J DENGAN MASALAH
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI
RUANG DOLOK SANGGUL RS JIWA PROF. DR. M. ILDREM MEDAN
OLEH :
KELOMPOK 4
Terdiri dari : nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan,
tanggal masuk, alasan masuk, nomor rekam medic, keluarga yang dapat
dihubungi.
b. Alasan masuk
c. Faktor Predisposisi
1) Faktor genetis.
4) Sosial Budaya
Kemiskinan, konflik sosial budaya, peperangan, dan kerusuhan
d. Faktor Presipitasi
e. Pemeriksaan Fisik
a) Citra Tubuh
Kaji status dan posisi pasien sebelum klien dirawat, kepuasan paien
terhadap status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki- laki atau
perempuan
c) Peran Diri
Berisi harapan paien akan keadaan tubuhnya yang ideal, posisi, tugas,
peran dalam keluarga, pekerjaan/sekolah, harapan klien akan lingkungan
sekitar,dan penyakitnya.
e) Harga Diri
Kaji klien tentang hubungan dengan orang lain sesuai dengan kondisi,
dampak pada klien yang berhubugan dengan orang lain, fungsi peran yang tidak
sesuai dengan harapan, penilaian klien tentang pandangan atau penghargaan
orang lain.
f) Hubungan Sosial
Hubungan klien dengan orang lain akan sangat terganggu karena
penampilan klien yang kotor yang mengakibatkan orang sekitar menjauh dan
menghidnari klien. Terdapat hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
(Bunaini,2020).
g) Spiritual
1) Penampilan
Biasanya klien tamoak lesu, gelisah, tremor dan kompulsif (Putri, 2018).
4) Alam Perasaan
Klien tampak sedih, putus asa, merasa tidak berdaya, rendah diri dan
merasa dihina.
5) Afek
1. Makan
Klien kurang makan, cara makan klien yang terganggu serta psien tidak
memiliki kemampuan untuk menyiapkan dan membersihkan alat makan
2. Berpakaian
Klien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa memakai pakaian yang
sesuai dan berdandan.
3. Mandi
Klien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak gosok gigi, mencuci
rambut, menggunting kuku, tubuh klien tampak kusan dan badan klien
mengeluarkan aroma bau.
4. BAB/BAK
Klien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti di temoat tidur dan klien
tidak dapat membersihkan BAB/BAKnya.
5. Istirahat
Jika klien mendapat obat, biasanya klien minum obat tidak teratur.
7. Aktivitas di Rumah
Klien tidak mampu melakukan semua aktifitas di dalamrumah karena
klien selalu merasa malas.
1. Adaptif
Klien tidak mau berbicara dengan orang lain, tidak bisa menyelesaikan
masalah yangada, klien tidak mampu berolahraga karena klien selalu malas.
2. Maladaptive
TINJAUAN KASUS
Inisial : Tn. J
Agama : Kristen
Umur : 38 tahun
(√) Ya () Tidak
2. Pengobatan sebelumnya :
3.4 Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
Data diatas didapatkan dari pasien, pasien bisa menyebutkan silsilah keluarganya
sampai tiga generasi, pasien mengatakan anak ketiga dari empat bersaudara, ayah
pasien telah meninggal dunia dan ibu pasien telah meninggal juga, pasien tinggal
bersama abang dan kakak iparnya.
3.5 Fisik
Klien mengeluh dengan badannya yang tampak kotor dan tidak rapi, klien tidak
memiliki keluhan fisik, saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, didapatkan
hasil:
- S : 36,7°C - P : 21x/i
3.6 Psikososial
- Karena klien sakit, klien merasa malu berhubungan / berinteraksi dengan orang
lain
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial Menarik Diri
3.8 Spiritual
2. Kegiatan ibadah :
b. Pembicaraan:
c. Alam Perasaan :
d. Afek:
Datar, Klien tidak ada perubahan roman muka
e. Interaksi:
f. Persepsi:
g. Proses Pikir:
h. Isi Pikir :
Klien dapat mengontrol isi pikirnya, klien tidak mengalami gangguan isi pikir dan
tidak ada waham
i. Tingkat kesadaran:
j. Memori:
Klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan yang baru terjadi
l. Kemampuan Penilaian:
1. Makan
Pada saat dikaji pasien mengatakan makan 3 x sehari pada waktu pagi, siang dan
menjelang meghrib. Pasien dapat makan dan minum secara mandiri dalam 1 porsi.
Pasien mengatakan menyukai makanan yang diberikan pihak rumah sakit dan selalu
makan bersama pasien lainnya di ruangan tengah.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Mandi
Pasien mengatakan mandi 3 x sehari pada waktu pagi, siang dan sore. Pasien
dapat melakukan kegiatan mandi secara mandiri di kamar mandi. Pasien menggosok
gigi dan mencuci rambut secara mandiri.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. BAK/BAB
Pasien dapat melakukan BAK dan BAB secara mandiri. Pasien mengatakan
selalu menyiram menggunakan air apabila selesai BAK/BAB.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Pasien dapat berpakaian secara mandiri serta rapi, dan pasien dapat menyisir
rambutnya secara mandiri apabila sudah terlihat tidak rapi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Penggunaan obat
Pasien mengatakan “saya hanya tau warna dari obat itu aja kak, untuk
fungsinya saya kurang tau, pokoknya habis minum obat saya selalu tertidur pulas”.
Pada data pasien mengonsumsi Clozapine 25mg 1X1, Haloperidol 5mg 2X1,
Risperidone 3mg 3X3.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan selalu didukung oleh kakek dan ibunya terkait kondisinya
saat ini. Pasien mengatakan apabila pasien sakit, pasien segera dibawa ke puskesmas
terdekat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Pada saat di luar rumah pasien biasanya berkumpul bersama temannya jika
ia diajak, dan juga jalan-jalan santai disekitar gang rumah.
Objektif :
- Klien sering berbicara sendiri,
- Klien tampak tertawa sendiri,
- Klien sering termenung
2 Subjektif : Gangguan Konsep Diri
- Klien merasa malu karena mempunyai sakit gangguan jiwa : Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan tidak berguna karena gagal menjadi anak
yang baik untuk orang tuanya.
Objektif :
- Klien tampak murung,
- Klien malu dan tidak bersemangat,
- Saat di tanya tentang perasaannya klien sedih dan terdiam.
Objektif :
- Klien banyak diam, menyendiri, dan kontak mata kurang
4 Subjektif : Defisit Perawatan Diri
- Klien mengatakan malas mandi karena dingin
- Klien mengatakan malas mencuci tangan saat makan
- Klien hanya mengganti baju jika merasa ingin, jika
tidak maka pakaiannya akan terus dia pakai.
- Klien mengatakan jika BAB/BAK hanya menyiramnya
Begitu saja.
Objektif :
- Klien tampak tidak rapi dan kotor
- Klien sering memakai pakaian yang sama tiap harinya
dan berbau
- Kuku klien tampak sangat kotor dan panjang
- Mulut klien tampak kotor dan giginya kuning
Halusinasi Klien dapat Ketika di evaluasi Klien mau a. Membina hubungan saling
Pendengaran membina membalas salam, berjabat percayadengan cara
hubungan saling tangan, menyebutkan nama, (menjelaskan maksud dan
percaya tersenyum, ada kontak tujuan interaksi, jelaskan
mata,serta menyediakan waktu tentang kontrak yang akan
untuk kunjungan berikutnya dibuat, beri rasa aman dan
sikap empati)
Klien paham dan mampu Sp 1
Klien paham dan memahami halusinasi dan 1. Diskusikan bersama klien
mampu mengendalikan halusinasi tentang halusinasi (isi,
mengendalikan dengan cara mempraktikan frekuensi, waktu terjadi,
halusinasi cara menghardik situasi pencetus, perasaan,
dengan cara dan responhalusinasi)
mempraktikan 2. Latih klien cara menghardik
cara menghardik
Klien paham dan Klien paham dan mau minum Sp 2
mau minum obat obat secara teratur Latih klien bercakap-cakap
secara teratur dengan orang lain
Klien paham dan Klien paham dan mampu Sp 3
mampu mengendalikan halusinasi Latih klien melakukan kegiatan
mengendalikan dengan cara bercakap-cakap terjadwal
halusinasi dengan orang lain
dengan cara Sp 4
bercakap- Klien paham dan mampu Latih klien minun obat secara
cakap dengan mengendalikan halusinasi teratur
orang lain dengan cara melakukan
kegiatan terjadwal
Klien paham dan
mampu
mengendalikan
halusinasi
dengan
Cara melakukan
kegiatan
terjadwal
3. Tindakan keperawatan Sp P:
1: - Intervensi dilanjutkan ke SP 2
- SP 2
1. Diskusikan bersama klien Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
tentang halusinasi (isi, frekuensi, cakap dengan orang lain
waktu terjadi, situasi pencetus,
perasaan, dan respon halusinasi)
2. Latih klien cara menghardik
Rabu, 21 1. Data: S:
Desember 2022 - Klien berbicara sendiri, Klien mengatakan senang karena di
mendengar suara-suara motivasi untuk minum obat secara
- Klien marah-marah tanpa sebab teratur
- Klien merasa gelisah
- Klien sering tertawa sendiri O:
- Klien sering menutup telinga Klien mampu minum obat secara teratu
- Klien mendengar suara yang dengan motivasi
menyuruhnya melakukan hal
berbahaya A: Halusinasi Pendengaran (+)
2. Diagnosa Keperawatan: P:
Halusinasi pendengaran - Intervensi dilanjutkan
3. Tindakan
keperawatan Sp 2:
Mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain
Kamis, 22 1. Data: S:
Desember 2022 - Klien mengatakan sering Klien merasa senang ketika diajak
mendengar suara-suara tanpa bercakap- cakap dengan temannya
wujud,
- Klien merasa risih mendengar O:
suara- suara tersebut Klien mampu bercakap-cakap dengan orang
- Klien mengatakan ketika lain dengan motivasi
suara itu datang tidak dapat
dikendalikan A:
- Klien sering berbicara sendiri, Halusinasi Pendengaran (+)
- Klien tampak tertawasendiri,
- Klien sering termenung P:
3. Tindakan
keperawatan Sp 3:
Evaluasi pengetahuan dan
kepatuhan minum obat
Bercakap-cakap dengan orang lain
Jum’at, 23 Data: S:
Desember - Klien mengatakan sering Klien merasa senang saat di ajarkan
2022 mendengar suara-suara melakukan kegiatan terjadwal seperti
tanpa wujud, mencuci piring dan merapikan tempat tidur.
- Klien merasa risih
mendengar suara- suara O:
tersebut Klien mampu melakukan kegiatan mencuci
- Klien mengatakan ketika piring dan merapikan tempat tidur secara
suara itu datang tidak mandiri
dapat dikendalikan
- Klien sering berbicara sendiri, A:
- Klien tampak tertawa sendiri, Halusinasi Pendengaran (+)
- Klien sering termenung
P:
2. Diagnosa Keperawatan: Intervensi dilanjutkan
Halusinasi pendengaran
SP 3 : Latihan Mengontrol halusinasi
3. Tindakan keperawatan : dengan cara melakukan kegiatan terjadwal
Mengontrol halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan terjadwal
Strategi Pertemuan 1-4 Implementasi Keperawataneperawatan
Sp. 1
a. Membina hubungan saling SP1
Fase orientasi :
percaya
b. Mengenali halusinasi yang
dialaminya P : Selamat pagi pak, Perkenalkan nama saya Desty Sekar
c. Mengontrol halusinasi Wangi bapak boleh panggil saya Desty, saya mahasiswa
dengan cara menghardik profesi ners dari STIkes Flora yang sedang melakukan dinas
di rumah sakit ini khususnya di ruangan dolok sanggul ini
selama 3 minggu. Nama bapak siapa ? senangnya di panggil
siapa ?
Fase Kerja
P : iya pak, betul sekali, tapi ada lagi, bapak tau apa lagi.
K : Tau suster
Fase Termiasi :
P : Bagaimana perasan Bapak setelah kita bercakap-cakap ?
K : Senang suster
Sp. 2
Mengontrol halusinasi dengan
P : Jika bisikan itu muncul kembali langsung coba cara yang
dengan bercakap-cakap dengan saya sebutkan tadi ya pak
orang lain K : iya suster
Fase orientasi :
P : Selamat pagi Bapak jumpa sesuai janji kita hari selasa
kemarin, sekarang saya datang lagi bagaimana perasaan
Bapak sekarang, setelah pertemuan sebelumnya kita
membahas cara menghardik bisikan yang Bapak dengar?
K : Selamat pagi juga, suster, Suara itu kadang sering juga
datang suster.
Fase Terminasi
P : Bagaimana perasaan Bapak setelah saya ajarkan cara
menghardik bisikan tersebut
K : Lebih enak sus, bisa mengiatkan saya agar tidak lupa, dan
saya merasa senang
P : Ada berapa cara yang sudah kita buat, coba bapak
sebutkan lagi?
K : Yang pertama meyuruh bisikan itu pergi yang kedua
mengajak teman untuk mengobrol ketika datang bisikan.
Fase Orientasi :
P : Selamat pagi Pak
K : Selamat pagi juga suster
P : Sesuai dengan janji kita yang kemarin, sekarang kita
ketemu lagi. Bagai mana Bapak sudahkah bapak melakukan
cara yang saya ajarkan ketika bisikan itu datang?
Fase Terminasi :
P : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap
tentang cara menghardik bisikan tadi?
K : Saya merasa senang suster.
Fase Orientasi:
P : Selamat pagi pak sesuai dengan janji saya kemarin, hari
ini kita bertemu lagi “bagaimana pak? Sudah dilakukan yang
kita pelajari untuk menghardik halusinasi selama 3 hari ini
pak? Mulai darimengatakan pergi’kamu tidak nyata,
kemudian mengajak perawat atau teman berbicara,
menyibukkan diri dengan kegiatan dan melakukan ibadah
jika halusinasinya datang ?
K : sudah suster.
P : Apa yang bapak rasakan setelah melakukan latihan secara
teratur?
K : bisikan nya semakin jarang terdengar suster.
Fase Kerja :
P : Bapak sudah dapat obat dari dokter? Berapa macam obat
yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Jam berapa Bapak
minum?
K : Sudah pak. Ada 2 macam obatnya, warnanya putih dan
pink. Diminum setelah makan pagi,dan sore hari pak suster.
Fase Terminasi:
P : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap
tentang cara minum obat yang benar?”
K : Saya jadi tahu manfaat minum obat suster
P : Coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang Bapak minum!
Bagaimana cara minum obat yang benar?
K : Ada 2 suster, warna pink dan putih. Diminum setelah
makan pagi, dan sore.
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini kelompok akan menguraikan tentang kesenjangan
yang terjadi tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan jiwa
masalah utama Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran dengan
Diagnosa Medis Skizofrenia di RS Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Ruangan Dolok
Sanggul yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4.1 Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengumpulan data, penulis tidak mengalami kesulitan karena
penulis telah megadakan perkenalan dan menjelaskan maksud penulis yaitu untuk
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sehingga pasien terbuka dan
mengerti serta kooperatif.
Pada tanda dan gejala dalam tinjauan pustaka masalah yang dituliskan
perilaku pasien yang terkait dengan Halusinasi adalah sebagai berikut :
1. Berbicara, tertawa dan tersenyum sendiri
2. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
3. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu.
4. Disorientasi
5. Tidak mampu atau kurang konsentrasi
6. Cepat berubah pikiran
7. Alur pikir kacau
8. Sering melamun
9. Menarik diri
10. Suka marah dengan tiba-tiba dan menyerang orang lain tanpa sebab
11. Sering melamun
Dari beberapa kesenjangan tinjauan pustaka maka dapat disimpulkan bahwa
ada beberapa perilaku pasien yang muncul pada tinjauan kasus, hal ini sesuai dengan
teori menurut Azizah et al (2016) bahwa tanda dan gejala pasien Halusinasi adalah
sebagai berikut :
1. Berbicara Sendiri
Pada saat dikaji pasien tampak sering berbicara sendirian seakan-akan ada
teman untuk berkomunikasi.
2. Melamun
Pada saat di ruangan didapatkan pasien cenderung menyendiri dan
kemudian melamun.
3. Menarik diri dari orang lain
Pasien suka terlihat menyendiri didalam ruangan, pada saat dirumah
pasien jarang bersosialisasi dengan tetangganya karena merasa tidak
percaya diri.
4. Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan
Pasien sebelum dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya telah
mencederai orang lain.
5. Didapatkan data bahwa pasien mampu melakukan tindakan cara
menghardik halusinasi dan pasien mampu bercakap-cakap dengan orang
lain.
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus
dan tinjauan teori didapatkan bahwa pasien dengan halusinasi tidak selalu sama
dengan tinjauan teori. Dalam tinjauan kasus ditemukan bahwa pasien dapat
melakukan tindakan cara menghardik halusinasi dan pasien mampu becakap-cakap
dengan orang lain.
4.2 Diagnosa Keperawatan
tinjauan pustaka dan tinjauan kasus terdapat kesamaan, maka rasional tetap mengacu
pada sasaran dan kriteria yang telah ditetapkan. Didalam keperawatan jiwa yang
maka harus dibina hubungan saling percaya antara pasien dengan perawat.
pasien yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta yang
diharapkan pasien. Kemudian catat semua tindakan yang telah dilaksanakan dengan
respon pasien, tetapi berencana untuk mengambil tindakan gunakan tujuan umum dan
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas, maka penulis dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengkajian dilakukan secara langsung pada klien dan juga dengan menjadikan
status klien sebagai sumber informasi yang dapat mendukung data-data pengkajian.
Selama proses pengkajian, perawat mengunakan komunikasi terapeutik serta
membina hubungan saling percaya antara perawat-klien. Pada kasus Tn. J diperoleh
bahwa klien mengalami gejala- gejala Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
Pendengaran. Faktor predisposisi pada Tn. J yaitu pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus Tn. J yaitu Gangguan Persepsi
Sensori Halusinasi Pendengaran, Defisit spiritual, Isolasi Sosial enarik Diri dan Harga
Diri Rendah. Tetapi pada pelaksanaannya, kelompok fokus pada masalah utama yaitu
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran.
1. Bagi Perawat
3. Bagi Klien
Laia, V. A. S., & Pardede, J. A. (2022). Penerapan Terapi Generalis Pada Penderita
Skizofrenia Dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Di Ruang
Dolok Sanggul I, II Rsj Prof. dr. Muhammad Ildrem: Studi Kasus.
Wulandari, Y., Laia, V. A. S., Zega, R., Saleha, S., Siregar, S. L., & Pardede, J. A.
(2022). Peningkatan Kemampuan dan Penurunan Gejala Pasien Skizofrenia Dengan
Masalah Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran: Studi Kasus.
Wulandari, Y., & Pardede, J. A. (2022). Aplikasi Terapi Generalis Pada Penderita
Skizofrenia Dengan Masalah Halusinasi Pendengaran.
Herdman, T. H. (2012). Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jalil, A. (2015). Faktor Yang Mempengaruh Penurunan Kemampuan Pasien
Skizofrenia Dalam Melakukan Perawatan Di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal
KeperawatanJiwa,3(2),70-77.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/3933
Pardede, Ja, & Hasibuan, Ek (2020). Lamanya Perawatan Pasien Skizofrenia Rawat
Jalan Dengan Tingkat Stres Keluarga. Jurnal Kesehatan Trust Indonesi , 3 (1),283-
288.
Pardede, J. A., & Purba, J. M. (2020). Family Support Related to Quality of Life on
Schizophrenia Patients. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 10(4),
645- 654.https://doi.org/10.32583/pskm.v10i4.942