Disusun Oleh :
2022
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH
Menurut (Herman, 2011) gangguan jiwa adalah terganggunya kondisi mental atau
psikologi seseorang dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan lingkungan. Hal-hal
yang dapat mempengaruhi prilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur
dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-isitadat,
kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan
dan kematian orang yang dicintai, rasa permusuhan hubungan antar
manusia.Gangguan jiwa menyebabkan pasien tidak sanggup menilai dengan baik
kenyataan, tidak dapat lagi menguasai diri untuk mencegah mengganggu orang
lain atau merusak/menyakiti diri sendiri untuk itu perlu dilakukan asuhan
keperawatan jiwa.
Menurut WHO (2017) perkiraan jumlah penderita gangguan jiwa di dunia adalah
sekitar 450 juta jiwa. Menurut YLDs (Years Lived with Disabilty) tahun 2017
secara global persentase gangguan mental sebesar 14,4% dan di Asia Tenggara
sebesar 13,5%. Sedangkan di Indonesia angka kejadian gangguan mental sebesar
13,4% (Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018).
Jumlah pasien gangguan jiwa di Indonesia saat ini menurut Riskesdas (2013)
adalah 236 juta orang dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan
0,17% menderita gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung.
Tercatat sebanyak 6% penduduk berusia 15,24 tahun mengalami gangguan jiwa.
Dari 34 provinsi di Indonesia, Sumatera Barat merupakan peringkat ke 9 dengan
jumlah gangguan jiwa sebanyak 50.608 jiwa dan prevalensi masalah skizofrenia
pada urutan ke-2 sebanyak 1.9 permil. Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi
saat ini akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan
gejala-gejala yang ditimbulkan oleh pasien.
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga
diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku orang lain yang
mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang
berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri
tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif
untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri
rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman
(Keliat, 2011).
Harga diri rendah situasional merupakan bentuk trauma yang tiba-tiba seperti,
harus operasi, kecelakaan, putus sekolah, perceraian, dan korban perkosaan.
Pengelolaan pada pasien harga diri rendah situasional harus segera ditangani
dengan tepat agar tidak berkelanjut pada harga diri rendah kronik (Trotsek, 2017).
Tanda dan gejala harga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri, perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang pesimis, penurunan produktivitas, penolakan
terhadap kemampuan diri. Selain tanda dan gejala diatas, dapat juga mengamati
penampilan seseorang dengan harga diri rendah yang tampak kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak
berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan
nada suara yang rendah (Keliat, 2011).
Pasien dengan harga diri rendah beresiko muncul masalah gangguan jiwa lain
apabila tidak segera diberikan terapi dengan benar, karena pasien dengan harga
diri rendah cenderung mengurung diri dan menyendiri, kebiasaan itulah yang
memicu munculnya masalah isolasi sosial. Isolasi sosial menyebabkan pasien
tidak dapat memusatkan perhatian yang menyebabkan suara atau bisikan muncul
sehingga menimbulkan masalah halusinasi, masalah lain yang kemudian terjadi
adalah resiko perilaku kekerasan, rasa tidak terima tentang suatu hal karena merasa
direndahkan seseorang maupun suara bisikan yang menghasut untuk melakukan
tindakan merusak lingkungan dan menciderai orang lain (Direja, 2011). Peran
perawat untuk mengatasi masalah klien dengan harga diri rendah adalah
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien,
membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
klien untuk memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih dan melatih
kemampuan yang dipilih klien serta membantu pasien menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang dilatih (Prabowo, 2014) .
B. Konsep Dasar Harga Diri Rendah
1. Definisi Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Perasaan tidak berharga, tidak
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat, 2011). Harga diri rendah merupakan
evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif
terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal dalam
mencapai keinginan (Direja, 2011)
2. Etiologi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri sesorang.
Dalam tinjauan life span hidtory klien, penyebab terjadinya harga diri rendah
adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal
sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan.
5. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan pasien harga diri rendah
adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus. Kegiatan
mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social, keagamaan dan
politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti menikuti suatu
kompetisi atau kontes popularitas, kegiatan mencoba menghilangkan anti
identitas sementara, seperti penyaahgunaan obat-obatan. Jika mekanisme
koping jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan individu akan
mengembangkan mekanisme koping jangka panjang (Eko, 2014).
9. Pohon Masalah
Isolasi Sosial : Menarik Diri
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian SP II k
pasien 1. Melatih keluarga
2. Meatih kemampuan ke dua mempraktekkan cara merawat
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke pasien dengan harga diri
dalam jadwal kegiatan harian rendah
2. Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung
keluarganya yang mengalami
harga diri rendah
SP III k
1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktifitas di rumah
termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
N A M A : ARDIE FRATAMA
……………………………
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 11 Oktober 2022
Diagnosa Medis : Skizofrenia
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. H (L) Suku Bangsa : Sunda
Umur : 23 Tahun Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Belum menikah Alamat : Kota Bambu
Agama : Islam
Sumber Informasi : Klien, Rekam medik
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, lalu diantar kerumah sakit
jiwa untuk mendapatkan obat, tetapi pengobatannya kurang berhasil karena
obatnya tidak diminum secara teratur. klien mengatakan pernah ditolak oleh
teman-temannya karena putus sekolah, sempat bertunangan tetapi diputuskan
oleh pacarnya, klien sering melihat kedua orang tuanya bertengkar sehingga
dirinya merasa kecewa dengan keluarga dan teman-temannya.
Masalah Keperawatan :
Koping individu tidak efektif, harga diri rendah, regimen terapeutik inefektif
Tn. H
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal Bersama
: Meninggal
: Klien
Jelaskan :
Klien adalah anak ke-1 dari 2 bersaudara, klien tinggal bersama kedua orang
tua dan adiknya. Kakek dan nenek klien dari orang tua sudah meninggal karena
penyakit jantung dan tua. Pola asuh keluarga kurang baik karena orang tua
sering bertengkar, pola komunikasi kurang baik karena ayahnya bersikap cuek
pada keluarga dan pengambilan keputusan ada pada orang tua.
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga inefektif
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya kecuali rambutnya,
klien mengatakan rambutnya jelek seperti keriting dan berkulit hitam.
b. Identitas :
Klien mengatakan dirinya laki-laki dan senang menjadi seorang laki-laki
c. Peran :
- klien mengatakan anak ke-1 dari 2 bersaudara
- klien mengatakan tidak mau bersosialisasi dengan teman dan
tetangganya
- klien mengatakan malu karena putus sekolah, putus dengan pacarnya
dan tidak bekerja
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin bekerja
e. Harga diri :
klien mengatakan dirinya dulu putus sekolah, putus dengan pacarnya dan
dikucilkan oleh teman-temannya sehingga klien malu untuk
bersosialisasi.
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
klien mengatakan orang terdekat adalah ibu
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien tidak pernah mengikuti kegiatan dilingkungan sekitar rumahnya,
klien merasa malu terhadap orang-orang disekitarnya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan malu untuk bergaul dengan orang lain klien lebih suka
dirumah
Masalah Keperawatan :
Isolasi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan beragama islam dan meyakini agama yang dianutnya
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan menjalankan sholat 5 waktu
2. Pembicaraan
( - ) Cepat ( - ) Keras ( - ) Gagap ( - ) Inkoheren
( - ) Apatis ( - ) Lambat ( - ) Membisu
( ✓ ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian klien selalu mengatakan malu, klien tidak mau
menatap mata saat berbicara, klien berbicara lambat, kurang focus saat
berbicara dan klien tidak mau memulai pembicaraan.
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah, Isolasi sosial
3. Aktivitas Motorik
( ✓ ) Lesu ( - ) Tegang ( - ) Gelisah ( - ) Agitasi
( - ) Tik ( - ) Grimasen ( - ) Tremor
( - ) Kompulsif
Jelaskan :
Klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, minum
dan dapat melakukan kegiatan yang lainnya jika dimotivasi
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah, isolasi sosial
4. Alam perasaan
( ✓ ) Sedih ( - ) Ketakutan ( - ) Putus asa
( - ) Khawatir ( - ) Gembira berlebihan
Jelaskan :
Klien mengatakan merasa sedih karena dulu putus sekolah, putus dengan
pacarnya dan sampai saat ini klien belum kerja
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah
5. Afek
( ✓ ) Datar ( - ) Tumpul ( - ) Labil ( - ) Tidak
sesuai
Jelaskan :
Saat ditanya oleh perawat ekspresi klien tampak datar
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
7. Persepsi
Halusinasi
( - ) Pendengaran ( - ) Penglihatan ( - ) Perabaan
( - ) Pengecapan ( - ) Penghidu
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara yang aneh, klien tidak
pernah melihat hal-hal yang aneh. Klien tidak pernah merasakan rasa yang tidak
enak dimulutnya. Klien juga tidak pernah merasakan seperti ada semut yang
jalan didalamnya
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
8. Proses Pikir
( - ) Sirkumstansial ( - ) Tangensial ( - ) Kehilangan
asosiasi
( - ) Flight of ideas ( - ) Blocking
( - ) Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan :
Dalam pembicaraan tidak ada pengulangan kata
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
9. Isi pikir
( - ) Obsesi ( - ) Fobia ( - ) Hipokondria
( - ) Depersonalisasi ( - ) Ide yang terkait ( - ) Pikiran magis
Waham :
( - ) Agama ( - ) Somatik ( - ) Kebesaran ( - )
Curiga
( - ) Nihilistik ( - ) Sisip pikir ( - ) Siar pikir ( - )
Kontrol pikir
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak pernah merasa dirinya seorang ulama, presiden dan
klien tidak pernah curiga dengan orang-orang disekitarnya
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
11. Memori
( - ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( - ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( - ) Gangguan daya ingat saat ini
( - ) Konfabulasi
Jelaskan :
Daya ingat jangka panjang dan jangka pendek dikaji cukup baik, klien dapat
mengingat masalalu maupun sekarang dengan baik
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
13. Kemampuan Penilaian
( - ) Gangguan ringan ( - ) Gangguan bermakna
Jelaskan :
Klien mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak, klien dapat
membedakan mana yang bersih dan mana yang kotor
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
6. Penggunaan obat
( ✓ ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total
Lain – lain ( - ) ( - )
Jelaskan :
Klien mengatakan makan 3x/hari secara mandiri dan menghabiskan 1 porsi.
Klien mengatakan BAB 1x/hari dan dilakukan secara mandiri, kebutuhan
mandi klien juga tercukupi, mandi 2x/hari pagi dan sore, klien mampu mandi
dan berhias secara mandiri, klien mengatakan mau minum obat yang sudah
disiapkan keluarganya. Klien mengatakan didukung dengan terapi obat dan
dengan perawatan lanjutan dengan kontrol rutin, kegiatan didalam rumah klien
membantu ibunya membersihkan rumah, berusaha menjaga kerapihan rumah
dan mencuci pakaian sendiri, pengaturan keuangan tidak bisa dilakukan secara
mandiri karena klien mengatakan tidak bekerja. Kegiatan diluar rumah klien
mengatakan ingin mencari pekerjaan.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
Masalah Keperawatan :
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya
Jakarta, …………………………
Mahasiswa
(………………………………)
XII. ANALISA DATA
Initial Nama : Tn. H Ruangan : No. RM : __________
DS :
1. klien mengatakan kecewa karena
kedua orang tuannya sering
bertengkar
2. klien mengatakan ditolak oleh Koping keluarga in efektif
teman-temannya karena ia putus
sekolah dan belum bekerja.
DO :
1. klien tampak bersedih saat bercerita
2. klien tampak menunduk kepalanya
DS:
1. klien mengatakan pernah
mengalami gangguan jiwa
sebelumnya dan pengobatan kurang
berhasil karena tidak minum obat
secara teratur. Regimen terapeutik inefektif
DO :
1.Klien masuk ke Puskesmas sudah
yang ke 2 kali
2.Terapi obat:
Chlorpromazine 2x100 mg
Triheksipenidil 3x2 mg
Haroperidol 2x2 mg
dasar klien
2.1. Diskusikan dengan klien
tentang:
• Aspek positif yang
dimiliki klien, Pengungkapan tentang
keluarga, lingkungan kemampuan diri diperlukan
2. Setelah 2 kali interaksi klien
• Kemampuan yang untuk merubah diri klien
menyebutkan: ▪ Aspek positif dan
2. Klien dapat dimiliki klien dan tindakan selanjutnya.
kemampuan yang
mengidentifikasi aspek 2.2. Bersama klien buat daftar
positif dan kemampuan tentang:Aspek positif
dimiliki klien
yang dimiliki klien, keluarga,
▪ Aspek positif keluarga
lingkungan Kemampuan
▪ Aspek positif lingkungan
yang dimiliki klien
2.3. Beri pujian yang realistis, Untuk meningkatkan harga
hindarkan memberi diri klien
penilaian negatif.
5. Klien Setelah ... x interaksi 1. Diskusikan dengan klien tentang Dengan mengetahui
mampu klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan perasaan klien akan
menjelaskan perasaannya setelah sosial dengan orang lain dan mempermudah perawat
perasaannya berhubungan sosial kelompok untuk melakukan
setelah dengan : orang lain, dan intervensi selanjutnya
kelompok. dan untuk menilai
berhubungan kepuasan klien dan
sosial hambatan dalam
2. Beri pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan
klien mengungkapkan perasannya orang lain.
Meningkatkan harga
diri klien dan
memotovasi klien untuk
berhubungan dengan
orang lain
P:
- Mengevaluasi SP1K
- Melanjutkan SP2K (melatih
keluarga cara merawat
klien)
TANGGAL DIOGNOSA EVALUASI
DAN JAM IMPLEMENTASI
TINDAKAN KEPERAWATAN
DX: Gangguan Konsep Diri : S:
12-10-2022 Harga diri rendah - Keluarga mengatakan sudah
15.00-20.00 tahu cara merawat klien
SP1Keluarga: dengan melatih kemampuan
- Melatih keluarga klien seperti menyapu,
mempraktekkan cara merawat merapihkan tempat tidur,
klien dengan harga diri rendah mengepel.
- Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung kepada O:
klien. - Keluarga tampak
koooperatif
RTL (perawat): - Keluarga mempraktekkan
- Menganjurkan keluarga untuk cara merawat anaknya
tetap melatih kegiatan yang dengan merapihkan
sesuai dengan kemampaun klien tempat tidur
A:
Harga diri rendah
(masalah belum teratasi)
P:
- Mengevaluasi SP1IK
- Melanjutkan SPIIIK
(membantu keluarga
membuat jadwal aktivitas di
rumah)
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika