Anda di halaman 1dari 18

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHANKEPERAWATAN
PADA Nn D DENGAN RISIKO BUNUH DIRI
DIRUANG SUMBODRO RS DR ARIF ZAINUDIN

Tgl/JamMRS : Rabu, 14 April 2021/ 14.40 WIB


Tanggal/JamPengkajian :19 April 2021/09.00 WIB
Metode pengkajian : wawancara
DiagnosaMedis : F.06.8
No.Registrasi : 000XXXX

1. PENGKAJIAN
I. INFORMASIUMUM
1. IdentitasKlien
NamaKlien :Nn. D
JenisKelamin : Perempuan
Alamat :Kedunggalar, Ngawi
Umur :17 tahun
Agama :Islam
StatusPerkawinan :belum kawin
Pendidikan :SD
Pekerjaan :-
2. IdentitasPenanggungjawab
Nama : Tn. S
JenisKelamin : Laki-laki
Umur :55 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tukang Rosok
Alamat : Kedunggalar, Ngawi
HubungandenganKlien : Ayah
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien dibawake IGD RSJ Dr. Arif Zainudin karena menyilet lehernya secara perlahan.
III. Faktor Presipitasi
Pasien marah kepada budhenya karena budenya tidak menepati janji untuk menemani
pasien. Pasien merasa kesal dan marah karena alasan budenya, kemudian menyilet
lehernya secara perlahan.
IV. Faktor Predisposisi

1) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?  Ya Tidak


Pasien mengalami gangguan jiwa di masa lalu

2) Pengobatan sebelumnya:
Pasien mengatakan pernah berobat di RS Ngawi sebanyak 11 kali

3) Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniayafisik

AniayaseksualPenolak

an

Kekerasan dalam

keluargaTindakankriminal

Pasien mengatakan sering dipukul dan dimarahi oleh ayahnya. Pasien mengatakan
ingin mati setiap habis dimarahi ayahnya. Pasien tidak pernah mengalami aniaya seksual,
penolakan, dan tidak pernah melakukan tindakan kriminal.
4) Adakah anggota keluarga mengalami gangguan jiwa Ya  Tidak

5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:


Pasien mengatakan saat kecil sering dipukul oleh teman-temannya.

V. FISIK
1) TandaVitalTD: 120/70 mmHg N:80x/menitS: 36,5ºC, RR : 19x/menit
2) Ukur TB:155 cm BB:48kg

3) Keluhanfisik Ya  Tidak
Terdapat bekas luka di leher pasien. Di lengan atas sebelah kanan pasien juga terdapat
luka karena memakai jam terlalu ketat.

VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Ket :
: Perempuan
: Meninggal
: Laki-Laki
: Pasien
------- : tinggal serumah
a. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan ada pada orangtua pasien
b. Pola asuh
Pola asuh pasien kurang bagus, karena sejak kecil pasien sering dimarahi dan
dipukul oleh bapaknya. Pasien mengatakan sering dipukul karena nakal. Pasien
tinggal bersama bapak, ibu, dan adiknya.
c. Pola komunikasi
Pola komunakasi pasien dengan keluarga kurang. Pasien lebih banyak memendam
permasalahan sendiri tanpa dikomunikasikan ke anggota keluarga.
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Pasien menyukai tubuhnya yang sekarang. Pasien sangat menyukai dirinya ketika
tersenyum.
b. Identitas :
Pasien berjenis kelamin perempuan. Pasien merupakan anak ke 2 dari 3
bersaudara. Pasien lulusan SD. Pasien tidak bekerja namun sering ikut bapaknya
yang bekerja sebagai tukang rosok.
c. Peran
Peran dalam keluarga adalah sebagai anak dan kakak.
d. Ideal Diri
Pasien berharap bisa segera keluar dari RSJ. Setelah keluar dari rumah sakit pasien
berharap bisa berkumpuldengankeluarganya.
e. Harga Diri
Sebelum sakit pasien memiliki hubungan yang cukup baik dengan keluarganya.
Saat dimarahi oleh ayahnya pasien merasa dirinya tidak berguna sehingga merasa
ingin mengakhiri hidup.
3. HubunganSosial
Pasien mengatakan tidak ada tempat untuk berkeluh kesah dalam keluarganya. Pasien
mengatakan kurang aktif dalam bersosialisasi dengan teman seumurannya. Pasien
mengatakan merasa malu.
4. Spiritual
Pasien beragama Islam. Bisa melakukan sholat namun tidak tahu bacaan sholat

VII. StatusMental
1. Penampilan
Penampilan pasien tampak rapi, berpakaian seperti biasa. Pasien mengatakan sering
membersihkan diri.
2. Pembicaraan
Sesekali pasien bicara tidak sesuai dengan pertanyaan yang di ajukan, perkataan yang
diucapkan jelas dan keras. Pasien tampak marah, mengepalkan tangan, sorot mata
tajam. Bicara ketus
3. Aktifitas Motorik
Pasien tidak tampak gelisah, kontak mata baik, namun terkadang tidak fokus
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan ingin segera pulang kerumah. Pasien juga khawatir ketika pulang
kerumah pasien diejekoleh orang-orang.
5. Afek
Ekspresi pasien baik. Tidak datar. Afek sesuai.
6. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara pasien sangat kooperatif dan mau menjawab pertanyaan yang
diajukan dengan baik.
7. Persepsi
Pasien tidakmengalamigangguanpersepsi.
8. ProsesPikir
Proses pikir pasien termasuk sirkumstansial, pembicaraan yang berbelit-belit namun
sampai ke tujuan pembicaraan.
9. Isi pikir
Pasien tidakmemilikiwaham.
10. Tingkat kesadaran
Pasien tidak tampak bingung, dapat menjelaskan tempat yang saat ini ditempati dan
teman-teman yang satu bangsal dengannya.
11. Dayaingat/memori
Pasien dapat menceritakan masa lalunya seperti tempat tinggal, dsb.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mudah teralihkan konsentrasinya dan kurang fokus.
13. Kemampuan penilaian
Pasien dapat mengambil keputusan yang sederhana .
14. Daya tilik diri
Pasien tidak menyalahkan hal-hal diluar dirinya yang berkaitan dengan penyakitnya.

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan :
Pasien dapat menghabiskan makanan dan snack yang diberikan. Pasien makan sendiri
tanpa bantuan perawat.
2. BAB/BAK :
Pasien mandiri, mampu BAB dan BAK sendiri
3. Mandi :
Pasien mandi dan menggosok gigi dua kali setiap hari, setiap pagi dan sore tanpa
bantuan perawat
4. Berpakaian/Berhias :
Pasien mampu mengganti baju sendiri setiap habis mandi, pasien juga menyisir
rambutnya sendiri
5. Istirahat dantidur
Pasien mengatakan tidur nyenyak dimalam hari dari kira- kira pukul 20.00 dan bangun
pagi hari pada pukul 05.00 WIB :
6. Penggunaan obat :
Pasien mengatakan rutin meminum obat- obatan yang diberikan
7. Pemeliharaan Kesehatan :
Pasien mengatakan sebelum dirawat, pasien rutin kontrol di poli jiwa RSUD Ngawi
8. Aktivitas di dalam rumah :
Pasien mengatakan sering menghabiskan waktu bersama keluarganya, seperti menonton
TV bersama, mengobrol atau bermain bersama adiknya
9. Aktivitas di luar rumah :
Pasien sering mengikuti ayahnya bekerja diladang dan menghabiskan waktu bersama
budenya nenek buyutnya
IX. MEKANISMEKOPING
Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain  Minum alkohol
 Mampu menyenangkan  Reaksi lambat/berlebihan
masalah
 Bekerja berlebihan
 Teknik relaksasi
 Menghindar
 Aktifitas konstruktif
Menciderai diri
 Olahraga
 Regresi
 Lain-lain ……………..
 Displacement
 Lain-lain ……………….

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Pasien mengatakan sudah lama tidak bertemu dengan keluarganya, pasien ingin dijenguk
oleh keluarganya. Hubungan pasien dengan pasien lain baik dan saling membantu jika
pasien lain membutuhkan bantuan
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Pasien mengatakan tidak ada teman sebaya yang bisa diajak bermain dirumah, pasien
mengatakan semua orang dilingkungan tempat tinggal pasien sudah mengetahui keadaan
pasien dan dapat menerima keadaan pasien
3. Masalah dengan pendidikan
Pasien mengatakan hanya sekolah sampai kelas 3 SD, pasien putus sekolah karena sering
dibully oleh teman- temannya
4. Masalah dengan pekerjaan
Pasien belum bekerja
5. Masalah dengan perumahan
Pasien mengatakan tinggal didesa, dengan jarak rumah per rumah masih cukup jauh.
Pasien tinggal bersama keluarga besar dalam satu kawasan
6. Masalah dengan ekonomi
Pasien mengatakan ayahnya bekerja serabutan sebagai buruh tani dan pencari rongsokan.
Pasien mengatakan jam tangan yang selalu dipakai berasal dari temuan ayahnya saat
mencari rongsokan
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan
Pasien mengatakan rutin kontrol di poli jiwa RSUD Ngawi, pasien percaya dengan
pengobatan yang sedang dijalani
XI. KURANGPENGETAHUAN
Apakah pasien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
 Penyakit/ Gangguan Jiwa

 Sistem Pendukung

 Faktor Presipitasi

 Mekanisme Koping

 Penyakit Fisik

 Obat-obatan

 Lain-lain, Jelaskan

Jelaskan: Pasien mengatakan menerima keadaannya, mengakui dirinya sedang sakit dan harus
dirawat di rumah sakit jiwa. Pasien mengatakan tahu cara mengatasi amarahnya, namun masih
sering mencederai diri saat keinginannya tidak terpenuhi seperti membentur- benturkan
kepalanya ke dinding

XII. ASPEKMEDIS
Diagnosa medis : F.06.8 (Kelainan mental karena kerusakan dan disfungsi otak serta
penyakit fisik spesifik lain)
Terapi medis :
1. Seroquel XR 1x200 mg
2. Depacote ER 1x 500 mg
3. Phenytoin 3 x 100 mg
4. Folic acid 2 x 1
5. Phenobarbital 2 x 30 mg
2. ANALISADATA
Nama:Nn. D No.CM :
Umur:17 Tahun DiagnosaMedis:
N Hari/Tan Data Fokus Masalah
o ggal Keperawatan

1 19 April Ds : Resiko bunuh diri


2021/09.0
- Pasien mengatakan pernah menyilet
0 WIB
bagian lehernya
- Pasien mengatakan ada rasa ingin bunuh
diri jika di marahi oleh orang tuanya
DO:
- Pasien kooperatif
- Pandangan mata pasien tajam
- Pasien tampak rapi
- Pasien dapat beraktivitas secara mandiri
tanpa bantuan meskipun secara perlahan-
lahan.
- Tampak bekas luka sayatan di bagian
leher
2 19 April Ds: Resiko perilaku
2021/09.0 kekerasan
- Pasien mengatakan saat marah suka
0 WIB
memukul dan melempar barang
Do :
- Pandangan mata pasien tajam
- Pasien bertengkar dengan teman di
bangsal dan melempar benda
- Pasien pernah dirawat dengan keluhan
yang sama

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko bunuh diri
2. Resiko perilaku kekerasan
4. RENCANA KEPERAWATAN/INTERVENSI
Nama : Nn. D No.CM :
Umur : 17 th Diagnosa Medis :

No. Tgl/Jam Dx. Kep Tujuan & Intervensi Keperawatan TTD


Kriteria Hasil
1. 19 April Resiko bunuh TUM: Klien a. Pasien
2021/ diri tidak melakukan
Pukul percobaan bunuh BHSP
09.00 diri, dengan  Ajarkan SP I
WIB kriteria hasil
1. Mengidentifikasi
(TUK): benda-benda yang
 Dapat dapat membahayakan
membina pasien
hubungan 2. Mengamankan benda-
saling benda yang dapat
percaya membahayakan
 Klien dapat pasien
terlindung 3. Mengajarkan cara
dari perilaku mengendalikan
bunuh diri dorongan bunuh diri
 Klien dapat 4. Melatih cara
mengekspres mengendalikan
ikan dorongan bunuh diri
perasaannya
5. Membantu pasien
 Klien dapat memasukkan kegiatan
meningkatka dalam jadwal
n harga diri kegiatannya.
 Klien dapat  Ajarkan SP II
menggunaka
n koping 1. Mengidentifikasi
yang adaptif aspek positif pasien
2. Mendorong pasien
untuk berpikir positif
terhadap diri
3. Mendorong pasien
untuk menghargai diri
sebagai individu yang
berharga
4. Membantu klien
memasukkan
kegiatannya dalam
jadwal harian.
 Ajarkan SP III
1. Mengidentifikasi pola
koping yang biasa
diterapkan pasien
2. Menilai koping yang
biasa dilakukan
3. Mendorong pasien
memilih pola koping
yang konstruktif
4. Menganjurkan pasien
menerapkan pola
koping konstruktif
kedalam kegiatan
harian
5. Menganjurkan pasien
menerapkan pola
koping konstruktif
dalamkegiatan harian
 Ajarkan SP IV

1. Membuat rencana
masa depan yang
realistis bersama
pasien
2. Mengidentifikasikan
cara mencapai
rencana masa depan
yang realistis
3. Memberi dorongan
pasien melakukan
kegiatan dalam
rangka meraih masa
depan yang realistis
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/ Implementasi Evaluasi TTD


Tanggal
Senin, 19 DS: S: Nova
April 2021
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan
pernah menyilet namanya “Nn.D” dan
bagian lehernya masih pertama disini
sebelumnya dia di RS
- Pasien mengatakan
ngawi dan dibawa
ada rasa ingin bunuh
ayahnya kesini.
diri jika di marahi oleh
orang tuanya - Pasien mengatakan ingin
bunuh diri jika dimarahi
orangtuanya .
DO:
O:
- Pasien kooperatif
- Pasien mampu
- Pandangan mata menyebutkan nama
pasien tajam sendiri dengan benar dan
mampu memanggil nama
- Pasien tampak rapi
perawat dengan benar
- Pasien dapat - Pasien kooperatif dan
beraktivitas secara berbicara dengan intonasi
mandiri tanpa bantuan yang jelas dan terarah
meskipun secara saat bercerita
perlahan-lahan.
- Pasien dapat melakukan
- Tampak bekas luka aktifitas ADL nya dengan
sayatan di bagian leher mandiri dan baik.
Diagnosa: - Pasien memahami cara
Resiko Bunuh Diri mengendalikan dorongan
unuh diri
Tindakan: A:
- Membina hubungan Resiko bunuh diri berkurang
saling percaya dengan P:
klien -
- Melakukan SP1 Anjurkan pasien membuat
- Mengidentifikasi jadwal kegiatan untuk
benda-benda yang melatih cara mengendalikan
dapat membahayakan dorongan untuk bunuh
pasien dirinya
- Mengamankan benda-
benda yang dapat
membahayakan pasien
- Mengajarkan cara
mengendalikan
dorongan bunuh diri
- Melatih cara
mengendalikan
dorongan bunuh diri
- Membantu pasien
memasukkan kegiatan
dalam jadwal
kegiatannya.
RTL:
1. Evaluasi cara
pengendalian dorongan
bunuh diri
2. Lakukan SP2:
- Evaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
terhadap cara
pengendalian
dorongan bunuh diri
pasien
- Identifikasi aspek
positif pasien
- Dorong pasien untuk
berpikir positif
terhadap diri
- Dorong pasien untuk
menghargai diri
sebagai individu yang
berharga
- Bantu klien
memasukkan
kegiatannya dalam
jadwal harian.

Selasa, 20 DS: S:
April 2021
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan aspek
pernah menyilet positif dalam dirinya
bagian lehernya adalah dia baik dan suka
bersahabat serta selalu
- Pasien mengatakan
membela temannya.
ada rasa ingin bunuh
diri jika di marahi oleh - Pasien mengatakan suka
orang tuanya dan melakukan kegiatan
jengkel jika ada orang bersih2 tempat tidurnya
yang mengganggunya dan berbincang-bincang.
- Pasien mengatakan ingin
DO: bunuh diri jika dimarahi
orangtuanya dan tidak
- Pasien kooperatif suka dibuat kesal atau
jengkel.
- Pandangan mata
pasien focus dan baik - Pasien mengatakan
memahami cara
- Pasien tampak rapi mengontrol keinginan
- Pasien dapat bunuh dirinya
beraktivitas secara O:
mandiri tanpa bantuan - Pasien mampu
meskipun secara memanggil nama perawat
perlahan-lahan. dengan benar seperti
- Tampak bekas luka perkenalan sebelumnya
sayatan di bagian leher - Pasien kooperatif dan
Diagnosa: berbicara dengan intonasi
Resiko Bunuh Diri yang jelas dan terarah
saat bercerita
Tindakan: - Pasien telah memahami
cara menghindari
1. Mengevaluasi kemarahan dan barang2
pelaksanaan SP1 dan yang berbahaya.
jadwal kegiatan harian
pasien - Pasien dapat menemukan
aspek positif dalam
2. Melakukan SP2 dirinya
- Mengidentifikasi A:
aspek positif pasien Resiko bunuh diri berkurang
- Mendorong pasien P:
untuk berpikir positif - Anjurkan pasien
terhadap diri membuat jadwal kegiatan
- Mendorong pasien untuk melatih cara
untuk menghargai diri mengetahui aspek positif
sebagai individu yang dalam dirinya
berharga
- Membantu klien
memasukkan
kegiatannya dalam
jadwal harian.

RTL:
a. Evaluasi cara berpikir
pasien terhadap aspek
positif dalam dirinya
b. Lakukan SP3:
- Identifikasi pola
koping yang biasa
diterapkan pasien
- Nilai koping yang
biasa dilakukan
- Dorong pasien
memilih pola koping
yang konstruktif
- Anjurkan pasien
menerapkan pola
koping konstruktif
kedalam kegiatan
harian
- Anjurkan pasien
menerapkan pola
koping konstruktif
dalamkegiatan harian
Rabu, 21 DS: S:
April 2021 - Pasien mengatakan ingin
- Pasien mengatakan
pernah menyilet bunuh diri jika dimarahi
bagian lehernya orangtuanya dan tidak
suka dibuat kesal atau
- Pasien mengatakan
jengkel.
ada rasa ingin bunuh
diri jika di marahi oleh - Pasien mengatakan
orang tuanya dan memahami cara
jengkel jika ada orang mengontrol keinginan
yang mengganggunya bunuh dirinya
- Pasien mampu mendapat
- Pasien mengatakan dia
aspek positif dalam
orang yang baik dan
dirinya yakni sifat baik
suka bersahabat dan
serta rasa bersahabat
akan membela
yang baik dan melindungi
sahabatnya.
temannya.
O:
DO:
- Pasien kooperatif dan
- Pasien kooperatif berbicara dengan intonasi
- Pandangan mata yang jelas dan terarah
pasien focus dan baik saat bercerita
- Pasien telah memahami
- Pasien tampak rapi
cara menghindari
- Pasien dapat kemarahan dan barang2
beraktivitas secara yang berbahaya.
mandiri tanpa bantuan - Pasien dapat menemukan
meskipun secara aspek positif dalam
perlahan-lahan. dirinya yakni mengatakan
- Tampak bekas luka bahwa dia baik dan suka
sayatan di bagian leher bersahabat serta selalu
Diagnosa: membela temannya.
Resiko Bunuh Diri - Pasien mampu
Tindakan: melakukan koping yang
baik untuk
a. Mengevaluasi mengendalikan keinginan
pelaksanaan SP2 dan bunuh dirinya yakni
jadwal kegiatan harian dengan bercakap-cakap
pasien atau melakukan aktivitas
b. Melakukan SP3 seperti membereskan
tempat tidurnya.
- Mengidentifikasi pola
A:
koping yang biasa
diterapkan pasien Resiko bunuh diri berkurang
P:
- Menilai koping yang
biasa dilakukan - Anjurkan pasien untuk
mengendalikan dorongan
- Mendorong pasien bunuh diri
memilih pola koping
- Anjurkan pasien untuk
yang konstruktif
berpikir positif
- Menganjurkan pasien - Anjurkan pasien
menerapkan pola memasukkan jadwal
koping konstruktif kegiatan harian
kedalam kegiatan
harian
- Menganjurkan pasien
menerapkan pola
koping konstruktif
dalamkegiatan harian

RTL:
1. Mengevaluasi cara
berpikir pasien
terhadap pola
koping yang
diterapkan pasien.
2. Lakukan SP4:
- Buat rencana masa
depan yang realistis
bersama pasien
- Identifikasi cara
mencapai rencana
masa depan yang
realistis
- Dorong pasien
melakukan kegiatan
dalam rangka meraih
masa depan yang
realistis
Kamis, 22 DS: S:
April 2021
- Pasien mengatakan - Pasien mengatakan dia
pasien suka bercakap- suka melakukan kegiatan
cakap serta suka membereskan tempat
membereskan tempat tidur dan bercakap-cakap
tidurnya sendiri. sebagai koping nya
- Pasien mengatakan dia - Pasien mengatkan ingin
orang yang baik dan sekali segera pulang ke
suka bersahabat dan rumah dan bertemu
akan membela keluarganya.
sahabatnya. O:
- Pasien kooperatif dan
DO: berbicara dengan intonasi
yang jelas dan terarah
- Pasien kooperatif
saat bercerita
- Pandangan mata - Pasien mampu
pasien focus dan baik melakukan koping yang
- Pasien tampak rapi baik untuk
mengendalikan keinginan
- Pasien dapat bunuh dirinya yakni
beraktivitas secara dengan bercakap-cakap
mandiri tanpa bantuan atau melakukan aktivitas
meskipun secara seperti membereskan
perlahan-lahan. tempat tidurnya.
- Tampak bekas luka A:
sayatan di bagian leher
Resiko bunuh diri tidak ada
Diagnosa:
P:
Resiko Bunuh Diri
- Anjurkan pasien
membuat jadwal kegiatan
Tindakan: dalam rangka meraih
a. Mengevaluasi pelaksanaan rencana masa depan yang
SP3 dan jadwal kegiatan diinginkan yaitu sembuh
harian pasien dan pulang ke rumah,
b. Melakukan SP4 yakni dengan belajar
mengontrol rasa ingin
- Membuat rencana bunuh dirinya, mengenal
masa depan yang aspek positif diri serta
realistis bersama melakukan kegiatan dan
pasien bercakap-cakap sebagai
- Mengidentifikasi cara kopingnya .
mencapai rencana
masa depan yang
realistis
- Memberi dorongan
pasien melakukan
kegiatan dalam rangka
meraih masa depan
yang realistis
RTL:
- Evaluasi rencana
pasien terhadap masa
depan yang diinginkan
yakni untuk segera
bisa sembuh dan
pulang kerumah.

Anda mungkin juga menyukai