S
“
Disusun Oleh :
Yeni Marlina
NIM : 21222086
Pelahiran sesarea juga dikenal dengan istilah sectio caesarea adalah pelahiran
janin melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus, tindakan
ini dipertimbangkan sebagai pembedahan abdomen mayor (Koniak,2011).
B. Etiologi
Adapun indikasi untuk melakukan Sectio Caesarea menurut (Mochtar R, 2002)
adalah sebagai berikut :
1. Indikasi Ibu
i. Disfungsi uterus.
j. Distosia jaringan lunak
2. indikasi janin
a. Letak lintang.
b. Letak bokong.
c. Presentasi rangkap bila reposisi tidak berhasil.
d. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan cara-
cara lain tidak berhasil.
1. Section caesaria klasik atau corporal : insisi meanjang pada segmen atas
uterus
2. Section caesaria transperineals profunda : insisi pada bawah rahim, bisa
D. Manifestasi Klinik
Menurut Prawirohardjo (2007) manifestasi klinis pada klien dengan post
sectio caesarea, antara lain :
1. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml.
E. Patofisiologi
Sectio caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di
atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi
dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus,
distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin
adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu
akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang
pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk
oxsitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya
sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena
itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri
adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi
proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap
untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas
yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung
akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun. Maka pasien
sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal.
Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola
eliminasi yaitu konstipasi.
F. Pathway
G. Pemerikasaan Penunjang
1. Darah lengkap, golongan darah (ABO)
H. Penatalaksanaan
Teknik SC transperitaneal profunda
1. Persiapan pasien
Pasien dalam posisi trandenburg ringan. Dilakukan anastesi spinal /
peridural pada oprasi efektif atau anastesi umum pada darurat alat
operasi, obat dan darah dipersiapkan
2. Pelaksanaan
G. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan sectio caesarea menurut
(Mochtar R, 2002: 121) adalah sebagai berikut :
1. Infeksi puerperal (nifas)
b. Sedang dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai dehidrasi dan
perut sedikit kembung.
c. Berat dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik.
2. Perdarahan
b. Atonia uteri.
c. Perdarahan pada placental bed.
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
H. Pengkajian
1. Identitas
Mengkaji identitas pasien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
2. Alasat dirawat
Kaji apakah ibu merasakan keluhan pada masa nifas. Kaji adanya sakit
perut, perdarahan, dan ketakutan untuk bergerak
3. Riwayat Masuk Rumah Sakit
Kaji riwayat kesehatan ibu dan keluarga serta keadaan bayi saat ini
meliputi berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, dan
lain-lain.
4. Riwayat Obstertri dan Ginokologi
Kaji riwayat menstruasi yang meliputi menarche, siklus, banyak, lama,
keluhan, dan HPHT. Kaji juga riwayat pernikahan, riwayat kelahiran,
persalinan, nifas
yang lal, dan riwayat keluarga berencana yang meliputi akseptor KB,
msalah, dan rencana KB.
5. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
a. Bernafas, Kaji kemampuan ibu dalam bernafas secara sepontan.
b. Nutrisi, Kaji pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis
makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi
snack (makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah,
frekuensi. Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira
hari ketiga.
c. Eliminasi, Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Observasi tingkat kesadaran dan keadaan emosi ibu
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
Tekanan darah bisa meningkat pada 1-3 hari post partum. Setelah
persalinan sebagian besar wanita mengalami peningkatan
tekananan darah sementara waktu. Keadaan ini akan kembali
normal selama beberapa hari. Bila tekanan darah menjadi rendah
menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila
tekanan darah tinggi, dapat menunjuk kemungkinan adanya pre-
eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.
2) Suhu
Periksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari,
hangat, adanya nyeri dan kemerahan, varises, refleks patella, dan
kaji homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).
I. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul:
1. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu
J. Intervensi
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi
eept elrahwdaitlaankuseklanmasu…
ha..nx 24 Sae. lfMCoanrietoar skseism
taenmep:uA
anDkLlisen
jam ADLs klien meningkat untuk perawatan diri yang
3 rdibseitr h
puerbauw
nagtan dengan mandiri.
dengan kelelahan Kriteriia Hasil : b. Monitor kebutuhan pasien
sehabis bersalin a. Pasien terbebas dari bau untuk alat-alat bantu untuk
badan kebersihan diri, berpakaian,
b. Menyatakan kenyamanan berhias, toileting dan makan.
terhadap kemampuan untuk c. Sediakan bantuan sampai
melakukan ADLs pasien mampu secara utuh
c. Melakukan ADLs dengan untuk melakukan self-care.
bantuan d. Dorong pasien untuk
melakukan aktivitas sehari-
hari yang normal sesuai
kemampuan yang dimiliki.
e. Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri
bantuan ketika pasien tidak
mampu melakukannya.
f. Ajarkan pasien atau keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
g. Berikan aktivitas rutin sehari-
hari
Setelah dilakuakan asuhan Infection Control (Kontrol
keperawatan selama .... x24 jam infeksi)
4 Resiko infeksi diharapkan resiko infeksi a. Bersihkan lingkungan setelah
berhubungan terkontrol dengan dipakai pasien lain
dengan luka Kriteria Hasil : b. Pertahankan teknik isolasi
operasi a. Pasien bebas dari tanda dan c. Batasi pengunjung bila perlu
gejala infeksi d. Instruksikan pada pengunjung
b. Mendeskripsikan proses untuk mencuci tangan saat
penularan penyakit, faktor berkunjung dan setelah
yang mempengaruhi berkunjung meninggalkan
penularan serta pasien
penatalaksanaannya, e. Cuci tangan setiap sebelum
c. Menunjukkan kemampuan dan sesudah tindakan
untuk mencegah timbulnya kperawtan
infeksi Infection Protection (Proteksi
d. Jumlah leukosit dalam batas Terhadap Infeksi)
normal a. Monitor tanda dan gejala
e. Menunjukkan perilaku hidup infeksi sistemik dan lokal
sehat b. Monitor hitung granulosit,
WBC
c. Monitor kerentanan terhadap
infeksi
d. Berikan perawatan kuliat pada
area epidema
e. Inspeksi kulit dan membran
m
paunkaoss,adrteairnhasdeap kemerahan,
f. Ispeksi kondisi luka atau
insisi bedah
g. Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
h. Dorong masukan cairan
i. Dorong istirahat
j. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai resep
k. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
l. Ajarkan cara menghindari
infeksi
m. Laporkan kecurigaan infeksi
K. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan proses keperawatan yang mengikuti
rumusan dari rencana keperawatan. Pelaksanaan keperawatan mencakup
melakukan, membantu, memberikan askep untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada pasien, mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang
relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari pasien.
L. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer. A. (2002). Asuhan Keperawatn Maternitas. Jakarta : Salemba Medika Manuaba, Ida Bagus Gede.
(2002_. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC
Yogyakarta : mocaMedia
Saifuddin, AB. (2002). Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal danneonatal. Jakarta : penerbit yayasan
bina pustaka sarwono prawirohardjo
Sarwono Prawiroharjo. (2009). Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka