2. Sasaran
Sasaran ditujukan pada klien dan keluarga klien Tn. P.M
3. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, diskusi, demonstrasi
2. Media : Leaflet
4. Setting
Peserta penyuluhan dikamar B8 bed 4 berhadapan dengan penyaji
5. Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Waktu Perawat Peserta Media /
alat
Pembukaan 3 menit - Salam pembuka - Menjawab salam
- Menjelaskan topik yang - Mendengarkan
akan disampaikan
- Menjelaskan TIU dan TIK
- Menjelaskan relevansi
materi terhadap kesehatan
Kerja 10 - Penyampaian materi - Mendengarkan Leaflet
menit - Mendemonstrasikan - Memperhatikan
Manajemen nyeri dengan dan mengikuti
Teknik nonfarmakologi arahan
- Tanya jawab - Bertanya
- Evaluasi - Menjelaskan dan
mempraktekkan
Penutup 2 menit - Menyimpulkan - Mendengarkan
- Salam penutup - Menjawab salam
6. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
Membuat SAP
Kontrak Waktu
Menyiapkan Peralatan : Peralatan atau media yang digunakan adalah leaflet
Setting : Tempat penyuluhan kamar B8 bed 4
2. Evaluasi Proses
Peserta
o Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai.
o Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan.
o Pertemuan berjalan dengan lancar.
Penyuluh
o Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
o Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
o Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.
MATERI PENYULUHAN
MANAJEMEN NYERI NONFARMAKOLOGI
1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terjadi ketika cedera atau mengalami
gangguan pada tubuh. Jenis nyeri yang dirasakan dapat berupa sakit, panas, gemetar,
kesemutan, tertusuk, atau ditikam.
2. Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi secara tiba- tiba dan secara umum berkaitan
dengan cedera spesifik. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung < 6 bulan.
2. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau menetap dalam jangka waktu yang lama.
Nyeri kronik merupakan nyeri yang dirasakan selama > 6 bulan.
3. Skala nyeri
4. Manajemen Nyeri Nonfarmakologi
Distraksi
Distraksi adalah teknik mengalihkan perhatian dengan aktivitas lain sehingga lupa
terhadap nyeri yang dirasakan. Contohnya:
1. Memikirkan hal – hal menarik dan indah
2. Membaca buku
3. Menonton TV
4. Medengarkan musik, radio, dll
Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri, stres fisik dan emosi. Sejumlah teknik relaksasi dapat dilakukan untuk
mengendalikan rasa nyeri dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam system
saraf otonom.
Tahapan relaksasi nafas dalam :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
5. Bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Pusatkan konsentrasi pada daerah nyeri
9. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
10. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Suddarth & Brunner. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
Tamsuri, A. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.
LAMPIRAN