KEPERAWATAN JIWA
Disusun Oleh:
Yeni Marlina
D. Mekanisme koping
1. Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neuro
biologic.
2. Regresi adalah mundur pada karakteristik perilaku tingkat
perkembangan sebelumnya.
3. Projeksi adalah menghubungkan pemikiran atau implus seseorang
pada orang lain. Melaluli proses ini seseorang dapat menghubungkan
keinginan yang tidak realistik, perasaan, perasaan emosi, atau
motivasi pada orang lain.
4. Menarik diri
E. Rentang Respon
Responadaptif:
Respon maladaptive:
Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka akan terjadi distraksi,
fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi kepercakapan yang dilakukan
dengan orang lain tersebut. Sehingga cara ini efektif untuk mengontrol
halusinasi.
Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah sering kali mengalami putus obat
sehingga akibatnya pasien mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi
maka untuk mecapai kondisi seperti semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien
dilatih menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan.Tahapan tindakan
meliputi :
e. Pemberian psikofarmakoterapi
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan keluarga.
1) Tanda dan gejala halusinasi dapat ditemukan dengan wawancara, melalui
pertanyaan sebagai berikut :
Apakah mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan?
Apakah melihat bayangan-bayangan yang menakutkan?
Apakah mencium bau tertentu yang menjijikkan?
Apakah merasakan sesuatu yang menjalar di tubuhnya?
Apakah merasakan sesuatu yang menjijikkan dan tidak mengenakkan?
Seberapa sering mendengar suara-suara atau melihat bayangan tersebut?
Kapan mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
Pada situasi apa mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
Bagaimana perasaan mendengar suara atu melihat bayangan tersebut?
Apa yang telah dilakukan, ketika mendengar suara dan melihat bayangan
tersebut?
No Perencanaan
Tgl Dx Keperawatan
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan sensori TUM: Klien Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan saling
persepsi: halusinasi dapat klien menunjukkan percaya dengan
(lihat/dengar/pengh mengontrol tanda – tanda menggunakan prinsip
idu/raba/kecap) komunikasi terapeutik :
halusinasi percaya kepada
Sapa klien dengan
yang perawat :
ramah baik verbal
dialaminya 1.Ekspresi wajah maupun non verbal
Tuk 1 : bersahabat. Perkenalkan nama,
Klien dapat 2.Menunjukkan rasa nama panggilan dan
membina senang. tujuan perawat
hubungan berkenalan
3.Ada kontak mata.
saling percaya Tanyakan nama
4.Mau berjabat
lengkap dan nama
tangan. panggilan yang disukai
5.Mau menyebutkan klien
nama. Buat kontrak yang jelas
6.Mau menjawab Tunjukkan sikap jujur
salam. dan menepati janji
7.Mau duduk setiap kali interaksi
berdampingan Tunjukan sikap empati
dan menerima apa
dengan perawat.
adanya
8.Bersedia
Beri perhatian kepada
mengungkapkan klien dan perhatikan
masalah yang kebutuhan dasar klien
dihadapi. Tanyakan perasaan
klien dan masalah yang
dihadapi klien
Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
TUK 2 : Setelah 1x interaksi 2.1. Adakan kontak
Klien dapat klien menyebutkan : sering dan singkat
mengenal 1.Isi secara bertahap
halusinasinya 2.Waktu 2.2. Observasi tingkah
3.Frekunsi laku klien terkait
4.Situasi dan kondisi dengan
halusinasinya (*
yang menimbulkan
dengar /lihat
halusinasi /penghidu /raba
/kecap), jika
menemukan klien
yang sedang
halusinasi:
1. Tanyakan apakah
klien mengalami
sesuatu
( halusinasi
dengar/ lihat/
penghidu /raba/
kecap )
2. Jika klien
menjawab ya,
tanyakan apa yang
sedang dialaminya
3. Katakan bahwa
perawat percaya
klien mengalami
hal tersebut,
namun perawat
sendiri tidak
mengalaminya
( dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
4. Katakan bahwa
ada klien lain yang
mengalami hal
yang sama.
5. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
2.3 Jika klien tidak sedang
berhalusinasi
klarifikasi tentang
adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan
dengan klien :
1. Isi, waktu dan
frekuensi
terjadinya
halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang – kadang )
2. Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
1. Setelah 1x 2.4Diskusikan dengan
interaksi klien klien apa yang
menyatakan dirasakan jika terjadi
perasaan dan halusinasi dan beri
responnya saat kesempatan untuk
mengalami mengungkapkan
halusinasi : perasaannya.
Marah 2.3. Diskusikan dengan
Takut klien apa yang
Sedih dilakukan untuk
Senang mengatasi perasaan
Cemas tersebut.
Jengkel 2.4. Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila
klien menikmati
halusinasinya.
Tindakan keperawatan:
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b) Menjelaskan tentang halusinasi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab
terjadinya halusinasi, dan akibat jika halusinasi tidak diatasi.
c) Membantu keluarga mengambil keputusan merawat pasien
d) Melatih keluarga cara merawat halusinasi
e) Membimbing keluarga merawat halusinasi
f) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung pasien mengatasi halusinasi
g) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan
segera ke fasilitas pelayanan kesehatan
h) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur
3. Evaluasi
Evaluasi keperawatan Klien mampu menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi:
a) Menghardik halusinasi
b) Mematuhi program pengobatan
c) Mengajak orang lain bercakap-cakap dengan bila timbul halusinasi.
d) Menyusun jadwal kegiatan harian untuk mengurangi waktu luang dan
melaksanakan jadwal kegiatan tersebut secara mandiri.
e) Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan
halusinasi
Evaluasi keperawatan untuk keluarga:
Keluarga dapat:
a) Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien
b) Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi
c) Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi
d) Memodifikasi lingkungan untuk membantu pasien mengatasi masalahnya
e) Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah halusinasi.
3. Dokumentasi Keperawatan Keluarga dengan halusinasi
Setiap tahapan proses keperawatan yang dilakukan pada keluarga yang mempunyai
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Fitria,Nita.2009. Perinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Mukhripah Damayanti, Iskandar . (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Wijayaningsih, K. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta Tim
3.