Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN DIAGNOSA HALUSINASI, RBD, HDR, DAN RPK


DI RUANG TENANG WANITA
RSJ SAMBANG LIHUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Dibuat oleh:
Eni Permatasari
P07120217056

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN DIV KEPERAWATAN
BANJARBARU
2020
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Eni Permatasari

NIM : P07120217056

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


RESIKO BUNUH DIRI DI RUANG TENANG WANITA
RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM

Banjarbaru, 13 Maret 2020

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing


Klinik

Ns. Hj. Syarniah,M.Kep, Sp.Kep.J Nelliyati, S.Kep, Ns


PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

RUANG RAWAT : Tenang Wanita

TANGGAL DIRAWAT: 10 Maret 2020

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. Y
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
RM No. : 00 XX XX
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
Informan : Pasien dan Rekam Medik

II. ALASAN MASUK


Data dari IGD, klien dikeluhkan mengamuk 2 hari, memukuli dan menampar
suami, tidak tidur sama sekali, gelisah, dan membuang semua sisa stock obat,
bicara dan tertawa sendiri, ngelantur dan tidak nyambung, mondar mandir
tanpa tujuan dalam rumah, berkata lebih baik mati saja. Pasien putus
meminum obat yang diberikan oleh RSJ sebelumnya selam ± 2 bulan.

1. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Faktor putus obat
Pasien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit jiwa, pasien
jarang meminum obat yang diberikan oleh rumah sakit. Pasien
mengatakan tidak mengonsumsi obat-obatnya karena takut jika
mengganggu ginjal.

b. Trauma

Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


Aniaya Fisik 34 tahun

Aniaya Seksual
Penolakan
Kekerasan Dalam Keluarga
Tindakan Kriminal
Penjelasan :
Aniaya fisik : Pasien mengatakan ada menampar sang suami
tidak tahan lagi karena dibohongi sang suami.
MK : Resiko Perilaku Kekerasan

2. PEMERIKSAAN FISIK (Senin, 22 Mei 2017)


a. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N : 92 x/menit
R : 20 x/menit
T : 35,9oC
b. Ukuran
BB : 85 kg
TB : 156 cm
c. Keluhan fisik
Pasien mengatakan kepala pusing karena sulit tidur saat masuk ke
RSJ dan tidur dalam jangka waktu yang lama.
MK : Gangguan rasa nyaman

3. PSIKOSOSIAL
a. Genogram
Pasien tinggal dengan ibu dan saudara-saudarinya. Ayah pasien
sudah meninggal dunia. Pasien mengatakan suami mengantar ke
rumah ibu sehingga pasien sekaarang tinggal di rumah ibunya.
Pasien juga mengatakan penyebab sang suami mengantar pasien
dikarenakan keadaan pasien sekarang.
MK : Ketidakefektifan koping keluarga
34

Keterangan :

: Laki-laki : Menikah

: Perempuan :Tinggal Serumah

: Meninggal :Anak Kandung

34 : Pasien

b. Konsep Diri
1) Gambaran diri
Saat di wawancara, apakah ada bagian tubuh yang tidak
disukai, pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak
disukai, pasien mensyukuri apa yang telah diberikan Allah
kepadanya.
2) Identitas diri
Saat wawanncara klien menyebutkan namanya sendiri (Ny.Y),
alamat (Pelaihari), dan hobi (Membersihkan rumah).
3) Peran
Peran klien sebagai anak, ibu dan isteri. Pasien merasa
perannya terganggu sebagai ibu dan istri karena saat ini klien
berpisah dengan anak dan suaminya dan keadaan pasien
sekarang.
4) Ideal diri
Saat diwawancara apakah pasien memiliki keinginan, pasien
mengatakan ingin pulang ke rumah dan menjalani aktivitas
seperti biasa di rumah dengan ibunya. Pasien juga ingin
bekerja kembali.
5) Harga diri
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga seperti dengan
ibu dan saudara-saudarinya baik. Namun, dengan suami dan
anak kurang baik, karena sang suami berbohong kepadanya
dan anak bersikap kasar serta menganggap bahwa pasien
adalah ibunya yang tidak waras sebab keadaan pasien
sekarang.
MK : Harga Diri Rendah
c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti yaitu ibu dan saudara-saudarinya
Sebelum dirawat di rumah sakit, klien tinggal bersama ibu dan
saudara-saudarinya.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Di rumah sakit pasien berperan aktif dalam kelompok. Pasien
mengikuti kegiatan rutin di rumah sakit seperti senam pagi
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan saat di rumah sakit tidak ada hambatan
saat berhubungan dengan orang lain.
MK : Tidak ada
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Pasien beragama Islam. Saat ditanya, apakah klien
melakanakan sholat 5 waktu, klien menjawab iya dan pasien
selalu melaksanakan sholat 5 waktu.
2) Kegiatan ibadah
Klien melakukan kegiatan sholat 5 waktu, berzikir dan
berdo’a.
MK : tidak ada
4. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penampilan pasien cukup rapi, memakai pakaian yang sesuai pada
tempatnya, kuku pendek dan gigi cukup bersih.
MK : Tidak ada
b. Pembicaraan
Pada saat pengkajian pasien dapat memulai pembicaraan dan
cukup kooperatif, pasien berbicara dengan pelan namun masih
dapat didengar dengan jelas, pembicaraan pasien berhubungan
dengan topik pembicaraan.
MK : Tidak ada
c. Aktivitas motorik
Pada saat pengkajian pasien dapat berkomunikasi dengan cukup
baik. Namun mimik muka terlihat lesu. Tidak ada gerakan seperti
tremor, gerakan yang menunjukkan kegelisahan, gerakan yang
tidak terkontrol ataupun gerakan yang diulang-ulang oleh klien.
MK : tidak ada
d. Alam perasaan
Saat ditanya mengenai perasaan pasien, pasien menjawab saat ini
perasaannya sedang putus asa dan sedih karena tidak bisa pulang
ke rumah. Dan pasien ada berkata ingin mati saja karena sudah
sakit hati terhadap sang suami dan anaknya.
MK : Risiko Bunuh Diri
e. Afek
Pasien mengatakan bahwa dirinya kadang bisa sadar atau tidak
melakukan sesuatu yang berbahaya, seperti mengamuk atau
mencederai orang lain (ambivalensi). Pasien menangis ketika
pasien menceritakan hal-hal yang sedih dan tertawa ketika
mendengar hal yang lucu.
MK : Risiko Perilaku Kekerasan
f. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara, interaksi pasien kooperatif dan
menjawab dengan baik dan jelas. Kontak mata pasien kurang
namun kadang pasien menatap wajah mahasiswa saat wawancara.
Pasien dapat memulai pembicaraan yang berhubungan dengan
topik yang dibicarakan. Saat pasien berbicara, suaranya cukup
nyaring dan cukup jelas.
MK : Tidak ada
g. Persepsi – sensorik
Pasien mengatakan mendengar bisikan-bisikan ibunya menyuruh
untuk pulang supaya bisa membantu menyiapkan acara haulan
sang nenek.
MK : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
h. Proses pikir
Selama wawancara, pembicaraan pasien berhubungan dengan
topik pembicaaan, tidak berbelit-belit dan sampai pada tujuan
pembicaraan
MK : Tidak ada
i. Isi pikir
pasien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti ketakutan
terhadap sesuatu atau obsesi. Saat pengkajian, saat ditanya siapa
nama pasien, klien menjawab dengan sebutan namanya sendiri
yaitu Ny. Y. Dan pasien tidak mengalami waham.
MK : Tidak ada
j. Tingkat kesadaran
Pasien menyadari bahwa dia sedang berada di rumah sakit jiwa,
pasien juga sadar dan mengenal dengan siapa dia berbicara dan
lingkungannya. Tingkat kesadaran klien terhadap waktu, orang
dan tempat jelas. Kesadaran compos mentis, GCS E4V5M6
MK : Tidak ada
k. Memori
Pasien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di
masa lalu maupun saat ini. Pasien dapat menceritakan kisah-
kisah hidupnya yang menyebabkan pasien masuk ke rumah sakit
jiwa.
MK : Tidak ada
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara, konsentrasi pasien cukup baik. Pasien dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan. Perhatian pasien tidak
mudah berganti dari satu objek ke objek lain. Pasien masih
mampu berhitung dengan baik.
MK : Tidak ada
m. Kemampuan penilaian
Pasien dapat mengambil keputusan yang sederhana tanpa bantuan
orang lain, misalnya kapan mengganti pakaian.
MK : Tidak ada
n. Daya tilik diri
Pasien merasa dirinya baik-baik saja, namun pasien menyalahkan
suami dan anak yang menyebabkan dia menjadi seperti sekarang.
MK : Tidak ada

5. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


a. Makan
Pasien dapat makan dan minum sendiri tanpa dibantu keluarga.
b. BAB/BAK
Pasien mampu BAB dan BAK sendiri tanpa dibantui oleh perawat
maupun temannya. BAB 2 hari 1 kali dan BAK ± 3 kali sehari
c. Mandi
Pasien mampu mandi sendiri tanpa dibantu oleh perawat dan
temannya. Mandi 1/2 kali sehari.
d. Berpakaian/berhias
Pasien mampu berpakaian dan berhias sendiri tanpa dibantu oleh
perawat dan temannya.
e. Istirahat dan tidur
1) Tidur siang lama : pasien mengatakan selalu tidur siang hari
2) Tidur malam lama : ± 5-6 jam
3) Aktivitas sebelum / setelah tidur : Sebelum tidur pasien
biasanya membaca do’a sebelum tidur dan sesudah tidur
pasien merapikan tempat tidur.
f. Penggunaan obat
Pasien terkadang ingat kapan dia harus minum obat, namun pasien
belum mengingat warna obat dan harus diingatkan minum obat.
g. Aktivitas di dalam rumah
Pasien mengatakan bisa menyapu lantai, mencuci piring dan
membereskan tempat makan. Pasien juga mampu merapikan
tempat tidur dan mencuci pakaian.
h. Aktivitas diluar rumah
Pasien mengatakan terkadang pasien bisa berbelanja
kebutuhannya sendiri di warung seperti sabun, sampo dan lain
sebagainya.

6. MEKANISME KOPING
ADAPTIF MALADAPTIF
- Bicara dengan orang lain - Minum alkohol
- Mempu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
- Tehnik relaksasi - Bekerja berlebihan
- Aktivitas kostruktif - Menghindar
- Olahraga  Mencederai orang lain
 Memendam masalahnya

Penjelasan mekanisme koping :


Saat diwawancara pasien mengatakan jika ada masalah pasien hanya
memendamnya sendiri, dan bisa mengamuk apabila sudah tidak tahan
lagi disakiti.
MK : Ketidakefektifan koping individu
7. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
a. Masalah dengan dukungan kelompok : pasien sekarang tinggal
bersama ibu dan saudara-saudarinya di rumah, karena sang suami
mengantar ke sana
b. Ada masalah dengan pendidikan : pasien hanya lulusan SD.
c. Ada masalah dengan pekerjaan : Saat ini pasien tidak bekerja
karena sedang dirawat di rumah sakit jiwa. Sebelumnya pasien
bekerja namun telah berhenti.
d. Ada masalah dengan ekonomi : pasien termasuk golongan dengan
ekonomi menengah kebawah.
e. Tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan : pasien mau
berobat dan pasien memiliki BPJS
f. Tidak Ada masalah dengan perumahan, spesifiknya pasien
mempunyai tempat tinggal pribadi.
g. Tidak ada masalah dengan lingkungan : pasien bersosialisasi
dengan baik.
MK : Tidak ada

8. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Saat di wawancara, apakah pasien tahu bahwa pasien sedang sakit,
pasien menjawab mengetahui kalau saat ini pasien sedang sakit.
Pasien mengatakan kurang tahu dengan obat yang dia minum. Saat
ditanya pasien mangatakan tidak tahu nama dan fungsi obat yang dia
minum.
MK : Kurang pengetahuan

9. ASPEK MEDIS
Terapi medis :
a. Clozapin 1x25 mg
b. Merlopam 1x2 mg
Nama Indikasi Efek Samping
Clozapin Mengurangi gejala  Sakit kepala
psikosis. Psikosis  Mengantuk
1x25 mg adalah kondisi di  Pandangan kabur
mana penderitanya  Pusing
tidak dapat  Mual
membedakan  Gangguan buang
kenyataan dengan air kecil
khayalan. Salah satu  Konstipasi
gejala psikosis  Tubuh merasa
adalah halusinasi, panas dan
yaitu mendengar berkeringat
atau melihat sesuatu  Mulut kering,
yang tidak nyata. namun produksi air
Gejala psikosis ini liur meningkat
muncul pada  Berat badan
penderita bertambah, namun
skizofrenia, dan nafsu makan
terkadang dapat berkurang
muncul juga pada  Tremor
penderita penyakit  Merasa sangat
Parkinson lelah
 Sesak napas.
 Jantung berdebar

Merlopam Mengatasi gangguan  Kantuk

1x2 mg kecemasan.  Pusing


Lorezepam mampu  Vertigo
menghasilkan efek  Tekanan darah
menenangkan di rendah
berbagai bagian otak  Keseimbangan
dan sistem saraf terganggu
pusat. Efek  Terasa lelah dan
menenangkan ini lemah
sangat membantu  Disorientasi
dalam berbagai  Tremor
kondisi yang  Kejang
menyebabkan rasa  Disartria
gelisah atau cemas,  Mual
seperti sebelum  Konstipasi
tindakan operasi  Perubahan nafsu
atau sebelum makan
kemoterapi. Selain  Sleep apnea
itu, lorazepam juga  Impotensi
digunakan untuk  Depresi
insomnia yang  Reaksi paradoks
berhubungan dengan (gelisah, marah,
gangguan agresif, muncul
kecemasan, dan rasa permusuhan)
lorazepam suntik  Muncul gagasan
diberikan untuk untuk bunuh diri
kejang yang sulit  Gangguan
berhenti (status pernapasan
epileptikus)  Gangguan
penglihatan
 Mata dan kulit
menguning
 Reaksi
hipersensitivitas

10. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


a. Resiko Bunuh Diri
b. Halusinasi
c. Harga Diri Rendah
d. Resiko Perilaku Kekerasan

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Resiko Bunuh Diri

12. POHON MASALAH


Resiko Membahayakan diri : Resiko Bunuh Diri

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi sensori : Halusinasi

Menarik Diri

Malu, merasa bersalah

Harga Diri Rendah

Respon Konsep Diri Maladaptif

Koping Individu Tidak Efektif


III. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH

DS : -Klien mengatakan lebih baik mati saja Resiko Bunuh Diri


1 -Klien mengatakan sudah bosan hidup
-Klien mengancam bunuh diri di rumahnya
-Mengungkapkan adanya konlik dengan suami dan anaknya
DO : -Ekspresi klien murung
-Perubahan emosi (labil)

2 DS : -Klien mengatakan ada mendengar bisikan-bisikan dari Halusinasi


Ibunya untuk segera pulang karena ada acara di rumah
DO : -Klien terlihat melihat ke arah tertentu, pandangan kosong
Seperti memikirkan sesuatu (melamun)
-Klien sering mondar mandir

3 DS : -Klien mengatakan tidak punya teman selain ibunya Harga Diri Rendah
-Klien mengatakan suami dan anaknya tidak menghargainya
-Klien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna
Karena tidak bekerja
DO : -Kontak mata kurang
-Klien tampak malu saat berbicara

4 DS : -Klien dibawa ke RS karena dikeluhkan mengamuk, Resiko Perilaku


memukuli dan menampar suami Kekerasan

DO : - Dari hasil rekam medic didapatkan klien masuk RS karena


mengamuk, memukuli dan menampar suami.
- Dari hasil rekam medic dulunya klien pernah dirawat di
RS karena riwayat yang sama.
-Saat ini klien diberi obat yang berfungsi untuk membuat
pikiran lebih tenang : merlopam 2 mg .
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI


NO TUJUAN
KEP EVALUASI
1 Resiko Bunuh TUM : a. Setelah 2 kali a. Bina hubungan saling
Diri Klien tidak interaksi klien percaya dengan
melakukan menunjukan tanda- menggunakan prinsip
percobaan bunuh tanda percaya komunikasi terapeutik :
diri kepada mahasiswa : 1) Sapa klien dengan
1) Ekspresi wajah ramah baik verbal
TUK : bersahabat maupun nonverbal
a.Klien dapat 2) Menunjukan 2) Perkenalkan nama,
membina hubungan rasa senang nama panggilan dan
saling percaya 3) Ada kontak mata tujuan perawat
4) Mau berjabat berkenalan
tangan 3) Tanyakan nama
5) Mau lengkap dan nama
menyebutkan penggilan yang
nama disukai klien
6) Mau menjawab 4) Buat kontrak yang
salam jelas
7) Mau duduk 5) Tunjukan sikap jujur
berdampingan dan menepati janji
dengan setiap kali
mahasiswa berinteraksi
8) Bersedia 6) Tunjukan sikap
mengungkapkan empati dan
masalah yang menerima apa
dihadapi adanya
7) Beri perhatian
kepada klien dan
masalah yang
dihadapi klien
8) Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
klien
DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI
NO TUJUAN
KEP EVALUASI
1 Resiko Bunuh TUK : Setelah 4x interkasi
Diri b.Klien dapat klien dapat 1) Diskusikan cara
mengontrol keinginan mengontrol mengendalikan dorongan
untuk bunuh diri keinginan bunuh diri untuk bunuh diri dengan
dengan cara: cara :
Meredam emosi -Meredam
(relaksasi nafas Emosi
dalam) dan (relaksasi nafas
mengingat dalam)
Tuhan dengan -Mengingat
berdzikir dan Tuhan dengan
berdo`a Berdzikir dan
Berdo`a
2) Latih cara mengendalikan
dorongan untuk bunuh diri
3) Tanyakan perasaan klien
setelah berbincang-bincang
tentang percobaan bunuh
diri
4) Buat kontrak waktu,
tempat dan topic untuk
pertemuan selanjutnya.

1) Validasi keadaan klien


c. Klien dapat Setelah 2x 2) Tanyakan kembali tentang
mengidentifikasi interaksi klien topic, waktu dan tempat
menceritakan yang telah disepakati.
aspek positif dalam
aspek positif 3) Identifikasi aspek positif
dirinya dalam dirinya klien
4) Dorong klien untuk
berfikir positif terhadap
diri
5) Dorong klien untuk
menghargai diri sebagai
individu yang berharga
6) Tanyakan perasaan klien
setelah berbincang-
bincang tentang aspek
positif diri
7) Membuat kontrak waktu,
tempat dan topic untuk
pertemuan selanjutnya
DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI
NO TUJUAN
KEP EVALUASI
1 Resiko Bunuh TUK : Setelah 4x interkasi
Diri d.Klien dapat memilih klien dapat memilih 1) Validasi keadaan klien
koping yang koping yang 2) Identifikasi pola koping
konstruktif konstruktif yaitu : yang biasa diterapkan
Mengaji dan klien
membersihkan 3) Nilai pola koping yang
kamar biasa dilakukan
4) Identifikasi pola koping
yang konstruktif yaitu :
- Mengaji
-Membersihkan kamar
5) Dorong klien memilih
pola koping yang
konstruktif
6) Anjurkan klien
menerapkan pola koping
konstruktif dalam
kegiatan harian
7) Buat kontrak waktu,
tempat dan topic untuk
pertemuan selanjutnya.

e. Klien tau rencana


mencapai masa depan Setelah 2x 1) Memvalidasi keadaan
yang realistis interaksi klien klien
mempunyai 2) Membuat rencana masa
rencana untuk depan yang realistis
mencapai masa bersama klien yaitu:
depan yang -Ingin kembali bekerja
realistis -Ingin lebih berbakti
kepada orang tua dengan
membantu membersihkan
rumah
3) Mengidentifikasi rencana
masa depan yang realistis
4) Memberi dorongan klien
melakukan kegiatan
dalam rangka meraih
masa depan yang realistis
5) Membuat kontrak waktu,
tempat dan topic untuk
pertemuan selanjutnya.
V. CATATAN KEPERAWATAN

NO HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


TGL KEP
1 Rabu, Resiko Bunuh a. Membina hubungan saling S : - Klien menjawab
11 Diri percaya dengan menggunakan salam, klien
Maret prinsip terapeutik : mengatakan
2020 1) Menyapa klien dengan ramah namanya Ny. Y,
baik verbal maupun non senang dipanggil
verbal Ny.Y.
2) Memperkenalkan nama, - Klien mengatakan
nama panggilan dan tujuan ada masalah
perawat berkenalan dengan suami dan
3) Menanyakan nama lengkap anaknya (konflik
dan nama panggilan yang interpersonal)
disukai klien - Klien mengatakan
4) Membuat kontrak yang jelas sudah bosan hidup
5) Menunjukkan sikap jujur dan dan lebih baik mati
menerima apa adanya saja
6) Memberikan perhatian
kepada klien dan masalah O : - Klien mau
yang dihadapi klien berjabat tangan
7) Mendengarkan dengan penuh -Kontak mata
perhatian kurang
- Ekspresi
murung

A : Resiko Bunuh
Diri

P : Planning klien:
- Klien dapat
mengontrol
keinginan bunuh
diri
Planning
perawat:
- Lanjutkan SP 1
Klien mengontrol
keinginan untuk
bunuh diri
VI. CATATAN PERKEMBANGAN

NO HARI DIAGNOSA SP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


/TGL KEP
1 Kamis Resiko Bunuh I 4) Mendiskusikan cara S :
, 12 Diri mengendalikan - Klien
Maret dorongan untuk bunuh mengatakan tidak
diri dengan cara : ada lagi perasaan
2020
-Meredam ingin bunuh diri
Emosi dalam dirinya
(relaksasi nafas - Klien
dalam) mengatakan
-Mengingat perasaannya lebih
Tuhan dengan nyaman setelah
Berdzikir dan berbincang-
Berdo`a bincang.
5) Melatih cara - Klien
mengendalikan mengatakan akan
dorongan untuk bunuh mencoba
diri mengendalikan
6) Menanyakan perasaan keinginan bunuh
klien setelah dirinya dengan
berbincang-bincang cara mengingat
tentang percobaan ibunya yang pasti
bunuh diri sudah menanti
7) Membuat kontrak nya di rumah.
waktu, tempat dan O :
topic untuk pertemuan - Klien tampak
selanjutnya. ceria
- Sudah dapat
mempraktikan
cara :
-Meredam
Emosi
(relaksasi nafas
dalam)
-Mengingat
Tuhan dengan
Berdzikir dan
Berdo`a

A : Masalah teratasi
sebagian
NO HARI DIAGNOSA SP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
/TGL KEP

P:Intervensi
dilanjutkan
SP II : Identifikasi
aspek positif
- Validasi
keadaan klien
- Tanyakan
kembali
tentang topic,
waktu dan
tempat yang
telah
disepakati.
- Identifikasi
aspek positif
klien
- Mendorong
klien untuk
berfikir positif
terhadap diri.
- Dorong klien
untuk
menghargai
diri sebagai
individu yang
berharga
S:
II 7) Memvalidasi keadaan
klien - Klien mengatakan
8) Menanyakan kembali tidak ada lagi
tentang topic, waktu perasaan ingin
dan tempat yang telah bunuh diri dalam
disepakati. dirinya
9) Mengidentifikasi - Klien mengatakan
aspek positif klien perasaannya lebih
10) Mendorong klien nyaman setelah
untuk berfikir positif berbincang-
terhadap diri bincang
11) Mendorong klien - Klien mengatakan
untuk menghargai diri kalau hidupnya
sebagai individu yang masih berguna,
berharga masih sehat dan
12) Menanyakan perasaan masih bisa
klien setelah bekerja jika
berbincang-bincang keluar dari RS
tentang aspek positif nanti.
diri
13) Membuat kontrak O:
waktu, tempat dan - Klien tampak
topic untuk pertemuan tenang
selanjutnya - Tidak ada tanda-
tanda yang
memperlihatkan
kalau klien sudah
bosan terhadap
hidupnya.

A : Masalah teratasi
sebagian

P:Lanjutkan
intervensi
SP III memilih koping
yang konstruktif
- Identifikasi
pola koping
yang biasa
diterapkan
klien
- Nilai pola
koping yang
biasa dilakukan
- Identifikasi
pola koping
yang
konstruktif
- Dorong klien
memilih pola
koping yang
konstruktif
- Anjurkan klien
menerapkan
pola koping
konstruktif
salam kegiatan
harian
NO HARI DIAGNOSA SP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
/TGL KEP
2 Jum`at Resiko Bunuh III 8) Memvalidasi keadaan S:
13 Diri klien - Klien
Maret 9) Mengidentifikasi pola mengatakan jera
koping yang biasa dan tidak ingin
2020
diterapkan klien melakukan
10) Menilai pola koping yang bunuh diri lagi
biasa dilakukan
11) Mengidentifikasi pola O:
koping yang konstruktif - Wajah klien
yaitu : tampak
- Mengaji germbira, klien
-Membersihkan kamar mengaji, dan
12) Mendorong klien memilih bergaul dengan
pola koping yang orang-orang
konstruktif disekitar.
13) Menganjurkan klien
menerapkan pola koping A : Masalah teratasi
konstruktif dalam kegiatan sebagian
harian P : Lanjutkan
14) Membuat kontrak waktu, intervensi
tempat dan topic untuk SP IV : Rencana
pertemuan selanjutnya. mencapai masa
depan yang
realistis
- Validasi
keadaan
klien
- Buat rencana
masa depan
yang realistis
bersama
klien
- Identifikasi
rencana masa
depan yang
realistis
- Beri
dorongan
klien
melakukan
kegiatan
dalam rangka
meraih masa
depan yang
realistis
- Buat kontrak
waktu,
tempat dan
topic untuk
pertemuan
selanjutnya.

6) Memvalidasi keadaan
IV klien S:
7) Membuat rencana masa - Klien
depan yang realistis mengatakan jera
bersama klien yaitu: dan tidak akan
-Ingin kembali bekerja melakukan
-Ingin lebih berbakti percobaan
kepada orang tua dengan bunuh diri lagi.
membantu membersihkan
rumah O:
8) Mengidentifikasi rencana - Wajah klien
masa depan yang realistis tampak
9) Memberi dorongan klien germbira, klien
melakukan kegiatan dalam beraktivitas
rangka meraih masa depan seperti biassa
yang realistis dan bergaul
10) Membuat kontrak waktu, dengan orang-
tempat dan topic untuk orang disekitar.
pertemuan selanjutnya. - Klien dapat
berdiskusi untuk
membuat
rencana masa
depan : klien
mengatakan jika
pulang klien
akan bekerja
seperti biasa dan
lebih berbakti
kepada orang
tua dengan rajin
membersihkan
rumah

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Lanjutkan
intervensi
Evaluasi semua
SP resiko bunuh diri
NO HARI DIAGNOSA SP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
/TGL KEP

3 Sabtu Resiko Bunuh V Mengevaluasi kegiatan S:


14 Diri mencegah bunuh diri - Klien
Maret dengan cara : mengatakan
1) Melatih cara sudah paham
2020
mengendalikan dorongan dan mengerti
untuk bunuh diri dengan tentang semua
cara: hal yang
-Meredam emosi (relaksasi dijelaskan
nafas dalam) - Klien
-Mengingat Tuhan dengan mengatakan
Berdzikir dan Berdo`a akan mengingat
2) Melatih klien dan
Mengidentifikasi aspek mengamalkan
Positif diri dan mendorong semuanya
klien untuk berfikir positif
terhadap diri O:
3) Melatih klien - Dapat
menggunakan koping yang menyebutkan
konstruktif yaitu : dan
- Mengaji mempraktikkan
- Membersihkan kamar semua SP dari
4) Memberi dorongan klien diagnosa resiko
melakukan kegiatan dalam bunuh diri
rangka meraih masa depan
yang realistis yaitu : A : Masalah teratasi
-Ingin kembali bekerja
-Ingin lebih berbakti kepada P : Intervensi
orang tua dengan membantu dihentikan
membersihkan rumah

Anda mungkin juga menyukai