Anda di halaman 1dari 13

KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANSIETAS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. REZA ANUGRAH PRATAMA


2. LUH MADE ARTHA HERAWATI
3. SELAMET HARIYADI
4. MADE KRISNA YUDA PRASETYA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XVII

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM

MATARAM

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

MASALAH PSIKOSOSIAL : ANSIETAS

Pokok Bahasan : Kesehatan Psikososial

Sub Pokok Bahasan    : Ansietas

Sasaran : Klien dan keluarga klien

Waktu : 45 menit

Pukul : 17.00 – 17.45 WITA

Hari/ tanggal : Sabtu 13 November 2021

A. TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan mengenai peran keluarga dalam

menangani klien yang mengalami ansietas selama 45 menit,

keluarga klien mampu merawat klien dan menjadi sistem pendukung

yang efektif bagi klien serta dapat mendukung perawatan klien

dalam penyuluhan tersebut.

B. TUJUAN KHUSUS

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai ansietas selama 45 menit

maka klien mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian ansietas

2. Menjelaskan tanda gejala

3. Menjelaskan tentang tingkatan

4. Menjelaskan tentang penyebab ansietas


5. Menjelaskan cara mengurangi ansietas dengan tekhnik

relaksasi nafas dalam.

C. MATERI (TERLAMPIR)

1. Pengertian ansietas.

2. Tanda dan gejala ansietas.

3. Tingkatan – tingkatan ansietas.

4. Penyebab ansietas.

5. Cara mengurangi ansietas dengan cara nafas dalam

D. Metode

1. Ceramah
2. Diskusi

E. Media

1. PPT (Power Point)

F. Proses KegiatanPenyuluhan

N Waktu Kegiatan
o Tahap (menit
Penyuluh Sasaran
. )
1 Perkenala 5menit     - Mengucapkan  Menjawab
n salam salam
/      -
 Menyimak
Pembukaan Memperkenalkandiri
dan
     - Menjelaskan tema
 Mendengarka
Menjelaskan tujuan n

yang akan disampaikan


1. Menggali

pengetahuan

2. Menjelaskan

melalui leaflet

tentang :   tentan  Mendengarka

g pengertian n

Pelaksana 15meni ansietas,tanda dan  Memperhatik


2
an t gejala,penyebab an

ansietas,tentang

tingkatan, cara

mengurangi ansietas

dengan cara nafas

dalam dan tekhnik

hipnitis 5 jari.
Memberikan

kesempatan kepada

keluarga untuk
10meni 1) Mengajuka
3 Diskusi mengajukan
t n pertanyaan
pertanyaan kemudian

di diskusikan

bersama.

4 10meni Menanyakan kembali 2) Menjawab


Evaluasi
. t kepada keluarga dan
menjelaskan

kembali

materi yang
klien tentang materi
telah
yang diberikan.
disampaikan

oleh

penyuluh
3)Mendengar
 Terminasi
kan
5 Penutup 5menit
 Mengucapkan
4) Menjawab
salam
salam

H. EVALUASI

1) Kriteriastruktur

a. Kesiapan SAP dan materi

b. Kesiapan media : PPT

c. Kunjungan sesuai dengan waktu yang telah disepakati

2) Proses

a. Fase di mulai sesuai dengan waktu yang di rencanakan

b. Klien dan keluarga klien antusias terhadap penyuluhan

dan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh

penyuluh.

c. Klien dan keluarga klien mengajukan pertanyaan dan

menjawab pertanyaan secara benar.


d. Suasana penyuluhan tertib.

3) Hasil

Setelah dilakukan penyuluhan tentang ansietas klien dan

keluarga klien mampu :

a. Menyebutkan pengertian ansietas.

b. Menyebutkan tanda- tanda dan gejala dari ansietas.

c. Menyebutkan penyebab dari ansietas.

d. Menyebutkan tingkatan dari ansietas

e. Klien mampu mempraktekkan cara nafas dalam untuk

mengurangi ansietas

MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai


ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa
aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak
menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai
perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur Rochman,
2010:104).

Cemas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak


didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak
nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa
malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam
tersebut terjadi (Murwani, 2008).

Cemas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung dengan tingkat cemas, lama cemas
yang dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping
terhadap cemas. Cemas dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang,
dan berat. Setiap tingkat menyebabkan perubahan emosional dan
fisiologis pada individu (Videbeck, 2008).

Namora Lumongga Lubis (2009:14) menjelaskan bahwa kecemasan


adalah tanggapan dari sebuah ancaman nyata ataupun khayal.
Individu mengalami kecemasan karena adanya ketidakpastian dimasa
mendatang. Kecemasan dialami ketika berfikir tentang sesuatu
tidak menyenangkan yang akan terjadi.

B. PENYEBAB

1. Ancaman terhadap integritas biologi seperti kebutuhan dasar


makan, minum
2. Ancaman terhadap keselamatan diri :tidak menemukan status
prestise, tidak memperoleh pengakuan dari orang lain,
ketidak sesuaian pandangan diri dengan lingkungan
disekitarnya.
3. Stressor predisposisi contoh adanya gangguan fisik.
4. Stressor presipitasi
a. Ancaman terhadap integritas fisik.
b. Ancaman terhadap harga diri.
c. Sumber dan mekanisme koping.
C. TANDA – TANDA DAN GEJALA

1. Respon Fisik
a. Sering napas pendek.
b. Nadi dan tekanan darah naik.
c. Mulut kering.
d. Anoreksia.
e. Diare/ konstipasi.
f. Gelisah.
g. Berkeringat.
h. Tremor.
i. Sakit kepala.
j. Sulit tidur.
2. Respon Kognitif.
a. Lapang persepsi menyempit.
b. Tidak mampu menerima rangsang luar.
c. Berfokus pada apa yang terjadi.
3. Respon Prilaku dan Emosi.
a. Gerakan tersentak-sentak.
b. Bicara berlebih dan cepat.
c. Perasaan tidak nyaman.

Tabel Respon fisiologis terhadap ansietas (Stuart & Sundeen 1995)


System Tubuh Respon
Kardiovaskuler (Jantung) Palpitasi, tekanan darah
meninggi, rasa mau pingsan,
tekanan darah menurun, denyut
nadi menurun, jantung seperti
terbakar.
Pernafasan Nafas cepat, nafas pendek,
tekanan pada dada, nafas
dangkal, pembengkakan pada
tenggorok, sensasi tercekik,
terengah-engah.
Neuromuskuler (jaringan saraf Reflek meningkat, reaksi
dan otot) kejutan, mata berkedip-kedip,
insomnia, tremor, rigiditas,
wajah tegang, kelemahan umum,
gerakan yang janggal.
Gastrointestinal (Lambung) Kehilangan nafsu makan,
menolak makan, abdomen
discomfort, mual, diare.
Traktus Urinarius (Saluran Tidak dapat menahan kencing,
Kemih) sering kencing.
Kulit Wajah kemerahan, telapak
tangan berkeringat, gatal,
rasa panas dan dingin pada
kulit, wajah pucat.

D. TINGKATAN ANSIETAS

1. Ansietas Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari.
Menyebabkan individu menjadi lebih waspada dan meningkatkan
lapang persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar
dan menghasilakn pertumbuhan serta kreativitas.
2. Ansietas Sedang
Memungkinkan individu unutk berfokus pada hal yang
penting  dan mengesampingkan hal yang lain. Mempersempit
lapang persepsi individu. Sehingga individu mengalami tidak
perhatian yang selektif namun dapat lebih berfokus pasda
area jika diarahkan untuk melakukannya.
3. Ansietas Berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu, cenderung
berfokus ada sesuatu yang rinci dan spesifik sehingga tidak
memikirkan hal yang lain. Semua perilaku ditujukkan untuk
mengurangi ketegangan. Individu memerlukan banyak arahan
untuk berfokus pada hal lain.
4. Tingkat Panik dari Ansietas
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.
Individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu
meskipun dengan arahan, karena mengalami kehilangan
kendali.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN ANSIETAS


1. Lingkungan yang asing
2. Kehilangan kemandirian sehingga mengalami
ketergantungan dan memerlukan bantuan orang lain
3. Berpisah dengan pasangan dan keluarga
4. Masalah biaya
5. Kurangin formasi
6. Ancaman akan penyakit yang lebih parah
7. Masalah pengobatan
F. CARA MENGURANGI ANSIETAS

1. Membantu mengenal ansietas.


2. Menggunakan tehnik pengalihan situasi.
3. Menggunakan tehnik relaksasi napas dalam.
4. Latihan mengerutkan dan mengendurkan otot.
5. Latihan relaksasi dengan tehnik 5 jari.

G. CARA MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN DIRUMAH


Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan
lingkungan dalam merawat pasien di rumah antaralain :
1. Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal
sehari – hari
2. Selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri
dalam melakukan suatu kegiatan, misalnya : makan bersama,
bekerja bersama, bepergian dll.
3. Meminta keluarga atau teman untuk menyapa klien, jik
klien mulai menyendiri atau berbicara sendiri
4. Mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan
masyarakat, misalnya : pengajian, kerja bakti dll
5. Berikan pujian, umpan balik atau dukungan untuk
ketrampilan sosial yang dapat dilakukan pasien
6. Mengontrol kepatuhan minum obat secara benar sesuai
dengan resep dokter
7. Jika klien malas minum obat, anjurkan untuk minum obat
secara halus dan emapti. Hindari tindakan paksa yang
menimbulkan trauma bagi pasien.
8. Kontrol suasana lingkungan / pembicaraan yang dapat
memancing terjadinya marah
9. Mengenali tanda – tanda yang muncul sebagai gejala
kekambuhan
10. Segera kontrol ke dokter/RS jika muncul perubahan
perilaku yang menyimpang atau obat habis.
H. DATA YANG YANG PERLU DIKAJI
Ditandai dengan dengan Produktivitas menurun, Mengamati
dan waspada, Kontak mata jelek, Gelisah, Melihat sekilas
sesuatu, Pergerakan berlebihan (seperti; foot shuffling,
pergerakan lengan/ tangan), Ungkapan perhatian berkaitan
dengan merubah peristiwa dalam hidup, Insomnia, Perasaan
gelisah.
1. Afektif
Menyesal, Iritabel, Kesedihan mendalam, Takut, Gugup,
Sukacita berlebihan, Nyeri dan ketidakberdayaan meningkat
secara menetap, Gemeretak, Ketidakpastian, Kekhawatiran
meningkat, Fokus pada diri sendiri, Perasaan tidak adekuat,
Ketakutan, Distressed, Khawatir, prihatin dan Mencemaskan
2. Fisiologis
Suara bergetar, Gemetar/ tremor tangan, Bergoyang-goyang,
Respirasi meningkat (Simpatis), Kesegeraan berkemih
(Parasimpatis), Nadi meningkat (Simpatis), Dilasi Pupil
( Simpatis), Refleks-refleks meningkat (Simpatis), Nyeri
abdomen (Parasimpatis), Gangguan tidur (Parasimpatis)
Perasaan geli pada ekstremitas (Parasimpatis), Eksitasi
kardiovaskuler (Simpatis), Peluh meningkat, Wajah tegang,
Anoreksia (Simpatis), Jantung berdebar-debar (Simpatis),
Diarhea (Parasimpatis), Keragu-raguan berkemih
(Parasimpatis), Kelelahan (Parasimpatis), Mulut Kering
(Simpatis), Kelemahan (Simpatis), Nadi berkurang
(Parasimpatis), Wajah bergejolak (Simpatis), Vasokonstriksi
superfisial (Simpatis), Berkedutan (Simpatis), Tekanan Darah
Menurun (Parasimpatis), Mual (Parasimpatis), Keseringan
berkemih (Parasimpatis), Pingsan (Parasimpatis), Sukar
bernafas (Simpatis), Tekanan darah meningkat (Parasimpatis)
3. Kognitif
Hambatan berfikir, Bingung, Preokupasi, Pelupa,
Perenungan, Perhatian lemah, Lapang persepsi menurun, Takut
akibat yang tidak khas, Cenderung menyalahkan orang lain.,
Sukar berkonsentrasi, Kemampuan berkurang terhadap :
(Memecahkan masalah dan belajar), Kewaspadaan terhadap gejala
fisiologis.

Anda mungkin juga menyukai