Dibuat oleh:
Eni Permatasari
P07120217056
NIM : P07120217056
Mengetahui
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. Y
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
RM No. : 00 XX XX
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
Informan : Pasien dan Rekam Medik
1. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Faktor putus obat
Pasien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit jiwa, pasien
jarang meminum obat yang diberikan oleh rumah sakit. Pasien
mengatakan tidak mengonsumsi obat-obatnya karena takut jika
mengganggu ginjal.
b. Trauma
Aniaya Seksual
Penolakan
Kekerasan Dalam Keluarga
Tindakan Kriminal
Penjelasan :
Aniaya fisik : Pasien mengatakan ada menampar sang suami
tidak tahan lagi karena dibohongi sang suami.
MK : Resiko Perilaku Kekerasan
3. PSIKOSOSIAL
a. Genogram
Pasien tinggal dengan ibu dan saudara-saudarinya. Ayah pasien
sudah meninggal dunia. Pasien mengatakan suami mengantar ke
rumah ibu sehingga pasien sekaarang tinggal di rumah ibunya.
Pasien juga mengatakan penyebab sang suami mengantar pasien
dikarenakan keadaan pasien sekarang.
MK : Ketidakefektifan koping keluarga
34
Keterangan :
: Laki-laki : Menikah
34 : Pasien
b. Konsep Diri
1) Gambaran diri
Saat di wawancara, apakah ada bagian tubuh yang tidak
disukai, pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak
disukai, pasien mensyukuri apa yang telah diberikan Allah
kepadanya.
2) Identitas diri
Saat wawanncara klien menyebutkan namanya sendiri (Ny.Y),
alamat (Pelaihari), dan hobi (Membersihkan rumah).
3) Peran
Peran klien sebagai anak, ibu dan isteri. Pasien merasa
perannya terganggu sebagai ibu dan istri karena saat ini klien
berpisah dengan anak dan suaminya dan keadaan pasien
sekarang.
4) Ideal diri
Saat diwawancara apakah pasien memiliki keinginan, pasien
mengatakan ingin pulang ke rumah dan menjalani aktivitas
seperti biasa di rumah dengan ibunya. Pasien juga ingin
bekerja kembali.
5) Harga diri
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga seperti dengan
ibu dan saudara-saudarinya baik. Namun, dengan suami dan
anak kurang baik, karena sang suami berbohong kepadanya
dan anak bersikap kasar serta menganggap bahwa pasien
adalah ibunya yang tidak waras sebab keadaan pasien
sekarang.
MK : Harga Diri Rendah
c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti yaitu ibu dan saudara-saudarinya
Sebelum dirawat di rumah sakit, klien tinggal bersama ibu dan
saudara-saudarinya.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Di rumah sakit pasien berperan aktif dalam kelompok. Pasien
mengikuti kegiatan rutin di rumah sakit seperti senam pagi
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan saat di rumah sakit tidak ada hambatan
saat berhubungan dengan orang lain.
MK : Tidak ada
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Pasien beragama Islam. Saat ditanya, apakah klien
melakanakan sholat 5 waktu, klien menjawab iya dan pasien
selalu melaksanakan sholat 5 waktu.
2) Kegiatan ibadah
Klien melakukan kegiatan sholat 5 waktu, berzikir dan
berdo’a.
MK : tidak ada
4. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penampilan pasien cukup rapi, memakai pakaian yang sesuai pada
tempatnya, kuku pendek dan gigi cukup bersih.
MK : Tidak ada
b. Pembicaraan
Pada saat pengkajian pasien dapat memulai pembicaraan dan
cukup kooperatif, pasien berbicara dengan pelan namun masih
dapat didengar dengan jelas, pembicaraan pasien berhubungan
dengan topik pembicaraan.
MK : Tidak ada
c. Aktivitas motorik
Pada saat pengkajian pasien dapat berkomunikasi dengan cukup
baik. Namun mimik muka terlihat lesu. Tidak ada gerakan seperti
tremor, gerakan yang menunjukkan kegelisahan, gerakan yang
tidak terkontrol ataupun gerakan yang diulang-ulang oleh klien.
MK : tidak ada
d. Alam perasaan
Saat ditanya mengenai perasaan pasien, pasien menjawab saat ini
perasaannya sedang putus asa dan sedih karena tidak bisa pulang
ke rumah. Dan pasien ada berkata ingin mati saja karena sudah
sakit hati terhadap sang suami dan anaknya.
MK : Risiko Bunuh Diri
e. Afek
Pasien mengatakan bahwa dirinya kadang bisa sadar atau tidak
melakukan sesuatu yang berbahaya, seperti mengamuk atau
mencederai orang lain (ambivalensi). Pasien menangis ketika
pasien menceritakan hal-hal yang sedih dan tertawa ketika
mendengar hal yang lucu.
MK : Risiko Perilaku Kekerasan
f. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara, interaksi pasien kooperatif dan
menjawab dengan baik dan jelas. Kontak mata pasien kurang
namun kadang pasien menatap wajah mahasiswa saat wawancara.
Pasien dapat memulai pembicaraan yang berhubungan dengan
topik yang dibicarakan. Saat pasien berbicara, suaranya cukup
nyaring dan cukup jelas.
MK : Tidak ada
g. Persepsi – sensorik
Pasien mengatakan mendengar bisikan-bisikan ibunya menyuruh
untuk pulang supaya bisa membantu menyiapkan acara haulan
sang nenek.
MK : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
h. Proses pikir
Selama wawancara, pembicaraan pasien berhubungan dengan
topik pembicaaan, tidak berbelit-belit dan sampai pada tujuan
pembicaraan
MK : Tidak ada
i. Isi pikir
pasien tidak mengalami gangguan isi pikir seperti ketakutan
terhadap sesuatu atau obsesi. Saat pengkajian, saat ditanya siapa
nama pasien, klien menjawab dengan sebutan namanya sendiri
yaitu Ny. Y. Dan pasien tidak mengalami waham.
MK : Tidak ada
j. Tingkat kesadaran
Pasien menyadari bahwa dia sedang berada di rumah sakit jiwa,
pasien juga sadar dan mengenal dengan siapa dia berbicara dan
lingkungannya. Tingkat kesadaran klien terhadap waktu, orang
dan tempat jelas. Kesadaran compos mentis, GCS E4V5M6
MK : Tidak ada
k. Memori
Pasien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di
masa lalu maupun saat ini. Pasien dapat menceritakan kisah-
kisah hidupnya yang menyebabkan pasien masuk ke rumah sakit
jiwa.
MK : Tidak ada
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara, konsentrasi pasien cukup baik. Pasien dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan. Perhatian pasien tidak
mudah berganti dari satu objek ke objek lain. Pasien masih
mampu berhitung dengan baik.
MK : Tidak ada
m. Kemampuan penilaian
Pasien dapat mengambil keputusan yang sederhana tanpa bantuan
orang lain, misalnya kapan mengganti pakaian.
MK : Tidak ada
n. Daya tilik diri
Pasien merasa dirinya baik-baik saja, namun pasien menyalahkan
suami dan anak yang menyebabkan dia menjadi seperti sekarang.
MK : Tidak ada
6. MEKANISME KOPING
ADAPTIF MALADAPTIF
- Bicara dengan orang lain - Minum alkohol
- Mempu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
- Tehnik relaksasi - Bekerja berlebihan
- Aktivitas kostruktif - Menghindar
- Olahraga Mencederai orang lain
Memendam masalahnya
9. ASPEK MEDIS
Terapi medis :
a. Clozapin 1x25 mg
b. Merlopam 1x2 mg
Nama Indikasi Efek Samping
Clozapin Mengurangi gejala Sakit kepala
psikosis. Psikosis Mengantuk
1x25 mg adalah kondisi di Pandangan kabur
mana penderitanya Pusing
tidak dapat Mual
membedakan Gangguan buang
kenyataan dengan air kecil
khayalan. Salah satu Konstipasi
gejala psikosis Tubuh merasa
adalah halusinasi, panas dan
yaitu mendengar berkeringat
atau melihat sesuatu Mulut kering,
yang tidak nyata. namun produksi air
Gejala psikosis ini liur meningkat
muncul pada Berat badan
penderita bertambah, namun
skizofrenia, dan nafsu makan
terkadang dapat berkurang
muncul juga pada Tremor
penderita penyakit Merasa sangat
Parkinson lelah
Sesak napas.
Jantung berdebar
Menarik Diri
NO DATA MASALAH
3 DS : -Klien mengatakan tidak punya teman selain ibunya Harga Diri Rendah
-Klien mengatakan suami dan anaknya tidak menghargainya
-Klien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna
Karena tidak bekerja
DO : -Kontak mata kurang
-Klien tampak malu saat berbicara
A : Resiko Bunuh
Diri
P : Planning klien:
- Klien dapat
mengontrol
keinginan bunuh
diri
Planning
perawat:
- Lanjutkan SP 1
Klien mengontrol
keinginan untuk
bunuh diri
VI. CATATAN PERKEMBANGAN
A : Masalah teratasi
sebagian
NO HARI DIAGNOSA SP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
/TGL KEP
P:Intervensi
dilanjutkan
SP II : Identifikasi
aspek positif
- Validasi
keadaan klien
- Tanyakan
kembali
tentang topic,
waktu dan
tempat yang
telah
disepakati.
- Identifikasi
aspek positif
klien
- Mendorong
klien untuk
berfikir positif
terhadap diri.
- Dorong klien
untuk
menghargai
diri sebagai
individu yang
berharga
S:
II 7) Memvalidasi keadaan
klien - Klien mengatakan
8) Menanyakan kembali tidak ada lagi
tentang topic, waktu perasaan ingin
dan tempat yang telah bunuh diri dalam
disepakati. dirinya
9) Mengidentifikasi - Klien mengatakan
aspek positif klien perasaannya lebih
10) Mendorong klien nyaman setelah
untuk berfikir positif berbincang-
terhadap diri bincang
11) Mendorong klien - Klien mengatakan
untuk menghargai diri kalau hidupnya
sebagai individu yang masih berguna,
berharga masih sehat dan
12) Menanyakan perasaan masih bisa
klien setelah bekerja jika
berbincang-bincang keluar dari RS
tentang aspek positif nanti.
diri
13) Membuat kontrak O:
waktu, tempat dan - Klien tampak
topic untuk pertemuan tenang
selanjutnya - Tidak ada tanda-
tanda yang
memperlihatkan
kalau klien sudah
bosan terhadap
hidupnya.
A : Masalah teratasi
sebagian
P:Lanjutkan
intervensi
SP III memilih koping
yang konstruktif
- Identifikasi
pola koping
yang biasa
diterapkan
klien
- Nilai pola
koping yang
biasa dilakukan
- Identifikasi
pola koping
yang
konstruktif
- Dorong klien
memilih pola
koping yang
konstruktif
- Anjurkan klien
menerapkan
pola koping
konstruktif
salam kegiatan
harian
NO HARI DIAGNOSA SP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
/TGL KEP
2 Jum`at Resiko Bunuh III 8) Memvalidasi keadaan S:
13 Diri klien - Klien
Maret 9) Mengidentifikasi pola mengatakan jera
koping yang biasa dan tidak ingin
2020
diterapkan klien melakukan
10) Menilai pola koping yang bunuh diri lagi
biasa dilakukan
11) Mengidentifikasi pola O:
koping yang konstruktif - Wajah klien
yaitu : tampak
- Mengaji germbira, klien
-Membersihkan kamar mengaji, dan
12) Mendorong klien memilih bergaul dengan
pola koping yang orang-orang
konstruktif disekitar.
13) Menganjurkan klien
menerapkan pola koping A : Masalah teratasi
konstruktif dalam kegiatan sebagian
harian P : Lanjutkan
14) Membuat kontrak waktu, intervensi
tempat dan topic untuk SP IV : Rencana
pertemuan selanjutnya. mencapai masa
depan yang
realistis
- Validasi
keadaan
klien
- Buat rencana
masa depan
yang realistis
bersama
klien
- Identifikasi
rencana masa
depan yang
realistis
- Beri
dorongan
klien
melakukan
kegiatan
dalam rangka
meraih masa
depan yang
realistis
- Buat kontrak
waktu,
tempat dan
topic untuk
pertemuan
selanjutnya.
6) Memvalidasi keadaan
IV klien S:
7) Membuat rencana masa - Klien
depan yang realistis mengatakan jera
bersama klien yaitu: dan tidak akan
-Ingin kembali bekerja melakukan
-Ingin lebih berbakti percobaan
kepada orang tua dengan bunuh diri lagi.
membantu membersihkan
rumah O:
8) Mengidentifikasi rencana - Wajah klien
masa depan yang realistis tampak
9) Memberi dorongan klien germbira, klien
melakukan kegiatan dalam beraktivitas
rangka meraih masa depan seperti biassa
yang realistis dan bergaul
10) Membuat kontrak waktu, dengan orang-
tempat dan topic untuk orang disekitar.
pertemuan selanjutnya. - Klien dapat
berdiskusi untuk
membuat
rencana masa
depan : klien
mengatakan jika
pulang klien
akan bekerja
seperti biasa dan
lebih berbakti
kepada orang
tua dengan rajin
membersihkan
rumah
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi
Evaluasi semua
SP resiko bunuh diri
NO HARI DIAGNOSA SP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
/TGL KEP