Anda di halaman 1dari 12

(SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DISUSUN OLEH :

SAYID AGIL AL MASLUH


2021020107

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri


Sub Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri dengan Teknik Napas Dalam
Sasaran : Keluarga pasien dan pengunjung
Hari/Tanggal : Jum’at, 4 Oktober 2019
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Melati RS Tk. II Dr. Soepraoen Malang
Penyuluh : Kelompok 3B Prodi D-III Keperawatan Malang

A. LATAR BELAKANG
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat indvidual yang
tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang,
mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi, nyeri adalah konsep yang sulit
dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2009).
Menurut International Association for the Studi of Pain (IASP), penyebab nyeri tidak
hanya dari penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker, tetapi juga cidera, operasi,
luka bakar, infeksi, dan efek kekerasan. Seseorang juga mengalami nyeri dari banyak
prosedur dan penyelidikan yang digunakan oleh dokter dan perawat untuk menyelidiki
dan mengobati penyakit (Finley, 2005).
Respon perilaku terhadap nyeri diantaranya yaitu mimik wajah, perubahan nada suara
da aktivitas, serta menangis, menunjukkan sikap menjauh dari stimulus nyeri dan aneka
vokalisasi dan mengutarakan intensitas nyerinya.
Karena itu membutuhkan beberapa teknik yang mampu untuk mengatasi atau
meringankan intensitas nyeri. Dalam penyuluhan ini akan dijelaskan beberapa teknik
distraksi dan relaksasi untuk mengurangi nyeri.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga pasien dan pengunjung
diharapkan mampu mengontrol nyeri secara nonfarmakologi dengan teknik relaksasi
napas dalam.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran penyuluhan dapat
mengetahui tentang:
1) Mengetahui pengertian nyeri
2) Mengetahui klasifikasi nyeri
3) Mengetahui tanda dan gejala nyeri
4) Mengetahui intensitas nyeri
5) Menjelaskan manajemen nyeri secara nonfarmakologi
6) Menjelasakan prosedur teknik relaksasi napas dalam

C. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Metode: ceramah dan diskusi
2. Media : Leaflet
3. Garis Besar Materi (penjelasan terlampir):
1) Mengetahui pengertian nyeri
2) Mengetahui klasifikasi nyeri
3) Mengetahui tanda dan gejala nyeri
4) Mengetahui intensitas nyeri
5) Menjelaskan manajemen nyeri secara nonfarmakologi
6) Menjelasakan prosedur teknik relaksasi napas dalam

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:
NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit 1.      Mengucapkan salam 1.      Membalas salam
2.      Memperkenalkan diri 2.      Memperhatikan dan
mendengarkan
2 Penyajian bahan tentang: 15 menit - Menjelaskan 1.      Mendengarkan
- Menjelaskan pengertian teknik
2.      Mempraktekkan
pengertianteknik relaksasi relaksasi nafas dalam
nafas dalam - Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan tujuan relaksasi nafas dalam
relaksasi nafas dalam - Menjelaskan manfaat
- Menjelaskan manfaat relaksasi nafas dalam
relaksasi nafas dalam - Menjelaskan
- Menjelaskan penatalaksanaan
penatalaksanaan relaksasi relaksasi nafas dalam.
nafas dalam.

3 Evaluasi 5 menit - Memberi kesempatan


kepada peserta untuk
bertanya untuk
mengevaluasi peserta,
apakah peserta dapat
menjelaskan kembali
materi penkes dengan
bertanya.
- Menyimpulkan kembali
materi yang disajikan.
- Diharapkan 30%
memahami materi
4 Penutup 5 menit - Penyaji mengucapkan
1.      Menjawab salam
terima kasih.
- Mengucapkan salam
penutup

E. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Evaluasi Struktur
1) Menyusun Satuan Acara Penyuluhan Manajemen Nyeri
2) Melakukan konsultasi Satuan Acara Penyuluhan yang telah disusun dengan
pembimbing
3) Melakukan kontrak waktu dan tempat penyuluhan
4) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
penyuluhan
5) Membentuk pengorganisasian dalam pelaksanaan penyuluhan, dengan susunan
sebagai berikut:
a) Penyaji :
1. Indriani
2. Reina Catur
b) Moderator : Yulif Prakoso
c) Fasilitator : Annisa Aprilia Rahmaniah
 Penyaji
1. Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
2. Mampu menjelasakan materi secara sistematis
3. Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
4. Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
 Moderator
Mampu memimpin jalannya acara penyuluhan
 Fasilitator
Mampu memfasilitasi acara penyuluhan
2. Evaluasi Proses
 Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
 Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
 Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
 Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan
tentang materi penyuluhan sebelum penyuluhan dilaksanakan
b. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan
setelah penyampaian materi penyuluhan.
c. Peserta menanggapi materi yang telah disampaikan penyaji.
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN NYERI
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat indvidual yang tidak
dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang, mengubah
kehidupan orang tersebut. Akan tetapi, nyeri adalah konsep yang sulit dikomunikasikan oleh
klien (Berman, 2009).

B. KLASIFIKASI NYERI
Berikut adalah klasifikasi tingkatan dalam nyeri:
a. Nyeri akut adalah sensasi jangka pendek kurang 3 bulan yang menyadarkan kita akan
adanya cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya dianggap sebagai gejala, bukan
sebagai penyakit yang harus diobati sehingga menjadi nyeri kronis.
b. Nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Sistem saraf anda
menerima sinyal rasa sakit dan nyeri yang konstan dari tubuh selama berbulan bulan
bahkan bertahun tahun. Nyeri kronis dapat menimbulkan rasa terbakar, mati rasa, rasa
seperti diiris atau ditusuk. Hal ini terjadi karena kerusakan pada saraf.
Tingkatan nyeri tterdiri dari skala 1-10 yang artinya sebagai berikut:
1. SKALA 1= (sangat ringan), seperti gigitan nyamuk
2. SKALA 2= (tidak menyenangkan), nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit.
3. SKALA 3= (bisa ditoleransi), nyeri Sangat terasa, seperti pukulan
ke hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter.
4. SKALA 4= ( Menyedihkan) Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi
5. SKALA 5= (sangat menyedihkan), Kuat, dalam, nyeri yang menusuk,
seperti pergelangan kaki terkilir
6. SKALA 6= (intens), Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga
tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra, menyebabkan tidak
fokus, komunikasi terganggu.
7. SKALA 7= (sangat intens), Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-benar
mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik
dan tak mampu melakukan perawatan diri.
8. SKALA 8= (benar-benar mengerikan), Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak
lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang
parah jika sakit datang dan berlangsung lama.
9. SKALA 9= (menyiksa tak tertahankan), Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak
bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan rasa
sakit apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya.
10. SKALA 10 = (sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan), Nyeri begitu kuat
tak sadarkan diri.

C. TANDA DAN GEJALA NYERI


1. Suara
a. Menangis
b. Merintih
c. Menarik/menghembuskan nafas
2. Ekspresi Wajah
a. Meringis
b. Menggigit lidah, mengatupkan gigi
c. Tertutup rapat/membuka mata atau mulut
d. Menggigit bibir
3. Pergerakan Badan
a. Kegelisahan
b. Mondar-mandir
c. Gerakan menggosok atau berirama
d. Melindungi tubuh
e. Otot tegang

4. Interaksi Sosial
a. Mengihndari percakapan atau kontak sosial
b. Berfokus pada aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. Disorientasi waktu

D. MANAJEMEN NYERI
a. Distraksi
Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal-hal lain sehingga
lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contohnya:
1) Membayangkan hal-hal menarik dan indah
2) Membaca buku, koran sesuai dengan keinginan
3) Menonton TV
4) Mendengarkan musik, radio dll
b. Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Sejumlah teknik relaksasi dapat dilakukan
untuk mengendalikan rasa nyeri dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam
sistem syaraf otonom. Teknik relkasasi dapat dilakukan dengan:
1) Teknik massase/ pemijatan
2) Kompres panas atau dingin
3) Teknik relkasasi napas dalam

E. MANFAAT TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM


Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik
relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan
oksigenasi darah.

Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen,
frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus
nyeri-ansietas-ketegangan otot
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa
jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif
untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.
Berikut beberapa manfaat teknik relaksasi napas dalam:
1) Membuat lebih mampu menghindari stress
2) Mengurangi bahkan mengatasi masalah yang berhubungan dengan stressseperti: sakit
kepala, pusing, sulit tidur, hipertensi, mual, muntah, nyeri punggung dan nyeri
lainnya.
3) Menurunkan dan mengatasi kecemasan
4) Membantu menyembuhkan penyakit tertentu seperti darah tinggi dsb
5) Meningkatkan penampilan kerja dan social

F. PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM


Teknik pernapasan ini dikenal dengan teknik napas dalam 478, yang dikenalkan oleh
Dr. Andrew Weill dari Arizona. Dimana teknik napas dalam ini bisa dilakukan
sederhana, tidak memakan waktu, tidak memerlukan peralatan, dan dapat dilakukan
dimana saja.
Teknik ini dapat membantu orang mengantuk, bahkan tertidur dalam waktu
setidaknya 60 detik. Berikut penjelasan teknik napas dalam 478
1) Angka 4 mengacu pada udara yang boleh kita hirup. Pejamkan mata sebelum
memulai meditasi lalu hirup udara selama 4 detik.
2) Angka 7 mengacu pada saat dimana kita harus menhan napas. Jadi disarankan
untuk tidak menghirup atau membuang napas selama 7 hitungan.
3) Angka 8 mengacu pada saat kita menghembuskan napas. Usahan untuk membuang
napas melalui mulut secara perlahan. Hitung hingga 8 kali hitungna ketika Anda
membuang napas.

Berikut Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam 478:


1) Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan kepada keluarga pasien
2) Ciptakan lingkungan yang tenang
3) Usahakan tetap rileks dan tenang
4) Mulai menarik napas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan IN 1234
5) Kemudian menahan napas selama 7 detik dengan hitungan STOP 1234567
6) Perlahan-lahan hembuskan napas melalui mulut dengan hitungan OUT 12345678
7) Ulangi 3-5 kali sebelum tidur atau setelah bangun tidur
8) Lakukan evaluasi
9) Cuci tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I . Jakarta:EGC

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Prince A. Silvia. 1995. pathofisiologi. Edisi 4. jakarta:EGC

Tim Editor. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan

Zulkifli Amin, Asril bahar. 2006. tuberculosis paru, buku ajar penyakit dalam. Jakarta: UI

Anda mungkin juga menyukai