Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

AN. K DENGAN RISIKO BUNUH DIRI (RBD)

DI R. KENARI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh:

Agung Subakti Nuzulullail, S.Kep

G3A022024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2023
PENGKAJIAN GANGGUAN JIWA

Ruangan Rawat : R.Kenari (Kelas 2 Wanita)


Tanggal dirawat :

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : An. K
Umur : 14 Tahun
Informan : Klien
Tanggal Pengkajian : 16 Januari 2023
No. RM : C58xxxx
II. ALASAN MASUK
Pasien mengatakan jika dirumah dia merasa kesepian, dan tidak bisa mengontrol
emosinya. Pasien juga mengatakan saat sendiri biasanya ada suara yang menyuruh
untuk mengahiri hidupnya. Pasien mengaku beberapa kali mencoba untuk bunu diri,
dan minum obat diluar dosis yang ditentukan sehingg mengalami overdosis. Pasien
mengatakan bahwa ada beberapa penyebab yang menjadi pemicu, salah satunya
adalah keluarga, orangtuanya bercerai, dan sekarang hidup dengan neneknya,
sementara Ibunya berada di luar negeri untuk bekerja.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya
Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah masuk ruang perawatan kenari
(departemen psikiatri) sebanyak 3 kali dengan keluhan yang sama
2. Pengobatan sebelumnya? Berhasil
Pada perawatan sebelumnya pasien sudah membaik dan tidak pernah mendengar
bisikan-bisikan, mulai bisa mengontrol diri jika merasa kesepian, pasien juga
mengatakan pasien selalu meminum obatnya
3. Aniaya fisik: diri sendiri
Aniaya seksual: -
Penolakan: tidak ada penolakan lingkungan
Kekerasan dalam keluarga: -
Tindakan criminal: -
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ya
Klien mengatakan bahwa salah satu pamannya adalah pengidap gangguan jiwa
yang hampir sama dengannya.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
a. Pasien mengatakan bahwa orangtuanya berpisah, sehingga harus hidup dengan
neneknya.
b. Pasien mengatakan bahwa jauh dari ibunya, ibunya bekerja di luar negeri dan
kehilangan sosok ayah

IV. STRESSOR PRESIPITASI

V. FISIK
a. Tanda Vital
TD: 123/76 mmHg
HR: 89 kali/menit
RR: 20 kali/menit
T: 36,5℃
b. Ukur
TB: 157 cm
BB: 49 kg
c. Keluhan fisik? Ya
Pasien merasa kadang sesak nafas namun tidak dapat menjelaskan secara spesifik
sesaknya, sering pusing dan mual.

VI. PSIKOSOSIAL
a. Genogram

Keterangan :
: Laki – laki : Garis Keturunan
: Perempuan : Meninggal (Laki-laki)
: Klien : Meninggal (Perempuan)
: Garis Perkawinan : Tinggal Serumah
Penjelasan :
An. K tinggal Bersama neneknya, sementara Ibunya bekerja di luar negeri dan
Ayahnya dengan keluarga barunya.
b. Konsep diri
1) Gambaran diri
Pasien merasa kadang kurang percaya diri karena tidak ada motivasi dari
lingkungan keluarganya
2) Identitas
Pasien merupakan anak tunggal
3) Peran
Pasien merasa selalu merepotkan semua orang di sekitarnya, terutama neneknya,
sering merasa kesepian.
4) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang ke rumah
5) Harga diri
Pasien merasa rendah diri karena sering disebut orang-orang di sekitarnya
memiliki gangguan jiwa dan memiliki penyakit
c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti
Neneknya yang selalu bersamanya, Bila sahabatnya
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Saat dirumah, klien membantu neneknya, namun pasien merasa bahwa
lingkungannya kurang cocok dengannya, sehingga kurang bergaul dengan
teman seumurannya, dan masih malu untuk aktif dengan kegiatan di
masyarakat. Saat sendiri, pasien merasa gelisah, ingin marah, dan sering
mendapatkan bisikan untuk mengahiri hidupnya. Melalui pengamatan objektif
di RS, pasien nampak senang jika diajak berbicara, sangat antusias dan welcome
kepada orang di sekitarnya.
3) Hambatan dalam berhubunga dengan orang lain
Klien mengatakan, jika dirumah klien biasa bermain dengan 1 temannya. Dari
anggota keluarga tidak melarang kegiatannya, pasien merasa lebih lega setelah
bertemu temannya.
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Nilai dan keyakinan yang dipegang adalah nilai islam dan kepercayaan budaya
di lingkungannya. Pasien menyampaikan bahwa beliau merasa menjadi seperti
ini karena keluarganya.
2) Kegiatan ibadah
Pasien masih sulit melakukan sholat
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan: rapi, bersih, menjaga penampilan.
2. Pembicaraan: Berbiacara lancar, dan terarah
3. Aktivitas motoric:
4. Alam perasaan: tenang
5. Afek: komunikatif
6. Interaksi selama wawancara: kontak mata (+), kooperatif
7. Persepsi: pendengaran
8. Proses pikir: tidak terkaji
9. Isi pikir: ingin mengahiri hidupnya
Waham:
10. Tingkat kesadaran: komposmentis
Disorientasi: -
11. Memori: perpisahan orangtua
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung: baik
13. Kemampuan penilaian: baik
14. Daya tilik diri: menyalahkan diri sendiri

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan: tidak memerlukan bantuan
2. BAB/BAK: tidak memerlukan bantuan
3. Mandi: tidak memerlukan bantuan
4. Berpakaian/berhias: tidak memerlukan bantuan
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang: 10.00-12.00
Tidur malam: 20.00-05.00
Kegiatan sebelum tidur: Baca doa
6. Penggunaan obat: tidak memerlukan bantuan
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan: ya
Perawatan pendukung: ya
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan: ya
Menjaga kerapian rumah: ya
Mencuci pakaian: ya kadang
Pengaturan keuangan: tidak
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja: ya
Transportasi: ya
Pasien hanya keluar rumah jika bersama nenek dan temannya

IX. MEKANISME KOPING


Maladaptif: reaksi lambat, menghindar

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Pasien mengatakan bahwa yang mempedulikan keseatan dan kesembuhan pasien
hanya neneknya, ibunya jauh dan ayahnya tidak peduli.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Pasien merasa sulit berinteraksi dengan orang lain karena merasa tidak ada yang
dapat dipercaya kecuali 1 temannya.
3. Masalah dengan Pendidikan
Tidak ada masalah Pendidikan, saat ini pasien duduk di kelas 9 SMP
4. Masalah dengan pekerjaan
Pasien belum bekerja, fokus sekolah dan kadang membantu neneknya dirumah.
5. Masalah dengan perumahan
Tidak ada masalah dengan lingkungan perumahan, karena tidak ada yang tau
tentang problem yang dihadapi
6. Masalah ekonomi
Klien mengatakan tidak ada masalah ekonomi
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Pasien menerima setiap tindakan yang diberikan dan tidak ada penolakan yang
berarti

XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Pasien mengatakan sudah mengetahui kenapa dirinya sampai masuk ke R. Kenari.
XII. ASPEK MEDIS
Diagnosa medis: Depresi berat tanpa disertai gejala psikotik
Terapi Medis:
1. Clozapin 100 mg/24 jam per oral (pagi)
2. Aripiprazol tablet 10 mg/ 24 jam per oral (pagi)
3. Triheksifenidil 2 mg/ 24 jam per oral (malam)
4. Fluoxetin 20 mg/ 24 jam per oral (pagi)
5.
Analisa Data
Data Masalah
Subjektif : Risiko bunuh diri
 Pasien beberapa kali ingin mengahiri
hidupnya
 Pasien mengatakan bosan meminum obat
sehingga meminum semua obat yang ada

Objektif :
 Pasien sesekali didapati tatapan kosong
setelah diajak berbicara
 Pasien tampak pasrah
 Pasien kooperatif dan menjawab ketika
ditanya

XIII. POHON MASALAH

Koping maladaptive ( Core problem/CP)

Perilaku bunuh diri (Causa)

Risiko mencederai diri (Efek)

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Risiko bunuh diri (D.0135) berhubungan dengan faktor risiko gangguan perilaku

XV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Inisial Klien : An. K
No RM : Cxxxxx
Dx Medis :
Ruangan : Kenari

Rencana Tindakan Keperawatan


N Dx
O Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. Risiko bunuh TUM: Pasien 1. Verbalisasi 1. Identifikasi gejala risiko


diri (D.0135) dapat keinginan bunuh bunuh diri (mis: gangguan
berhubungan mengontrol diri menurun mood, halusinasi, delusi,
dengan faktor perasaan ingin 2. Verbalisasi panik, penyalahgunaan zat,
Rencana Tindakan Keperawatan
N Dx
O Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

risiko mengahiri isyarat bunuh diri kesedihan, gangguan


gangguan hidupnya menurun kepribadian)
perilaku TUK 1: 3. Verbalisasi 2. Identifikasi keinginan dan
Pasien dapat ancaman bunuh pikiran rencana bunuh diri
membina diri menurun 3. Monitor lingkungan bebas
hubungan 4. Verbalisasi bahaya secara rutin (mis:
saling percaya rencana bunuh barang pribadi, pisau cukur,
diri menurun jendela)
4. Monitor adanya perubahan
mood atau perilaku
TUK 1: Ekspresi wajah Rencana Tindakan :
Pasien dapat bersahabat, Bina hubungan saling percaya
membina menunjukkan rasa dengan menggunakan prinsip
hubungan senang, ada kontak komunikasi terapeutik :
saling percaya mata, mau berjabat
tangan, mau a. Sapa klien dengan nama baik
menyebutkan nama, verbal maupun non verbal.
mau menjawab salam, b. Perkenalkan diri dengan
mau duduk sopan.
berdampingan dengan c. Tanyakan nama lengkap klien
perawat, mau dan nama panggilan yang
mengutarakan masalah disukai klien.
yang dihadapi. d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya.
g. Berikan perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar
Rasional :

Hubungan saling percaya akan


menimbulkan kepercayaan klien
pada perawat sehingga akan
memudahkan dalam pelaksanaan
tindakan selanjutnya.

TUK 2: Klien dapat terlindungi a. Jauhkan klien dari benda-


Klien dapat dari perilaku bunuh benda yang dapat
terlindungi dari diri membahayakan.
perilaku bunuh b. Tempatkan klien diruangan
diri yang tenang dan selalu terlihat
oleh perawat.
c. Awasi klien secara ketat
setiap saa

TUK 3: Klien dapat a. Bantu untuk memahami


Klien dapat meningkatkan harga bahwa klien dapat mengatasi
meningkatkan dirinya keputusasaannya.
harga diri b. Kaji dan kerahkan sumber-
sumber internal individu.
c. Bantu mengidentifikasi
sumber-sumber harapan
(misal : hubungan antar
sesama, keyakinan, hal-hal
Rencana Tindakan Keperawatan
N Dx
O Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

untuk diselesaikan)
TUK 4: Pasien dapat a. Ajarkan mengidentifikasi
Pasien dapat menggunkan koping pengalaman-pengalaman yang
menggunkan yang adaptif menyenangkan.
koping yang b. Bantu untuk mengenali hal-
adaptif hal yang ia cintai dan yang ia
sayangi dan pentingnya
terhadap kehidupan orang
lain.
b. Beri dorongan untuk berbagi
keprihatinan pada orang lain.
TUK 5: Klien dapat a. Kaji dan manfaatkan sumber-
Klien dapat menggunakan sumber eksternal individu.
menggunakan dukungan sosial b. Kaji sistem pendukung
dukungan keyakinan yang dimiliki klien
sosial c. Lakukan rujukan sesuai
indikasi (pemuka agama).

XVI. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI

NO. Tanda
Tanggal dan jam Implementasi Respon Pasien
DX tangan

D.0085 16/1/2023 SP 1 S:
Pukul 10.00 Membina BHSP  Pasien mampu
1. Memberi salam, menyebutkan usia
panggil nama dan nama
pasien O:
2. Menyebutkan  Pasien tampak
nama perawat tidak keberatan
sambil jabat tangan  Kontak mata baik
pasien  Pasien responsif
3. Menjelaskan  Pasien sesekali
maksud hubungan bertanya
interaksi A:
4. Menjelaskan  Pasien dapat
kontrak yang akan dikaji, BHSP
dibahas berhasil
5. Memberi rasa P:
aman dan simpati  Intervensi
6. Melakukan kontak dilanjutkan
mata singkat tapi
sering
16/1/2023 SP 2 S:
Pukul 13.00 Mengidentifikasi  Pasien mengatakan
halusinasi terkadang jika
1. Menanyakan merasa sepi,
apakah pasien sesekali
mengalami sesuatu mendengar suara
(halusinasi dengar, yang mengajak
lihat, penghidu, untuk bunu diri
peraba, pengecap) O:
2. Menanyakan apa  Pasien tampak
yang sedang komposmentis dan
NO. Tanda
Tanggal dan jam Implementasi Respon Pasien
DX tangan

dirasakan aktif
3. Mengatakan bahwa  Pasien mudah
perawat mengungkapkan
mempercayai hal apa yang
tersebut dirasakannyya saat
4. Mengatakan bahwa ini
perawat akan A:
membantu pasien  Pasien sudah bisa
5. Menanyakan isi, mengidentifikasi
waktu, frekuensi kapan dan cara
ketika merasa sepi mengatasi jika hal
dan terjadi ini terjadi lagi
halusinasi P:
6. Menanyakan  Intervensi SP 2
situasi dan kondisi dilanjutkan
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
pasien merasa
sendiri sehingga
terjadi halusinasi
7. Mendiskusikan
dengan pasien, apa
yang dirasakan jika
terjadi merasa
sendiri dan beri
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya
8. Mendiskusikan
dengan pasien, apa
yang dilakukan
untuk mengatasi
perasaan tersebut
9. Mendiskusikan
tentang dampak
yang akan
dialaminya bila
pasien menikmati
selalu merasa sepi
tersebut
17/1/2023 SP 3 S:
Pukul 09.00 Mengontrol halusinasi  Pasien mengatakan
1. Mengidentifikasi akan mencoba
bersama pasien, melakukan apa
cara yang yang diajarkan
dilakukan saat  Pasien akan coba
terjadi halusinasi sholat
2. Mendiskusikan O:
cara yang  Pasien tampak
digunakan pasien sudah lebih baik
3. Mendiskusikan  Pasien nampak
cara baru untuk paham apa yang
mengontrol harus dilakukan
halusinasi  Pasien mau
 Katakan mendengarkan apa
pada diri yang disampaikan
NO. Tanda
Tanggal dan jam Implementasi Respon Pasien
DX tangan

sendiri perawat untuk


bahwa hal mengusir bisikan
itu tidak dan mengobrol
nyata dengan orang lain
4. Membantu pasien apabila suara itu
memilih cara yang datang lagi
sudah diajarkan  Pasien kooperatif
5. Memantau A:
pelaksanaan yang  Pasien belum bisa
telah dipilih dan mengontrol
dilatih halusinasinya
6. Menganjurkan P:
pasien mengikuti Intervensi SP 3 dilanjutkan
terapi aktivitas
kelompok,
orientasi realita,
stimulasi persepsi
17/1/2023 SP 2 S:
Pukul 10.00 Mengidentifikasi  Pasien mengatakan
halusinasi dari kemarin tidak
1. Menanyakan ada halusinasi lagi
apakah pasien O:
mengalami sesuatu  Pasien kooperatif
(halusinasi dengar,  Pasien nampak
lihat, penghidu, jauh lebih baik
peraba, pengecap) A:
2. Menanyakan apa  Pasien paham
yang sedang penyebab
dirasakan halusinasi
3. Mengatakan bahwa P:
perawat Intervensi SP 2 dilanjutkan
mempercayai hal
tersebut
4. Mengatakan bahwa
perawat akan
membantu pasien
5. Menanyakan isi,
waktu, frekuensi
ketika merasa sepi
dan terjadi
halusinasi
6. Menanyakan situasi
dan kondisi yang
menimbulkan atau
tidak menimbulkan
pasien merasa
sendiri sehingga
terjadi halusinasi
7. Mendiskusikan
dengan pasien, apa
yang dirasakan jika
terjadi merasa
sendiri dan beri
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya
8. Mendiskusikan
NO. Tanda
Tanggal dan jam Implementasi Respon Pasien
DX tangan

dengan pasien, apa


yang dilakukan
untuk mengatasi
perasaan tersebut
9. Mendiskusikan
tentang dampak
yang akan
dialaminya bila
pasien menikmati
selalu merasa sepi
tersebut
17/1/2023 SP 4 S:
Pukul 11.00 Mengetahui manfaat  Pasien mengatakan
obat selalu minum obat
1. Mendiskusikan O:
dengan pasien  Pasien dapat
tentang manfaat meminum obat
dan kerugian tidak dengan baik dan
minum obat tidak ada
2. Memantau pasien penolakan
saat penggunaan A:
obat  Pasien sudah
3. Memberi pujian memahami peran
jika pasien obat untuk
meminum obat kesembuhannya
dengan benar P:
4. Menganjurkan  Intervensi SP 4
pasien untuk dipertahankan
konsultasi kepada
dokter/perawat jika
terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan

Anda mungkin juga menyukai