Anda di halaman 1dari 49

KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN


HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :

Ardie fratama (21221093)

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA

2022
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

A. Latar Belakang Masalah


Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif dapat
mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti konflik yang
dialami sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang
berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa (Keliat, 2011). Gangguan
jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya
distorsi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dan bertingkah laku. Hal ini
terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan (Muhith,2011).

Menurut (Herman, 2011) gangguan jiwa adalah terganggunya kondisi mental atau
psikologi seseorang dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan lingkungan. Hal-hal
yang dapat mempengaruhi prilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur
dan sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-isitadat,
kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan
dan kematian orang yang dicintai, rasa permusuhan hubungan antar
manusia.Gangguan jiwa menyebabkan pasien tidak sanggup menilai dengan baik
kenyataan, tidak dapat lagi menguasai diri untuk mencegah mengganggu orang
lain atau merusak/menyakiti diri sendiri untuk itu perlu dilakukan asuhan
keperawatan jiwa.

Menurut WHO (2017) perkiraan jumlah penderita gangguan jiwa di dunia adalah
sekitar 450 juta jiwa. Menurut YLDs (Years Lived with Disabilty) tahun 2017
secara global persentase gangguan mental sebesar 14,4% dan di Asia Tenggara
sebesar 13,5%. Sedangkan di Indonesia angka kejadian gangguan mental sebesar
13,4% (Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018).
Jumlah pasien gangguan jiwa di Indonesia saat ini menurut Riskesdas (2013)
adalah 236 juta orang dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan
0,17% menderita gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung.
Tercatat sebanyak 6% penduduk berusia 15,24 tahun mengalami gangguan jiwa.
Dari 34 provinsi di Indonesia, Sumatera Barat merupakan peringkat ke 9 dengan
jumlah gangguan jiwa sebanyak 50.608 jiwa dan prevalensi masalah skizofrenia
pada urutan ke-2 sebanyak 1.9 permil. Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi
saat ini akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan
gejala-gejala yang ditimbulkan oleh pasien.

Gangguan jiwa yang menjadi masalah utama di negara-negara berkembang adalah


skizofrenia. Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan prilaku yang aneh
dan terganggu. Skizofrenia terbentuk secara bertahap dan klien tidak menyadari
ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya dalam kurun waktu yang lama.
Kerusakan yang perlahan-lahan ini yang akhinya menjadi skizofrenia akut.
Periode skizofrenia akut adalah gangguan yang singkat dan kuat, yang meliputi
penyesatan pikiran (delusi), dan kegagalan berpikir, dan harga diri rendah (Yosep,
2011).

Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga
diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku orang lain yang
mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang
berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga diri
tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif
untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri
rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman
(Keliat, 2011).
Harga diri rendah situasional merupakan bentuk trauma yang tiba-tiba seperti,
harus operasi, kecelakaan, putus sekolah, perceraian, dan korban perkosaan.
Pengelolaan pada pasien harga diri rendah situasional harus segera ditangani
dengan tepat agar tidak berkelanjut pada harga diri rendah kronik (Trotsek, 2017).

Tanda dan gejala harga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri, perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang pesimis, penurunan produktivitas, penolakan
terhadap kemampuan diri. Selain tanda dan gejala diatas, dapat juga mengamati
penampilan seseorang dengan harga diri rendah yang tampak kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak
berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan
nada suara yang rendah (Keliat, 2011).

Pasien dengan harga diri rendah beresiko muncul masalah gangguan jiwa lain
apabila tidak segera diberikan terapi dengan benar, karena pasien dengan harga
diri rendah cenderung mengurung diri dan menyendiri, kebiasaan itulah yang
memicu munculnya masalah isolasi sosial. Isolasi sosial menyebabkan pasien
tidak dapat memusatkan perhatian yang menyebabkan suara atau bisikan muncul
sehingga menimbulkan masalah halusinasi, masalah lain yang kemudian terjadi
adalah resiko perilaku kekerasan, rasa tidak terima tentang suatu hal karena merasa
direndahkan seseorang maupun suara bisikan yang menghasut untuk melakukan
tindakan merusak lingkungan dan menciderai orang lain (Direja, 2011). Peran
perawat untuk mengatasi masalah klien dengan harga diri rendah adalah
mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien,
membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
klien untuk memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih dan melatih
kemampuan yang dipilih klien serta membantu pasien menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang dilatih (Prabowo, 2014) .
B. Konsep Dasar Harga Diri Rendah
1. Definisi Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Perasaan tidak berharga, tidak
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat, 2011). Harga diri rendah merupakan
evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif
terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal dalam
mencapai keinginan (Direja, 2011)

2. Etiologi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri sesorang.
Dalam tinjauan life span hidtory klien, penyebab terjadinya harga diri rendah
adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal
sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan.

Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan


menuntut lebih dari kemampuannya.(Iskandar, 2014). faktor-faktor yang
mengakibatkan harga driri rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor
presipitasi sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang,kurang mempunyai tangguang jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Factor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidak
percayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan
struktur social (Iskandar, 2014).
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun. Secara umum gangguan konsep diri harga diri
rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional
karena trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakan, perkosaan atau dipenjara, termasuk dirumah sakit bisa
menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau
pemasanagan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman (Yoseph,
2014). Harga diri rendah kronik biasanya dirasakan klien sebelum sakit
atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat
saat dirawat (Iskandar, 2014).
c. Perilaku
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang
objektif dan dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam diri
klien sendiri. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah salah
satunya mengkritik diri sendiri, sedangkan keracunan identitas seperti sifat
kepribadian yang bertentangan serta depersonalisasi. (Iskandar, 2014).

3. Komponen Konsep Diri


Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan kenyakinan yang diketahui
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Fajariyah, 2012). Ciri konsep diri menurut Fajariyah (2012) terdiri dari
konsep diri yang positif, gambaran diri yang tepat dan positif, ideal diri yang
realitis, harga diri yang tinggi, penampilan diri yang memuaskan, dan identitas
yang jelas. Konsep diri terdiri dari citra tubuh (body image), ideal diri (self-
ideal), harga diri (self-esteem), peran (self-role), dan identitas diri (self-
identity).
a. Citra tubuh
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak
disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan
bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis
karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-
pengalaman baru. Citra tubuh harus realitis karena semakin dapat menerim
dan menyukai tubuhnya individu akan lebih bebas dan merasa aman dari
kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya
memiliki harga diri tinggi daripada individu yang tidak menyukai tubuhnya.
b. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaiman ia seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan
dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi,
tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau
penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat
individu tersebut melahirkan penyesuaian diri.
c. Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri
sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan
kegagalan, tetap merasa sebagai orang yang penting dan berharga.
d. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam
sekelompok sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan
memvalidasi pada orang berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa
peran yang berhubungan dengan posisi setiap waktu sepanjang daur
kehidupnya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang
memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideali diri.
e. Identitas diri
Prinsip penorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Prinsip
tersebut sama artinya dengan otonomi dan mencakup persepsi seksualitas
seseorang. Pembentukan identitas, dimulai pada masa bayi dan terus
berlangsung sepanjang kehidupan, tetapi merupakan tugas utama pada masa
remaja.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah antara lain :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Menarik diri dari hubungan social
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Perasaan lemah dan takut
e. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
f. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
g. Ketidakmampuan menentukan tujuan
h. Merasionalisasi penolakan
i. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
j. Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan )

5. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga Diri Keracunan Depersonalisasi


Diri Positif Rendah identitas
(Iskandar, 2014)
a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima.
b. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negative dari dirinya (Eko, 2014)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
a. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
b. Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan
dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baik dengan orang lain.(Eko, 2014).

6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan pasien harga diri rendah
adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus menerus. Kegiatan
mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social, keagamaan dan
politik. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti menikuti suatu
kompetisi atau kontes popularitas, kegiatan mencoba menghilangkan anti
identitas sementara, seperti penyaahgunaan obat-obatan. Jika mekanisme
koping jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan individu akan
mengembangkan mekanisme koping jangka panjang (Eko, 2014).

7. Jenis-jenis Harga Diri Rendah


Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan
ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang yang penting dan
berharga. Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang
dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.
Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiridan
menolak diri sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah dapatterjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi,kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja.
Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang
kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan
alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang
tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak
menghargai. (Makhripah D & Iskandar, 2012).
b. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ.Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadapdirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisiini dapat ditemukan
pada pasien gangguan fisik yang kronis atau padapasien gangguan jiwa
(Makhripah D & Iskandar, 2012).
8. Penatalaksanaan
Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga diri rendah menurut Kaplan
& Saddock, 2010 mengatakan, tindakan keperawatan yang dibutuhkan pada
pasien dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif, terapi interpersonal,
terapi tingkah laku, dan terapi keluarga. Tindakan keperawatan pada pasien
dengan harga diri rendah bisa secara individu, terapi keluarga, kelompok dan
penanganan dikomunikasi baik generalis keperawatan lanjutan. Terapi untuk
pasien dengan harga diri rendah yang efisian untuk meningkatkan rasa percaya
diri dalam berinteraksi dengan orang lain, sosial, dan lingkungannya yaitu
dengan menerapkan terapi kognitif pada pasien dengan harga diri rendah.

9. Pohon Masalah
Isolasi Sosial : Menarik Diri

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif


Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012).

10. Konsep asuhan keperawatan


a. Pengkajian
i. Identitas klien
ii. Alasan masuk rumah sakit
iii. Faktor predisposisi
iv. Pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital, tinggi dan berat badan,
keluhan fisik.
v. Psikososial klien : genogram, konsep diri, hubungan sosial,
spiritual.
vi. Status mental klien : penampilan, pembicaraan, aktivitas motorik,
alam perasaan, afek, interaksi selama wawancara, persepsi, proses
pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat kosentrasi dan
berhitung, kemampuan penilaian, daya tilik diri.
vii. Kebutuhan persiapan pulang : makan, bak/bab, mandi,
berpakaian/berhias, istirahat dan tidur, penggunaan obat,
pemeliharaan kesehatan, kegiatan didalam rumah, kegiatan diluar
rumah.
viii. Mekanisme koping : adaftif, maladaftif
ix. Masalah psikososial dan lingkungan
x. Pengetahuan kurang tentang : penyakit jiwa, faktor presipitasi,
koping sistem pendukung, penyakit fisik, obat-obatan, dan lainnya.
xi. aspek medik : diagnosa medik, terapi medic
b. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
c. Intervensi
Terlampir
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan SP Pasien SP Keluarga


Harga Diri Rendah SP I p SP I k
1. Membina hubungan saling percaya 1. Mendiskusikan masalah yang
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek dirasakan keluarga dalam
positif yang dimiliki pasien marawat pasien
3. Membantu pasien menilai kemampuan 2. Menjelaskan pengertian, tanda
pasien yang masih dapat digunakan dan gejala harga diri rendah
4. Membantu pasien memilih kegiatan yang yang dialami pasien beserta
akan dilatih sesuai dengan kemampuan proses terjadinya
pasien 3. Menjelaskan cara-cara
5. Melatih pasien sesuai kemampuan yang merawat pasien dengan harga
dipilih diri rendah
6. Memberikan pujian yang wajar terhadap
keberhasilan pasien
7. Menganjurkan pasien memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian

SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian SP II k
pasien 1. Melatih keluarga
2. Meatih kemampuan ke dua mempraktekkan cara merawat
3. Menganjurkan pasien memasukkan ke pasien dengan harga diri
dalam jadwal kegiatan harian rendah
2. Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung
keluarganya yang mengalami
harga diri rendah

SP III k
1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktifitas di rumah
termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
N A M A : ARDIE FRATAMA
……………………………

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
STIKes PERTAMEDIKA

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 11 Oktober 2022
Diagnosa Medis : Skizofrenia

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. H (L) Suku Bangsa : Sunda
Umur : 23 Tahun Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Belum menikah Alamat : Kota Bambu
Agama : Islam
Sumber Informasi : Klien, Rekam medik

II. ALASAN MASUK


Klien dibawa ke Puskesmas oleh keluarganya karena klien tampak melamun dan
suka berdiam diri, klien mengatakan malu untuk bersosialisasi dengan tetangganya
karena masalah yang dialami keluarganya, klien mengatakan lebih suka dirumah
karena sering dikucilkan oleh teman-temannya, klien mengatakan sedih karna dulu
putus sekolah, klien sempat bertunangan tetapi diputuskan oleh pacarnya dan
sampai saat ini klien belum bekerja. Klien tampak tidak mau menatap saat berbicara
dan klien tidak mau meminum obat.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? ( ✓ ) Ya ( - ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya ( - ) Berhasil ( ✓ ) Kurang Berhasil
( - ) Tidak Berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


Aniaya Fisik ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( -)
Aniaya Seksual (- ) ( - ) ( - ) ( - ) ( -) ( -)
Penolakan ( - ) ( - ) (✓) ( 21) ( - ) ( -)
Kekerasan dalam keluarga ( - ) ( -) ( -) ( - ) ( ✓) ( - )
Tindakan kriminal ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( -)

Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, lalu diantar kerumah sakit
jiwa untuk mendapatkan obat, tetapi pengobatannya kurang berhasil karena
obatnya tidak diminum secara teratur. klien mengatakan pernah ditolak oleh
teman-temannya karena putus sekolah, sempat bertunangan tetapi diputuskan
oleh pacarnya, klien sering melihat kedua orang tuanya bertengkar sehingga
dirinya merasa kecewa dengan keluarga dan teman-temannya.

Masalah Keperawatan :
Koping individu tidak efektif, harga diri rendah, regimen terapeutik inefektif

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (-)Ya ( ✓ ) Tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
Tidak ada tidak ada tidak ada
b. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan malu karena masalah yang dialami keluarganya, klien
mengatakan lebih suka dirumah karena klien merasa dikucilkan oleh teman-
temannya karena ia putus sekolah, sempat bertunangan tetapi diputuskan oleh
pacarnya dan belum bekerja. Klien lebih memilih menyendiri daripada klien
harus bersosialisasi dengan teman dan tetangganya.
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah, isolasi sosial

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital : TD : 120/90 N : 80x/menit
S : 36,5 P : 18x/menit
2. Ukur : TB : 168 cm BB : 65 kg
3. Keluhan fisik : ( - ) Ya ( ✓ ) Tidak
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : Gambarkan,

Tn. H

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal Bersama

: Meninggal

: Klien

Jelaskan :
Klien adalah anak ke-1 dari 2 bersaudara, klien tinggal bersama kedua orang
tua dan adiknya. Kakek dan nenek klien dari orang tua sudah meninggal karena
penyakit jantung dan tua. Pola asuh keluarga kurang baik karena orang tua
sering bertengkar, pola komunikasi kurang baik karena ayahnya bersikap cuek
pada keluarga dan pengambilan keputusan ada pada orang tua.
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga inefektif

2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya kecuali rambutnya,
klien mengatakan rambutnya jelek seperti keriting dan berkulit hitam.
b. Identitas :
Klien mengatakan dirinya laki-laki dan senang menjadi seorang laki-laki
c. Peran :
- klien mengatakan anak ke-1 dari 2 bersaudara
- klien mengatakan tidak mau bersosialisasi dengan teman dan
tetangganya
- klien mengatakan malu karena putus sekolah, putus dengan pacarnya
dan tidak bekerja
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin bekerja

e. Harga diri :
klien mengatakan dirinya dulu putus sekolah, putus dengan pacarnya dan
dikucilkan oleh teman-temannya sehingga klien malu untuk
bersosialisasi.
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
klien mengatakan orang terdekat adalah ibu
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien tidak pernah mengikuti kegiatan dilingkungan sekitar rumahnya,
klien merasa malu terhadap orang-orang disekitarnya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan malu untuk bergaul dengan orang lain klien lebih suka
dirumah
Masalah Keperawatan :
Isolasi sosial

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan beragama islam dan meyakini agama yang dianutnya
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan menjalankan sholat 5 waktu

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
( - ) Tidak rapi ( - ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( - ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Penampilan klien tampak rapih dan menggunakan pakaian sebagaimana
mestinya, gigi bersih dan kuku tampak bersih. Klien mandi 2x sehari
menggunakan shampo dan sabun, klien juga menyikat gigi 3x/hari, habis 1
porsi, rambut klien bersih, klien menggunakan sendal jika berjalan-jalan
keluar kamarnya.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

2. Pembicaraan
( - ) Cepat ( - ) Keras ( - ) Gagap ( - ) Inkoheren
( - ) Apatis ( - ) Lambat ( - ) Membisu
( ✓ ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian klien selalu mengatakan malu, klien tidak mau
menatap mata saat berbicara, klien berbicara lambat, kurang focus saat
berbicara dan klien tidak mau memulai pembicaraan.
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah, Isolasi sosial

3. Aktivitas Motorik
( ✓ ) Lesu ( - ) Tegang ( - ) Gelisah ( - ) Agitasi
( - ) Tik ( - ) Grimasen ( - ) Tremor
( - ) Kompulsif
Jelaskan :
Klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, minum
dan dapat melakukan kegiatan yang lainnya jika dimotivasi
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah, isolasi sosial

4. Alam perasaan
( ✓ ) Sedih ( - ) Ketakutan ( - ) Putus asa
( - ) Khawatir ( - ) Gembira berlebihan
Jelaskan :
Klien mengatakan merasa sedih karena dulu putus sekolah, putus dengan
pacarnya dan sampai saat ini klien belum kerja
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah
5. Afek
( ✓ ) Datar ( - ) Tumpul ( - ) Labil ( - ) Tidak
sesuai
Jelaskan :
Saat ditanya oleh perawat ekspresi klien tampak datar
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

6. Interaksi selama wawancara


( - ) Bermusuhan ( - ) Tidak kooperatif ( - ) Mudah tersinggung
( ✓ ) Kontak mata kurang ( - ) Defensif ( ✓ ) Curiga
Jelaskan :
Interaksi selama wawancara kontak mata kurang
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah

7. Persepsi
Halusinasi
( - ) Pendengaran ( - ) Penglihatan ( - ) Perabaan
( - ) Pengecapan ( - ) Penghidu
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara yang aneh, klien tidak
pernah melihat hal-hal yang aneh. Klien tidak pernah merasakan rasa yang tidak
enak dimulutnya. Klien juga tidak pernah merasakan seperti ada semut yang
jalan didalamnya
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
8. Proses Pikir
( - ) Sirkumstansial ( - ) Tangensial ( - ) Kehilangan
asosiasi
( - ) Flight of ideas ( - ) Blocking
( - ) Pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan :
Dalam pembicaraan tidak ada pengulangan kata
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

9. Isi pikir
( - ) Obsesi ( - ) Fobia ( - ) Hipokondria
( - ) Depersonalisasi ( - ) Ide yang terkait ( - ) Pikiran magis

Waham :
( - ) Agama ( - ) Somatik ( - ) Kebesaran ( - )
Curiga
( - ) Nihilistik ( - ) Sisip pikir ( - ) Siar pikir ( - )
Kontrol pikir
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak pernah merasa dirinya seorang ulama, presiden dan
klien tidak pernah curiga dengan orang-orang disekitarnya
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

10. Tingkat Kesadaran


( - ) Bingung ( - ) Sedasi ( - ) Stupor
Disorientasi :
( - ) Waktu ( - ) Tempat ( - ) Orang
Jelaskan :
Tingkat kesadaran compos mentis, klien sadar bahwa raga dirinya sehat tetapi
jiwanya yang sakit. Klien mengenal waktu, tempat dan orang sekitar
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

11. Memori
( - ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( - ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( - ) Gangguan daya ingat saat ini
( - ) Konfabulasi
Jelaskan :
Daya ingat jangka panjang dan jangka pendek dikaji cukup baik, klien dapat
mengingat masalalu maupun sekarang dengan baik
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


( - ) Mudah beralih ( - ) Tidak mampu berkonsentrasi
( - ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
Saat dilakukan pengkajian tingkat konsentrasi cukup baik, klien dapat
menjawab setiap pertanyaan angka yang diberikan namun sedikit lama

Masalah Keperawatan :
Tidak ada
13. Kemampuan Penilaian
( - ) Gangguan ringan ( - ) Gangguan bermakna
Jelaskan :
Klien mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak, klien dapat
membedakan mana yang bersih dan mana yang kotor
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

14. Daya tilik diri


( - ) Mengingkari penyakit yang di derita
( - ) Menyalahkan hal – hal di luar dirinya
Jelaskan :
Klien mengatakan saat ini merasa sebagai pasien yang sedang menjalani
perawatan dirumah sakit jiwa ini
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
( - ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total
2. BAB/BAK
( - ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total
3. Mandi
( - ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
( - ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total

5. Istirahat dan tidur


( ✓ ) Tidur siang lama : 13.00 s/d 15.00
( ✓ ) Tidur malam lama : 21.00 s/d 05.00
( - ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur

6. Penggunaan obat
( ✓ ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak


Perawatan lanjutan ( ✓ ) ( - )
Sistem pendukung ( ✓ ) ( - )

8. Kegiatan di dalam rumah Ya Tidak


Mempersiapkan makanan ( ✓ ) ( - )
Menjaga kerapihan rumah ( ✓ ) ( - )
Mencuci pakaian ( ✓ ) ( - )
Pengaturan keuangan ( - ) ( ✓ )

9. Kegiatan di luar rumah Ya Tidak


Belanja ( - ) ( ✓ )
Transportasi ( - ) ( ✓ )

Lain – lain ( - ) ( - )
Jelaskan :
Klien mengatakan makan 3x/hari secara mandiri dan menghabiskan 1 porsi.
Klien mengatakan BAB 1x/hari dan dilakukan secara mandiri, kebutuhan
mandi klien juga tercukupi, mandi 2x/hari pagi dan sore, klien mampu mandi
dan berhias secara mandiri, klien mengatakan mau minum obat yang sudah
disiapkan keluarganya. Klien mengatakan didukung dengan terapi obat dan
dengan perawatan lanjutan dengan kontrol rutin, kegiatan didalam rumah klien
membantu ibunya membersihkan rumah, berusaha menjaga kerapihan rumah
dan mencuci pakaian sendiri, pengaturan keuangan tidak bisa dilakukan secara
mandiri karena klien mengatakan tidak bekerja. Kegiatan diluar rumah klien
mengatakan ingin mencari pekerjaan.
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

VIII. MEKANISME KOPING


Adaftif Maladaftif
( - ) Bicara dengan orang lain ( - ) Minum Alkohol
( - ) Mampu menyelesaikan masalah ( ✓ ) Reaksi lambat / berlebih
( - ) Teknik relaksasi ( - ) Bekerja berlebihan
( - ) Aktivitas konstruktif ( ✓ ) Menghindar
( - ) Olahraga ( - ) Mencederai diri
( - ) Lainnya ………………………. ( ✓ ) Lainnya : melamun
Jelaskan :
Klien mengatakan ketika dirumah bila klien memiliki masalah tidak
menceritakannya kepada siapapun termasuk kepada ibunya
Masalah Keperawatan :
Tidak ada

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


( ✓ ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien merasa kecewa karena kedua orang tuanya sering bertengkar
( ✓ ) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Klien mengatakan malu untuk bersosialisasi karena masalah keluarganya dan
malu karna dikucilkan taman-temannya karna ia dulu putus sekolah, putus
dengan pacarnya dan belum bekerja
( ✓ ) Masalah dengan pendidikan, spesifik
Klien mengatakan putus sekolah karena tidak ada biayanya
( ✓ ) Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien mengatakan hingga saat ini belum bekerja
( ✓ ) Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien mengatakan kedua orang tuanya sering bertengkar
( - ) Masalah ekonomi, spesifik
Klien masih ditanggung orang tuanya biaya kehidupannya
( - ) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien tidak mengetahui penyebab mengalami penyakit seperti ini
( - ) Masalah lainnya, spesifik
Tidak ada
( ✓ ) Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik
Klien malu dan merasa dikucilkan oleh teman-temannya karena ia putus
sekolah, putus dengan pacar dan belum bekerja
Masalah Keperawatan :
Harga diri rendah, Isolasi sosial

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG :


( ✓ ) Penyakit Jiwa ( - ) Sistem pendukung
( ✓ ) Faktor presipitasi ( - ) Penyakit fisik
( ✓ ) Koping ( ✓ ) Obat-obatan
( - ) Lainnya

Masalah Keperawatan :
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik :
Skizofrenia
Terapi medik :
1. Chlorpromazine 2x100 mg
Manfaat : Meredakan gejala psikosis
2. Triheksipenidil 3x2 mg
Manfaat : Membantu mengurangi kekakuan otot dan mengontrol fungsi otot
3. Haroperidol 2x2 mg
Manfaat : Meredakan gejala skizofrenia

Jakarta, …………………………
Mahasiswa

(………………………………)
XII. ANALISA DATA
Initial Nama : Tn. H Ruangan : No. RM : __________

TANGGAL / JAM DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN


11/10/2022 DS:
15.00 1. Klien mengatakan rambutnya
jelek,berkulit hitam
2. Klien mengatakan malu untuk
bersosialisasi dengan tetangganya
3. Klien mengatakan selalu dikucilkan
oleh temannya karena putus
sekolah, sempat bertunangan tetapi
diputuskan oleh pacarnya, dan tidak
kerja Harga diri rendah
4. Klien mengatakan dirinya bodoh
dan tidak mampu.
DO:
1. klien tampak kurang percaya diri
2. klien tampak malu, berdiam diri
3. Ekspresi wajah klien tampak sedih
saat menceritakan kisahnya.
4. Klien sering berdiam diri di kamar
dan menyendiri
6. Klien tampak kontak mata kurang
7. Klien tampak bersalah
DS:
1. klien mengatakan lebih suka
dirumah
2. klien mengatakan lebih suka
menyendiri daripada harus
bersosialisasi
3. Klien mengatakan tidak pernah Isolasi sosial
bersosialisasi dengan temannya
karena malu putus sekolah, putus
dengan pacarnya dan tidak bekerja.
DO:
1. kontak mata kurang
2. klien tampak menyendiri dikamar
dan melamun
3. klien saat diajak berbicara klien
sering menunduk

DS :
1. klien mengatakan kecewa karena
kedua orang tuannya sering
bertengkar
2. klien mengatakan ditolak oleh Koping keluarga in efektif
teman-temannya karena ia putus
sekolah dan belum bekerja.
DO :
1. klien tampak bersedih saat bercerita
2. klien tampak menunduk kepalanya
DS:
1. klien mengatakan pernah
mengalami gangguan jiwa
sebelumnya dan pengobatan kurang
berhasil karena tidak minum obat
secara teratur. Regimen terapeutik inefektif
DO :
1.Klien masuk ke Puskesmas sudah
yang ke 2 kali
2.Terapi obat:
Chlorpromazine 2x100 mg
Triheksipenidil 3x2 mg
Haroperidol 2x2 mg

XII. POHON MASALAH

Isolasi sosial : menarik diri (effect)


Regimen terapeutik inefektif
Harga diri rendah (Core Problem)

Koping keluarga tidak efektif Koping individu tidak efektif (cause)


XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
3. koping keluarga inefektif
4. regimen terapeutik inefektif
XIV. INTERVENSI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH

Nama Klien : Tn. H Diagnosis Medis : Skizofrenia Ruangan : No. RM :

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasionalisasi


1.1 Bina hubungan saling
percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi teraupetik:

TUM : • Sapa klien dengan ramah


Klien dapat baik verbal maupun
1. Setelah 1 kali interaksi, klien nonverbal
meningkatkan harga
menunjukkan ekspresi wajah bersahabat,
dirinya. • Perkenalkan diri dengan Perasaan aman dan percaya
menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, dapat membantu klien
sopa.
mau berjabat tangan, mau menyebutkan mengungkapkan perasaan,
TUK : • Tanyakan nama lengkap
nama, mau menjawab salam, klien mau pemikiran dan
1. Klien dapat dan nama penggilan yang
duduk berdampingan dengan perawat, mau permasalahannya
membina hubungan disukai klien
mengutarakan masalah yang dihadapi
saling percaya dengan • Jelaskan tujuan pertemuan
perawat • Jujur dan menepati janji
• Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
• Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan

dasar klien
2.1. Diskusikan dengan klien
tentang:
• Aspek positif yang
dimiliki klien, Pengungkapan tentang
keluarga, lingkungan kemampuan diri diperlukan
2. Setelah 2 kali interaksi klien
• Kemampuan yang untuk merubah diri klien
menyebutkan: ▪ Aspek positif dan
2. Klien dapat dimiliki klien dan tindakan selanjutnya.
kemampuan yang
mengidentifikasi aspek 2.2. Bersama klien buat daftar
positif dan kemampuan tentang:Aspek positif
dimiliki klien
yang dimiliki klien, keluarga,
▪ Aspek positif keluarga
lingkungan Kemampuan
▪ Aspek positif lingkungan
yang dimiliki klien
2.3. Beri pujian yang realistis, Untuk meningkatkan harga
hindarkan memberi diri klien
penilaian negatif.

3.1. Diskusikan dengan klien


kemampuan yang dapat
3. Klien dapat menilai
3. Setelah 2 kali interaksi klien dilaksanakan Penilaian klien terhadap
kemampuan yang
menyebutkan kemampuan yang dapat positif dirinya bisa
dimiliki untuk
dilaksanakan 3.2. Diskusikan kemampuan membantu aktualisasi diri
dilaksanakan
yang dapat dilanjutkan
pelaksanaannya
4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali interaksi klien membuat 4.1. Rencanakan bersama klien Perencanaan yang baik
merencanakan kegiatan rencana kegiatan harian aktivitas yang dapat dilakukan membantu klien memilih
sesuai dengan setiap hari sesuai dengan potensi mana yang ingin
kemampuan yang kemampuan klien: dia kembangkan
dimiliki
• Kegiatan mandiri Melatih klien untuk
• Kegiatan dengan melaksanakan kegiatan
bantuan yang dapat klien lakukan
4.2.Tingkatkan kegiatan
sesuai kondisi klien
4.3.Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
dapat klien lakukan.

5.1 Anjurkan klien untuk


melaksanakan kegiatan
yang telah direncanakan Implementasi dapat
5.2 Pantau kegiatan yang membuat klien semakin
5. Klien dapat
dilaksanakan klien yakin dengan positif
melakukan kegiatan
5.3 Beri pujian atas usaha yang dirinya.
sesuai rencana yang 5. Setelah 3x interaksi klien melakukan
dilakukan klien.
dibuat kegiatan sesuai jadual yang dibuat
Meningkatkan harga diri
5.4 Diskusikan kemungkinan klien
pelaksanaan kegiatan setelah
pulang
Dukungan yang terbaik
6.1 Beri pendidikan kesehatan
6. Klien dapat 6. Setelah 4x interaksi klien memanfaatkan bagi klien adalah orang
pada keluarga tentang cara
memanfaatkan sistem sistem pendukung keluarga yang ada di sekitarnya terutama
merawat klien dengan
pendukung yang ada keluarga keluarganya.
harga diri rendah
Dukungan keluarga dapat
6.2 Bantu keluarga membantu meningkatkan
memberikan dukungan harga diri klien
selama klien dirawat.
6.3 Bantu keluarga
menyiapkan lingkungan di
rumah.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Nama Klien : Tn. H Ruangan : Diagnosis Medis : Skizofrenia No. RM :

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasionalisasi


TUK : 1. Setelah satu kali 1. Bina hubungan saling percaya dengan
1. Klien dapat interaksi klien menggunakan prinsip komunikasi
Hubungan saling
membina menunjukkan tanda- terapeutik
Isolasi sosial percaya merupakan
hubungan saling tanda percaya kepada • Sapa klien dengan ramah baik
TUM : dasar dari terjadinya
percaya. perawat : verbal dan non
Klien dapat komunikasi teraupetik
• Ekspresi wajah verbal.
meningkatkan sehingga akan
bersahabat. • Perkenalkan nama, nama
hubungan memfasilitasi dalam
• Menunjukkan panggilan dan tujuan
sosial pengungkapan
rasa senang. perawat berkenalan.
perasaan, emosi, dan
• Ada kontak mata. • Tanyakan nama lengkap dan nama
harapan klien
• Mau berjabat panggilan
tangan. yang disukai klien.
• Mau • Buat kontrak yang jelas.
menyebutkan • Tunjukkan sikap jujur. dan
nama. menepati janji setiap kali interaksi.
• Mau menjawab • Tunjukkan sikap empati dan
salam. menerima apa
• Mau duduk adanya.
berdampingan • Beri perhatian pada klien dan
dengan perawat. perhatikan
• Bersedia kebutuhan dasar klien.
mengungkapkan • Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang masalah yang
dihadapi. dihadapi klien.
• Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi
perasaan klien.
2. Klien mampu Setelah ... x interaksi Bila klien sudah mau
3. Tanyakan pada klien tentang:
menyebutkan klien dapat menyebutkan mengungkapkan semua
• Orang yang tinggal
penyebab minimal satu satu perasaannya akan
serumah/sekamar dengan klien
menarik diri penyebab menarik diri mempermudahkan
dari: • Orang yang paling dekat dengan perawat melaksanakan
▪ Diri sendiri klien di rumah/ di ruang asuhan
▪ Orang lain perawatan keperawatannya.
▪ lingkungan • Apa yang membuat klien dekat
dengan orang tersebut
• Orang yang tidak dengan klien di
rumah/ diruang perawatan
• Apa yang membuat klien tidak
dekat dengan orang tersebut
• Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dngan orang lain
4. Diskusikan dengan klien penyebab Untuk mengidentifikasi

dan akibat menarik diri apa yang menyebabkan


klien menarik diri dan

5. Beri pujian terhadap kemampuan untuk menilai perasaan

klien mengungkapkan perasaannya klien bila tidak


berinteraksi
Untuk meningkatkan
harga diri dan percaya
diri klien

3. Klien mampu Tingkat pengetahuan


menyebutkan Setelah ... x interaksi 1. Tanyakan pada klien tentang membantu perawat
keuntungan klien dapat menyebutkan manfaat hubungan sosial dan mengarahkan klien
berhubungan keuntungan berhubungan kerugian menarik diri untuk berhubungan
sosial dan sosial, misalnya: dengan orang lain.
kerugian ▪ Banyak teman Mengidentifikasi
menarik diri ▪ Tidak kesepian kemampuan yang
▪ Bisa diskusi 2. Diskusikan bersama klien tentang dimiliki klien dan untuk
▪ Saling menolong manfaat berhubungan sosial dan meningkatkan harga
Dan kerugian menarik kerugian menarik diri diri dan percaya diri
diri, misalnya: Sendiri, klien
kesepian, tidak bisa 3. Beri pujian terhadap kemampuan Reinforcement positif
diskusi klien mengungkapkan perasaannya akan menambah rasa
percaya diri klien.
4. Klien dapat 1. Beri motivasi dan Bantu klien Dengan berhubungan
melaksanakan untuk berkenalan dengan : perawat secara bertahap,
hubungan sosial lain, klien lain, dan kelompok. diharapkan klien
secara bertahap 2. Tingkatkan interaksi klien secara mampu mengadopsi
bertahap dengan perawat lain, perilaku tersebut dan
klien lain, dan kelompok memudahkan klien
Setelah ... x interaksi
3. Libatkan klien dalam terapi mengingat hubungan
klien dapat
aktivitas kelompok sosialisasi yang telah dilakukan.
melaksanakan hubungan
4. Diskusikan jadwal harian yang Melakukan hubungan
sosial secara bertahap
dapat dilakukan klien untuk secara bertahap
dengan : perawat,
meningkatkan kemampuan klien mengurangi kecemasan
perawat lain, klien lain,
bersosialisasi klien dalam
dan kelompok
5. Beri motivasi klien untuk berhubungan dengan
melakukan kegiatan sesuai dengan orang lain dan
jadwal yang telah dibuat meminimalkan
6. Beri pujian terhadap kemampuan kekecewaan dan
klien meningkatkan percaya
memperluas pergaulannya melalui diri dalam berhubungan
aktivitas yang telah dilaksanaka dengan orang lain
Melibatkan klien dalam
aktivitas kelompok
akan membuat klien
merasa diperlukan dan
merasa harga dirinya
bertambah
Meningkatkan rasa
percaya diri klien,
sehingga klien akan
mengulangi perbuatan
yang serupa

5. Klien Setelah ... x interaksi 1. Diskusikan dengan klien tentang Dengan mengetahui
mampu klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan perasaan klien akan
menjelaskan perasaannya setelah sosial dengan orang lain dan mempermudah perawat
perasaannya berhubungan sosial kelompok untuk melakukan
setelah dengan : orang lain, dan intervensi selanjutnya
kelompok. dan untuk menilai
berhubungan kepuasan klien dan
sosial hambatan dalam
2. Beri pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan
klien mengungkapkan perasannya orang lain.
Meningkatkan harga
diri klien dan
memotovasi klien untuk
berhubungan dengan
orang lain

6. Klien Dukungan keluarga,


1. Setelah ... x 1. Diskusikan pentingnya peran serta
mendapat mendukung proses
pertemuan keluarga keluarga sebagai pendukung untuk
dukungan perubahan perilaku
dapat menjelaskan mengatasi prilaku menarik diri
dari menarik diri yang
tentang : 2. Diskusikan potensi keluarga untuk
keluarga dialami klien.
• Pengertian membantu klien mengatasi prilaku
dalam Untuk meningkatkan
menarik diri menarik diri
memperluas motivasi klien dalam
• Tanda dan gejala 3. Jelaskan pada keluarga tentang :
hubungan berhubungan dengan
menarik diri ▪ Pengertian menarik diri
sosial orang lain Untuk
• Penyebab dan ▪ Tanda dan gejala menarik diri memberikan
akibat menarik ▪ Penyebab dan akibat menarik diri pengetahuan kepada
diri 4. Latih keluarga cara merawat klien keluarga sehingga
• Cara merawat menarik diri keluarga dapat
klien menarik diri 5. Tanyakan perasaan keluarga memahami cara yang
2. Setelah ... x setelah mencoba tepat dalam menangani
pertemuan keluarga cara yang telah dilatih klien dan pentingnya
dapat 6. Beri motivasi keluarga agar perhatian keluarga.
mempraktekkan cara membantu klien Agar keluarga dapat
merawat klien untuk bersosialisasi merawat klien di rumah
menarik diri 7. Beri pujian terhadap keluarga atas secara mandiri.
keterlibatannya merawat klien di Untuk meningkatkan
rumah sakit motivasi klien dalam
berhubungan dengan
orang lain Untuk
memotivasi keluarga
agar terus membantu
klien
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA __X
PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN STIKes
PERTAMEDIKA

Nama : Tn. H Ruangan : RM No : ______________


TANGGAL DIOGNOSA EVALUASI
DAN JAM IMPLEMENTASI
TINDAKAN KEPERAWATAN
DX: Gangguan Konsep Diri : S:
11-10-2022 Harga diri rendah - Klien mengatakan nama
15.00-20.00 Hambali
SP 1P: - Klien mengatakan dirinya
1. Membina hubungan saling bodoh dan tidak mampu
percaya - Klien mengatakan tidak
2. Mengidentifikasi kemampuan mau brsosialisasi dengan
dan aspek positif yang dimiliki tetangganya.
klien
3. Membantu klien menilai O:
kemampuan yang masih dapat - Klien tampak ekspresi
dilakukan. wajah sedih dan bersalah
4. Membantu klien memilih - Klien kontak mata kurang
kegiatan yang akan dilatih sesuai - Ekspresi wajah datar
dengan kemampuan klien - Klien lebih sering
5. Melatih klien sesuai kemampuan menunduk
yang dipilih. - Klien suka menyendiri
6. Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan klien A:
7. Menganjurkan klien Gangguan konsep diri harga
memasukkan dalam jadwal diri rendah belum teratasi
kegiatan harian
P:
RTL (perawat): 1. Mengevaluasi jadwal
1.Menganjurkan klien untuk kegiatan harian
merapihkan tempat tidur 2. Melanjutkan SP2 Melatih
2. Memasukkan kedalam jadwal kemampuan klien yamg
harian kedua (menyapu)
TANGGAL DIOGNOSA EVALUASI
DAN JAM IMPLEMENTASI
TINDAKAN KEPERAWATAN
DX: Gangguan Konsep Diri : S:
11-10-2022 Harga diri rendah - Keluarga mengatakn klien
15.00-20.00 tidak mau minum obat
SP1Keluarga: - Keluarga mengatakan harga
- Mendiskusikan masalah yang diri rendah adalah perasaan
dirasakan keluarga dalam tidak berharga, tidak berarti
merawat klien yang berkepanjangan dan
- Menjelaskan pengertian, tanda gagal dalam mencapai
dan gejala harga diri rendah keinginan.
yang dialami klien beserta - Keluarga mengatakan tanda
proses terjadinya. dan gejala harga diri rendah
- Menjelaskan cara-cara merawat yaitu tidak mau
klien harga diri rendah nerkomunikasi, suka
menyendiri dan merasa
bersalah.
- Keluarga mengatakan cara
RTL (perawat): merawat keluarga denga
- Menganjurkan keluarga untuk harga diri rendah tyaitu
tetap melatih kegiatan yang dengan menilai kemampuan
sesuai dengan kemampaun klien klien dan melatih kegiatan
yang sesuai kemampuan
yang pilih.
O:
- Keluarga tampak
koooperatif
- Keluarga klien paham dan
dapat menjelaskan
kembali mengenai
pengertian, tanda dan
gejala, cara merawat harga
diri rendah
A:
Harga diri rendah
(masalah belum teratasi)

P:
- Mengevaluasi SP1K
- Melanjutkan SP2K (melatih
keluarga cara merawat
klien)
TANGGAL DIOGNOSA EVALUASI
DAN JAM IMPLEMENTASI
TINDAKAN KEPERAWATAN
DX: Gangguan Konsep Diri : S:
12-10-2022 Harga diri rendah - Keluarga mengatakan sudah
15.00-20.00 tahu cara merawat klien
SP1Keluarga: dengan melatih kemampuan
- Melatih keluarga klien seperti menyapu,
mempraktekkan cara merawat merapihkan tempat tidur,
klien dengan harga diri rendah mengepel.
- Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung kepada O:
klien. - Keluarga tampak
koooperatif
RTL (perawat): - Keluarga mempraktekkan
- Menganjurkan keluarga untuk cara merawat anaknya
tetap melatih kegiatan yang dengan merapihkan
sesuai dengan kemampaun klien tempat tidur
A:
Harga diri rendah
(masalah belum teratasi)

P:
- Mengevaluasi SP1IK
- Melanjutkan SPIIIK
(membantu keluarga
membuat jadwal aktivitas di
rumah)
DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). InfoDatin-Kesehatan-


Jiwa.pdf (p. 12).

Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Keliat, B. . (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN(basic course).


Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.

Kementerian Kesehatan RI. (2009). UU RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Prabowo,E. 2014. Konsep&Aplikasi ASUHAN Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Trotsek, D. (2017). Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah. Journal of Chemical


Information and Modeling, 110(9), 1689–1699.

Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Yoseph. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung : PT.

Anda mungkin juga menyukai