HALUSINASI PENGLIHATAN
Oleh :
NIM. 1906019
2022
1. Definisi/Pengertian
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakam salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perbaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
Halusinasi merupakan persepsi yang salah tentang suatu objek, gambaran dan
pikiran yang sering terjadi tanpa adanya pengaruh rangsang dari luar yang terjadi pada
semua system pengindraan dan hanya dirasakan oleh klien tetapi tidak dapat dibuktikan
dengan nyata dengan kata lain objek tersebut tidak ada secara nyata (Erlinafsiah, 2010)
penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambar, orang, atau panorama yang luas dan
komplek, bisa yang menyenangkan atau menakutkan. Biasamya prilaku yang muncul
adalah tatapan mata pada tempay tertentu, menunjuk ke arah tertentu, ketakutan pada
2. Etilologi
Sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
1. Faktor Perkembangan
meningkatkan stres dan ansietas yang dapat berakhir dengan gangguan persepsi. Klien
mungkin menekan perasaannya sehingga permatangan fungsi intelektual dan emosi tidak
efektif.
kesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat seperti halusinasi.
3. Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau peran yang
4. Faktor Biologis
Stuktur otak yang abnormal ditemukan pada klien gangguan orientasi realitas,
serta dapat ditemukan atropik otak, pembesaran, ventrikel, perubahan besar, serta bentuk
5. Faktor Genetik
skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang salah satu anggota
keluarganya mengalami skizifrenia, serta akan lebih tinggi jika kedua orang tuanya
skizofrenia.
b. Faktor Presipitasi
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,
perpisahan dengan orang penting, atau diasingkan dari kelompok dapat menimbulkan
halusinasi.
2. Faktor Biokimia
3. Faktor psikologis
menyenangkan.
4. Faktor Prilaku
Prilaku yang perlu di kaji pada klien dengan orientasi realitas berkaitan dengan
Rentang respon neurobiologis yang paling adaptif yaitu adanya pikiran logis,
persepsi akurat, emosi yang konsisten dengan pengalaman, perilaku cocok, dan
Ketidakteraturan
Isolasi sosial
4. Jenis Halusinasi
Menurut Yosep dalam Prabowo, 2014 halusinasi terdiri dari beberapa jenis
orang. Biasanya mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang
yang menakutkan.
Gangguan stimulus pada penghidu, yang ditandai dengan adanya bau busuk,
Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak
tanpa ada stimulus yang terlihat, seperti merasakan sensasi listrik datang dari
dan menjijikan
f. Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti
darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentuan urine.
Menurut (Azizah, 2016) tanda dan gejala perlu diketahui agar dapat menetapkan
mendengarkan sesuatu
d. Disorientasi
i. Menarik diri
j. Sering melamun
6. Fase Halusinasi
a. Fase I
serta mencoba untuk berfokus pada pkiran yang menyenangkan untuk meredakan
ansietas disini pasien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, gerakan mata
dan mencoba jaga jarak dengan sumber yang dipersepsikan sehingga timbul
c. Fase III
Disini pasien sukar berhubungan dengan orang lain, tidak mampu mematuhi
perintah dari orang lain, dan kondisi sangat menegangkan terutama berhubungan
d. Fase IV
halusinasi. Disini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri dan tidak
mampu berespon terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon
7.Masalah Keperawatan
c. Isolasi Sosial
8. Rencana Tindakan Keperawatan
Setelah dilakukan 4 x SP 3 SP 3
- Evaluasi kegiatan yang lalu
pertemuan, pasien mampu:
(SP 1 dan 2)
- Latih kegiatan agar
- Menyebutkan halusinasi tidak muncul
kegiatan yang sudah - Jelaskan pentingnya
aktivitas yang teratur untuk
dilakukan dan mengatasi halusinasi
- Membuat jadwal - Diskusikan aktivitas yang
biasa dilakukan oleh pasien
kegiatan sehari-hari - Latih pasien melakukan
dan mampu aktivitas
- Susun jadwal aktivitas
memperagakannya sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih
- Pantau pelaksanaan jadwal
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku pasien
yang (+)
Setelah dilakukan 4x SP 4 SP 4
- Evaluasi kegiatan yang lalu
pertemuan, pasien mampu :
(SP 1,2, & 3)
- Tanyakan program
- Menyebutkan pengobatan
kegiatan yang sudah - Jelaskan pentingnya
penggunaan obat pada
dilakukan gangguan jiwa
- Menyebutkan - Jelaskan akibat bila tidak
digunakan sesuai program
manfaat dari - Jelaskan akibat bila putus
program pengobatan obat
- Jelaskan cara mendapatkan
obat/berobat
- Jelaskan cara pengobatan
(5B)
- Latih pasien minum obat
- Masukkan dalam jadwal
harian pasien
DAFTAR PUSTAKA
Trimeilia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Yosep, Iyus. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT Refika Aditama.
Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Hartanto, Dwi. 2014. Riskesdas prevalensi gangguan jiwa di Indonesia. Di akses
http://eprints.ums.ac.id/30909/3/4_BAB_I.pdf