Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang Asuhan

Keperawatan Dengan Social Skill Training Pada Pasien Isolasi Sosial Di Wilayah

Kerja Puskesmas Keruak. Adapun hasil penelitian yang didapatkan meliputi

gambaran umum lokasi studi kasus, proses keperawatan, dan hambatan-hambatan

saat dilakukan penelitian.

A. Hasil Studi Kasus

1. Gambaran Umum Lokasi Studi Kasus

Penelitian tentang pemberian terapi Social Skill Training untuk

meningkatkan keterampilan interpesonal pada klien dengan gangguan

hubungan interpersonal dengan melatih keterampilan klien yang selalu

digunakan dalam hubungan dengan orang lain dan lingkungan. Untuk

menjangkau rumah pasien relatif mudah karena menggunakan transportasi

dan jalan baik.

2. Proses Keperawatan Studi Kasus

a. Pengkajian

I. Identitas

Nama ( Inisial ) : Tn “S”

L/P : Laki-laki

Umur : 40 tahun

Alamat : Bagik Lunjer, Desa Selebung, Kecamatan

Keruak, Lombok Timur.

67
68

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Tanggal pengakjian : 10 Mei 2022

II. Alasan

Keluarga pasien mengatakan pasien sering menyendiri, tidak

mau bergaul dengan orang lain, berdiam diri di kamar tidak

mau berbicara. Klien tampak menyendiri, tidak bersemangat,

malu-malu ketika diajak berbicara, suara pelan hampir tidak

terdengar, kontak mata kurang, selalu menunduk, sering garuk-

garuk kepala ketika diajak berbicara, tidak berani memulai

pembicaraan, riwayat masa lalu klien kelurga mengatakan

menjadi TKI di Malaysia, saat bekerja klien sering mendengar

suara-suara bisikan dan mulai tidak nyaman dengan keramaian.

III. Faktor Prediposisi

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dibawa ke

Rumah Sakit Jiwa dan di Rukiyah oleh keluarganya.

2. Pengobatan sebelumnya

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak rutin minum obat

hanya di Rukiyah.

3. Trauma

Pasien mengatakan tidak punya trauma terdahulu.


68

Jelaskan :

Sebelumnya pasien pernah dibawa ke RSJ sebanyak 1 kali

oleh keluarganya. Setelah keluar pasien rajin minum obat

dan tidak ada gejala lagi. Pasien mengatakan pada saat

keluar rumah sering mengalami penolakan dari tetangga

dan masyarakat terdekat karena pasien pernah dirawat di

RSJ sehingga jarang yang ingin mengobrol kepada pasien

dan pasien sering dikucilkan.

4. Adakah anggota keluarga mengalami gangguan jiwa?

Keluarga pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang

mengalami penyakit yang sama seperti Tn. S.

5. Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan?

Keluarga pasien mengatakan pasien sering menyendiri,

tidak mau bergaul dengan orang lain, berdiam diri di kamar

tidak mau berbicara. Pasien jarang mau keluar rumah dan

hanya mengobrol dengan ibu dan adeknya.

IV. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda Vital : TD : 110/90 mmHg

b. Ukur : TB : 170 cm, BB : 70 kg

c. Keluhan fisik :Pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik


68

V. Psikososial

1. Genogram

Gambar 0.1 Genogram

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= laki-laki meninggal

= garis perkawinan

= garis keturunan

= pasien

= garis tinggal serumah

Jelaskan : Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara,

pasien belum menikah dan tinggal besama ibu dan adik keduanya

yang sudah menikah.


68

2. Konsep Diri

a. Gambaran diri

Pasien mengatakan menerima keadaan dirinya yang

sekarang.

b. Identitas Diri

Pasien mengetahui namanya adalah “S” alamatnya di

Bagek Lunjer, Desa Selebung, Kecamatan Keruak,

Lombok Timur berjenis kelamin laki-laki.

c. Peran

Pasien mengatakan jika dirumah ia sebagai anak dan

tinggal bersama ibu dan adiknya.

d. Ideal Diri

Pasien mengatakan ia ingin cepat sembuh dari penyakit

yang dialaminya.

e. Harga Diri

Pasien merasa malu dengan penyakitnya karena orang

lain terkadang takut padanya terutama anak-anak kecil.

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti

Pasien mengatakan orang terdekatnya adalah ibunya.


68

b. Peran serta kegiatan kelompok / masyarakat.

Pasien mengatakan selama dirumah pasien jarang

mengikuti kegiatan di masyarakat karena merasa tidak

mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.

c. Hambatan dengan berhubungan dengan orang lain.

Pasien mengatakan merasa ditolak, tidak diterima, dan

tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan

orang lain.

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama Islam.

b. Kegiatan ibadah

Pasien mengatakan melakukan ibadah setiap hari.

VI. Status Mental

1. Penampilan

Pasien berpakaian rapi , rambut bersih, tubuh bersih.

2. Pembicaraan

Pasien nyambung jika diajak bicara, dan suara sedikit kecil

jika berbicara.

3. Aktivitas Motorik

Saat di wawancara pasien terlihat tidak bersemangat,

tegang, sedikit malu, dan tidak ada reaksi yang berlebihan.


68

4. Alam Perasaan

Pasien mengatakan sedih karena jarang ada yang ingin

mengobrol dengannya.

5. Afek

Afek adekuat dibuktikan dengan saat pasien diajak

bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan pasien

tersenyum, sebaliknya jika bercerita tentang hal-hal sedih

pasien terlihat sedih.

6. Interaksi selama wawancara

Pasien saat ditanya dapat menjawab dengan benar

walaupun terkadang sedikit malu.

7. Persepsi halusinasi

Pasien mengatakan tidak mendengar ataupun melihat

sesuatu yang tidak sesuai kenyataan.

8. Proses piker

Pasien menjelaskan apa yang ditanyakan secara berbelit-

belit tapi sampai pada tujuan.

9. Isi piker

Pasien mengatakan tidak menganggap dirinya secara

berlebihan dan dapat menjelaskan tentang dirinya sesuai

kenyataan.
68

10. Tingkat kesadaran

Pasien sedikit bingung dan tidak mengalami disorientasi

baik orang, tempat, maupun waktu.

11. Memori

Pasien dapat menjelaskan kegiatan hari ini dan sebelumnya

dengan baik.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Pasien mampu menjawab saat ditanya 5+5 = 10

13. Kemampuan penilaian

Pasien belum menyadari dan menilai bahwa suatu masalah

yang dilakukan dengan jarang berkomunikasi dengan orang

itu sangat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

14. Daya tarik diri

Pasien mengatakan menerima keadaan dirinya yang sedang

sakit, pasien hanya merasa depresi atas perlakuan orang

terhadapnya yang kurang tidak bisa menerima keadaannya.

VII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Menyendiri Menarik Diri

Otonomi Ketergantungan

Bekerjasama Manipulasi

Saling Ketergantungan Curiga


68

Jelaskan :

Pasien mengatakan tidak mampu berinteraksi dengan orang

lain di sekitarnya, klien mungkin merasa ditolak, tidak

diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang

berarti dengan orang lain.

VIII. Masalah Psikososial Dan Lingkungan

a. Masalah berhubungan dengan lingkungan

Tidak banyak melakukan komunikasi dengan lingkungan

karena pasien merasa tidak mampu berinteraksi dengan

orang lain disekitarnya.

b. Masalah dengan Pendidikan

Pasien mengatakan tidak pernah ada masalah dengan

pendidikan.

IX. Kurang Pengetahuan Tentang

Pasien mengatakan tidak tau dengan pasti tentang penyakit

jiwa baik cara mengendalikan, faktor pencetus maupun

pendukung.
68

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Selanjutnya membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang

didapatkan dari hasil pengkajian yang telah dilakukan sebelumnya

a. Analisa Data
68

Tabel analisa data 2.1

DATA MASALAH

Data Subjektif :

Keluarga pasien mengatakan pasien sering Isolasi Sosial

menyendiri, tidak mau bergaul dengan orang

lain, berdiam diri di kamar tidak mau berbicara.

Klien tampak menyendiri, tidak bersemangat,

malu-malu ketika diajak berbicara, suara pelan

hampir tidak terdengar, kontak mata kurang,

selalu menunduk, sering garuk-garuk kepala

ketika diajak berbicara, tidak berani memulai

pembicaraan, riwayat masa lalu klien kelurga

mengatakan menjadi TKI di Malaysia, saat

bekerja klien sering mendengar suara-suara

bisikan dan mulai tidak nyaman dengan

keramaian.

Data Objektif :

 Pasien mau menjawab salam

 Pasien tampak malu ketika diajak berbicara

 pasien sangat kooperatif

 pasien tampak malu ketika diajak berbicara

 kontak mata pasien ada


68

b. Rumusan Diagnosa Keperawatan

Isolasi sosial berhubungan dengan menarik diri : menarik diri yang

ditandai dengan data subjektif Keluarga pasien mengatakan pasien sering

menyendiri, tidak mau bergaul dengan orang lain, berdiam diri di kamar

tidak mau berbicara. Klien tampak menyendiri, tidak bersemangat, malu-

malu ketika diajak berbicara, suara pelan hampir tidak terdengar, kontak

mata kurang, selalu menunduk, sering garuk-garuk kepala ketika diajak

berbicara, tidak berani memulai pembicaraan, riwayat masa lalu klien

kelurga mengatakan menjadi TKI di Malaysia, saat bekerja klien sering

mendengar suara-suara bisikan dan mulai tidak nyaman dengan

keramaian.

c. Diagnosa Keperawatan

Menggunakan diagnosa tunggal yaitu Isolasi Sosial.

d. Intervensi Keperawatan

Selanjutnya melakukan intervensi keperawatan dengan menggunakan data

yang sudah terkumpul sebelumnya


68

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Tujuan umum:

Klien dapat

berinteraksi dengan

orang lain.

TUK I: Kriteria evaluasi: 1.1 Bina hubungan saling a. Meningkatkan

Klien dapat Klien dapat mengungkapkan percaya dengan orientasi klien

membina hubungan perasaan dan keberadaannya menggunakan prinsip pada realita

saling percaya secara verbal. komunikasi terapeutik. dan

- Klien mau menjawab a. Sapa klien dengan meningkatkan

salam. ramah, baik verbal rasa percaya

- Klien mau berjabat maupun non verbal. klien pada

tangan. b. Perkenalkan diri perawat.

- Klien mau menjawab dengan sopan. b. Suasana

pertanyaan. c. Tanya nama lengkap lingkungan

- Ada kontak mata. klien dan nama persahabatan

- Klien mau duduk panggilan yang yang me

berdampingan dengan disukai klien. ndukung

perawat. d. Jelaskan tujuan dalam

pertemuan. komunikasi
68

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

e. jujur dan menepati terapeutik.

janji. c.

f. Tunjukan sikap empati

dan menerima klien

apa adanya.

g. Beri perhatian pada

klien.

TUK 2: Kriteria evaluasi: a. Kaji pengetahuan klien Dengan mengetahui

Klien dapat Klien dapat menyebutkan tentang perilaku menarik tanda-tanda dan

menyebutkan penyebab menarik diri yang diri dan tanda-tandanya. gejala menarik diri

penyebab menarik berasal dari: b. Beri kesempatan klien akan menentukan

diri. a. Diri sendiri untuk mengungkapkan langkah intervensi

b. Orang lain perasaan penyebab selanjutnya.

c. Lingkungan menarik diri atau tidak

mau bergaul.

c. Diskusikan bersama klien

tentang perilaku menarik


68

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

diri, tanda dan gejala.

d. Berikan pujian terhadap

kemampuan klien

mengungkapkan

perasaannya.

TUK 3: Kriteria evaluasi: 3.1 Kaji pengetahuan klien Reinforcemen dapat

Klien dapat a. Klien dapat menyebutkan tentang keuntungan dan meningkatkan harga

menyebutkan keuntungan berhubungan manfaat bergaul dengan diri.

keuntungan dengan orang lain, misal orang lain.

berhubungan banyak teman, tidak sendiri, 3.2 Beri kesempatan klien

dengan orang lain bisa diskusi, dll. untuk mengungkapkan

dan kerugian tidak b. Klien dapat menyebutkan perasaannya tentang

berhubungan kerugian tidak berhubungan keuntungan berhubungan

dengan orang lain. dengan orang lain misal: dengan orang lain.

sendiri tidak punya teman, 3.3 Diskusikan bersama klien

sepi, dll. tentang manfaat

berhubungan dengan

orang lain.
68

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

3.4 Kaji pengetahuan klien

tentang kerugian bila

tidak berhubungan dengan

orang lain.

3.5 Beri kesempatan kepada

klien untuk

mengungkapkan perasaan

tentang kerugian bila

tidak berhubungan dengan

orang lain.

3.6 Diskusikan bersama klien

tentang kerugian tidak

berhubungan dengan

orang lain.

3.7 Beri reinforcement

positif terhadap

kemampuan

mengungkapkan perasaan

tentang kerugian tidak


68

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

berhubungan dengan

orang lain.

TUK 4: Kriteria evaluasi: 4.1 Kaji kemampuan klien Mengetahui sejauh

Klien dapat Klien dapat membina hubungan mana pengetahuan

melaksanakan mendemonstrasikan dengan orang lain. klien tentang

hubungan sosial hubungan sosial secara 4.2 Dorong dan bantu klien berhubungan dengan

secara bertahap. bertahap: untuk berhubungan orang lain.

a) Klien-perawat. dengan orang lain

b) Klien-perawat- melalui:

perawat lain. a) Klien-perawat.

c) Klien-perawat- b) Klien-perawat-perawat

perawat lain-klien lain.

lain. c) Klien-perawat-perawat

d) Klien-kelompok kecil lain-klien lain.

Klien-keluarga/ d) Klien-kelompok kecil.

kelompok/masyarakat. e) Klien-keluarga/

kelompok/ masyarakat.

4.3 Beri reinforcement

terhadap keberhasilan
68

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

yang yang telah dicapai

dirumah nanti.

4.4 Bantu klien untuk

mengevaluasi manfaat

berhubungan dengan

orang lain.

4.5 Diskusikan jadwal harian

yang dapat dilakukan

bersama klien dalam

mengisi waktu.

4.6 Motivasi klien untuk

mengikuti kegiatan Terapi

Aktivitas Kelompok

sosialisasi.

4.7 Beri reinforcement atas

kegiatan klien dalam

kegiatan ruangan.
68

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

TUK 5: Kriteria evaluasi: 5.1 Dorong klien untuk Agar klien lebih

Klien dapat Klien dapat mengungkapkan mengungkapkan percaya diri

mengungkapkan perasaan setelah berhubungan perasaannya bila berhubungan dengan

perasaannya setelah dengan orang lain untuk : berhubungan dengan orang lain.

berhubungan a) Diri sendiri. orang lain. Mengetahui sejauh

dengan orang lain. b) Orang lain 5.2 Diskusikan dengan klien mana pengetahuan

manfaat berhubungan klien tentang

dengan orang lain. kerugian bila tidak

5.3 Beri reinforcement berhubungan dengan

positif atas kemampuan orang lain.

klien mengungkapkan

perasaan manfaat

berhubungan dengan

orang lain.

TUK 6: Kriteria evaluasi: 1.1 BHSP dengan keluarga. Agar klien lebih

Klien dapat Keluarga dapat :  Salam, perkenalan percaya diri dan tahu

memberdayakan a) Menjelaskan perasaannya. diri. akibat tidak

sistem pendukung b) Menjelaskan cara merawat  Sampaikan tujuan. berhubungan dengan

atau keluarga atau


68

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

keluarga mampu klien menarik diri  Membuat kontrak. orang lain.

mengembangkan c) Mendemonstrasikan cara  Exsplorasi perasaan

kemampuan klien perawatan klien menarik diri. keluarga. Mengetahui sejauh

untuk berhubungan d) Berpartisipasi dalam 1.2 Diskusikan dengan mana pengetahuan

dengan orang lain. perawatan klien menarik diri. anggota keluarga tentang: klien tentang

a. Perilaku menarik diri. membina hubungan

b. Penyebab perilaku dengan orang lain

menarik diri.

c. Cara keluarga

menghadapi klien

yang sedang menarik

diri.

1.3 Dorong anggota keluarga

untuk memberikan

dukungan kepada klien

berkomunikasi dengan

orang lain.

1.4 Anjurkan anggota


68

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

keluarga untuk secara

rutin dan bergantian

mengunjungi klien

minimal 1x seminggu.

1.5 Beri reinforcement atas

hal-hal yang telah dicapai

oleh keluarga.

Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan

e. Implementasi Keperawatan

Selanjutnya melakukan implementasi keperawatan dengan menggunakan

pendekatan strategi pelaksaan dan sesuai dengan tahap perencanaan.

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon


keperawatan Keperawatan Hasil
10 Mei 2022 Isolasi Sosial 1) PENGKAJIAN : 1) HASIL PENGKAJIAN :
a) Menyapa pasien dengan a) Mau menjawab salam.
verbal ataupun non verbal. b) Ekspresi wajah
b) Memperkenalkan diri bersahabat.
dengan sopan. c) Menunjukkan rasa
c) Menanyakan nama lengkap senang.
68

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon


keperawatan Keperawatan Hasil
pasien dan nama panggilan d) Ada kontak mata.
yang disukai pasien. e) Mau berjabat tangan.
d) Menjelaskan tujuan f) Mau menyebutkan
pertemuan. nama.
e) Menunjukkan sifat empati g) Mau duduk
dan menerima pasien apa berdampingan dengan
adanya. perawat.
f) Berikan perhatian kepada h) Bersedia
pasien dan perhatian mengungkapkan
kebutuhan dasar pasien. masalah yang dihadapi.
10 Mei 2022 Isolasi Sosial 2) SP 1 Pasien : 2) SP 1 Pasien :
a) Identifikasi penyebab : a) Identifikasi
(1) Siapa yang satu rumah Penyebab :
dengan pasien? (1) Pasien dapat
(2) Siapa yang dekat menyebutkan
dengan pasien? Dan anggota keluarga
apa sebabnya? yang satu rumah
(3) Siapa yang tidak dekat dengannya.
dengan pasien? Apa (2) Pasien dapat
penyebabnya? menyebutkan
b) Keuntungan dan kerugian sangat dekat
berinteraksi dengan orang dengan ibu nya,
lain. karena sang ibu
c) Latihan berkenalan. yang selalu
d) Masukkan jadwal kegiatan menemani di
pasien. rumah.
(3) Pasien dapat
menyebutkan
68

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon


keperawatan Keperawatan Hasil
tidak dekat
dengan sang
ayah, karena
sudah lama
meninggalkannya
(meninggal).
(4) Pasien dapat
menyebutkan
keuntungan dan
kerugian
berinteraksi
dengan orang
lain.
(5) Pasien mampu
melakukan
latihan
berkenalan
bersama perawat.
(6) Pasien mau
memasukkan
jadwal kegiatan
pasien dengan
bimbingan.
10 Mei 2022 Isolasi Sosial 3) SP 2 Pasien : 2) SP 2 Pasien :
a) Mengevaluasi jadwal a) Pasien mengatakan
kegiatan harian klien (SP masih merasakan tidak
1). mampu berinteraksi
b) Melatih berhubungan sosial
68

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon


keperawatan Keperawatan Hasil
secara bertahap (pasien dan dengan orang lain.
keluarga). b) Pasien dan ibunya
c) Memasukkan ke dalam dapat melakukan
jadwal kegiatan harian. melatih berhubungan
sosial dengan cara
berkenalan.
c) Pasien mampu
membuat jadwal
kegiatan hariannya.

11 Mei 2022 Isolasi Sosial 1) SP 3 Pasien : 3) SP 3 Pasien :


a) Mengevaluasi kegiatan a) -Pasien mengatakan
yang lalu (SP 1 Dan 2). sedikit bisa
b) Latih ADL (Kegiatan berinteraksi dengan
sehari-hari), cara berbicara. orang lain walaupun
c) Masukkan dalam kegiatan malu.
jadwal klien. - Pasien mampu
melakukan latihan
berkenalan
bersama perawat
dan anggota
keluarga yang lain.
- Pasien, ibu, dan
adiknya dapat
melakukan melatih
berhubungan sosial
dengan cara
berkenalan
68

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon


keperawatan Keperawatan Hasil
bersamaan.
b) Pasien mau dan
kooperatif melakukan
latihan ADL seperti
berbicara.
c) Pasien mampu
membuat jadwal
kegiatan hariannya.
12 Mei 2022 Isolasi Sosial 4) SP 1 Keluarga : 5) SP 1 Keluarga :
a) Mendiskusikan masalah a) Keluarga pasien mampu
yang dirasakan keluarga mendiskusikan masalah
dalam merawat klien. yang dirasakan selama
b) Menjelaskan pengertian, merawat pasien.
tanda dan gejala isolasi b) Keluarga pasien mampu
sosial serta proses memahami pengertian,
terjadinya. tanda, dan gejala isolasi
c) Menjelaskan cara merawat sosial serta proses
klien dengan isolasi sosial. terjadinya yang telah di
d) Bermain peran dalam jelaskan oleh perawat.
merawat pasien isolasi c) Keluarga pasien mampu
sosial (Simulasi). menjelaskan cara
e) Menyusun RTL merawat klien selama
keluarga/jadwal keluarga ini.
untuk merawat klien. d) Keluarga pasien mampu
bermain peran dalam
merawat pasien.
e) Keluarga pasien mampu
menyusun RTL
68

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon


keperawatan Keperawatan Hasil
keluarga/jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.
13 Mei 2022 Isolasi Sosial 6) SP 2 Keluarga : 7) SP 2 Keluarga :
a) Evaluasi kemampuan a) - Keluarga Pasien
keluarga (SP 1). mengatakan mampu
b) Melatih keluarga merawat mendiskusikan
langsung klien dengan masalah yang
isolasi sosial. dirasakan selama
c) Menyusun RTL merawat pasien.
keluarga/jadwal keluarga - Keluarga Pasien
untuk merawat klien. mengatakan
memahami
pengertian, tanda dan
gejala isolasi sosial.
b) Keluarga Pasien
mengatakan mampu
melatih cara merawat
langsung klien.
c) Keluarga pasien
mampu menyusun
RTL keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien.
14 Mei 2022 Isolasi Sosial 8) SP 3 Keluarga : 9) SP 3 Keluarga :
a) Evaluasi kemampuan a) - Keluarga pasien
keluarga (SP 1, 2). mampu menjelaskan
b) Evaluasi kemampuan klien. cara merawat klien
68

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon


keperawatan Keperawatan Hasil
b) Rencana tindak lanjut selama ini.
keluarga dengan follow up - Keluarga pasien
dan rujukan mampu bermain
peran dalam merawat
pasien.
- Keluarga Pasien
mengatakan mampu
melatih cara merawat
langsung klien.
- Keluarga Pasien
mampu menyusun
RTL keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien.
b) Pasien mengatakan
sudah mampu
berinteraksi dengan
orang lain sekitar
walaupun dengan orang
terdekat dan
tetangganya.
c) Keluarga pasien
mengatakan rencana
tindak lanjut apabila
pasien berperilaku
menarik diri dan tidak
mau berinteraksi maka
dirujuk ke Rumah Sakit
68

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon


keperawatan Keperawatan Hasil
Jiwa untuk
mendapatkan
penanganan lebih
lanjut.

Tabel 2.3 Implementasi Keperawatan

f. Evaluasi Keperawatan

No Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1 15 Mei 2022 Isolasi Sosial S:

10.00 WITA  Klien mengatakan sudah

berani berinteraksi dengan

orang lain walaupun

dengan orang terdekat dan

tetangganya.

 Klien

 Klien mengatakan sudah

terbantu dengan adanya

perawat atas penyakit yang

di deritanya.

O : Klien tampak sudah ceria

daripada beberapa hari


68

No Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi

sebelumnya.

A : Klien sudah menujukkan

kesembuhan penyakit yang

di deritanya.

P : Intervensi dihentikan

BAB V
68

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan asuhan keperawatan pada Tn “S” di wilayah kerja

Puskesmas Keruak maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengkajian pada Tn “S” didapatkan bahwa Tn “S” sudah

menderita gangguan jiwa kurang lebih 3 tahun. Tn “S” merupakan anak

pertama dari 3 bersaudara, Keluarga Tn “S” mengatakan pasien sering

menyendiri, tidak mau bergaul dengan orang lain, berdiam diri di kamar

tidak mau berbicara. Klien tampak menyendiri, tidak bersemangat, malu-

malu ketika diajak berbicara, suara pelan hampir tidak terdengar, kontak

mata kurang, selalu menunduk, sering garuk-garuk kepala ketika diajak

berbicara, tidak berani memulai pembicaraan. Pada saat dilakukan

pengkajian, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan fakta.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul dari hasil pengkajian yaitu

merupakan isolasi sosial (diagnosa tunggal).

3. Rencana keperawatan disusun berdasarkan teori yang ada diagnosa

tunggal yaitu isolasi sosial. Rencana keperawatan yang disusun

difokuskan pada tindakan pemberian terapi social skill training, yang

dimana dalam menyusun rencana tidak ditemukan kendala apapun.

4. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan tahap perencanaan yang

dilakukan berdasarkan diagnosa yang ada dan tidak ditemukan hambatan

dalam tindakannya. Tindakan keperawatan difokuskan pada tindakan


68

pemberian terapi social skill training untuk meningkatkan kemampuan

seseorang untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain di

sekitar maupun dilingkungan, meningkatkan harga diri, meningkatkan

kinerja dan menurunkan tingkat kecemasan pada Tn “S” yang dilakukan

selama 6 hari pada tanggal 10-15 Mei 2022.

5. Evaluasi diagnosa isolasi sosial untuk meningkatkan keterampilan

interpesonal pada pasien Tn “S” dapat teratasi dengan dengan kriteria

hasil yaitu Tn “S” mengatakan sudah bisa bersosialisasi dengan orang

lain dengan cara mengikuti kegiatan yang diadakan masyarakat.

B. Saran

1. Masyarakat

Diharapkan mampu untuk melakukan tindakan keperawatan mandiri di

rumah dengan menerapkan pemberian terapi social skill training dalam

mengontrol isolasi sosial pada pasien.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Diharapkan bisa menambah keluasan ilmu dan teknologi bagi profesi

dalam mengembangkan ilmu keperawatan kesehatan jiwa, khususnya

dalam hal peran perawat dalam meningkatkan kemampuan pasien dalam

mengontrol isolasi sosial melalui terapi social skill training.

3. Penulis
68

Diharapkan hasil studi kasus ini digunakan untuk meningkatkan dan

mengembangkan lagi pengetahuannya dalam mengontrol isolasi sosial

melalui terapi social skill training.

Anda mungkin juga menyukai