Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN HALUSINASI

KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh:

Yeni Marlina

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN PERTAMEDIKA
2022/2023
I. Kasus (Masalah Utama)
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah( Struart,
2007). Halusinasi adalah gangguan (persepsi) panca indera tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan
dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh/baik. Individu yang
mengalami halusinasi sering kali beranggapan sumber atau penyebab
halusinasi itu berasal dari lingkungannya, padahal rangsangan primer dari
halusinasi adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologi terhadap
kejadian traumatic sehubungan dengan rasa bersalah, rasa sepi, marah, rasa
takut ditinggalkan oleh orang yang dicintai, tidak dapat mengendalikan
dorongan ego, pikiran dan prasaannya sendiri. (Budi Anna Keliat, 1999).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa
ada rangsangan dari luar.

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor predisposisi
Terdiri dari faktor biologis, psikologis, dan social budaya. Faktor
biologis terjadi karena abnormalitas perkembangan system saraf yang
berhubungan dengan respon neuro biologis yang maladaptive baru mulai
dipahami. faktor psikologis terjadi karena keluarga, pengasuh dan
lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis
klien. Salah satus sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan
dalam rentang hidup klien. Serta faktor Sosial Budaya terjadi karena
kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realitas eperti:
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam)
dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
B. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap
stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan
kekambuhan (Keliat, 2006).

C. Macam – Macam Halusinasi


1. Pendengaran, mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara
orang.
2. Penglihatan, stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar-
gambar, bayangan yang rumit atau komplek, bayangan bisa
menyenangkan bahkan menakutkan seperti melihat monster.
3. Penciuman, membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin dan
fase umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan.
4. Pengecapan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
5. Perabaan, mengalami nyeri/ketidaknyamanan tanpa stimulus yang
jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.

D. Mekanisme koping
1. Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neuro
biologic.
2. Regresi adalah mundur pada karakteristik perilaku tingkat
perkembangan sebelumnya.
3. Projeksi adalah menghubungkan pemikiran atau implus seseorang
pada orang lain. Melaluli proses ini seseorang dapat menghubungkan
keinginan yang tidak realistik, perasaan, perasaan emosi, atau
motivasi pada orang lain.
4. Menarik diri
E. Rentang Respon

Responadaptif:
Respon maladaptive:

- Fikiran logis - Pikiran kadang - Delusi


- Persepsi akurat menyimpang - Halusinasi
- Emosikonsisten dengan - Ilusi - Ketidak mampuan
pengalaman - Reaksi emosional emosi
- Perilaku sesuai kurang / lebih - Isolasi sosial
- Hubungan social - Perilaku ganjil
harmonis - Menarik diri

III. A. Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan Effect

Gangguan persepsi sensori : Core Problem


halusinasi

Isolasi sosial Cause


B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
Gangguan persepsi sensori: halusinasi
a. Data Subjektif
- Klien mengatakan sering mendengar suara, melihat, menghirup, dan merasa
sesuatu yang tidak nyata
- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara dan berbicara padanya
- Keluarga mengatakan keluarga sering menjerit, tampak ketakutan kemudian
berteriak, berbicara dan tertawa sendiri
b. Data Objektif
- Klien tampak ketakutan
- Ekspresi wajah tegang
- Klien tampak melamun

IV. Diagnosa Keperawatan


Gangguan persepsi sensori: halusinasi

V. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan :
a. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
b. Pasien dapat mengontrol halusinasinya
c. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
2. Tindakan :
a. Melatih pasien menghardik halusinasi

Menghardik adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara


menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak
terhadap halusinasi yang muncul atau tidak mempedulikan halusinasinya.
Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan
larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya. Tahapan tindakan
meliputi :

- Menjelaskan cara menghardik


- Memperagakan cara menghardik
- Meminta pasien memperagakan ulang
- Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien

b. Melatih bercakap-cakap dengan orang lain

Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka akan terjadi distraksi,
fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi kepercakapan yang dilakukan
dengan orang lain tersebut. Sehingga cara ini efektif untuk mengontrol
halusinasi.

c. Melatih pasien beraktivitas secara terjadwal

Dengan beraktivitas secara terjadwal pasien tidak akan mengalami banyak


waktu luang sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien
yang mengalami halusinasi bisa di bantu dengan cara beraktivitas secara teratur
dari bangun pagi sampai tidur malam.Tahapan tindakan meliputi :

- Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi


- Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
- Melatih pasien melakukan aktivitas
- Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah
dilatih
- Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan, memberikan penguatan terhadap
perilaku pasien yang positif

d. Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah sering kali mengalami putus obat
sehingga akibatnya pasien mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi
maka untuk mecapai kondisi seperti semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien
dilatih menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan.Tahapan tindakan
meliputi :

- Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa


- Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program
- Jelaskan akibat bila putus obat
- Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat

e. Pemberian psikofarmakoterapi

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HALUSINASI


1. Keperawatan Keluarga

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga


dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam
tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
(Depkes, 2010). Keluarga yang mempunyai anggota keluarga menderita gangguan
jiwa ( halusinasi ) adalah salah satu sasaran penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dari Upaya Kesehatan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

Pelaksanaan keperawatan keluarga di lakukan dengan kunjungan ke rumah


keluarga pasien jiwa oleh Tim Home Care ( perawatan di rumah) Puskesmas salah
satunya adalah perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan yang diberikan
melalui tahapan proses keperawatan.
a. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan keluarga.
1) Tanda dan gejala halusinasi dapat ditemukan dengan wawancara, melalui
pertanyaan sebagai berikut :
 Apakah mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan?
 Apakah melihat bayangan-bayangan yang menakutkan?
 Apakah mencium bau tertentu yang menjijikkan?
 Apakah merasakan sesuatu yang menjalar di tubuhnya?
 Apakah merasakan sesuatu yang menjijikkan dan tidak mengenakkan?
 Seberapa sering mendengar suara-suara atau melihat bayangan tersebut?
 Kapan mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
 Pada situasi apa mendengar suara atau melihat bayang-bayang?
 Bagaimana perasaan mendengar suara atu melihat bayangan tersebut?
 Apa yang telah dilakukan, ketika mendengar suara dan melihat bayangan
tersebut?

2) Tanda dan gejala halusinasi di dapatkan saat observasi :


 Tampak bicara atau tertawa sendiri
 Marah-marah tanpa sebab
 Memiringkan atau mengarahkan telinga ke arah tertentu atau menutup telinga
 Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
 Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
 Menghidu seperti membaui bau-bauan tertentu
 Menutup hidung
 Sering meludah
 Muntah
 Menggaruk permukaan kulit
b. Diagnosis Keperawatan Halusinasi

Masalah keperawatan yang muncul berdasarkan (Fitria, 2009) adalah sebagai


berikut:
 Risiko tinggi Perilaku Kekerasan.
 Perubahan sensori persepsi halusinasi.
 Harga diri rendah kronis.

1. Rencana Tindakan Keperawatan Kepada Klien

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Perencanaan
Tgl Dx Keperawatan
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan sensori TUM: Klien Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan saling
persepsi: halusinasi dapat klien menunjukkan percaya dengan
(lihat/dengar/pengh mengontrol tanda – tanda menggunakan prinsip
idu/raba/kecap) komunikasi terapeutik :
halusinasi percaya kepada
 Sapa klien dengan
yang perawat :
ramah baik verbal
dialaminya 1.Ekspresi wajah maupun non verbal
Tuk 1 : bersahabat.  Perkenalkan nama,
Klien dapat 2.Menunjukkan rasa nama panggilan dan
membina senang. tujuan perawat
hubungan berkenalan
3.Ada kontak mata.
saling percaya  Tanyakan nama
4.Mau berjabat
lengkap dan nama
tangan. panggilan yang disukai
5.Mau menyebutkan klien
nama.  Buat kontrak yang jelas
6.Mau menjawab  Tunjukkan sikap jujur
salam. dan menepati janji
7.Mau duduk setiap kali interaksi
berdampingan  Tunjukan sikap empati
dan menerima apa
dengan perawat.
adanya
8.Bersedia
 Beri perhatian kepada
mengungkapkan klien dan perhatikan
masalah yang kebutuhan dasar klien
dihadapi.  Tanyakan perasaan
klien dan masalah yang
dihadapi klien
 Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
TUK 2 : Setelah 1x interaksi 2.1. Adakan kontak
Klien dapat klien menyebutkan : sering dan singkat
mengenal 1.Isi secara bertahap
halusinasinya 2.Waktu 2.2. Observasi tingkah
3.Frekunsi laku klien terkait
4.Situasi dan kondisi dengan
halusinasinya (*
yang menimbulkan
dengar /lihat
halusinasi /penghidu /raba
/kecap), jika
menemukan klien
yang sedang
halusinasi:
1. Tanyakan apakah
klien mengalami
sesuatu
( halusinasi
dengar/ lihat/
penghidu /raba/
kecap )
2. Jika klien
menjawab ya,
tanyakan apa yang
sedang dialaminya
3. Katakan bahwa
perawat percaya
klien mengalami
hal tersebut,
namun perawat
sendiri tidak
mengalaminya
( dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
4. Katakan bahwa
ada klien lain yang
mengalami hal
yang sama.
5. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
2.3 Jika klien tidak sedang
berhalusinasi
klarifikasi tentang
adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan
dengan klien :
1. Isi, waktu dan
frekuensi
terjadinya
halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang – kadang )
2. Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
1. Setelah 1x 2.4Diskusikan dengan
interaksi klien klien apa yang
menyatakan dirasakan jika terjadi
perasaan dan halusinasi dan beri
responnya saat kesempatan untuk
mengalami mengungkapkan
halusinasi : perasaannya.
 Marah 2.3. Diskusikan dengan
 Takut klien apa yang
 Sedih dilakukan untuk
 Senang mengatasi perasaan
 Cemas tersebut.
 Jengkel 2.4. Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila
klien menikmati
halusinasinya.

TUK 3 : 1. Setelah 1x 3.1. Identifikasi bersama


Klien dapat interaksi klien klien cara atau
mengontrol menyebutkan tindakan yang
halusinasinya tindakan yang dilakukan jika
biasanya terjadi halusinasi
dilakukan untuk (tidur, marah,
mengendalikan menyibukan diri dll)
halusinasinya 3.2. Diskusikan cara yang
2. Setelah 1x digunakan klien,
interaksi klien
menyebutkan  Jika cara yang
cara baru digunakan adaptif
mengontrol beri pujian.
halusinasi  Jika cara yang
digunakan
3. Setelah 1x maladaptif
interaksi klien diskusikan
dapat memilih kerugian cara
dan tersebut
memperagakan 3.3. Diskusikan cara
cara mengatasi baru untuk
halusinasi memutus/
(dengar/lihat/pen mengontrol
ghidu/raba/kecap timbulnya halusinasi
) :
 Katakan pada diri
4. Setelah 1x sendiri bahwa ini
interaksi klien tidak nyata ( “saya
melaksanakan tidak mau dengar/
cara yang telah lihat/ penghidu/
dipilih untuk raba /kecap pada
saat halusinasi
mengendalikan
terjadi)
halusinasinya
 Menemui orang lain
5. Setelah 1x (perawat/teman/ang
pertemuan klien gota keluarga)
mengikuti terapi untuk menceritakan
aktivitas tentang
kelompok halusinasinya.
 Membuat dan
melaksanakan
jadwal kegiatan
sehari hari yang
telah di susun.
 Meminta
keluarga/teman/
perawat menyapa
jika sedang
berhalusinasi.
3.1 Bantu klien memilih
cara yang sudah
dianjurkan dan latih
untuk mencobanya.

3.5 Beri kesempatan untuk


melakukan cara yang
dipilih dan dilatih.
6. Pantau pelaksanaan
yang telah dipilih dan
dilatih , jika berhasil
beri pujian
7. Anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas kelompok,
orientasi realita,
stimulasi persepsi

TUK 4 : 1. Setelah 1x 1.1 Buat kontrak dengan


Klien dapat pertemuan keluarga untuk
dukungan dari keluarga, pertemuan ( waktu,
keluarga dalam keluarga tempat dan topik )
mengontrol menyatakan 4.2 Diskusikan dengan
halusinasinya setuju untuk keluarga ( pada saat
mengikuti pertemuan keluarga/
pertemuan kunjungan rumah)
dengan perawat  Pengertian
2. Setelah 1x halusinasi
interaksi keluarga  Tanda dan gejala
menyebutkan halusinasi
pengertian, tanda  Proses terjadinya
halusinasi
dan gejala, proses
 Cara yang dapat
terjadinya dilakukan klien dan
halusinasi dan keluarga untuk
tindakan untuk memutus halusinasi
mengendali kan  Obat- obatan
halusinasi halusinasi
 Cara merawat
anggota keluarga
yang halusinasi di
rumah ( beri
kegiatan, jangan
biarkan sendiri,
makan bersama,
bepergian bersama,
memantau obat –
obatan dan cara
pemberiannya untuk
mengatasi
halusinasi )
 Beri informasi
waktu kontrol ke
rumah sakit dan
bagaimana cara
mencari bantuan
jika halusinasi tidak
tidak dapat diatasi
di rumah
TUK 5 : 1. Setelah 1x 1.1 Diskusikan dengan
Klien dapat interaksi klien klien tentang manfaat
memanfaatkan menyebutkan; dan kerugian tidak
obat dengan  Manfaat minum minum obat, nama ,
baik obat warna, dosis, cara ,
 Kerugian tidak efek terapi dan efek
minum obat samping penggunan
 Nama,warna,dosi obat
s, efek terapi
dan efek
samping obat
1. Pantau klien saat
1. Setelah 1x
penggunaan obat
interaksi klien
2. Beri pujian jika klien
mendemontrasik
menggunakan obat
an penggunaan
dengan benar
obat dgn benar
3. Diskusikan akibat
2. Setelah 1x
berhenti minum obat
interaksi klien
tanpa konsultasi
menyebutkan
dengan dokter
akibat berhenti
4. Anjurkan klien untuk
minum obat
konsultasi kepada
tanpa konsultasi
dokter/perawat jika
dokter
terjadi hal – hal yang
tidak di inginkan .

2.Rencana Tindakan keperawatan untuk keluarga pasien

Tujuan tindakan untuk keluarga:


a) Mengenal tentang halusinas
b) Mengambil keputusan untuk merawat halusinasi
c) Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
d) Memodifikasi lingkungan yang mendukung pasien mengatasi halusinas
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan untuk anggota keluarga yang mengalami halusinasi

Tindakan keperawatan:
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b) Menjelaskan tentang halusinasi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab
terjadinya halusinasi, dan akibat jika halusinasi tidak diatasi.
c) Membantu keluarga mengambil keputusan merawat pasien
d) Melatih keluarga cara merawat halusinasi
e) Membimbing keluarga merawat halusinasi
f) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung pasien mengatasi halusinasi
g) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan
segera ke fasilitas pelayanan kesehatan
h) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur

3. Evaluasi
 Evaluasi keperawatan Klien mampu menerapkan 4 cara mengontrol halusinasi:
a) Menghardik halusinasi
b) Mematuhi program pengobatan
c) Mengajak orang lain bercakap-cakap dengan bila timbul halusinasi.
d) Menyusun jadwal kegiatan harian untuk mengurangi waktu luang dan
melaksanakan jadwal kegiatan tersebut secara mandiri.
e) Menilai manfaat cara mengontrol halusinasi dalam mengendalikan
halusinasi
 Evaluasi keperawatan untuk keluarga:

Keluarga dapat:
a) Menjelaskan halusinasi yang dialami oleh pasien
b) Menjelaskan cara merawat pasien halusinasi
c) Mendemonstrasikan cara merawat pasien halusinasi
d) Memodifikasi lingkungan untuk membantu pasien mengatasi masalahnya
e) Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah halusinasi.
3. Dokumentasi Keperawatan Keluarga dengan halusinasi

Setiap tahapan proses keperawatan yang dilakukan pada keluarga yang mempunyai

anggota keluarga mengalami halusinasi didokumentasikan dari pengkajian sampai evaluasi


keperawatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA

Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Fitria,Nita.2009. Perinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Iyus, Y.(2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT refika Aditama.

Mukhripah Damayanti, Iskandar . (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Sundeen, S. A. (1998). Keperawatan Jiwa Edisi III. Jakarta: EGC.

Wijayaningsih, K. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta Tim
3.

Anda mungkin juga menyukai