Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANSIETAS PADA REMAJA


DI POLI KLINIK RSJ MENUR SURABAYA

DI SUSUN OLEH:

AISYAH AMILIA 1730003


ARYUNI ARSAL 1730018
HILDA AJENG MAWANGSARI 1730040
PUTRI PRASTIANINGSIH 1730060
SITI AZZAH 1730079
YULIA AIDA WARDAH 1730090

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyuluhan Ansietas Pada Remaja


Sasaran : Pasien dan Keluarga
Hari/tanggal :
Tempat : Poliklinik RSJ Menur Surabaya
Pelaksana : Mahasiswi Pendidikan Ners Stikes Hang Tuah Surabaya
Waktu : 1 x 30 menit

A. Latar Belakang

Kecemasan ini merupakan emosi tanpa objek terhadap suatu

keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup

dalam kehidupan sehari hari. Hal tersebut salah satu pengalaman subjektif

dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung. Kecemasan dalam

kehidupan sehari hari dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu

dan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. Kecemasan

tidak dapat dihindarkan dari kehidupan dalam memelihara keseimbangan.

Kecemasan terjadi akibat dari ancaman terhadap harga diri atau indentitas diri

yang sangat mendasar bagi keberadaan individu. Pada manusia, kecemasan

bias jadi berupa perasaan gelisah yang bersifat subjektif, sejumlah perilaku

(tampak khawatir dan gelisah atau resah), maupun respon fisiologis tertentu.

Kecemasan bersifat kompleks dan merupakan keadaan suasana hati yang

berorientasi pada masa yang akan datang dengan ditandai dengan adanya

kekhawatiran karena tidak dapat memprediksi atau mengontrol kejadian yang

akan datang. Kecemasan sangat mengganggu homeostasis dan fungsi individu,

karena itu perlu segera dihilangkan dengan berbagai macam cara penyesuaian.
Kecemasan merupakan gangguan mental terbesar. Diperkiran 20%

dari populasi dunia menderita kecemasan dan sebanyak 47,7% remaja sering

merasa cemas (Haryadi, 2007). Mahasiswa pun tidak luput dari kecemasan.

Salah satu yang menjadi stressor dalam kehidupan mahasiwa adalah tuntutan

dalam pendidikan mahasiwa tidak hanya dituntut untuk memperoleh nilai yang

baik, tetapi juga untuk memahami, mendalami, dan mampu mempraktekkan

ilmu yang telah dipelajarinya.

B. Tujuan Instruksional

Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan mengenai peran keluarga dalam

menangani pasien ansietas selama 30 menit, keluarga pasien mampu merawat

pasien di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.

Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai peran keluarga dalam

menangani pasien ansietas, maka keluarga mampu:

1. Menjelaskan tentang pengertian ansietas

2. Menjelaskan penyebab ansietas

3. Menjelaskan tanda dan gejala ansietas

4. Menjelaskan dampak ansietas

C. Metode

Ceramah dan diskusi

D. Media

Leafleat
E. Organisasi Kegiatan

Pembimbing Akademik :

Pembimbing Klinik :

Moderator :Siti Azzah

Penyaji :Aisyah Amilia

Fasilitator :Yulia Aida & Hilda A

Observer :Aryuni & Putri Prast

F. Job Description

1. Moderator

Uraian tugas:

a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada

peserta.

b. Mengatur proses dan lamanya penyuluhan.

c. Memotivasi peserta untuk bertanya.

d. Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi.

e. Menutup acara penyuluhan.

2. Penyuluh/Pengajar

Uraian tugas:

a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang

mudah dipahami oleh peserta.

b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses

penyuluhan.

c. Menjawab pertanyaan peserta.


3. Fasilitator

Uraian tugas

a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.

b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.

c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.

d. Membagikan leaflet dan lembar evaluasi kepada peserta.

4. Observer

Uraian tugas

a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri

sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannnya proses

penyuluhan.

b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.

c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses

penyuluhan.

d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.

e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluhan yang dirasa

tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.


G. Strategi Kegiatan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 Menit Pembukaan: 1. Menjawab salam
1. Membuka kegiatan dengan 2. Mendengarkan
mengucapkan salam 3. Memperhatian
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
4. Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan
5. Kontrak waktu dan
menjelaskan mekanisme
2 10 Menit Pelaksanaan: 1. Mendengarakan
1. Menggali pengetahuan dan 2. Memperhatikan
pengalaman
2. Menjelaskan melalui leaflet
tentang:
a. Definsi ansietas
b. Penyebab ansietas
c. Tanda dan gejala ansietas
d. Dampak ansietas
3 8 Menit Diskusi: Mengajukan Pertanyaan
Memberikan kesempatan pada
peserta untuk mengajukan
pertanyaan kemudian didiskusikan
bersama dan menjawab pertanyaan
4 5 Menit Evaluasi: 1. Menjawab
1. Menanyakan pada keluarga 2. Menjelaskan Pertanyaan
pasien tentang materi yang
diberikan dan reinforcement
kepada keluarga pasien bila
dapat menjawab dan
redemonstrasi
2. Kesimpulan
5 2 Menit Terminasi: 1. Mendengarkan
1. Memberikan leaflet pada 2. Membalas salam
peserta
2. Mengucapkan terimakasih
kepada keluarga pasien
3. Mengucapakan salam
H. Setting

I. Evaluasi

1. Kriteria Struktur

a. Kesiapan SAP dan materi

b. Kesiapan media: leaflet

c. Peserta hadir di tempat penyuluhan

d. Pengorganisasian penyelenggaraaan penyuluhan dilakukaan

2. Proses

a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan dan mendengarkan

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara

benar

d. Suasan penyuluhan tertib

e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.

3. Hasil

Peserta dapat memahami peran keluarga merawat pasien ansietas.


MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Ansietas

Ansietas adalah kecemasaan yang berlebihan dan lebih bersifat

subyektif. Pada umumnya pasien datang ke poliklinik dalam keluhan somatik.

Ansietas adalah suatu kehawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai

berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi

sosial, pekerjaan, atau penderitaan yang jelas bagi pasien. Berdasarkan uraian

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ansietas adalah respon resmi tanpa

objek, berupa perasaan takut dan kehawatiran yang tidak jelas, berlebihan, dan

disertai berbagai gejala sumatif yang menyebabkan gangguan bermakan dalam

fungsi sosial atau penderitaan yang jelas bagi pasien.

2. Penyebab Ansietas

Ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi

situasi. Masalah dan tujuan hidup. Beberapa teori yang mendukung terjadinya

ansietas yaitu:

a. Teori Biologis

Adanya abnormalitas elektrosenfalopatik pada lobus temporal yang

biasanya berespons terhadap karbamazepin, yang dapat berfungsi sebagai

antikonvulsan/anti kejang atau obat-obat lain dalam kategori ini.

1) Teori Genetik

Ansietas dapat memiliki komponen yang diwariskan karena kerabat

tingkat pertama individu yang mengalami peningkatan ansietas

memiliki kemungkinana lebih tinggi mengalami ansietas. Horwarth

dan Weissman (2000, dalam Videbeck, 2008) adanya kemungkinan


sindrom kromososm 13. Kromosom tersebut terlibat dalam hubungan

genetik yang mungkin pada panik, sakit kepala hebat, masalah ginjal,

kandung kemih atau tiroid.

2) Teori Neurokimia

Menurut Sullivan dan Caplan (2000, dalam Videbeck, 2008)

norepinenprin yang berlebihan dicurigai ada pada gangguan panik,

gangguan ansietas umum dan gangguan stress pada trauma asam gama

amino butirat (GABA) merupakan neurotransmitter asam amino

yang diyakini tidak berfungsi pada gangguan ansietas.

b. Teori Psikodinamik

1) Psikoanalisis

Ansietas dipandang sebagai respon alamiah seseorang sebagai

stimulus untuk perilaku (Freud, 1936 dalam Videbeck, 2008).

Mekanisme pertahanan sebagai upaya manusia untuk mengendalikan

kesadaran terhadap ansietas. Misalnya dengan cara represi. Individu

yang mengalami gangguan ansietas diyakini menggunakan secara

berlebihan salah satu atau pola tertentu dari beberapa mekanisme

pertahanan.

2) Teori Interpersonal

Ansietas timbul dari masalah masalah dalam hubungan

interpersonal. Pada individu dewasa ansietas muncul dari kebutuhan

individu tersebut untuk menyesuaikan diri dengan norma dan nilai

kelompok budayanya. Semakin besar tingkat ansietas semakin rendah


kemampuan untuk mengkomunikasikan dan menyelesaikan masalah

dan semakin besar pula kesempatan untuk terjadi gangguan ansietas.

3) Teori perilaku

Ahli teori perilaku memandang ansietas sebagai sesuatu yang

dipelajari melalui pengalaman individu, sebaliknya perilaku dapat

diubah atau dibuang melalui pengalaman baru (Videbeck, 2008). Ahli

terapi perilaku percaya individu dapat memodifikasi perilaku

maladaptive tanpa memahami penyebab perilaku tersebut.

3. Tanda dan Gejala

Keluhan yang sering dikemukakan oleh penderita yang ansietas adalah

(Hawari, 2008):

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah

tersinggung.

b. Merasa tegang, tidak senang, gelisah, mudah terkejut.

c. Takut sendirian ataupun takut pada keramaian dan banyak orang.

d. Gangguan pola tidur, mimpi mimpi yang menegangkan.

e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

f. Keluhan keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,

pendengaran berdenging, berdebar debar, sesak nafas, gangguan

pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala.

4. Dampak Ansietas

Berikut ini adalah contoh dampak ansietas terhadap perilaku seseorang:

a. Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain

b. Enggan makan atau makan secara berebihan


c. Marah-marah, dan terkadang kemarahan itu sulit dikendalikan.

d. Merokok

e. Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

f. Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.

Anda mungkin juga menyukai