Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh
Qothrunnadaa
P27220020267

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Topik : Peran Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Dengan Harga Diri Rendah

Hari/Tangal : Selasa, 04 Mei 2021

Pukul : 09.00-10.00 WIB

Sasaran : Keluarga Sdr. M

Tempat : Rumah Sdr. M

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang bagaimana cara merawat


anggota kelurga dengan harga diri rendah

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan masyarakat/keluarga mampu:

a. Menyebutkan pengertian harga diri rendah

b. Menyebutkan penyebab harga diri rendah

c. Menyebutkan tanda dan gejala harga diri rendah

d. Menyebutkan akibat lanjut dari harga diri rendah

e. Menyebutkan cara merawat anggota keluarga dengan harga diri rendah

f. Mendemonstrasikan cara merawat anggota keluarga dengan harga diri


rendah

B. Metode

Metode yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa ceramah, tanya
jawab, dan diskusi.
C. Media dan alat

Media dan alat yang dibutuhkan dalam penyuluhan ini berupa leaflet, dan lembar balik.

D. Kegiatan Penyuluhan

NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan

a. Memberi salam a. Menjawab Salam

b. Memperkenalkan diri sebagai b. Mendengarkan dan


penyuluh memperhatikan

c. Menjelaskan kontrak, waktu, c. Mendengarkan dan


bahasa, topik dan tujuan mengemukakan
penyuluhan pendapat

2. 40 Pelaksanaan
menit
a. SP I a. Mengemukakan
pendapat
1) Mengidentifikasi
masalah pada pasien b. Mendengarkan dan
dan keluarga memperhatikan
2) Menjelaskan pengertian
HDR, penyebab HDR,
tanda dan gejala, akibat
lanjut.
3) Menjelaskan cara
merawat pasien dengan
HDR dengan menggali
aspek positif pada diri
pasien

b. SP II

1) Mendemonstrasikan
cara merawat pasien
HDR dengan menggali
aspek positif pada diri
pasien

c. SP III

1) Mendiskusikan
Rencana Tindak Lanjut
2) Mendiskusikan jadwal
harian pasien
3) Mendiskusikan jadwal
minum obat
4) Mendiskusikan cara
menangani
kekambuhan dengan
keluarga
5) Mendiskusikan jadwal
kontrol pasien dengan
keluarga
6) Menganjurkan keluarga
untuk memfollow up
pasienMenggali
pengetahuan audience
tentang pengertian
HDR
3. 10 Tanya jawab
menit
a. Mempersilahkan keluarga a. Mengajukan
untuk bertanya/menanggapi pertanyaan
pertanyaan
b. Mendengarkan dan
b. Menjawab pertanyaan memperhatikan

4. 5 menit Penutup

a. Melakukan evaluasi a. Menjawab


pertanyaan
b. Bersama anggota keluarga
menyimpulkan materi b. menyimpulkan
penyuluhan materi penyuluhan

c. Menutup penyuluhan dan c. Menjawab salam


memberikan salam

F. Materi (terlampir)
G. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Diharapkan jumlah peserta yang hadir sesuai dengan perencanaan


(anggota keluarga yang tinggal serumah)

b. Diharapkan waktu dan tempat sesuai perencanaan

c. Diharapkan tugas dan peran mahasiswa sesuai perencanaan

d. Diharapkan media dan alat penyuluhan sesuai rencana

2. Evaluasi Proses

a. Diharapkan moderator dapat membuka dan menutup acara dengan baik

b. Diharapkan presenter dapat menguasai materi dengan baik

c. Diharapkan fasilitator berperan aktif dalam berjalan nya penyuluhan

d. Diharapkan peserta berperan aktif selama kegiatan

e. Diharapkan peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir

f. Diharapkan peserta tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan

3. Evaluasi Hasil

Diharapkan keluarga mampu :

a. Menyebutkan pengertian HDR dengan bahasanya sendiri dengan benar.

b. Menyebutkan bagaimana proses terjadinya HDR dengan bahasanya


sendiri dengan benar.

c. Menyebutkan tanda dan gejala HDR dengan bahasanya sendiri dengan


benar.

d. Menjelaskan cara merawat anggota keluarga HDR dengan bahasanya


sendiri dengan benar.

e. Mendemonstrasikan cara merawat anggota keluarga HDR dengan


menggali aspek positif yang dimiliki pasien
Lampiran Materi

HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian HDR

Harga diri rendah adalah perasaan tidah berharga, tidak berarti, dan rendah diri
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.Harga
diri kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjanga/perasaan tentang diri atau
kemampuan diri (Ana, 2005).

Harga diri rendah muncul akibat dari penilaian internal individu maupun penilaian
eksternal yang negatif. Penilaian internal adalah penilaian yang berasal dari diri individu
itu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar dir individu
(misal: lingkungan) yang mempengaruhi penilaian individu tersebut.

B. Penyebab HDR

Harga diri dan konsep diri tidak bisa dipisahkan dari memandang diri sendiri.
Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap diri sendiri, baik bersidat positif
maupun negatif. Sementara konsep diri merupakan penilaian yang berasal dari dalam diri
sendiri.

Seseorang yang memilki harga diri rendah maka akan membatasi pergaulannya,
kurang percaya diri, kurang aktif, dan tidak bisa bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri.

Faktor yang menyebabkan seseorang mengalami harga diri rendah, yakni:

1. Pola Asuh Keluarga

Pola asuh yang diterapkan di keluarga sangat berpengaruh terhadap bagaimana


seseorang memandang dirinya sendiri. Pola asuh yang permisif cenderung kurang
terkontrol sehingga seseorang menjadi tidak bisa membedakan mana yang baik
dan mana yang tidak bisa diterima masyarakat. Sebaliknya, pola asuh otoriter
kadang menyebabkan masalah maladaptif dalam menilai diri.

2. Tekanan/Trauma

Banyak faktor yang bisa menyebabkan timbulnya trauma, misalnya kekerasan


fisik, seksual, dan peristiwa lain yang bisa mengancam seseorang hingga tidak
bisa lepas dari bayang-bayang kejadian yang tidak menyenangkan tersebut.
3. Keadaan Fisik

Harga diri seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi fisik. Kondisi fisik yang
mempunyai kekurangan atau cacat akan membuat seseorang merasa minder.
Akibatnya mereka cenderung menarik diri untuk menyembunyikan
kekurangannya.

4. Ketidakberfungsian Secara Sosial

Ketidakberfungsian secara sosial disini adalah tidak mampunya seorang individu


menempatkan dirinya dalam fungsi sosial. Misalnya seorang kepala rumah tangga
yang menganggur, akan merasa rendah diri dalam kehidupan sosialnya

C. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala HDR dapat di lihat dari ungkapan pasien yang menunjukan
penilaian negatif tentang dirinya dan di dukung dengan data hasil wawancara dan
observasi.

1. Data subjektif

Pasien mengungkapan tentang :

a. Hal negatif diri sendiri atau orang lain

b. Perasaan tidak mampu

c. Pandangan hidup yang pesimis

d. Penolakan terhadap kemampuan diri

2. Data objektif

a. Penurunan produktifitas

b. Tidak berani menatap lawan bicara

c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi

d. Bicara lambat dengan nada suara lemah

D. Akibat Lanjut HDR

Klien yang mengalami harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan interaksi
sosial: menarik diri, memicu munculnya perilaku kekerasan yang berisiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan. Isolasi social merupakan keadaan dimana individu dan
kelompok mengalami kebutuhan meningkat keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak
mampu untuk melakukan kontak.

E. Cara Merawat Keluarga Dengan HDR

Tindakan keperawatan harga diri rendah dilakukan terhadap pasien dan keluarga
(pelaku rawat) saat melakukan pelayanan di puskesmas atau kunjungan rumah, perawat
menemui keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama
keluarga perawat mengidentifikasi masalah yang di alami pasien dan keluarga. Tindakan
keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap pertemuan, minimal 4x
pertemuan dan dilanjutkan hingga pasien mampu mengatasi harga diri rendah dan
keluarga mampu merawat harga diri rendah.

1. Tindakan keperawatan untuk pasien HDR

Tujuan : pasien mampu:

a. Membina hubungan saling percaya

b. Mengidentifikasi kemmpuan dan aspek posistif yang dimiliki

c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan

d. Menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan

f. Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya

2. Tindakan keperawatan:

a. Membina hubungan saling percaya, dengan cara:

1) Ucapkan salam setiap kali berintekrasi dengan pasien

2) Perkenalakan diri denan pasien: perkenalakan nama dan nama


panggilan yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama
panggilan pasien yang disukai.

3) Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini

4) Buat kontrak asuhan: apa yang perawat akan lakukan bersama


pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana.
5) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi.

6) Tunjukan sikap empati tehadap pasien.

7) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki


pasien

1) Identifikasi kemempuan melakukan kegiatan dan aspek positif


pasien

2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian


yang negatif setiap kali bertemu dengan pasien.

c. Membantu pasien dan menilai kemampuan yang dapat digunakan

1) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih
dari daftar kegiatan):buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini.

2) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap


kemampuan diri yang diungkapkan pasien

d. Membantu pasien dapat memilih atau menetapkan kegiatan berdasarkan


daftar kegiatan yang dapat dilakukan

1) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat


pertemuan.

2) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.

e. Melatih kegiatan yang akan dipilih pasien sesuai kemampuan:

1) Latih kegiatan yang akan dilatih (alat dan cara melakukannya)

2) Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua


kali perhari.

3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang


diperlihatkan pasien.

f. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya


dan menyusun rencana kegiatan.
1) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatih.

2) Beri pujian atas aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan


pasien setiap hari.

3) Tindakan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan


setiap aktivitas

4) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan


keluarga.

5) Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya


setelah pelaksanaan kegiatan

6) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang


dilakukan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi, Ana. 2005. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
Jakarta : EGC.

Nurjanah, Inisari. 2001. Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Memodia.

Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai