Waktu : 30 menit
1. Latar Belakang
- Gangguan psikosomatis adalah faktor psikologis yang merugikan, mempengaruhi
kondisi medis pasien. Faktor psikologis tersebut dapat berupa gangguan mental, gejala
psikologis, sifat kepribadian atau gaya mengatasi masalah, dan prilaku kesehatan yang
maladaptif. Kurang lebih 400 tahun SM ahli filsafat Hipocrates sudah mengutarakan
pentingnya peran faktor psikis pada penyakit. Pada abad pertengahan Paracelcus seorang ahli
kimia menyatakan bahwa kekuatan batin memiliki pengaruh terhadap
kekuatan seseorang.
Gangguan psikosomatik ialah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang
menyerupai penyakit fisik dan diyakini adanya suatu hubungan yang erat antara suatu
peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut.
----Kedokteran psikosomatis menyadari kesatuan dari pikiran dan tubuh serta interaksi
diantara keduanya, dimana faktor psikologis penting dalam perkembangan semua penyakit,
namun apakah peranannya dalam memulai, perkembangan, memperberat dan eksaserbasi
penyakit, predisposisi atau reaksi terhadap suatu penyakit masih dalam perdebatan.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penyuluhan
4. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
5. Media :
1. Brosur
2. Ceramah dengan menggunakan leflet
6. Isi Materi :
7. Proses Pelaksanaan
8 SETTING TEMPAT
PAPAN
TULIS
LAPTOP,LCD
PESERTA PESERTA
PESERTA PESERTA
9. Pengorganisasian
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Psikosomatis
Psiko artinya pikiran dan soma artinya tubuh. Jadi, penyakit psikosomatis artinya
penyakit yang timbul atau disebabkan oleh kondisi mental atau emosi seseorang. Penyakit ini
juga disebut dengan penyakit akibat stress. Penyakit psikosomatis sekarang sering disebut
dengan penyakit psikofisologis. Namanya saja yang sedikit berbeda namun maknanya sama.
Gangguan psikosomatik ialah gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala yang
menyerupai penyakit fisik dan diyakini adanya suatu hubungan yang erat antara suatu
peristiwa psikososial tertentu dengan timbulnya gejala-gejala tersebut. Gangguan
psikosomatik ini banyak ditemukan pada praktek dokter sehari-hari; namun gangguan ini
sering kali diabaikan dan bahkan dilupakan. Biasanya penderita datang dengan beraneka
macam keluhan somatik mulai dari keluhan jantung, keluhan sakit perut seperti nyeri ulu hati,
kembung,mual diare(keluhan gastrointestinal), keluhan sakit kepala dan lain-lain. Ditempat
praktek dokter sehari-hari banyak pasien hanya menonjolkan keluhan-keluhan somatik saja
tanpa menyertakan keluhan-keluhan psikisnya. Jarang sekali faktor psikis(emosi) seperti
fristasi, konflik, ketegangan dsb dikemukakan sebagai keluhan utama oleh penderita, padahal
faktor psikis tersebut yang memicu munculnya keluhan fisik penderita. Prevalensi gangguan
psikosomatik cukup tinggi yaitu 16,1-21,9%, bahkan Fink et al menemukan sampai 30,3%.
2. Ciri –ciri psikosomatis
Ciri –ciri psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan fisik yang beragam,
antara lain :
a. Pegal –pegal
b. Nyeri di bagian tubuh tertentu
c. Mual
d. Muntah
e. Kembung dan perut tidak enak
f. Sendawa
g. Kulit gatal
h. Kesemutan
i. Mati rasa
j. Sakit kepala
k. Nyeri bagian dada, punggung dan tulang belakang
3. Penyebab psikosomatis
c. Sistem endokrin
1. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme (tirotoksikosis) adalah suatu sindroma yang ditandai oleh
perubahan biokimiawi dan psikologis yang terjadi sebagai akibat dari
kelebihanhormon tiroid endogen atau eksogen yang kronis.
Gejala medis yang sering muncul berupa intoleransi panas, keringat
berlebihan, diare, penurunan berat badan, takikardi, palpitasi dan muntah.
Gejala dan keluhan psikiatrik yang muncul antara lain ketegangan, eksitabilitas,
iritabilitas, bicara tertekan, insomnia, mengekspresikan rasa takut yang
berlebihan terhadap ancaman kematian.
2. Diabetes melitus
Diabetes melitus adalah suatau gangguan metabolisme dan sistem vaskuler yang
dimanifestasikan oleh gangguan penanganan glukosa, lemak, dan protein tubuh.
Riwayat herediter dan keluarga sangat penting dalam onset diabetes. Onset yang
mendadak sering kali berhubungan dengan stres emosional yang mengganggu
keseimbangan homeostatik pasien yang terpredisposisi. Meninger berpendapat
bahwa ada hubungan antara psikoneurotik dengan diabetes, dengan alasan:
Jelas adanya gangguan mental sebelum timbulnya penyakit diabetes
Gangguan mental yang lain dari gejala mental yang timbul pada penyakit
hati atau hipoglikemi
Penyembuhan gangguan mental pararel dengan keadaan kadar gula darah
Gangguan metabolisme karbohidrat dan glukosuria membaik dengan diet
Dengan sembuhnya gangguan mental, diabetes juga membaik
d. Gangguan kekebalan
1. Penyakit infeksi
Penelitian klinis menyatakan bahwa variabel psikologis mempengaruhi
kecepatan pemulihan dari mononukleosis infeksius dan influensa. Stres dan
keadaan psikologis yang buruk menurunkan daya tahan terhadap tuberkulosis
dan mempengaruhi perjalanan penyakit. Dengan demikian perkembangan
penyakit sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis orang.
2. Gangguan alergi
Bukti klinis menyatakan bahwa faktor psikologis berhubungan dengan
pencetus alergi. Asma bronkial adalah contoh utama proses patologis yang
melibatkan hipersensitifitas segera yang berhubungan dengan proses
psikososial.
3. Transplantasi organ
Pengaruh psikososial seperti kehidupan yang penuh dengan stres, kecemasan
dan depresi mempengaruhi sistem kekebalan yang berperan dalam mekanisme
penolakan transpalantasi organ.
e. Kanker
1. Masalah pasien
---- Reaksi psikologis mereka adalah rasa takut akan kematian, cacat,
ketidakmampuan, rasa takut diterlantarkan dan kehilangan kemandirian, rasa takut
diputuskan dari hubungan, fungsi peran dan finansial, kecemasan, kemarahan, dan
rasa bersalah. Setengah dari pasien kanker menderita gangguan mental berupa
gangguan penyesuaian 68%, gangguan depresi berat 13% dan delirium 8%. Pada
pasien kanker sering ditemukan pikiran dan keinginan bunuh diri.
22. 2. Terapi radiasi
Efek samping terapi radiasi adalah ensefalopati yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan intrakranial.
- Kemoterapi
Efek samping kemoterapi berupa mual dan muntah
- Rasa sakit
---- Pasien kanker dengan rasa sakit memiliki insidensi depresi dan kecemasan
yang lebih tinggi dibanding mereka yang tanpa rasa sakit.
3. Masalah keluarga
---- Kecemasan dan depresi dalam anggota keluarga memerlukan intervensi yang
aktif. Keluarga harus memberikan pelayanan untuk pasien.
f. Gangguan kulit
1. Pruritus menyeluruh
Pruritus psikogenik menyeluruh adalah tidak ada penyebab organik.
kemarahan yang terekspresi dan kecemasan yang terekspresi merupakan
penyebab paling sering, karena secara disadari atau tidak mereka menggaruk
dirinya sendiri secara kasar.
2. Pruritus setempat
- Pruritus ani
- Pruritus vulva
3. Hiperhidrosis
Hiperhidrosis dipandang sebagai fenomena kecemasan yang diperantarai oleh
sistem saraf otonom. Ketakutan, kemarahan dan ketegangan dapat
menyebabkan meningkatnya sekresi keringat, karena manusia memiliki 2
mekanisme berkeringat yaitu termal dan emosional. Berkeringat emosional
terutama tampak pada telapak tangan, telapak kaki dan aksila. Berkeringat
termal paling jelas pada dahi, leher, punggung tangan dan lengan bawah.
g. Nyeri kepala
1. Migren
Migren adalah ganguan paroksismal yang ditandai oleh nyeri kepala rekuren,
dengan atau tanpa gangguan visual dan gastrointestinal. 2/3 pasien memiliki
riwayat gangguan yang sama. Kepribadian obsesional yang jelas terkendali
dan perfeksionistik, yang menekan marah, dan yang secara genetik
berpresdisposisi pada migren mungkin menderita nyeri kepala tersebut1
Mekanisme terjadinya migren.
2. Tension ( kontraksi otot)
Terjadi pada 80% populasi selama perode stres emosional. Kepribadian tipe A
yang tegang, berjuang keras dan kompetitif peka terhadap gangguan ini. Stres
emosional sering kali disertai kontraksi otot kepala dan leher yang lama
melebihi beberapa jam dapat menyempitkan pembuluh darah yang
menyebabkan iskemia.
---- Gejalanya berupa nyeri tumpul dan berdenyut dimulai pada sub
ocipitalis yang menyebar keseluruh kepala. Kulit kepala nyeri terhadap
sentuhan, biasanya bilateral dan tidak disertai gejala prodromal seperti mual
dan muntah. Onset cenderung pada sore dan malam hari. Pada stadium awal
dapat diberikan anti ansietas, pelemas otot dan pemijatan atau aplikasi panas
pada kepala dan leher. Jika terdapat depresi yang mendasari anti depresan
perlu diberikan. Jika kronis psikoterapi merupakan terapi pilihan
Golongan obat psikofarmaka yang banyak dipergunakan adalah Obat Tidur, Obat
Penenang, dan Antidepresan. Penggunaan jenis obat ini perlu pengawasan yang ketat
karena seringkali menimbulkan efek samping seperti ketergantungan psikologis dan fisik
yang dapat mengakibatkan keracunan obat, depresi dan kehilangan sifat menahan diri,
gangguan paru-paru, gangguan psikomotoris dan iritatif (mudah marah, gelisah dan
ansietas bila obat dihentikan).
d. Diet tepat = Beberapa penelitian justru menyebutkan bila Anda sering diet tanpa
bantuan ahli justru membuat imunitas tubuh berkurang. Hal ini berisiko
menimbulkan penyakit kejiwaan, seperti skizofrenia, depresi, cemas, dan
serangan panik.
e. Asupan sehat = Nutrisi yang tepat dapat menjaga kesehatan mental Anda.
Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin E dan B
kompleks, seperti kacang-kacangan, ikan, sereal, buah dan sayur.
f. Rileks = Hiduplah lebih santai. Lakukan yoga untuk menghindari serangan
depresi atau sekedar rutin mendengarkan musik untuk melatih jiwa Anda tetap
tenang. Musik yang tepat dapat menuntun jiwa Anda lebih tenang.
g. Manusia diciptakan untuk bersosialisasi, karena itu jangan memendam masalah.
Usahakan Anda memiliki teman yang dapat Anda percaya atau bergabung dalam
kelompok diskusi. Memendam masalah, sama saja seperti memendam sampah
dalam tubuh Anda.
BAB III
KESIMPULAN