Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN TN. S DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG INTENSIF PRIA

RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD REDYANSYAH

P07120220027

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Muhammad Redyansyah

Nim : P07120220027

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. S Dengan Resiko Perilaku Kekerasan Di
Ruang Intensif Pria Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Banjarmasin

Banjarbaru, Desember 2022

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Andika Nugroho Arafah, S.Kep, Ners Ns. Bisepta Prayogi, M.Kep


NIP. 199206102014021002 NIP. 198709162019021001
LEMBAR KONSUL

Nama : Muhammad Redyansyah


Nim : P07120220027
Prodi/Jurusan : STr Keperawatan
Ruang : Intensif Pria

No. Hari/Tanggal Revisi Paraf CI


1.

2.

3.

4.

5.

6.
I. Identitas Pasien
Nama. : Tn. S
Umur. : 32 Tahun
Informan. : Rekam Medis
Tanggal Pengkajian. : 08 Desember 2022
No.RM. : 0392**
Status Perkawinan. : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan. : SMU/SMA
Pekerjaan. : Swasta
Suku/Bangsa. : Banjar/Indonesia
Alamat. : Sungai Tabuk

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. S
Umur : 32 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Hub. Dengan Pasien : Saudara Kandung
Alamat : Sungai Jingah

II. Alasan masuk :


Pasien masuk Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum pada tanggal 07
Desember 2022 pukul 13.11 WITA dibawa oleh keluarga dalam keadaan
terikat, tampak kurang terawat. Saat di IGD pasien tampak bingung dan
tidak mau bicara sehingga tidak dapat di ajak komunikasi. Pasien mulai
menunjukkan perubahan perilaku sejak 6 bulan yang lalu, tidak bisa
tidur, bicara sendiri, dan kadang keluyuran. Pasien pernah di rawat di
yayasan Al-Hijrah dan yayasan Pak Taryo karena sering mengamuk
selama di yayasan pasien rutin minum obat tapi 1 bulan terakhir sudah
tidak minum obat lagi. 4 hari ini pasien tidak bisa tidur, pagi tadi pasien
mengamuk dan mengambil pisau lalu merusak motor orang lain.

III. Faktor Predisposisi


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? (Ada)
2. Pengobatan sebelumnya? (Ada)
3. Riwayat Penganiayaan?
Laporan dari igd menjelaskan pasien mengamuk dan mengambil
pisau lalu merusak motor orang lain.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
(Tidak Ada)
Dari laporan igd tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa seperti yang dialami dirinya.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Dari laporan igd pasien tidak pernah mengalami masa lalu
yang tidak menyenangkan.

IV. Fisik
1. Tanda Vital (tgl 08 des 2022)
TD : 122/75 mmHg
N : 144 x/menit
S : 36,2°C
R : 20 x/menit
2. Ukuran (tgl 08 des 2022)
BB : 60 kg
TB : 165 cm
3. Keluhan fisik : Tidak Ada
Jelaskan : Pasien tidak memiliki keluhan fisik, saat dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital, didapatkan hasil TD : 122/75
mmHg, N : 144 x/menit, S : 36,2°C, R : 20 x/menit. Pasien
memiliki tinggi badan 165 cm dan berat badan 60 kg.

V. Psikososial
1. Genogram :
Jelaskan : Pasien merupakan anak ke 2 dari 7 bersaudara,
pasien tinggal Bersama anak perempuannya.

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Pasien tidak mengatakan hal yang buruk mengenai
kondisi tubuh dan penampilannya.
b. Identitas : Pasien dapat mengatakan nama, jenis kelamin,
dan tempat tinggalnya
c. Peran : Peran pasien dalam keluarga adalah pasien anak kedua dari
tujuh bersaudara. Pasien biasanya bekerja untuk membiayai
anaknya.
d. Ideal diri : Pasien ingin cepat pulang ke rumah.
e. Harga diri : Pasien dapat berinteraksi secara baik dengan orang lain,
namun pasien ingin kembali normal agar bisa berperan sebagai
orang tua yang bisa membiayai anaknya.

3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat : Pasien tinggal serumah dengan 1 anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Pasien
dalam kegiatan sehari-hari aktif dan tidak menyendiri,
pasien mampu berinteraksi dengan orang lain.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada

4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan : Pasien beragama islam dan yakin dengan
agamanya.
b. Kegiatan Ibadah : Pasien mengatakan sebelum masuk RSJ,
pasien jarang melakukan ibadah shalat lima waktu. Begitu
juga saat masuk RSJ pasien tidak pernah shalat lima waktu.
VI. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan rapi, Penggunaan pakaian sesuai standart RSJ, Cara
berpakaian seperti biasanya, rambut pasien rapi dan kuku pasien
tampak bersih.

2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan agak kacau, terkadang cepat dan
terkadang lambat, dan nada suaranya keras.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

3. Aktivitas motorik
Terlihat tenang saat berkomunikasi dan selama di rawat
pasien terlihat bersosialisasi diruang perawatan.

4. Alam perasaan
Pasien saat berinteraksi tidak terlihat sedih atau ketakutan. Jika
bertemu pasien terlihat senyum menyengir dan menyapa.

5. Afek
Afek pasien labil, terkadang mudah marah jika ada yg
mengganggu nya.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

6. Interaksi selama wawancara


Selama wawancara pasien cukup kooperatif dapat menjawab
dengan baik tetapi pembicaraannya kacau/tidak jelas, ada
kontak mata, dan terkadang mudah tersinggung dan berusaha
mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

7. Persepsi
Pasien mengatakan tidak tahu dimana dan kenapa berada di rsj.

8. Proses pikir
Ketika pasien diajak bicara, pembicaraaan pasien terkadang
cepat dan terkadang lambat.
9. Isi pikir
Pasien mengatakan bahwa dirinya ingin pulang dan ingin
cepat keluar dari RSJ.

10. Tingkat kesadaran


Pasien tidak mengalami gangguan orientasi, pasien mengenali
waktu, orang dan tempat.

11. Memori
Pasien tidak ada gangguan daya ingat. Terlihat dari pasien
mampu menceritakan kejadian sebelum dia dibawa ke RSJ,
serta saat ditanya kejadian yang baru saja dilakukan pasien
dapat mengingat dan menyebutkannya dengan baik, seperti
pasien sudah mandi, makan, tidur, dsb.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Pasien mampu berkonsentrasi cukup baik dan pasien mampu
berhitung sederhana tanpa bantuan orang lain.

13. Kemampuan penilaian


Pasien tidak ada gangguan dan mampu dalam mengambil
keputusan. Terlihat pada saat pasien mencuci tangan dan
berdoa terlebih dahulu sebelum makan.

14. Daya tilik diri


Pasien mengatakan bahwa dirinya sadar dan tahu bahwa
dirinya di RSJ dan mengakui bahwa dirinya dibawa ke RSJ
karena mengamuk.

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
Pasien makan 3x/hari, pasien suka varian makanan yg
disajikan, pasien makan sendiri dan habis sesuai porsi yg
disajikan.
2. Defekasi/berkemih
Pasien mampu ke kamar mandi untuk BAB/BAK dan
kemudian membersihkannya tanpa bantuan orang lain.
3. Mandi
Pasien mengatakan dapat mandi dan berpakaian secara mandiri
4. Berpakaian/Berhias
Pasien mampu mengambil, memilih, dan menggunakan
pakaian serta memakai alas kaki. Penampilan pasien sesuai.
5. Istirahat/tidur
Pasien tidur siang ± 2-3 jam dan untuk tidur malam ± 6-7 jam.
Aktivitas sebelum/setelah tidur biasanya pasien makan,
berjalan- jalan di depan kamar dan mengobrol bersama orang
sekitarnya.
6. Penggunaan obat
Po. Clozapin 100 mg 2 x ½
Inj. Ziprexa 1 ampul im (k/p)
7. Pemeliharaan kesehatan
Belum ada pembicaraan tentang perawatan lanjutan dan system
pendukung yg dimiliki yaitu keluarga dan teman
8. Aktivitas di rumah
Mengatur kebutuhan sehari-hari.
9. Aktivitas di luar rumah
Pasien dapat melakukan aktivitas diluar rumah secara
mandiri, seperti belanja, berkendaraan, berjalan-jalan, dan
mengobrol dengan orang.

VIII. Mekanisme Koping


- Dirumah: Pasien mengatakan saat dirumah tidak bisa tidur,
bicara sendiri, kadang keluyuran dan pernah mengamuk
Di RSJ: Pasien saat di RSJ sering beinteraksi dengan orang
disekitarnya

IX. Masalah Psikososial dan


Lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Pasien mengatakan
dukungan psikososial dan lingkungan RSJ sangat baik.

X. Kurang pengetahuan tentang


Pasien tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik tanpa memperjelas
pertanyaan yang diberikan.

XI. Aspek medik


Diagnostik medik : F.20.3 Skizofrenia tak teratasi
Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
Terapi medik :
Po. Clozapin 100 mg 2 x ½
Inj. Ziprexa 1 ampul im (k/p)
No Nama Obat Manfaat Efek Samping
1. Clozapine Clozapine adalah obat Efek samping
untuk meredakan gejala yang dapat terjadi
skizofrenia, yaitu setelah
gangguan mental yang mengonsumsi
menyebabkan seseorang clozapine antara
mengalami halusinasi, lain:
delusi, serta gangguan - Pening, sulit
berpikir dan berperilaku. menjaga
Obat ini juga bisa keseimbangan,
digunakan untuk atau pusing
menangani gejala - Kantuk
psikosis pada pasien
- Mulut
dengan sindrom
kering atau justru
Parkinson.
ngences
- Gelisah
Sakit Kepala
- Gemetar
(tremor)
- Penglihatan
buram
- Sembelit
- Peningkatan
berat badan

2 Zyprexa Zyprexa digunakan Mengantuk


untuk mengobati Kenaikan berat
penyakit yang badan
berhubungan dengan - Nafsu makan
jiwa/suasana hati, meningkat
seperti: skizofrenia,
- Edema
gangguan bipolar. Obat
(penumpukan
ini juga dapat digunakan
cairan tubuh pada
dalam kombinasi dengan
bagian tertentu)
obat lain untuk
- Hipotensi
mengobati depresi.
ortostatik
Zyprexa dapat
(penurunan
membantu untuk
tekanan darah
mengurangi halusinasi
yang terjadi tiba-
dan membantu untuk
tiba saat berubah
berpikir lebih jernih dan
posisi dari
positif, merasa kurang
telentang ke posisi
gelisah sehingga dapat duduk atau tegak)
membuat pasien lebih - Konstipasi
aktif dalam kehidupan - Gangguan darah
sehari-hari. Zyprexa
Hipertrigliseridem
tablet bekerja dengan
ia (tingginya kadar
cara menyeimbangkan
plasma trigliserida
dopamine dan serotonin
dalam darah)
dalam otak sehingga
Hiperkolesterolem
meningkatkan
ia (kondisi
kemampuan berpikir,
tingginya kadar
mood (perasaan) dan
kolesterol di
perilaku.
dalam darah
seseorang)
- Bradikardia
(kondisi di mana
jantung penderita
berdetak lebih
lambat dari
kondisi normal)

XII. Analisa Data Keperawatan


No. Data Masalah Keperawatan
1. Ds : Resiko Perilaku
- Dari laporan igd menjelaskan mulai menunjukkan Kekerasan
perubahan perilaku sejak 6 bulan yang lalu, tidak bisa
tidur, bicara sendiri, kadang keluyuran, dan pernah
mengamuk menggunakan pisau
Do :
- Pasien berbicara dengan agak kacau, cepat, dan nada
suara nya keras.
- Pasien labil, terkadang mudah marah jika ada yg
mengganggu nya.
- Terkadang mudah tersinggung dan berusaha
mempertahankan pedapat dan kebenaran dirinya
XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perilaku Kekerasan

XIV. Intervensi Keperawatan


Diagnosa Tujuan Intervensi
Resiko Perilaku Pasien dapat membina Sp 1 :
Kekerasan hubungan saling percaya a. Bina hubungan saling
percaya dengan cara
(menjelaskan maksud
dan tujuan interaksi,
jelaskan tentang
kontrak yang akan
dibuat, beri rasa aman
dan sikap
empati)
b. Diskusikan bersama
pasien tentang perilaku
kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala,
perilaku yang muncul
dan akibat dari perilaku
tersebut).
Pasien dapat mengendalikan Sp 2 :
perilaku kekerasan dengan cara Latih pasien
relaksasi nafas dalamdan pukul melakukan cara
bantal kasur mengontrol
Kemarahan:
a. Ajarkan tehnik relaksasi
nafas dalam
b. Pukul bantal
Pasien dapat Sp 3 :
mengendalikan perilaku Bantu pasien mengontrol
kekerasan dengan minum perilaku kekerasan pasien
obat secara teratur dengan minum
obat secara teratur
Pasien paham dan mampu Sp 4 :
mengendalikan risiko perilaku Pasien risiko perilaku
kekerasan dengan cara kekerasan:
berbicara dengan baik 1. Ajarkan kepada pasien
bicara yang baik bila
sedang marah. Ada tiga
cara:
- Meminta dengan baik
tanpa marah
- Menolak dengan baik
- Mengungkapkan
perasaan kesal
Pasien paham dan mampu Sp 5 :
mengendalikan risiko perilaku Pasien risiko perilaku
kekerasan dengan cara kekerasan : Diskusikan
mempraktikan cara spiritual bersama pasien cara
(beribadah) mengendalikan risiko
perilaku
kekerasan dengan cara
beribadah.

XV. Implementasi & Evaluasi Keperawatan

No. Waktu Implementasi Evaluasi Paraf


1. Kamis, 1. Data : S : Pasien terlihat
08 - Tanda dan senang saat
Desember gejala : Berbicara berkenalan dengan
2022 agak kacau, cepat, orang lain
dan nada suara nya O : Pasien mampu
keras. Labil, berdiskusi tentang
terkadang mudah penyebab ia
marah jika ada yg melakukan kekerasan
mengganggu nya. A : Resiko perilaku
Terkadang mudah kekerasan ada
tersinggung dan P : Latihan :
berusaha - Orientasi realita :
mempertahankan panggil nama,
pedapat dan
- Orientasi waktu, orang,
kebenaran dirinya
2. Diagnosa dan
Keperawatan Resiko tempat/lingkungan
Perilaku Kekerasan
3. Tindakan
Perilaku
Kekerasan
SP 1 : Resiko
Perilaku
Kekerasan
a. Mengidentifikasi
penyebab resiko
perilaku
kekerasan yaitu
jika kemauan
klien tidak
diturutin.
b. Mengidentifikasi
tanda dan gejala
resiko perilaku
kekerasan yaitu
pasien marah,
mengamuk tanpa
alasan yang jelas :
merusak barang-
barang dan
cenderung melukai
orang lain.
2. Jumat, 09 1. Data : S : Pasien
Desember - Tanda dan gejala : mengatakan mau
2022 Berbicara agak kacau, berkenalan dengan
cepat, dan nada suara nya teman yang lain
keras. Labil, terkadang O : Pasien mampu
mudah marah jika ada yg berdiskusi tentang
mengganggu nya. penyebab ia
Terkadang mudah melakukan resiko
tersinggung dan berusaha kekerasan
mempertahankan pedapat A : Resiko perilaku
dan kebenaran dirinya kekerasan (+)
2. Diagnosa Keperawatan P : Latihan :
Resiko Perilaku Kekerasan - Orientasi
realita :
panggil
nama,
Orientasi waktu,
orang, dan
tempat/lingkungan

3. Tindakan
Perilaku
Kekerasan
SP 1 : Resiko Perilaku
Kekerasan
a. Mengidentifikasi
penyebab resiko
perilaku kekerasan
yaitu jika kemauan
klien tidak
diturutin.
b. Mengidentifika
si tanda dan
gejala resiko
perilaku
kekerasan
yaitu pasien
marah,
mengamuk
tanpa alasan
yang jelas :
merusak
barang- barang
dan cenderung
melukai orang
lain.

3. Sabtu, 10 1. Data : S : Pasien merasa


Desember - Tanda dan gejala : senang saat diajak
2022 Berbicara agak interaksi
kacau, cepat, dan O : Pasien mampu
nada suara nya melakukan latihan
keras. Labil, tarik nafas dalam
terkadang mudah dengan mandiri dan
marah jika ada yg mampu pukul bantal
mengganggu nya. dengan mandiri, dan
Terkadang mudah minum obat ketika
tersinggung dan diberi obat oleh
berusaha perawat.
mempertahankan A : Resiko perilaku
pedapat dan kekerasan (+)
kebenaran dirinya P : Latihan :
2. Diagnosa - Orientasi
Keperawatan Resiko realita : panggil
Perilaku Kekerasan nama,
3. Tindakan - Orientasi
Perilaku waktu, orang,
Kekerasan dan
Sp 2 : Resiko tempat/lingku
Perilaku ngan
Kekerasan. - Tarik nafas
a. Menyebutkan cara dalam 1x/
mengontrol resiko hari
perilaku kekerasan - Pukul kasur
dengan latihan fisik: bantal 1x/ hari
tarik nafas dalam
dan pukul bantal
kasur
b. Membantu pasien
latihan tarik nafas
dalam dan pukul
bantal kasur
c. Mengontrol resiko
perilaku kekerasan
dengan minum obat
secara teratur

4. Senin, 11 1. Data : S : Pasien merasa


Desember - Tanda dan gejala : senang saat diajak
2022 Berbicara agak kacau, interaksi
cepat, dan nada suara nya
O : Pasien mampu
keras. Labil, terkadang
mudah marah jika ada yg melakukan latihan
mengganggu nya. tarik nafas dalam
Terkadang mudah dengan mandiri dan
tersinggung dan berusaha mampu pukul bantal
mempertahankan pedapat dengan mandiri, dan
dan kebenaran dirinya minum obat ketika
2. Diagnosa
diberi obat oleh
Keperawatan Resiko
perawat.
Perilaku Kekerasan
A : Resiko perilaku
3. Tindakan
kekerasan (+)
Perilaku
P : Latihan :
Kekerasan
- Orientasi
Sp 2 : Resiko Perilaku
Kekerasan. realita : panggil
a. Menyebutkan cara nama,
mengontrol resiko - Orientasi
perilaku kekerasan waktu, orang,
dengan latihan dan
fisik: tarik nafas tempat/lingku
dalam dan pukul ngan
bantal kasur - Tarik nafas
b. Membantu pasien dalam 1x/
latihan tarik nafas hari
dalam dan pukul - Pukul kasur
bantal kasur bantal 1x/ hari
c. Mengontrol resiko - Minum obat
perilaku kekerasan 1. Po. Clozapin 100
dengan minum obat mg 2 x ½
secara teratur 2. Inj. Zyprexa 1 amp
(k/p)

5. Selasa, 13 1. Data : S : Pasien


Desember - Tanda dan gejala : mengatakan merasa
2022 Berbicara agak kacau, senang saat diajak
cepat, dan nada suara nya
interaksi dengan
keras. Labil, terkadang
mudah marah jika ada yg orang lain
mengganggu nya. O : Pasien mampu
Terkadang mudah melakukan latihan
tersinggung dan berusaha tarik nafas dalam
mempertahankan pedapat dengan mandiri dan
dan kebenaran dirinya mampu pukul bantal
2. Diagnosa
dengan mandiri,
Keperawatan Resiko
pasien minum obat
Perilaku Kekerasan
ketika diberi obat
3. Tindakan
oleh perawat. Pasien
Perilaku
mampu bicara yang
Kekerasan
baik-baik.
Sp 2 : Resiko Perilaku
A : Resiko perilaku
Kekerasan.
a. Menyebutkan cara kekerasan (+)
mengontrol resiko P : Latihan :
perilaku kekerasan - Orientasi
dengan latihan fisik: realita : panggil
tarik nafas dalam dan nama,
pukul bantal kasur - Orientasi
b. Membantu pasien waktu, orang, dan
latihan tarik nafas tempat/lingkungan
dalam dan pukul - Tarik nafas
bantal kasur dalam 1x/
c. Mengontrol resiko hari
perilaku kekerasan - Pukul kasur
dengan minum obat bantal 1x/ hari
secara teratur - Minum obat
. 1. Po. Clozapin 100
mg 2 x ½
2. Inj. Zyprexa 1 amp
(k/p)

Anda mungkin juga menyukai