Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN MENGENAL HALUSINASI

RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Di Susun Oleh :
Dwi Ifandi Alviyansyah, S. Kep
Ely Dewi Agustin, S. Kep
Ervin Fransiska Dewi, S. Kep
Faidatul Jannah, S. Kep
Firda Ufairah, S. Kep
Geta Rizqi Maufiroh, S. Kep
DEPARTEMEN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN PROBOLINGGO
TAHUN AJARAN 2021 / 2022

LEMBAR PENGESAHAN

Satuan acara penyuluhan yang berjudul “mengenal halusinasi” telah di

konsulkan dengan Pembimbing Lahan, dan Pembimbing Akademik di revisi, dan

di setujui pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 05 Agustus 2022

Tempat : Poli jiwa RSJ Menur Surabaya

Surabaya, 05 Agustus 2022

Kelompok 1 Gelatik

Mengetahui :
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Iin Aini Isnawati, S.Kep Ns., M.Kep) (M. Khoirul Huda, S. Kep., Ns)
NIDN : NIP :

KEPALA RUANGAN
RUANG GELATIK RSJ MENUR SURABAYA

(Siti Winarni, S. Kep., Ns)


SATUAN ACARA PENYULUHAN
MENGENAL HALUSINASI

Topik : Halusinasi

Sub Topik : Mengenal Halusinasi

Hari / Tanggal : Jum’at / 05 Agustus 2022

Waktu / Jam : 30 Menit / 09.00 WIB

Tempat : Poli jiwa RSJ Menur Surabaya

Peserta : Keluarga pasien

Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners STIKes Hafshawaty

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti kegiatan suatu penyuluhan, di harapkan agar keluarga

juga dapat mampu mengerti, memahami, dan juga dapat mempraktekkan

tentang Halusinasi

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah di berikan suatu penyuluhan selama 30 menit, masyarakat yang

juga dapat mampu :

a. Menjelaskan Pengertian dari Halusinasi.

b. Menjelaskan Penyebab dari Halusinasi.

c. Menjelaskan Tanda, dan Gejala Klinis dari Halusinasi.

d. Menjelaskan Penatalaksaan dari Halusinasi.

e. Menjelaskan Pencegahan dari Halusinasi.


III. MATERI

a. Pengertian dari Halusinasi.

b. Penyebab dari Halusinasi.

c. Diagnosis dari Halusinasi.

d. Tanda, dan Gejala Klinis dari Halusinasi.

e. Penatalaksaan dari Halusinasi.

f. Pencegahan dari Halusinasi.

IV. METODE

a. Ceramah.

b. Tanya Jawab.

c. Demonstrasi.

V. MEDIA

a. Leafleat

VI. PENGORGANISASIAN

a. Moderator : Dwi Ifandi Alviyansyah, S.Kep

b. Penyaji : Ely Dewi Agustin, S.kep , Firda Ufairah, S.Kep

c. Fasilitator : ErvinFransiska Dewi, S.Kep

d. Observer : Faidatul Jannah, S.Kep

e. Dokumentasi : Geta Rizqi Maufirah, S.Kep

VII. URAIAN TUGAS

a. Moderator

Tugas :

1) Membuka suatu acara penyuluhan, memperkenalkan diri, dan tim

kepada peserta.
2) Mengatur proses, dan lama nya suatu penyuluhan.

3) Memotivasi peserta untuk bertanya.

4) Memimpin jalan nya diskusi, dan evaluasi.

5) Menutup suatu acara penyuluhan.

b. Penyaji

Tugas :

1) Menjelaskan suatu materi penyuluhan dengan jelas, dan bahasa yang

mudah di pahami.

2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif, dan memperhatikan suatu

penyuluhan.

3) Menjawab suatu pertanyaan peserta.

c. Fasilitator

Tugas :

1) Ikut bergabung, dan duduk bersama di antara peserta.

2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan suatu materi penyuluhan.

3) Menginterupsi penyuluh tentang istilah atau pun perihal – perihal yang

di rasa kurang jelas bagi peserta.

4) Mempraktekkan gerakan bersama peserta.

5) Membagikan leaflet kepada peserta.

6) Fasilitator juga dapat menjawab bila di perlukan.

d. Observer

Tugas

1) Mencatat nama, alamat, jumlah peserta, serta menempatkan diri

sehingga memungkinkan juga dapat mengamankan jalan nya suatu


proses penyuluhan.

2) Mencatat pertanyaan yang di ajukan oleh peserta.

3) Mengamati perilaku verbal, dan non verbal peserta selama proses

penyuluhan.

4) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN


No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan : a. Menjawab salam.
a. Membuka suatu kegiatan b. Mendengarkan.
dengan mengucapkan salam. c. Memperhatikan.
b. Memperkenalkan diri. d. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
d. Menyebutkan materi yang akan
di berikan.
e. Apersepsi.
f. Kontrak waktu.
2. 15 Menit Pelaksanaan : a. Memperhatikan.
a. Menjelaskan pengertian dari b. Memperhatikan.
Halusinasi. c. Bertanya, dan
b. Menjelaskan penyebab dari menjawab pertanyaan yang
Halusinasi. di ajukan.
c. Menjelaskan tanda, dan gejala d. Memperhatikan.
klinis dari Halusinasi. e. Bertanya, dan
d. Menjelaskan penatalaksanaan menjawab pertanyaan yang
dari Halusinasi. di ajukan.
e. Menjelaskan pencegahan dari f. Ikut
Halusinasi. mendemonstrasikan cara
nya.
3. 5 Menit Evaluasi : a. Menjawab pertanyaan.
a. Menanyakan kepada
peserta tentang materi yang telah
di berikan, dan reinforcement
kepada siswa yang juga dapat
menjawab pertanyaan.

4. 5 Menit Terminasi : a. Mendengarkan.


a. Mengucapkan terima kasih b. Menjawab salam.
atas peran serta peserta, dan
membagikan leaflet.
b. Mengucapkan salam
penutup
IX. Setting Tempat :

KETERANGAN :
: Fasilitator

: Penyaji

: Masyarakat

: Moderator

: Observer

: Dokumentasi

IX. EVALUASI

Masyarakat juga dapat mampu :

a. Menjelaskan pengertian dari Halusinasi.

b. Menjelaskan penyebab dari Halusinasi..

c. Menjelaskan tanda, dan gejala klinis dari Halusinasi.

d. Menjelaskan penatalaksanaan dari Halusinasi.


e. Menjelaskan pencegahan dari Halusinasi.

Lembar Pengamatan
Nilai
No. Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1. Keaktifan peserta di dalam memperhatikan, dan
mendengarkan suatu materi yang akan di sampaikan.
2. Pemahaman peserta terhadap suatu materi yang akan di
sampaikan.
3. Keaktifan peserta di dalam mengajukan suatu pertanyaan.
4. Keaktifan peserta di dalam menjawab suatu pertanyaan
baik dari petugas mau pun dari peserta yang lain.
MATERI PENYULUHAN

a) Pengertian dari Halusinasi.

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien


mengalami perubahan sensorik dalam persepsi indra, ketidakmampuan untuk
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia
luar), adanya persepsi yang salah tentang lingkungan tanpa benda (Emulyani,
2020).

Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek rangsangan


dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra. Halusinasi
biasanya muncul pada klien gangguan jiwa diakibatkan terjadinya perubahan
orientasi realita, klien merasakan simulasi yang sebetulnya tidak ada. Dampak
yang muncul akibat gangguan halusinasi adalah hilangnya kontrol diri yang
menyebabkan seseorang menjadi panik dan perilakunya dikendalikan oleh
halusinasi (Syahdi & Perdede, 2022).

Halusinasi merupakan suatu gangguan persepsi panca indera yang terjadi


tanpa ada rangsangan dari luar, dimana seseorang akan menganggap sebagai hal
nyata namun tidak dapat dirasakan oleh orang lain (Lase & Pardede, 2022).

II. Etiologi

a. Etiologi dari Halusinasi.

Faktor predisposisiklien halusinasimenurut(Hendy, 2021):

a. Faktor Predisposisi
1) Biologis Faktor

Biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan


ketidakseimbangan dari neurotransmiternya.Dampak yang dapat
dinilai sebagai manifestasi adanya gangguan adalah perilaku
maladaptif klien.Secara biologi riset neurobiologikal memfokuskan
pada tiga area otak yang dipercaya dapat melibatkan klien
mengalami halusinasi yaitu sistem limbik, lobus frontalis dan
hypothalamus.

2) Psikologis

Meliputi konsep diri, intelektualitas, kepribadian, moralitas,


pengalaman masa lalu, koping dan keterampilan komunikasi secara
verbal.Konsep diri dimulai dari gambaran diri secara keseluruhan
yang diterima secara positif atau negatif oleh seseorang. Penerimaan
gambaran diri yang negative menyebabkan perubahan persepsi
seseorang dalam memandang aspek positif lain yang dimiliki. Peran
merupakan bagian terpenting dari konsep diri secara utuh. Peran
yang terlalu banyak dapat menjadi beban bagi kehidupan seseorang,
hal ini akan berpengaruh terhadap kerancuan dari peran dirinya dan
dapat menimbulkan depresi yang berat. Ideal diri adalah harapan,
cita-cita serta tujuan yang ingin diwujudkan atau dicapai dalam
hidup secara realistis.Identitas diri terkait dengan kemampuan
seseorang dalam mengenal siapa dirinya, dengan segala
keunikannya.

3) Sosial Budaya

Meliputi status sosial, umur, pendidikan, agama, dan kondisi


politik.Menurut Nyumirah (2017) ada beberapa hal yang dikaitkan
dengan masalah gangguan jiwa. Salah satunya yang terjadi pada
klien halusinasi adalah masalah pekerjaan yang akan mempengaruhi
status sosial. Klien dengan status sosial ekonomi yang rendah
berpeluang lebih besar untuk mengalami gangguan jiwa
dibandingkan dengan klien yang memiliki status sosial ekonomi
tinggi.Faktor sosial ekonomi tersebut meliputi kemiskinan, tidak
memadainya sarana dan prasarana, tidak adekuatnya pemenuhan
nutrisi, rendahnya pemenuhan kebutuhan perawatan untuk anggota
keluarga, dan perasaan tidak berdaya.Kultur atau budaya,
kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi
masalah klien dengan halusinasi.Berdasarkan beberapa pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa status social ekonomi, pendidikan
yang rendah, kurangnya pengetahuan, motivasi yang kurang dan
kondisi fisik yang lemah dapat mempengaruhi klien dalam
mempertahankan aktifitas klien yang mengalami halusinasi.

b. Diagnosis dari Halusinasi.

1. Isolasi sosial

2. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

3. Resiko Perilaku Kekerasan

c. Tanda, dan Gejala Halusinasi.

Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien
serta ungkapan pasien. Tanda dan gejala pasien halusinasi sebagai berikut
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2018) ; Hamid, Keliat and Putri, 2020:

Subjektif Mayor :

1. Mendengar suara bisikan dan melihat bayangan


2. Merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman,
perabaan, atau pengecapan

Subjektif Minor :
1. Menyatakan kesal
2. Menyatakan senang dengan suara-suara
3. Bicara seorang diri
4. Tertawa sendiri
5. Marah tanpa sebab
Objektif mayor :
1. Distorsi sensori
2. Respons tidak sesuai
3. Bersikap seolah melihat,mendengar, mengecap, meraba atau
mencium sesuatu
Objektif minor :
1. Menyendiri
2. Melamun
3. Kosentrasi buruk
4. Disorientasi waktu, tempat, orang, dan situasi
5. Curiga
6. Melihat ke satu arah
7. Mondar mandir
8. Bicara sendiri
Data Objektif
1. Bicara atau tertawa sendiri
2. Marah-marah tanpa sebab
3. Memalingkan muka ke arah telinga seperti mendengar sesuatu
4. Menutup telinga
5. Menunjuk nunjuk kearah tertentu
6. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
7. Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
8. Menutup hidung
9. Sering meludah
10. Muntah
11. Menggaruk-garuk permukaan kulit
Data Subjektif
1. Mendengar suara-suara atau kegaduhan
2. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
3. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
4. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun,
melihat hantu atau monster
5. Mencium bau-bauan seperti bau darah, unrin, feses,
kadangkadang bau itu menyenangkan
6. Merasakan rasa seperti darah, urin, atau feses
7. Merasakan takut atau senang dengan halusinasinya
8. Mengatakan sering mendengar sesuatu pada waktu tertentu saat
sedang sendirian
9. Mengatakan sering mengikuti isi perintah halusinasi
d. Penatalaksanaan dari Halusinasi.

Menurut Rahayu (2016), penatalaksanaan medis pada pasien


halusinasi pendengaran dibagi menjadi dua:
1. Terapi Farmakologi
a) Haloperidol
1) Klasifikasi : antipskotik, neuroleptic, butirofenon
2) Indikasi
Penatalaksanaan psikosis kronik dan akut, pengendalian
hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-
anak.
3) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja anti psikotik yang tepat belum
dipenuhi sepenuhnnya, tampak menekan susunan saraf
pusat pada tingkat subkortikal formasi retricular otak,
mesenfalon dan batang otak.
4) Kontraindikasi
Hipersensivitas terhadap obat ini pasien depresi SSP
dan sumsum tulang belakang, kerusakan otak
subkortikal, penyakit Parkinson dan anak dibawah usia
3 tahun.
5) Efek Samping
Sedasi, sakit kepala, kejang, insomnia, pusing, mulut
kering dan anoreksia
b) Clorpromazin
1) Klasifikasi : sebagai antipsikotik, antiemetic.
2) Indikasi
Penanganan gangguan psikotik seperti skizofrenia, fase
mania pada gangguan bpolar, gangguan skizofrenia,
ansietas dan agitasi, anak hiperaktif yang menunjukkan
aktivitas motorik berlebih.
3) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja antipsikotik yang tepat belum
dipahami spenuhnya, namun berhubungan dengan efek
antidopaminergik. Antipsikotik dapatmenyekat reseptor
dipamine postsinaps pada ganglia basa, hipotalamus,
system limbic, batang otak dan medulla
4) Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini, pasien koma atau
depresi sumsum tulang, penyakit Parkinson, insufiensi
hati, ginjal dan jantung, anak usia dibawah 6 tahun dan
wanita selama masa kehamilan dan laktasi.
5) Efek Samping
Sedasi, sakit kepala, kejang, insomnia, pusing,
hipertensi, ortostatik, hipotensi, mulut kering, mual dan
muntah.
c) Trihexypenidil ( THP )
1) Klasifikasi antiparkinson
2) Indikasi
Segala penyakit Parkinson, gejala ekstra pyramidal
berkaitan dengan obat antiparkinson.
3) Mekanisme Kerja
Mengoreksi ketidakseimbangan defisiensi dopamine dan
kelebihan asetilkolin dalam korpus striatum, asetilkolin
disekat oleh sinaps untuk menguragi efek kolinergik
berlebihan.
4) Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini, glaucoma sudut
tertutup, hipertropi prostat pada anak dibawah usia 3
tahun.
5) Efek Samping
Mengantuk, pusing, disorientasi, hipotensi, mulut kering,
mual dan muntah.
2. Terapi Non Farmakologi
a) Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok yang sesuai dengan Gangguan
Sensori Persepsi : Halusinasi adalah TAK Stimulasi
Persepsi.
b) Elektro Convulsif Therapy ( ECT )
Merupakan pengobatan secara fisik meggunakan arus listrik
dengan kekuatan 75-100 volt, cara kerja belum diketahui
secara jelas namun dapat dikatakan bahwa terapi ini dapat
memperpendek lamanya serangan Skizofrenia dan dapat
permudahk kontak dengan orang lain.
c) Pengekangan atau pengikatan
Pengembangan fisik menggunakan pengekangannya
mekanik seperti manset untuk pergelangan tangan dan
pergelangan kaki dimana klien pengekangan dimana klien
dapat dimobilisasi dengan membalutnya, cara ini dilakukan
padda klien halusinasi yang mulai menunjukkan perilaku
kekerasan diantaranya: marahmarah atau mengamuk.

e. Pencegahan dari Halusinasi.

1. Ajarkan pasien mengontrol halusinasi: Menghardik


2. Ajarkan pasien mengontrol halusinasi: Bercakap-cakap
3. Ajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan kegiatan terjadwal
4. Ajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan minum obat
teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Afconneri, Y., Lim., & Erwina, I. (2020). Faktor-Faktor Kekambuhan Pada Klien
Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Hb Sa’anin Padang,
Jurnal Endurance; Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 5(2), 321-330.

Dwi Oktiviani, P. (2020). Asuahn Keperawatan Jiwa Pada Tn. K dengan masalah
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran di Ruang Rokan
Rumah Sakit Jiwa Tampan (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Riau).

Hulu, M.P.C., & Perdede, J.A. (2022). Manajemen Asuhan Keperawatan Jiwa
Pada Tn. S Dengan Masalah Halusinasi Melalui Terapi Generalis SP 1-4:
Studi Kasus.

Lase, A.A.N., & Pardede, J.A. (2022). Penerapan Terapi Generalis (SP 1-4) Pada
Penderita Skizofrenia Dengan Masalah Halusinasi Di Ruang Sibual-buali:
Studi Kasus.

Pardede, J. A., Siregar, L. M., & Hulu, E. P. (2020). Efektivitas Behaviour


Therapy Terhadap Risiko Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provsu Medan. Jurnal
Mutiara Ners,3(1), 8-14.

Pardede, J.A. (2020). Beban Keluarga Berhubungan Dengan Koping Saat


Merawat Pasien Halusinasi. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(4), 445-452.

Pardede, J.A., & Sianturi, S.F. (2022). Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa Pada
Ny. H Dengan Masalah Halusinasi.

Prabowo, E. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi daan Indikato


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Sianturi, S.F. (2021). Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. H Dengan
Masalah Halusinasi.

Anda mungkin juga menyukai