1. Pengertian
pendarahan di dalam atau di sekitar otak yang disebabkan baik oleh cidera atau
ruptur spontan dari pembuluh darah. Ada empat kemungkinan dari stroke
dan subdural hemoragi biasanya merupakan hasil dari cidera kepala. Subaraknoid
Menurut Price (2006), stroke hemoragi dapat terjadi apabila lesi vaskuler
pendarahan di dalam atau di sekitar otak yang disebabkan baik oleh cedera atau
1) Hipertensi
2) Malformasi arteri-vena
3) Angiopati amiloid
intracranial.
3. Manifestasi Klinis
a. Onset akut dari defisit neurologi fokal yang memberat sampai koma dalam
c. Pada non-hipertensi terdapat anamnesa demensia pada usia tua curiga factor
CAA
e. Riwayat kejang ataupun bruit kranial curiga adanya suatu sebab malformasi
vaskular.
adalah keluhan nyeri kepala mendadak, dengan gambaran “nyeri kepala paling
hebat selama hidup” atau “seperti ada yang menghantam kepala saya”. Keluhan
sesaat ketika onset. Dua pertiga kasus terjadi ketika penderita sedang tidur atau
rangsang meningeal seperti kaku kuduk. Akan tetapi keluhan ini tidak selalu ada.
vitreous, atau flame shaped. Kondisi ini disebabkan oleh karena kongesti vena
Skala kondisi klinis yang sering digunakan untuk PSA adalah Hunt and Hess
Scale
Grade
0 Unruptured
I Asymptomatic or minimal headache, nuchal rigidity
II Moderate to severe headache, nuchal rigidity, no neurological
deficit other than cranial nerve palsy
III Drowsiness, confusion, mild focal deficit
IV Stupor, moderate to severe hemiparesis, possible early
decerebrate rigidity and vegetative disturbances
V Deep coma, decerabrate rigidity, moribund appearance
4. Patofisiologi
sering terjadi akibat cedera vaskuler yang dipicu oleh hipertensi dan rupture
salah satu arteri kecil yang menembus jauh ke dalam jaringan otak. Apabila
kapsula interna sering menerima beban terbesar tekanan dan iskemia yang
disebabkan oleh stroke tipe ini. Mengingat bahwa basal ganglia memodulasi
fungsi motorik volunter dan bahwa semua serat saraf aferen dan eferen di
separuh korteks mengalami pemadatan untuk masuk dan keluar dari kapsula
interna, maka dapat dilihat bahwa stroke di salah satu bagian ini menimbulkan
defisit neurologi fokal yang cepat dan memburuk secara progresif dalam
bebrapa menit sampai kurang dari 2 jam. Hemiparesis di sisi yang berlawanan
dari letak perdarahan merupakan tanda khas pertama pada keterlibatan kapsula
mengalir di antara arteri bertekanan tinggi dan sistem vena bertekanan rendah,
akhirnya dinding venula melemah dan darah dapat keluar dengan cepat ke
jaringan otak. Pada sebagian besar pasien, perdarahan terutama terjadi di intra
Efek spesifik stroke sangat tergantung bagian mana dari otak yang
mengalami kekurangan oksigen. Jika aliran darah yang terputus adalah yang
menuju bagian otak yang mengatur saraf bicara, stroke akan menyebabkan
penderita tidak bisa berbicara atau pengucapan yang tidak jelas. Kesulitan
mengerti inti percakapan. Jika stroke merusak bagian otak yang mengatur
menggerakkan tangan. Biasanya terjadi pada salah satu sisi tubuh, kiri atau
kanan. Selain masalah fisik, stroke memberi efek pada psikologi, orang yang
mengalami stroke lebih mudah depresi, marah, frustasi karena sulitnya untuk
5. Pemeriksaan penunjang
hemoragi adalah:
a. Tes laboratorium : tes faal koagulasi, darah lengkap.
b. Pemeriksaa CT Scan kepala harus segera (kurang dari 12 jam) dilakukan pada
6. Diagnosis banding
pernah dialami
7. Penatalaksanaan
cc) atau defisit neurologi minimal, pasien perdarahan intraserebral dengan GCS
<4; kecuali pasien perdarahan serebellar disertai kompresi batang otak masih
b. Terapi khusus :
1) Hipertensi
Bila tekanan darah sistol > 220 diastol >140 mmHg, atau MAP rerata
diltiazem, atau labetalol. Bila tekanan darah sistol 180-220 mmHg atau
diastol 105-140 mmHg atau MAP rerata 130 mmHg dapat diberikan juga
obat antihipertensi seperti di atas. Bila tekanan darah sistol <180 mmHg
tekanan darah tidak boleh diturunkan lebih dari 20-25% dari MAP dalam
1 jam pertama.
2) Kejang
Pada status kejang; pada saat kejang diberikan injeksi diazepam bolus
ICU.
Akibat penekanan massa hematom yang besar pada jaringan otak yang
a) Non medikamentosa :
b) Medikamentosa :
cerebellar dengan diameter >3 cm dengan perburukan klinis dan penekanan pada
batang otak menyebabkan hidrosephalus akibat obstruksi ventrikel IV; perdarahan
angioma kavernosa, yang mempunyai harapan keluaran yang baik dan lesi
yang memburuk.
a. Monitor dan kontrol tekanan darah untuk mencegah risiko perdarahan ulang
kondisi tertentu, yaitu pada penderita yang memiliki risiko rendah terjadinya
hipovolemia.
mmHg.
e. Pencegahan hiponatremia
perdarahan subaraknoid.
Menurut Smeltzer, S. C., & Bare (2002), serangan stroke tidak berakhir
dengan akibat pada otak saja, gangguan emosional dan fisik akibat berbaring
lama tanpa dapat bergerak adalah hal yang tidak dapat dihindari. Ada beberapa
c. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium.
a. Primary Survey
1) Airway maintenance
untuk memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas. Seorang pasien
yang dapat berbicara dengan jelas maka jalan nafas pasien terbuka.
Menurut Wilkinson & Skinner (2000), pasien yang tidak sadar mungkin
sering disebabkan oleh obstruksi lidah pada kondisi pasien tidak sadar.
(4) Sianosis
c) Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas
d) Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien
terbuka.
e) Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien
sesuai indikasi :
Airway
terjadi akibat gangguan di pusat napas (akibat stroke) atau oleh karena
3) Circulation
TD >200 mmHg.
4) Disability - pemeriksaan neurologis.
b. Secondary Assessment
dalam artian tidak mengalami syok atau tanda-tanda syok telah mulai membaik.
1) Anamnesis
juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa didapat dari pasien dan
keluarga:
makanan)
L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi
2) Pemeriksaan fisik
a) Kulit kepala
b) Mata
c) Hidung
d) Telinga
e) Mulut
f) Toraks
Palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri pada klien dengan
hepatomegali, splenomegali.
h) Ektremitas
Pada saat inspeksi lihat adanya edema, gerakan, dan sensasi harus
clubbing finger serta hitung berapa detik kapiler refill (pada pasien
sering terlihat pada klien dengan hemiplegi kiri. Klien mungkin tidak
yang sakit.
d) Syaraf Trigeminalis (N.V)
Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi. Indra
pengecapan normal.
Gambar 2.2. Pathways Stroke Hemoragi
sekret.
3. Intervensi Keperawatan
Faktor yang
berhubungan:
Penumpukan sekret.
4. Implementasi Keperawatan
keperawatan atas dasar kerja sama tim perawat dan tim kesehatan lainnya.
5. Evaluasi Keperawatan
A : Adakah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Jackson, M, 2009. Seri Panduan Praktis Keperawatan Klinis. Jakarta : Penerbit Erlangga
Machfoed, Moh. Hasan, dkk.2011. Buku Ajar Penyakit Saraf. Pusat Penerbitan dan
Percetakan Unair:Surabaya
NANDA, nic-noc. (2013). Diagnosis Keperawatan, NANDA 2013 Definisi & Klasifikasi, T.
Heather Herdman, PhD, RN, Jilid 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Volume 3. Jakarta : EGC.