Anda di halaman 1dari 27

Lampiran 1 Asuhan Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:


HALUSINASI PENDENGARAN

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian ini dilakukan di Wisma Drupada RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, pada

hari Sabtu, 20 November 2022 pukul 08.00

a. Identitas

1) Identitas Pasien

Nama : Tn. F (L)

Umur : 23 Tahun 6 bulan

Alamat : Wonoboyo, Temanggung

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Diagnosa Medis : Severe Depresive episode with psychotic symtoms

Tanggal Pengkajian : 20 November 2021

No RM : Tidak terkaji

2) Identitas Penanggung Jawab

Inisial : Tn. A

Umur : 49 Tahun

Alamat : Wonoboyo, Temanggung

Pendidikan : Tidak terkaji

Pekerjaan : Tidak terkaji

Hubungan dengan pasien : Saudara


b. Alasan Masuk

Dirumah sulit tidur, mengurung diri, bicara sendiri, tidak mau makan, pasien melukai diri

menggunakan silet, dirumah mencoba mencekik keponakannya ketika tidur.

c. Faktor Presipitasi

Pasien sulit tidur, mengurung diri, bicara sendiri, tidak mau makan, pasien melukai diri

menggunakan silet, dirumah mencoba mencekik keponakannya ketika tidur.

d. Faktor Predisposisi

Pasien pernah mengalami depresi saat merantau dan bekerja di Kalimantan, dikarenakan

pasien kehabisan uang dan tidak bisa makan. Pasien merasa tidak mendapat perhatian

dan kasih sayang dari ayahnya, karena ayah dan ibunya bercerai, sehingga sejak kecil

pasien dirawat oleh budhe nya.

e. Pemeriksaan Fisik

1) Tanda tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 84 kali / menit

Suhu : 36,5

Nafas : 20 kali /menit

2) Berat Badan : 55 kg

Tinggi Badan : 186 cm

f. Psikososial

1) Genogram
Keterangan :

: laki – laki : Meninggal

: Perempuan : Tinggal satu rumah

: Pohon

Pasien tidak ada riwayat gangguan jiwa yang berasal dari faktor keturunan. Saudara

kandung dari bapak pasien meninggal dikarenakan sakit

2) Konsep Diri

a) Gambaran Diri :

Pasien sangat bersyukur dengan postur tubuh yang ia miliki saat ini, bagian tubuh

yang pasien suka yaitu tangan dan perut

b) Identitas Diri :

Pasien seorang laki laki berusia 23 tahun, belum menikah. Sebelum dirawat

pasien berstatus sebagai seorang anak. Pasien merasa gagal menjadi seorang anak,

disatu sisi pasien bangga dilahirkan sebagai seorang laki laki

c) Peran :

Pasien kurang mampu melaksanakan tugasnya sebagai seorang anak karena

pasien merasa hanya menjadi beban untuk orang tuanya.


d) Ideal Diri :

Pasien ingin hidup normal seperti sebelum dirawat di rumah sakit, pasien

berharap agar lekas membaik dan bisa bekerja lagi.

e) Harga Diri :

Pasien mengatakan malu karena tidak bisa bersosialisasi dengan orang

disekitarnya, selain itu pasien merasa dirinya tidak normal karena kurang peka

terhadap orang lain. Pasien merasa gagal karena tidak bisa membalas jasa budhe

dan pakdhe nya yang sudah merawatnya sejak kecil.

3) Hubungan Sosial

Bagi pasien orang yang paling berarti dalam kehidupannya yaitu keluarga terutama

budhe dan pakdhenya, yang telah merawatnya sejak kecil. Pasien tidak pernah

mengikuti organisasi atau kegiatan di lingkungan rumahnya, karena pasien merasa

tidak mampu bersosialisasi dengan orang lain, pasien merasa malu dan tidak percaya

diri apabila ingin mengajak berkenalan orang lain.

4) Spiritual

Pasien beragama Islam, dan sakitnya saat ini merupakan cobaan dari ALLAH SWT

agar pasien lebih sabar dan ikhlas.

g. Status Mental

1) Penampilan

Penampilan pasien rapi, penggunaan pakaian sesuai dan tidak terbalik. Terdapat

bekas luka dijidat, karena dilukai oleh pasien mengunakan silet. Pasien melakukan itu

karena pasien merasa dirinya seorang psikopat.


2) Pembicaraan

Suara pasien pelan, pembicaraan pasien lambat, pasien sudah mampu memulai

pembicaraan.

3) Aktivitas Motorik

Pasien mengikuti semua kegiatan dengan bimbingan , aktivitas motorik pasien agitasi

atau menunjukan kegelisahan.

4) Alam Perasaan

Pasien merasa senang karena sudah berani memulai percakapan, pasien merasa

senang karena sekarang pasien banyak teman. Kadang pasien merasa terganggu dan

kurang nyaman saat muncul suara-suara bisikan.

5) Afek

Afek pasien labil dibuktikan dengan kondisi pasien yang mudah berubah seperti tiba-

tiba sedih tiba-tiba bahagia.

6) Interaksi selama wawancara

Pasien kooperatif, kontak mata tidak mudah berubah, pasien mampu menceritakan

kondisinya saat dikaji.

7) Persepsi

Pasien mengatakan mendengar suara bisikan, biasanya muncul saat pasien sedang

sendiri atau beraktifitas. Pasien bingung, melamun, mondar - mandir, pasien

terganggu, dan tidak nyaman dengan suara bisikan, suara bisikan tidak jelas tapi nyata

terdengar. Bisikan sering muncul dan tidak terhitung.

8) Proses pikir
Proses pikir sirkumtansial. Pasien menceritakan kondisi dan perasaannya saat ini

hingga ke masalah lain, akan tetapi berakhir dengan jawaban yang tepat.

9) Isi pikir

Pasien terobsesi dengan sahabat nabi, pasien phobia dengan ketinggian. Terkadang

pasien merasa asing dengan dirinya sendiri, selain itu pasien juga merasa asing

dengan orang disekitarnya karena pasien merasa curiga bahwa orang di sekitarnya

akan melukai dirinya atau membunuhnya.

10) Tingkat kesadaran

Pasien bingung dan bersikap canggung terhadap orang lain.

11) Memori

Pasien mampu mengingat kejadian yang terjadi seminggu terakhir. Pasien merasa

lupa dan tidak mampu mengingat kejadian setelah pasien diberi tindakan ECT saat

pertama kali dirawat di rsj.

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung

Perhatian pasien mudah beralih, pasien mampu konsentrai saat diberikan pertanyaan

dan diarahkan. Untuk berhitung sederhana seperti mengalikan bilangan 25x100

pasien mampu menghitung dengan benar.

13) Kemampuan penilaian

Pasien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan dari orang lain

14) Daya tilik diri


Pasien tidak menyadari gejala penyakit pada dirinya,dikarenakan pasien tidak faham

tentang gangguan jiwa terutama halusinasi. Pasien merasa tidak perlu pertolongan

(dirawat di rs), karena pasien merasa dirinya tidak sakit.

h. Kebutuhan Pulang

1) Makan

Pasien makan 3x sehari, tidak ada makanan yang dipantang, pasien bisa dan mampu

makan sendiri dengan porsinya

2) BAB / BAK

Pasien mampu BAB / BAK secara mandiri, apabila pasien merasa ingin BAB/BAK

pasien langsung ke toilet, dan BAB / BAK pada tempatnya.

3) Mandi

Pasien rutin mandi 2x sehari, pasien mampu dan bisa mandi dengan mandiri,

kebersihan tubuh pasien sudah cukup baik.

4) Berpakaian

Pasien mampu menyiapkan pakaian yang akan digunakan, pasien mampu

mengenakan pakaian tanpa bantuan orang lain, penampian pasien cukup rapi. Pasien

mengganti pakaiannya setiap hari.

5) Istirahat dan Tidur

Pasien jarang tidur siang, jam tidur pasien berubah - ubah. Sebelum belum tidur

pasien bersih diri, kegiatan pasien setelah bangun tidur yaitu merapikan tempat tidur,

mandi, lalu mengikuti kegiatan di wisma selama dirawat di rumah sakit.

6) Penggunaan obat:
Sebelum dirawat pasien tidak pernah konsumsi obat - obatan. Selama dirawat pasien

minum obat secara rutin.

7) Pemeliharaan kesehatan

Pasien dalam pemeliharaan keseharan dengan bantuan dari orang lain/keluarganya.

8) Kegiatan di dalam rumah

Pasien mampu merencanakan, mengolah, dan menyajikan makanan. Pasien mampu

dan terbiasa merapikan dan membersihkan rumah, pasien bisa mencuci pakaiannya

sendiri.

9) Kegiatan di luar rumah

Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan diluar rumah. Hal ini dikarenakan pasien

merasa tidak mampu bersosialisasi dengan orang lain. Pasien merasa malu dan tidak

percaya diri apabila ingin mengajak berkenalan orang lain.

i. Mekanisme Koping

Pasien memulai obrolan dengan orang lain terkadang butuh bimbingan. Pasien mampu

menyelesaikan masalah dengan bimbingan. Selama di wisma pasien mengikuti kegiatan

olahraga bersama, pasien pernah mencederai diri sendiri dengan cara menyayat jidatnya.

j. Masalah psikososial dan lingkungan

Pasien memiliki masalah dengan lingkungannya, yaitu pasien merasa tidak mampu

adaptasi dan bersosialisasi dengan orang sekitar lingkungan. Selain itu pasien merasa

malu apabila memulai obrolan baru. Pasien pernah memiliki masalah dengan pekerjaan

yaitu setiap kali bekerja pasien tidak bisa konsentrasi, yang menyebabkan terjadinya

kesalahan yang mendorong pasien untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya.

k. Pengetahuan
Pasien kurang pengetahuan mengenai kondisi sakitnya saat ini dan obat-obatan yang

diminum pasien selama dirawat di wisma drupada.

l. Aspek Medik

Diagnosa Medis : Severe Depressive Episode With Psychotic Symptonss

Obat pasien :

1) Clozapine 24 mg / 24 jam

2) Clozabam 10 mg / 24 jam

3) Hexymer 2 mg/12 jam

4) Respiredon 2 mg / 12 jam

5) Diazepam 10 mg / 12 jam

6) Nopres 20 mg tablet/ 24 jam

7) Sulfas astropin inj (amp) / 24 jam

m. Daftar Diagnosa Keperawatan

1) Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

2) Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Halusinasi

Isolasi Sosial

2. Analisa Data

Tanggal/Jam Data Fokus Masalah Tanda


Keperawatan Tangan

20 November Data Subyektif : Gangguan


2021 Persepsi Sensori:
Pasien mengatakan
08:00 WIB Halusinasi
mendengar suara bisikan
Pendengaran
yang tidak dikenali
sumbernya

Keluarga mengatakan
pasien berbicara sendiri

Data Obyektif :
Pasien mondar- mandir
Pasien bingung
Pasien melamun
Pasien mendekatkan
telinganya kearah
tertentu

3. Intervensi Keperawatan

Hari/ Diagnosa/SP Rencana Keperawatan


Tanggal
Tujuan Tindakan Rasional
20 Nov Gangguan Setelah SP 1 : SP1 :
2021 Persepsi dilakukan Bina hubungan Hubungan
08:00 Sensori: asuhan saling percaya saling percaya
WIB Halusinasi keperawatan merupakan
selama 3x24 Mengidentifikasi dasar untuk
jam jenis halusinasi kelancaran
diharapkan hubungan
terjadi Mengidentifikasi interaksi
penurunan isi halusinasi selanjutnya.
gangguan Mengidentifika-
persepsi si waktu Mengetahui
sensori: halusinasi jenis
Halusinasi Mengidentifika- halusinasi
pendengaran si respon pasien Mengetahui isi
Dengan terhadap halusinasi
kriteria hasil halusinasi Mengetahui
Verbalisasi Mengidentifika- waktu
mendengar si frekuensi halusinasi
meningkat halusinasi Mengetahui
Menarik diri Mengidentifikasi respon
meningkat situasi yang terhadap
Melamun dapat halusinasi
meningkat menimbulkan Mengetahui
Mondar – halusinasi frekuensi
mandir Mengajarkan halusinasi
meningkat cara menghardik Mengetahui
halusinasi situasi yang
dapat
menimbulkan
halusinasi
Upaya untuk
memutuskan
siklus
halusinasi
sehingga
halusinasi
tidak berlanjut

SP 2 Mengecek
Mengevaluasi jadwal
jadwak kegiatan kegiatan
harian harian
Mengetahui
Melatih pasien cara
mengendalikan mengendalikan
halusinasi halusinasi
dengan 5 benar dengan 5 benar
minum obat minum obat
Memasukkan
Menganjurkan kedalam
pasien jadwal
memasukkan kegiatan
kedalam harian
kegiatan harian
SP 3: Mengecek
Mengevaluasi jadwal
jadwal kegiatan kegiatan
harian harian
Melatih pasien Mengetahui
mengendalikan cara
halusinasi mengendalikan
dengan bercakap halusinasi
cakap dengan
bercakap
cakap
Menganjurkan Memasukkan
pasien kedalam
memasukkan jadwal
kedalam jadwal kegiatan
kegiatan harian harian

SP 4 : Mengcek
Mengevaluasi jadwal
jadawal kegiatankegiatan
harian harian
Mengetahui
Melatih pasien cara
mengontrol mengontrol
halusinasi halusinasi
dengan kegiatan dengan
yang disukai kegiatan yang
disukai
Memasukkan
Memasukkan kejdawal
kedalam jadwal kegiatan
kegiatan harian

4. Implementasi Keperawatan

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Jam Keperawatan
20 Nov Gangguan Mengidentifikasi S:
2021 Persepsi jenis halusinasi Pasien
09:00 WIB Sensori: Mengidentifikasi mengatakan
Halusinasi isi halusinasi mendengar
(SP1) Mengidentifikasi suara bisikan
waktu halusinasi Pasien
Mengidentifikasi mengatakan
respon pasien suara bisikan
terhadap tidak jelas
halusinasi Pasien
Mengidentifikasi mengtakan
frekuensi frekuensi
halusinasi bisikan sering
Mengidentifikasi Pasien
situasi yang mengatakan
dapat bingung dan
menimbulkan tidak nyaman
halusinasi dengan bisikan
Mengajarkan Pasien
cara menghardik mengatakan
halusinasi suara muncul
saat tidur atau
11.30 WIB Gangguan Mengidentifikasi sendiri, atau
Persepsi waktu halusinasi saat sedang
Sensori: Mengidentifikasi berkegiatan
Halusinasi respon pasien Pasien
Pendengaran terhadap mengatakan
(SP1) halusinasi dalam sehari
Mengidentifikasi suara bisikan
frekuensi tidak terhitung
halusinasi
Mengajarkan O:
cara menghardik Pasien mampu
halusinasi menceritakan
tanda dan
14.00 WIB Gangguan Mengidentifikasi gejala
Persepsi waktu halusinasi halusinasi
Sensori: Mengidentifikasi Pasien mondar
Halusinasi frekuensi mandir
Pendengaran halusinasi Kontak mata
(SP1) Mengajarkan tidak berubah
cara menghardik Verbal pasien
halusinasi lambat dan
pelan
A : SP 1 pasien
teratasi
sebagian

P : Lanjutkan
SP 2
Halusinasi 5
benar minum
obat
22 Nov Gangguan Melakukan SP 2 S:
2021 Persepsi Mengevaluasi Pasien
09.00 WIB Sensori: jadwal kegiatan mengatakan
Halusinasi harian perasaan saat
(SP2) Melatih pasien ini senang
mengendalikan Pasien
halusinasi mengatakan
dengan 5 benar suara bisikan
minum obat sudah
Menganjurkan berkurang
pasien Pasien
memasukkan mengatakan
kedalam sudah
kegiatan harian menerapkan
cara
11.30 WIB Gangguan Melatih pasien menghardik
Persepsi mengendalikan Pasien merasa
Sensori: halusinasi lebih nyaman
Halusinasi dengan 5 benar dan lega
Pendengaran minum obat
(SP2) Menganjurkan O:
pasien Pasien mondar
memasukkan mandir
kedalam Pasien bingung
kegiatan hariankarena tidak
ada kegiatan
14.00 WIB Gangguan Melatih pasien Kontak mata
Persepsi mengendalikan tidak mudah
Sensori: halusinasi beralih
Halusinasi dengan 5 benar
Pendengaran minum obat A : SP 2
(SP2) Menganjurkan teratasi
pasien sebagian
memasukkan
kedalam P : Lanjutkan
kegiatan harian SP 3 halusinasi
bercakap cakap

23 Nov Gangguan Melakukan SP 3 S:


2021 Persepsi Mengevaluasi Pasien
09.00 WIB Sensori: jadwal kegiatan mengatakan
Halusinasi harian sudah jarang
Pendengaran Melatih pasien mendengar
(SP3) mengendalikan suara bisikan
halusinasi Pasien
dengan bercakap mengatakan
cakap perasaannya
Menganjurkan saat ini
pasien bahagia
memasukkan Pasien
kedalam jadwal mengatakan
kegiatan harian sudah
menerapkan
11.00 WIB Gangguan Melatih pasien cara
Persepsi mengendalikan menghardik
Sensori: halusinasi dan 5 benar
Halusinasi dengan bercakap minum obat
Pendengaran cakap Pasien lega
(SP3) Menganjurkan karena suara
pasien sudah jarang
memasukkan didengar
kedalam jadwal
kegiatan harian O:
Pasien bingung
14.00 WIB Gangguan Melatih pasien Pasien mondar
Persepsi mengendalikan mandir
Sensori: halusinasi Kontak mata
Halusinasi dengan bercakap tidak mudah
Pendengaran cakap beralih
(SP3) Menganjurkan
pasien A : SP 3
memasukkan teratasi
kedalam jadwal sebagian
kegiatan harian
P: Lanjutkan
SP 4 Kontrol
Halusinasi
dengan
kegiatan yang
disukai

Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian dan Mencari Data


Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Pengambilan Data
Lampiran 4 Lembar Konsultasi
Lampiran 5 Riwayat Hidup Penulis

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Annisa Nur Azizah


NIM : 081191012
Tempat / Tanggal Lahir : Kabupaten Semarang, 09 Juni 2000
Alamat : Gg Kantilsari RT02/RW01 Srondol Kulon,
Banyumanik, Semarang
Riwayat Pendidikan :
1. Tercatat sebagai Mahasiswa DIII Keperawatan Universitas
Ngudi Waluyo 2019
2. SMKN 11 Semarang (2016 - 2019)
3. SMPN 12 Semarang (2013 - 2016)
4. SDN Srondol Wetan 06 (2007 - 2013)
5. TK Al Hidayah (2006 – 2007)

Anda mungkin juga menyukai