Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN ANSIETAS

SAP ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
Dosen Pengampu : Erni Chaerani, MKM (EC)

Disusun Oleh :

Kelompok 4
NAMA : FALINI SOBBA
NIM : 201440112

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik/Pokok Bahasan : Ansietas (Kecemasan)
Sub Topik : Penanganan Kecemasan
Hari/tanggal : Selasa, 19 Oktober 2021
Pukul : 09.00 sampai dengan selesai
Penyuluh : Kelompok 4
Sasaran : Pasien di RSUD Depati Bahrin
Tempat : Ruang / Bangsal Pasien di RSUD Deapti Bahrin

A. Analisa Situasi
1. Kebutuhan Fisiologi :
Kebutuhan ini adalah hal yang mendasar bagi setiap orang atau disebut juga
kebutuhan primer yang meliputi makan, minum, berpakaian, tempat tinggal, yang
berkaitan dengan kelangsungan hidupnya. Jika kebutuhan ini terganggu akan
berpengaruh pada reaksi tubuh seperti homeostatis tubuh yang tidak seimbang :
tekanan darah yang tinggi, pernapasan yang tidak teratur, pola istirahat yang
terganggu dan lain-lain.
2. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman :
Kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi, tidak
hanya pada ruang dan waktu tetapi pada pada orang dan arti peristiwa. Distorsi
tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan,
memuaskan perhatian, menurunkan daya ingat, dan mengganggu kemampuan
untuk menghubungan sesuatu hal dengan yang lain yaitu untuk membuat
asosiasi. Orang yang kecemasan cenderung memilih benda tertentu di dalam
lingkungannya dan tidak melihat yang lainnya untuk membuktikan bahwa mereka
benar-benar dalam memperhatikan situasi yang menakutkan dan berespon
dengan tepat. Kecemasan dapat dicetuskan dari trauma di masa lalu, penyakit
saat ini, ketidakmampuan memahami diri sendiri, tuntutan standar yang tinggi
dan lain-lain. Tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan, dan menangis
serta menolak berpartisipasi dalam perawatan dirinya.
3. Kebutuhan Memiliki dan Dimiliki (Kasih Sayang) :
Semandiri-mandirinya seseorang, pasti ia memiliki keinginan untuk memiliki relasi
sosial dimana ia merasa dicintai dan dimiliki oleh seseorang. Untuk orang dengan
ansietas rasa kasih sayang sangat diperlukan baik itu itu dari keluarga, teman,
lawan jenis, ataupun masyrakat sekitar. Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi atay
afeksi tidak didapatkan individu akan mulai merasa kesepian, bahkan depresi
Gangguan seperti ini akan membuat perubahan cenderung menarik diri dari
lingkungan yang berpengaruh citra diri seseorang.
4. Kebutuhan akan Penghargaan:
Saat orang melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang
sangat terikat dan tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang
mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik
perilaku itu tersembunyi ansietas, bermusuhan dan kurang percaya terhadap
orang lain atau diri sendiri.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri :
Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan mekanisme koping
yang disfungsi dan tidak berkesinambungan dengan yang lainnya. Koping
maladaptif mempunyai banyak jenis termasuk perilaku agresif, bicara tidak jelas
isolasi diri, banyak makan, konsumsi alkohol, berjudi, dan penyalahgunaan obat
terlarang. Sikap yang maladaptif dapat mengganggu potensi seseorang tersebut
dalam manfaatnya ke lingkungan sekitar. Jika manusia tidak bisa memenuhi
kebutuhan akan aktualisasi diri ini maka yang terjadi adalah apatisme,
kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan
diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.

B. Diagnosa Keperawatan:
1. Ansietas berhubungan dengan keisis situasional
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh.
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (kecemasan)
4. Obesitas berhubungan dengan gangguan persepsi makan
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan.
6. Penampilan peran tidak efektif berhubungan dengan perubahan citra tubuh
C. Tujuan :
1. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti kegiatan promosi kesehatan tentang kecmasan diharapkan
pasien dapat mengatahui seputar kecemasan.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan pasien dan
keluarganya mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian kecemasan.
b. Menguraikan tingkatan kecemasan.
c. Menjelaskan penyebab kecemasan
d. Menyebutkan tanda dan gejala kecemasan
e. Menyebutkan pencegahan kecemasan.
f. Melakukan penanganan saat terjadi kecemasan.
g. Menjelaskan pengobatan untuk penderita kecemasan.
D. Isi Materi (Uraian materi penyuluhan terlampir/dilampirkan)
a. Pengertian kecemasan
b. Tingakatan kecemasan
c. Penyebab kecemasan
d. Tanda dan gejala kecemasan.
e. Pencegahan dari kecemasan.
f. Penanganan saat terjadi kecemasan.
g. Pengobatan untuk penderita kecemasan.
E. Metode
Penyampaian materi, tanya jawab, dan pemutaran video.
F. Media
Leaflet, PPT, pemutaran video.
G. Pengorganisasian
Moderator : Siti Habibah Nabila
Penyaji : Falini Sobba, Adila Sefitri, dan Annisafitri
Fasilitator : Helinda Putri
Observer : Ardelia Amanah dan Regi Ardianti
H. Proses pelaksanaan
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1 Pembukaan: Melakukan Menjawab salam, 5 menit
1. Mengucapkan salam perkenalan diri dan memperhatikan
2. Memperkenalkan diri meminta izin dan memberi
3. Melakukan kontrak waktu persetujuan untuk persetujuan untuk
4. Menjelaskan tujuan dan pokok menyampaikan mendengarkan
bahasan yang akan promosi kesehatan tentang promkes
disampaikan tentang TBC
kecemasan kepada
pasien
2 Pelaksanaan: Menjelaskan Mendengarkan 20 menit
Memberikan materi tentang pemaparan
kecemasan (menggali pengetahuan materi
pasien tentang kecemasan, lalu
menjelaskan materi terkait)
3 Melakukan curah pendapat atau Menjawab Memberikan 8 menit
tanya jawab pertanyaan pasien pertanyaan
tentang hal yang
kurang dimengerti
pasien
4 Memberikan evaluasi Memberikan Menjawab 5 menit
pertanyaan dan pertanyaan dan
meminta menjelaskan
menjelaskan kembali secara
kembali tentang singkat materi
materi yang telah tentang
disampaikan kecemasan
5 Penutupan : Menilai kesimpulan Peserta 3 menit
Menyimpulkan materi peserta dan menyimpulkan
Mengucap salam mengucapkan rasa materi dan
terima kasih atas menjawab salam
kesedian waktunya
menerima promosi
kesehatan tentang
kecemasan

I. Evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan adalah :
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Penyelenggaran penyuluhan dilaksanakan di bangsal pasien
c. Kontrak waktu dengan pasien
d. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Pasien memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menyampaikan
promosu kesehatan. Pasien antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan
tentang kecemasan. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 41 menit sasaran mampu :
a. Pasien mampu menjelaskan tentang pengertian kecemasan.
b. Pasien mampu menguraikan tingkatan kecemasan.
c. Pasien mampu menjelaskan penyebab kecemasan
d. Pasien mampu menyebutkan tanda dan gejala kecemasan
e. Pasien mampu menyebutkan pencegahan kecemasan.
f. Pasien mampu melakukan penanganan saat terjadi kecemasan.
g. Pasien mampu menjelaskan pengobatan untuk penderita kecemasan.
h. Pasien merasa paham akan risiko yang mungkin terjadi pada dirinya.
i. Acara dilakukan sesuai waktu yang ditentukan.
j. Total pasien yang menerima penyuluhan minimal 1 orang.
LAMPIRAN MATERI ANSIETAS
1. Pengertian kecemasan
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (sumber sering kali
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) suatu perasaan takut akan terjadi
sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Hal ini merupakan sinyal yang
menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya yang akan datang dan memperkuat
individu mengambil tindakan menghadapi ancaman (NANDA, 2009).
Ansietas dapat diartikan sebagai suatu respon perasaan yang tidak
terkendali. Ada respon terhadap ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal,
dan samar-samar. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan respon dari
suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal, jelas, atau bukan bersifat konflik
(Murwani, 2009).
Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu.
Keduanya merupakan energi dan tidak dapat diamati secara langsung. Seorang
perawat menilai pasien ansietas berdasarkan perilaku tertentu. Penting untuk diingat
bahwa ansietas adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Ansietas adalah dasar
kondisi manusia dan memberikan peringatan berharga. Bahkan, kapasitas untuk
menjadi ansietas diperlukan untuk bertahan hidup. Selain itu, seseorang dapat
tumbuh dari ansietas jika seseorang berhasil berhadapan, berkaitan dengan, dan
belajar dari menciptakan pengalaman ansietas (Stuart, 2016).
2. Tingakatan kecemasan
1) Ansietas ringan : berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari,
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan
dan kreativitas. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah
sebagai berikut :
a. Respons fisik: ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau
sedikit gelisah, penuh perhatian dan rajin.
b. Respon kognitif : lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya diri,
perasaan gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal,
mempertimbangkan informasi, tingkat pembelajaran optimal.
c. Respons emosional : perilaku otomatis, sedikit tidak sadar, aktivitas,
mmenyendiri, terstimulasi dan senang.
2) Ansietas sedang : emungkinkan seseorang memusatkan pada hal penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
a. Respon fisik : ketegangan otot sedang, TTV meningkat, pupil dilatasi, mulai
berkeringat, sering mondar-mandir, memukul tangan, suara berubah ;
bergetar, nada suara tinggi, kewaspadaan dan ketegangan menigkat, dan
sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif: lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif,
fokus terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun,
penyelesaian masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c. Respons emosional : tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri
goyah, tidak sabar dan gembira
3) Ansietas berat Sangat mengurangi lahan persepsi persepsi seseorang.
Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terlihat dan
spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal ini. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk
dapat memusatkan pada suatu area lain.
a. Respons fisik : ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk,
pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan
tanpa tujuan dan serampangan, rahang menegang, mengertakan gigi,
mondar-mandir, berteriak, dan meremas tangan, gemetar.
b. Respons kognitif : lapang persepsi terbatas, proses berpikir terpecah-pecah,
sulit berpikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan
informasi, hanya memerhatikan ancaman, preokupasi dengan pikiran sendiri,
egosentris.
c. Respons emosional : sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak
adekuat. menarik diri, penyangkalan dan ingin bebas.
4) Tingkat panik dari ansietas : berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan
teror. Rincian terpecah dari proporsinyackarena mengalami kehilangan kendali.
Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik,
terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsinya yang menyimpang, dan kehilangan
pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan.
Jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang
sangat bahkan kematian.
a. Respons fisik : flight, fight, atau freeze, ketegangan otot sangat berat, agitasi
motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun,
tidak dapat tidur, hormon stress dan neurotransmiter berkurang, wajah
menyeringai, mulut ternganga
b. Respons kognitif : persepsi sangat sempit. pikiran tidak logis, terganggu,
kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran
sendiri, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi,
waham, ilusi mungkin terjadi.
c. Respon emosional : merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya,
lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan
hasil yang buruk, kaget, takut, lelah

3. Penyebab kecemasan
1. Genetik dan early learning. Gangguan ansietas cenderung diturunkan dalam
keluarga. Bila ibu, bapak, atau keluarga dekat lainnya menderita ansietas,
anaknya kemungkinan besar mengalami ansietas. Proses tumbuh kembang
di dalam suatu keluarga dengan ansietas merupakan suatu pengalaman yang
dapat memicu pasien ansietas.
2. Biokimia otak. Ansietas berkaitan dengan fungsi pembawa pesan otak
(biokimiawi otak) yang berhubungan dengan ketidakseimbangan
neurotransmiter serotonin dan dopamin.
3. Mekanisme fight-flight. Apabila seseorang merasa dalam bahaya, tubuh akan
menyiapkan diri untuk mempertahankan diri ( fight ) atau melarikan diri dari
situasi yang membahayakan tersebut ( flight ). Mekanisme fight-flight tersebut
menyebabkan denyut jantung meningkat, pupil dilatasi, dan tubuh
menyiapkan diri terhadap situai berbahaya tersebut. Oleh karena itu, otak
harus “dilatih” untuk tidak terbias menggunakn mekanisme penyelesaian
masalah fight-flight.
4. Tanda dan gejala kecemasan.
1. Gejala motorik : tremor (gemetar), muka tegang, nyeri otot, nyeri perut, agitasi,
nyeri dada, letih, pegal, sakit kepala, sakit leher.
2. Gejala otonomik : hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf simpatis ditandai
dengan gejala; palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas, diare, parestesia, insomnia,
konsentrasi buruk, dan lain-lain.
3. Khawatir : rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum
terjadi seperti mau mendapat musibah.
4. Kewaspadaan berlebihan : kewaspadaan yang berlebihan meliputi gejala tidur
terganggu, sulit berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dan lain-lain
5. Pencegahan dari kecemasan.
a. Menyedikan waktu untuk diri sendiri (meditasi, mendapat pijatan, atau
berendam di air hangat).
b. Membuat rencana kegiatan (meminimalisir kegiatan di luar kendali)
c. Menyelesaikan tugas tepat waktu (jangan menunda)
d. Hindari kafein dan alkohol
e. Menyediakan waktu bercerita dengan keluarga atau liburan bersama
f. Makan dan minum teratur dan seimbang
g. Menerapkan pola pikir sehat (belajar menerima keadaan diri sendiri bahwa
ada hal di luar kendali kita)
h. Lakukan hobi
i. Membuat standar hidup yang realistis

6. Penanganan saat terjadi kecemasan.


Kecemasan dapat diatasi dengan komunikasi yang baik dengan pasien dan juga bisa
diatasi dengan cara di bawah ini:
1. Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing):
a. Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,
b. Tahan napas selama 3 detik
c. Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut
d. Ulangi selama 3 kali
2. Teknik guided imagery
a. Diri dalam keadaan rileks
b. Teman dan konselor membimbing seseorang dengan kondisi verbal (bicara
perlahan dan lembut)
c. Klien dapat terbawa ke tempat yang paling aman yang diinginkan oleh suara
hatinya.
d. Saat terbangun dari proses imagery, klien akan merasa damai, dan akan
mempunyai persepsi yang baru terhadap sesuatu yang membebani, atau lebih
siap menghadapinya.
3. Tertawa dan olahraga.
Untuk mengatasi rasa ansietas ini, para pakar menyarankan agar kita banyak
tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir emosi dengan sesuatu positif
sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga. 20-30 menit melakukan olahraga bisa
membantu mengurangi rasa ansietas.
4. Tulislah rasa ansietas dalam secarik kertas
Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi dan rasa sesak di
dada. Tulislah dengan jujur ketakutan dan ansietas yang ada dalam benak
seseorang, seperti "Saya ansietas karena...", "Saya nggak yakin kalau harus...', atau
"Saya takut ketika."
5. Bersantai
Rasa ansietas yang muncul merupakan salah satu akibat dari banyaknya pekerjaan
atau tugas lainnya. Karena itu, usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-
senang dan bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula digunakan untuk meditasi,
membangun mimpi dan berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu
mengurangi rasa ansietas.
6. Dengar musik.
Dengan mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme hidup
yang menyenangkan.

7. Pengobatan untuk penderita kecemasan.


Saat dirasa sudah tidak bisa ditangani sendiri, jangan ragu mendatangi psikolog atau
psikiater.
REFERENSI
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Stuart.Gail.W (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa : Indonesia: Elsever.
https://www.academia.edu/17456245/SAP_ANSIETAS diakses pada tanggal 09 Oktober
2021
https://www.alodokter.com/ketahui-cara-mengatasi-gangguan-kecemasan diakses pada
tanggal 09 Oktober 2021
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3566/4/Chapter%202.pdf diakses pada tanggal 09 Oktober
2021
http://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/1926-manajemen-ansietas
diakses pada tanggal 09 Oktober 2021
https://pdfcoffee.com/qdownload/sap-materi-cemas-depresi-pdf-free.html diakses pada
tanggal 09 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai