Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA TN. K DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG SRIKANDI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO


PROVINSI JAWA TENGAH
Dosen Pembimbing : Dyah Wahyuningsih, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh :
NOOR WAHIDAH
P1337420220025

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO
PROGRAM DIPLOMA III
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG SRIKANDI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO

Nama Mahasiswa : Noor Wahidah


NIM : P1337420220025
Tanggal Masuk RS : 10 Oktober 2022 pukul 21.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2022 pukul 08.30 WIB
Ruang / RS : Srikandi / RSJ Dr. Amino Gondohutomo

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn.K

Umur : 37 Tahun

Alamat : Pemalang

No. RM : 00128829

Tanggal masuk : 10 Oktober 2022

Diagnosa Medis : F20.3 Semizofrenia tak terinci

Tanggal Pengkajian : 25 Oktober 2022

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tn. W

Alamat : Pemalang

Pekerjaan : Petugas Kelurahan

Hubungan : Kerabat
C. ALASAN MASUK

Pasien dibawa ke rumah sakit jiwa karena pasien marah-marah, mengamuk dan sulit
tidur. Membanting barang di rumah, memukul orang tua dengan kayu. Pasien juga
menggedor pintu rumah tetangga.
D. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Riwayat Gangguan Jiwa Masa Lalu

Pasien pernah dirawat di RSJD Amino selama 17 hari. Pasien menjalani kontrol
rutin di RSU Ashari Pemalang dan minum obat dengan teratur. Kemudian pada
tanggal 10 Oktober 2022 pasien dirawat kembali di RSJD Amino karena
mengganggu tetangga dan memukul orang tua dengan kayu. Pasien mengatakan 1
bulan yang lalu pernah marah-marah karena disuruh-suruh oleh ibunya. Pasien
juga merasa sejak 1 bulan yang lalu mulai gelisah, tidak bisa tidur, melamun, bicara
sendiri, dan mondar-mandir.

2. Riwayat Trauma

Pasien mengatakan tidak mengalami trauma aniaya fisik, aniaya seksual,


kekerasan rumah tangga dan tindakan kriminal.
3. Riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan sama seperti
yang pasien alami.
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien tidak memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan.
Masalah keperawatan : Risiko perilaku kekerasan
E. PENGKAJIAN FISIK

1. Keadaan Umum

Kesadaran : Composmentis

2. Tanda –tanda Vital

- Tekanan Darah = 128/86 mmHg

- Pernapasan = 20 x/menit

- Nadi = 84 x/menit

- Temperatur = 36,5°C

3. Tinggi Badan =165 cm

Berat Badan = 70 kg
F. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan:

: Laki-Laki

: Perempuan

: Pasien

: Sudah Meninggal

Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya. Komunikasi pasien dengan keluarganya


biasanya baik dan berlangsung secara dua arah. Pengambilan keputusan dominan
ayah sebagai bapak rumah tangga, dan pasien juga di ikut sertakan dalam
mengambil keputusan. Pasien lebih dekat dengan ibu pasien. Pasien di rawat dengan
orangtuanya dengan baik dan terurus.

2. Konsep Diri

a. Gambaran Diri

Pasien mengatakan dapat menerima kondisi sekarang. Dan pasien


mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Tubuhnya berfungsi dengan
baik, pasien merasa bersyukur dengan tubuh yang dimilikinya.
b. Identitas Diri

Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang laki-laki dan pasien senang


sebagai laki-laki. Pasien anak ketiga dari enam bersaudara di keluarganya.
c. Peran Diri

Pasien sebagai anak. Pasien adalah anak ketiga dari enam bersaudara. Pasien
mengatakan selama dirumah membantu mengangkat kasur dan merebus air.
Pasien patuh dengan perintah orangtua jika diminta bantuan.
d. Ideal Diri

Pasien mengatakan ada keinginan untuk sembuh agar segera keluar dari
rumah sakit jiwa dan berkeingin untuk melanjutkan aktifitas setelah sembuh
dari sakitnya yaitu memancing.
e. Harga Diri
Pasien mengatakan merasa minder karena pernah dirawat di RSJ dan malu bila
diajak bicara sama orang lain.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial

a. Orang terdekat

Pasien mengatakan paling dekat di keluargannya yaitu dengan ibu kandung


pasien yang selalu ada disaat pasien membutuhkan bantuan, masukan, dan
dukungan, dan selalu ada disaat pasien sakit.

b. Peran Serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat


Pasien mengatakan jarang berkumpul dengan kelompok atau masyarakat di
rumahnya. Dan ketika dirumah sakit jiwa pasien rajin mengikuti kegiatan
seperti senam, TTV dan kegiatan lainnya.
c. Hambatan dengan orang lain

Pasien berhubungan sosial dengan baik tidak ada hambatan dalam


berhubungan dengan orang lain. Disaat dirumah sakit pasien berbaur dengan
temannya, mengajak bicara atau berinteraksi dengan teman seruangan
maupun dengan perawatnya.
4. Spiritual

a. Nilai dan Keyakinan

Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama islam, pasien meyakini bahwa


tuhannya Allah SWT. Dan pasien yakin bahwa sakit ini cobaan dari Allah
SWT.
b. Kegiatan Ibadah

Pasien selama dirumah melaksanakan sholat 5 waktu dan disaat di rumah


sakit pasien melaksanakan sholat meskipun tidak penuh 5 waktu.

G. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Selama dirawat dirumah sakit jiwa penampilan klien rapi, berpakaian dengan
rapi. Pasien mengatakan mandi 2× sehari dan mengganti pakaian 1× sehari.
2. Pembicaraan

Pasien tampak bingung, berbicara lancar dan nyambung. Pasien mau berbicara
saat ditanya dan terkadang saat ditanya jawabannya berbelit-belit.
3. Aktivitas Motorik

Pasien mengatakan bisa malakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa


bantuan orang lain. Badan pasien terlihat bugar dan sehat.
4. Alam Perasaan

Pasien merasa senang karena bersama teman teman yang lain.


5. Afek
Afek tumpul karena ketika diberikan stimulus pasien masih bisa untuk merespon
tetapi jawaban masih berbelit-belit.

6. Interaksi Selama Wawancara

Pasien tampak bingung, kontak mata kurang, dan bicara nyambung.


7. Persepsi

Pasien mengatakan tidak mendengarkan suara suara yang tidak berwujud.

8. Proses Pikir

Pembicaraan pasien berbelit belit dan nyambung. Dan saat ditanya sesuai
dengan kenyataan dan menjawab sesuai pertanyaan.
9. Isi Pikir

Pasien tidak memiliki waham. Dan pasien tidak memiliki isi pikir obsesi,
hipokondria, depersonalisasi, pikiran magis dan ide terkait.
10. Tingkat Kesadaran

Pasien Ketika saat ditanya ini waktu apa seperti pagi siang sore pasien dapat
menyebutkan dengan benar. Pasien mengetahui bahwa dirinya sekarang di
rawat di RSJ Dr Amino Gondohutomo. Dan pasien mengetahui sekarang sedang
berbicara dengan siapa.
11. Memori

Memori pasien masih baik pasien masih bisa atau masih mampu mengingat
kejadian cukup lama yaitu 25 tahun yang lalu pasien sekolah dimana. Pasien
masi mengingat saat ke RSJ siapa yang mengantar dengan siapa saja. Pasien
mampu menjawab pertanyaan dengan benar tadi kegiatanya apa saja dan pasien
menjawab sarapan, senam, TTV, mandi pagi.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Pasien disaat ditanya mengulang ngulang pertanyaan. Pasien berbicara dengan


berbelit-belit dan nyambung. Pasien saat ditanya perhtungan pasien dapat
menjawab dengan benar seperti selisih antara 2022 ke1992 klien menjawab 30
13. Kemampuan Penilaian

Gangguan ringan : pasien dapat mengambil keputusan terhadap dirinya sendiri


misalnya pasien akan mandi dahulu sebelum sarapan.
14. Daya Tilik Diri
Pasien tidak mengingkari penyakit yang diderita. Pasien menyadari bahwa dirinya
suka marah marah membanting barang barang dengan alas an tidak jelas

H. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

Pasien makan 3x sehari nasi sayur, lauk dan buah dapat dari RSJ. Pasien makan
selalu dihabiskan dan tertib.
2. BAB dan BAK

Pasien dapat pergi ke kamar mandi sendiri, pasien mampu membersihkan


dirinya sendiri tanpa bantuan. Dan pasien tidak ada keluhan BAB/BAK.
3. Mandi

Pasien mengatakan mandi tanpa bantuan 2x sehari yaitu pada saat pagi hari
sekitar jam 06.30 dan pada sore hari sekitar 17.00.
4. Berpakaian/Berhias

Pasien mengatakan dapat mengganti pakaian sendiri terkadang mengganti


pakaian sehari 1 hari.
5. Penggunaan Obat

Pasien minum obat dengan tertib tidak ada penolakan dengan diawasi.

6. Istirahat tidur

Pasien mengatakan bahwa selama di rumah sakit jiwa pasien dapat tidur dengan
lelap yang dimulai dari jam 19.00 WIB sampai 03.00 WIB. Pasien juga dapat tidur
siang pada pukul 13.30 sampai 14.30 WIB.
7. Pemerihara Kesehatan

Pasien masih perlu dampingan dalam merawat kesehatan diri pasien. Pasien
meminum obat secara teratur dan tidak pernah membuangnya.
8. Aktifitas didalam dan diluar rumah

Pasien mengikuti kegiatan yang telah jadwalkan oleh RSJ yaitu senam, TTV,
TAK, makan siang, minum obat DLL.
o Kegiatan di luar rumah

Pasien mengtakan pasien mengikuti kegiatan pencak silat.

o Kegiatan didalam rumah


I. MEKANISME KOPING

Pasien memiliki respon maladaptif dibuktikan dengan pasien sering memukul


orang tuanya dengan kayu, pasien juga memiliki emosi yang sering tiba-tiba
muncul.
J. ASPEK MEDIK

Diagnosis Medik : F20.3 semizofrenia tak terinci

Terapi Medik :

o Risperidone 2 x 2 miligram

o Lorazepam 1 x 1 miligram

o Inj. Diazepam 10 miligram

II. ANALISA DATA


MASALAH
NO DATA AKTUAL
KEPERAWATAN
1. DS : Risiko perilaku kekerasan

Keluarga pasien mengakatan pasien


marah marah dan ngamuk melempar
barang-barang dirumah. Pasien juga
sulit tidur sejak 1 bulan yang lalu,
mondar-mandir, gelisah.
DO:
- Kontak mata kurang tidak bisa
dipertahankan
- Pasien tampak gelisah dan
bingung
2. DS:
Pasien mengatakan merasa minder Harga diri rendah
karena pernah dirawat dirsj dan malu
bila diajak bicara sama orang lain.

DO:

- Pasien tampak malu dan gelisah

3. DS :
- Kerabat pasien mengatakan Resiko menciderai diri sendiri,
bahwa pasien sering menggedor-gedor orang lain dan lingkungan
pintu tetangga, dan memukul orang tua
dengan kayu, dan Saya marah karena
disuruh-suruh oleh ibu saya.”

DO :

- Pasien terlihat bingung

- Pasien tenang ketika dibawa ke


RSJ
- Kontak mata kurang tidak bisa
dipertahankan
III. DAFTAR MASALAH

a. Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

b. Perilaku kekerasan

c. Harga Diri Rendah

IV. POHON MASALAH

Resiko menciderai diri sendiri Effect

dan lingkungan

Resiko Perilaku Kekerasan Core Problem

Harga Diri Rendah Causa

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Resiko Perilaku Kekerasan

b. Harga diri rendah

VI. INTERVENSI KEPERAWATAN


DIAGNOSA
KRITERIA
TGL KEPERAW TUJUAN INTERVENSI
HASIL
ATAN
22/10/ Resiko Klien dapat Ketika di Lakukan SP1 Pasien
Perilaku membina evaluasi klien Resiko Perilaku
2022
Kekerasan hubungan mau membalas Kekerasan :
saling percaya salam, berjabat 1. Membina
tangan, hubungan saling
menyebutkan percaya dengan cara
nama, (menjelaskan maksud
tersenyum, ada dan tujuan interaksi,
kontak mata, jelaskan tentang
serta kontrak yang akan
menyediakan dibuat, beri rasa
waktu untuk aman dan sikap
kunjungan empati)
berikutnya
Klien dapat Mampu 2. Diskusikann
mengidentifika mengidentifika bersama klien
si penyebab si penyebab tentang perilaku
marah, tanda marah, tanda kekerasan
dan gejala, dan gejala, (penyebab, tanda
perilaku menyebutkan dan gejala,
kekerasan jenis perilaku perilaku yang
yang dilakukan kekerasan muncul dan akibat
dan akibatnya. yang pernah dari perilaku
dilakukan dan tersebut.
akibat perilaku
kekerasan
yang dilakukan
Klien dapat Klien mampu 3. Latih klien
mengendalikan menyebutkan melakukan cara
perilaku dan mengontrol
kekerasan mendemonstra kemarahan :
dengan cara sikan cara ajarkan teknik napas
teknik napas mengontrol dalam.
dalam perilaku
kekerasan
dengan cara
relaksaksi
napas dalam.
Klien dapat Klien mampu Lakukan SP2 Pasien
mengendalikan menyebutkan Resiko perilaku
resiko perilaku dan kekerasan.
kekerasan mendemonstra 4. Ajarkan
dengan cara sikan cara kepada klien latihan
latihan fisik. mengontrol fisik kedua pukul
resiko perilaku kasur dan bantal)
kekrasan
dengan cara
latihan fisik
kedua (pukul
kasur dan
bantal)

Klien dapat Klien mampu Lakukan SP3 Pasien


mengendalikan menyebutkan 5 Resiko Perilaku
resiko perilaku prinsip benar Kekerasan :
kekerasan dalam Bantu klien
dengan minum pemberian mengontrol resiko
obat secara obat (benar perilaku kekerasan
teratur dan nama pasien, pasiendengan minum
memasukkan benar nama obat secara teratur
ke dalam obat, benar dan masukkan ke
jadwal cara dalam jadwal
aktivitas minum obat, kegiatan harian
pasien. benar waktu
minum obat,
benar dosis
obat).
Klien paham Klien paham Lakukan SP4 Pasien
dan mampu dan mampu resiko perilaku
mengendalikan menyampaikan kekerasan:
resiko perilaku amarah dengan Ajarkan kepada klien
kekerasan cara berbicara berbicara dengan
dengan cara dengan baik. baik bila sedang
berbicara marah. Ada 3 cara :
dengan baik 1. Meminta
dengan baik
tanpa marah
2. Menolak
dengan
baik
3. Mengungkap
kan perasaan
kesal
Klien paham Klien paham Lakukan SP5 Pasien
dan mampu dan mampu resiko perilaku
mengendalikan mengendalikan kekerasan :
resiko perilaku resiko perilaku Diskusikan bersama
kekerasan kekerasan klien cara
dengan cara dengan cara mengendalikan
mempraktikka beribadah. resiko perilaku
n cara spiritual kekerasan dengan
(beribadah) cara beribadah.

VII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
22/10/2022 S:
SP 1P
- Pasien mengatakan :
10.00 WIB 1. Mengucapkan salam,
- “Selamat pagi
memperkenalkan diri, menanyakan
Mba, nama saya Tn. K
nama lengkap pasien, nama
suka dipanggil dengan
panggilan yang disukai, dan hobi
K,hobi saya
pasien.
memancing.”
2. Mengidentifikasi penyebab marah
- “Saya marah
3. Mengidentifikasi tanda & gejala
karena disuruh-suruh
3. Mengidentifikasi marah yang
oleh ibu saya.”
dilakukan
- “Jika saya merasa
4. Mengidentifikasi akibat marah yang
marah saya ingin
dilakukan
membanting barang-
5. Melatih cara marah yang sehat,
barang di sekitar saya.”
dengan cara fisik yaitu teknik nafas
- “Akibat saya
dalam dan memukul bantal
marah, barang-barang di
6. Menyusun jadwal harian
sekitar saya hancur.”
RTL : - “Saya tau mba
cara marah yang sehat
1. SP2P mengontrol Resiko Perilaku
ada 4, yaitu fisik, obat,
Kekerasan dengan latihan fisik 2 pukul
sosial verbal, dan
kasur bantal, dan mengevaluasi teknik
spiritual. Hari ini saya
nafas dalam.
ingin diajarkan cara
yang pertama yaitu
fisik.”
- “Caranya tarik
nafas dalam lewat
hidung, tahan 3 detik,
hembuskan lewat mulut.
dan memukul bantal.”

O:

- Pasien tampak
tidak dapat
mempertahankan
kontak mata

- Pasien tampak
labil

- Pasien tampak
bingung
A:

Resiko Perilaku
Kekerasan
P:

Perawat :

- Lanjutkan SP 2

Yaitu diskusi ttg obat


Pasien :

- Anjurkan pasien
untuk melakukan
teknik nafas
dalam, memukul
bantal , dan
memasukkan
dalam jadwal
harian.

23/10/2022 SP2P - S:
09.00 WIB 1. Mengevaluasi dan memvalidasi - Pasien mengatakan :
pertemuan sebelumnya - “Iya Mba, saya
2. Mendiskusikan tentang obat yang masih ingat dengan cara
diminum marah yang sehat
3. Mengajarkan prinsip 5 benar minum menggunakan fisik.
obat Yaitu dengan teknik
4. Memasukkan ke dalam jadwal harian nafas dalam dan pukul-
pukul bantal.”
RTL : - “Saya lupa Mba
Evaluasi SP1P mengontrol Resiko Perilaku obat yang saya minum
kekerasan nafas dalam dan mengajarkan apa saja, dan saya
SP2P RPK 5 prinsip benar minum obat. kurang paham dengan
kegunaannya”
- “Iya Mba, saya
paham sekarang. Obat
yang saya minum adalah
risperidone, lorazepam,
dan diazepam.”
- “Saya belum
paham dengan prinsip 5
benar minum obat Mba”
- “Iya Mba saya
paham sekarang, yang
pertama benar nama
pasien artinya ketika
minum obat di check
terlebih dahulu benar
tidak ada nama saya di
bungkus obatnya. Yang
kedua benar nama obat,
sebelum diminum saya
harus mengecek terlebih
dahulu benar tidak
risperidone, lorazepam,
dan diazepam yang saya
minum. Kemudian yang
ketiga, benar cara
minum obat, obat yang
diresepkan untuk saya
adalah obat yang
dimasukan lewat mulut.
Yang ke empat adalah
benar waktu minum
obat, obat yang saya
minum adalah waktu
pagi dan sore. Yang
terakhir yaitu kelima
adalah benar dosis obat,
obat yang saya minum
ada dua jenis yang
berdosis satu setengah
tablet, dan satu jenis
berdosis satu tablet.
O:

- Pasien tampak
tidak dapat
mempertahankan
kontak mata

- Pasien tampak
labil

- Pasien tampak
bingung
A : Resiko Perilaku
Kekerasan
P:
Perawat :
- Lanjutkan SP 3
- Ajarkan cara
marah yang
sehat dengan
social verbal
Pasien :
- Anjurkan minum
obat teratur dan
memasukkan
dalam jadwal
harian.
24/10/2022 SP3P S:
05.30 WIB 1. Mengevaluasi dan memvalidasi
- Pasien mengatakan :
pertemuan sebelumnya - “Iya Mba, saya masih
2. Ajarkan kepada klien cara marah ingat dengan prinsip 5
yang sehat dengan social verbal. benar minum obat.
3. Masukkan dalam jadwal harian - “Saya hari ini ingin
diajarkan cara marah
RTL : yang sehat dengan sosial
Evaluasi SP1P RPK cara marah sehat verbal Mba.”
- “Saya paham Mba, yang
dengan fisik dan SP2P RPK prinsip 5 benar
minum obat. Lanjut mengajarkan pasien pertama yaitu meminta
RP3P cara yang merah sehat. dengan baik contohnya
Mba saya ingin makan
ayam kecap, tolong
belikan/masakkan ya.
Yang kedua yaitu
menolak dengan baik
contohnya Saya tidak
mau mandi sekarang,
saya merasa malas dan
marah sekarang. Yang
ketiga yaitu
mengungkapkan
perasaan kesal,
contohnya Mba saya
sangat kesal sekarang
karena A selalu
menganggu saya, dia
sangat berisik.”
O:
- Pasien tampak
tidak dapat
mempertahankan
kontak mata

- Pasien tampak
labil

- Pasien tampak
bingung
A : Resiko Perilaku
Kekerasan
P:
Perawat :
- Lanjutkan SP 4
- Ajarkan cara
marah yang sehat
dengan spritual
Pasien :
- Anjurkan pasien
untuk melakukan
cara marah yang
sehat dengan
sosial verbal dan
masukkan ke
dalam jadwal
harian

Anda mungkin juga menyukai