak. Hemoragi ini
biasanya terjadi dimana tekanan mendesak kepala sampai daerah kecil yang dapat
terjadi akibat luka tembak dan cedera tumpul (Paula Kristanty, 2009).
Perdarahan yang terjadi merupakan akibat robekan pembuluh darah yang ada pada
jaringan otak yang secara klinis ditandai dengan penurunan kesadaran yang terkadang
disertasi lateralisasi (Smeltzer, S., and Barre, B, 2010)
B. Etiologi
1. Usia
Usia merupakan faktor risiko terbanyak daripada perdarahan intraserebral.
Insidensinya meningkat secara dramatis pada penderita usia lebih daripada 60 tahun
(Carhuapoma, 2010).
2. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko yang paling penting dan merupakan faktor
risiko yang dapat dimodifikasi pada perdarahan intraserebral. Penderita hipertensi
yang tidak mendapatkan terapi lebih berat dibandingkan penderita hipertensi yang
mendapatkan terapi. Diantara faktor risiko perdarahan intraserebral, hipertensi
diperkirakan sebagai faktor risiko perdarahan pada daerah deep hemisfer dan
brainstem (Carhuapoma, 2010).
C. Manifestasi klinis
1. Nyeri kepala akut dan terasa berat,
2. leher bagian belakang kaku,
3. muntah,
4. penurunan kesadaran yang berkembang cepat sampai keadaan koma
5. Pasien dengan perdarahan pada lobus temporal atau lobus frontal dapat mengalami
seizure/kejang tiba-tiba yang dapat diikuti kelumpuhan kontralateral
6. 90% menunjukkan adanya darah dalam cairan serebrospinal (bila perdarahan besar
dan atau letak dekat ventrikel), dari semua pasien ini 70-75% akan meninggal dalam
D. Phatway (terlampir)
F. Pemeriksaan penunjang
Berikut adalah beberapa pemeriksaan diagnostic ICH yang dapat dilakukan
(Smeltzer and Barre, 2010; Williams and Hopkins, 2003):
a. Computed Tomography (CT- scan)
merupakan pemeriksaan paling sensitif untuk PIS dalam beberapa jam pertama
setelah perdarahan. CT-Scan dapat mengetahui ukuran dan lokasi arteri yang
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan untuk
mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan
data dan perumusan diagnosis keperawatan (Doenges, 2008).
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah mengumpulkan informasi tentang status kesehatan klien
yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial budaya, spiritual, kognitif,
tingkat perkembangan, status ekonomi, kemampuan fungsi dan gaya hidup klien.
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
Ketidakefektif Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas
an bersihan keperawtan selama 3x24 jam 1. Posisikan pasien untuk
jalan nafas diharapkan jalan nafas pasein paten memaksimalkan ventilasi
berhubungan dan tidak terganggu dengan kriteria 2. Auskultasi suara nafas catat area
dengan jalan hasil sebagai berikut: yang ventilasinya menurun/ tidak
nafas buatan 1. Status Pernapasan: kepatenan ada dan adanya suara tambahan.
jalan nafas 3. Lakukan penyedotan melalui
Saat ini Target endotrakea
4. Monitor status pernapasan
a. Frekuensi 2 3
Pencegahan Aspirasi
pernapasan
5. Monitor tingkat kesadaran , reflek
b. Irama 2 4
batuk dan gangguan reflek
pernapasan
6. Pertahankan kepatenan jalan nafas
c. Kemampuan 1 2
7. Jaga peralatan suction tetap tersedia
untuk
8. Beri makan dalam jumlah sedikit
mengeluarkan
9. Periksa residu pada selang ngt
sekret
sebelum pemberian makan
d. Suara nafas 1 2
10. Berrikan perawatan mulut
tambahan
Terapi Oksigen
e. Dispnea saat 1 3
11. Berikan oksigen tambahan seperti
istirahat
yang diperintahkan
f. Pengguaan 1 2
1. 12. Monitor aliran oksigen
otot bantu
13. Monitor efektivitas terapi oksigen
nafas
Bantuan Ventilasi
g. Akumulasi 2 3
14. Mulai dan pertahankan oksigen
sputum
tambahan atau pengganti sesuai
2 5
2. Tanda-tanda Vital yang ditentukan.
Saat ini Target Monitor Tanda-tanda Vital
3 5
a. Suhu tubuh 2 15. Monitor tekanan darah, nadi,
1 respirasi dan suhu pasien.
b. Tekanan nadi 2 55
4 3 Surveilans
c. Respirasi
16. Kumpulkan dan Interpretasikan
d. Tekanan 5
2 hasil laboratorium.
sistolik 17. Monitor kempuan kognitif pasien.
e. Tekanan 4 5 18. Ajak pasien berkomunikasi
distolik 4 Menejemen Cairan
19. Monitor status hemodinamin
(MAP)
20. Distribusikan asupan cairan selama
24 jam
a. Saturasi 4 5
oksigen
b. Keseimbangan 2 4
cairan
c. CRT 2 4
d. Output urin
2 3
e. Kulit dingin dan
4 pucat 4
2
5
(Moorhead et.al, 2013) & (Bulechek et. al, 2013)
5. Implementasi Keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing
orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
Tahap 1: persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
Tahap 2: intervensi Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
interdependen.
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
Menurut Hidayat, (2002) Evaluasi adalah fase akhir dari proses keperawatan.
direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil
yang telah dibuat pada tahap perencanaan, disamping itu evaluasi juga digunakan sebagai
alat ukur suatu tujuan yang mempunyai kriteria tertentu yang memberikan tujuan tercapai,
tidak tercapai atau tercapai sebagian. Terdapat 2 tipe dokumentasi evaluasi yaitu
Evaluasi formatif yang menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan
intervensi dengan respon segera dan evaluai sumatif yang merupakan rekapitulasi dari
berikut :
dilaksanakan
A: Analisa ulang atas subjektif dan objektifuntuk menyimpukan apakah masalah masih
tetap atau muncul. Masalah baru ataudata yang kontradiksi dengan masalah yang ada.
Bulechek, et. al. (2013) Nursing Interventions Clasification (NIC) Edisi bahasa indonesia
edisi 5. jakarta: elsevierglobal rights UNITED KINGDOM.
Carhuapoma, J.R.; Mayer, S.A.; Hanley, D.F. 2010. Intracerebral Hemorrhage.Cambridge
University Press. New York.
Doenges. (2008). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Penerbit buku
Kedokteran EGC
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media
Sue moorhead, et.al. (2013). Nursing Outcome Clasification (NOC) Edisi bahasa indonesia
edisi 5. jakarta: elsevierglobal rights UNITED KINGDOM.
Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit ed.6. Jakarta: EGC 2006.
Smeltzer, S., and Barre, B. 2010. Medical Surgical Nursing. Philadelphia : Davis Comp.
Williams, SH., Hopper. 2003. Understanding Medical Surgical Nursing. Philadelphia: Davis
Comp.
Paula Kristanty. (2009). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: TIM. Panacea, Tim
Bantuan Medis.