Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN CA SERVIKS

DI SUSUN OLEH :

SUCI

NIM : 21221099

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN CA SERVIKS

A. Definisi
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area serviks atau leher
rahim, yaitu area bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina
(Rozi, 2013). Kanker leher rahim atau kanker serviks (cervical cancer)
merupakan kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak
antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina)(Purwoastuti, 2015)

B. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara pasti,
tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya
kanker serviks yaitu:
1. HPV (Human papilloma virus) HPV adalah virus penyebab kutil genetalis
(Kandiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian
yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.
2. Merokok Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4. Berganti-ganti pasangan seksual.
5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia
di bawah 18 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan
wanita yang menderita kanker serviks.
6. Pemakaian DES (Diethilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970).
7. Gangguan sistem kekebalan
8. Pemakaian Pil KB.
9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear secara
rutin). (Nurarif, 2016).
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala kanker leher rahim adalah sebagai berikut:
1. Keputihan, makin lama makin berbau busuk.
2. Perdarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan
abnormal, terjadi secara spontan walaupun tidak melakukan hubungan
seksual.
3. Hilangnya nafsu makan dan berat badan yang terus menurun.
4. Nyeri tulang panggul dan tulang belakang.
5. Nyeri disekitar vagina
6. Nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah
7. Nyeri pada anggota gerak (kaki).
8. Terjadi pembengkakan pada area kaki.
9. Sakit waktu hubungan seks.
10. Pada fase invasif dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau dan
bercampur dengan darah.
11. Anemia (kurang darah) karena perdarahan yang sering timbul.
12. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus
haid.
13. Sering pusing dan sinkope.
14. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema
kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah
(rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rectovaginal, atau timbul
gejala-gejala akibat metastasis jauh.
D. Klasifikasi

Stadium klinis menurut FIGO (Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri).


membutuhkan pemeriksaan pelvic, jaringan serviks (biopsi konisasi untuk
stadium IA dan biopsi jaringan serviks untuk stadium kliniknya), foto paru-paru,
pielografi, intravena, (dapat digantikan dengan foto CT-scan). Untuk kasus
stadium lanjut diperlukan pemeriksaan sistoskopi, protoskopi dan barium enema
(Prawirohardjo, 2011).

Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intraepitel

Stadium I Karsinoma masih terbatas pada daerah serviks (penyebaran


ke korpus uteri diabaikan)

Stadium I A Invasi kanker ke stroma hanya dapat didiagnosis secara


mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat secara makroskopik
walau dengan invasi yang superficial dikelompokkan pada
stadium IB

Stadium I A1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3 mm dan


lebar
horizontal tidak lebih 7 mm.
Stadium I A2 Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5 mm dan
perluasan horizontal tidak lebih 7 mm.

Stadium I B Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara


mikroskopik lesi lebih dari stadium I A2

Stadium I B1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar.

Stadium I B2 Lesi yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar


Stadium II Tumor telah menginvasi di luar uterus, tetapi belum
mengenai dinding panggul atau sepertiga distal/ bawah
vagina

Stadium II A Tanpa invasi ke parametrium

Stadium II B Sudah menginvasi ke parametrium

Stadium III Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/ atau mengenai
sepertiga bawah vagina dan/ atau menyebabkan hidronefrosis
atau tidak berfungsinya ginjal

Stadium III A Tumor telah meluas ke sepertiga bagian bawah vagina dan
tidak menginvasi ke parametrium tidak sampai dinding
panggul

Stadium III B Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/ atau


menyebabkan hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal

Stadium IV Tumor telah meluas ke luar organ reproduksi

Stadium IV A Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum


dan/ atau keluar rongga panggul minor

Stadium IV B Metastasis jauh penyakit mikroinvasif: invasi stroma dengan


kedalaman 3 mm atau kurang dari membrane basalis epitel
tanpa invasi ke rongga pembuluh darah/ limfe atau melekat
dengan lesi kanker serviks.

(Prawirohardjo, 2011)

E. Pathofisiologi
Puncak insedensi karsinoma insitu adalah usia 20 hingga usia 30 tahun. Faktor
resiko mayor untuk kanker serviks adalah infeksi Human Paipilloma Virus
(HPV) yang ditularkan secara seksual. Faktor resiko lain perkembangan kanker
serviks adalah aktivitas seksual pada usia muda, paritas tinggi, jumlah pasangan
seksual yang meningkat, status sosial ekonomi yang rendah dan merokok (Price,
2012). Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan
epitel kubus mukosa endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau zona
tranformasi). Pada zona transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya
sel progresif yang berakhir sebagai karsinoma servikal invasif. Displasia servikal
dan karsinoma in situ atau High-grade Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL)
mendahului karsinoma invasif. Karsinoma serviks terjadi bila tumor menginvasi
epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker servikal menyebar luas secara
langsung kedalam jaringan para servikal. Pertumbuhan yang berlangsung
mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan
servikal. Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding
vagina, ligamentum kardinale dan rongga endometrium. Invasi ke kelenjar getah
bening dan pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh
(Price, 2012)
Pathway

‐ Infeksi virus HPV Terjadi lesi pada serviks,inflamasi, Perluasan epitel kolumnar
timbul nodul (ekstroserviks dan endoserviks)
‐ Genetik

‐ Hygiene yang tidak bersih di organ vital

‐ Hubungan seksual <16 tahun Proses metaplastik (erosive)

Dysplasia Penyebaran tumor


Tumor

Karsinoma invasive serviks Ke arah


Pelvis
Eksolistik Endolitik parametrium

Ke arah lumen Perubahan epitel displastik Menekan saraf


Menekan saraf
Ke stroma serviks Metastase ke
vagina serviksPerubahan epitel lumbosakrali
lumbosakrali vagina
displastik serviks
Infiltrasi
infiltrasi Perdarahan
Massa proliferasi perdarahan
Menginfiltrasi
ulkus Stimulus septum rektovagina
anemia dan kandung kemih
Nekrosis jaringan Ditangkap
Gangguan integritas
reseptop nyeri
kulit
Imunitas ↓ Curah jantung ↓
Obstruksi kandung
Keputihan, bau kemih
busuk Resiko infeksi Sirkulasi ke Nyeri Kronis
jaringan ↓
Gangguan pola
Perubahan pola seksual eliminasi
Ketidakefektifan
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perfusi jaringan
Harga diri rendah

Terapi

Pembedahan
pembedahan Non bedah
Non bedah

Pre operasi Histerektomi


histerektomi Kemoterapi Radioterapi

Kurang pengetahuan ttg Luka operasi


Luka op
prosedur operasi MualMual
& muntah
& muntah Kerusakan jaringan
Kerusakan jaringan

perdarahan
Perdaraha
Nafsu makan
Nafsu ↓ ↓
makan
n Turgor kulit buruk
ansietas

Post op O2 ke sel berkurang Berat badan ↓ Kerusakan integritas jaringan

Metabolisme & energy ↓


Proteksi kurang Defisit nutrisi
Kelemahan fisik
Invasi bakteri

Hambatan mobilitas fisik


Resiko infeksi
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokasinya.
2. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena dapat mengikal
yodium. Jika porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan
berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
dibesarkan 10-40 kali. Keuntungan, dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan
sehingga mudah untuk melakukan biopsy. Kelemahan, hanya dapat memeriksa
daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada skuamosa columnar
junction dan intraservikal tidak terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smeardengan pembesaran sampai 200 kali.
5. Biopsi
Biopsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lender serviks dan epitel
gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan
pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas (Padila, 2012).
G. Penatalaksanaan
1. Irradiasi
a. Dapat dipakai untuk semua stadium
b. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi
Penyinaran ditunjukkan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
Komplikasi irradiasi
a. Kerentanan kandung kencing
b. Diarrhea
c. Perdarahan rectal
d. Fistula vesico atau rectovaginasis
2. Operasi
a. Operasi wentheim dan limfaktomi untuk stadium I dan II
b. Operasi schauta, histerektomi vagina yang radikal
3. Kombinasi Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya
vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami
kesukaran dansering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah
penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
4. Cytostatik
Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5% dari
karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, dianggap resisten bila 8-10
minggu post terapi keadaan masih tetap sama (Padila, 2012).
5. Vaksinasi
Vaksinasi HPV dapat memiliki implikasi penting bagi peningkatan kesehatan
perempuan dan menurunkan kematian akibat kanker serviks (Rubina Mukhtar,
2015).
H. Komplikasi
Komplikasinya mencakup infark miokardium, hemoragi, sepsis, obstruksi
perkemihan, pielonefritis, CVA, pembentukan fistula (Sylvia Anderson Price, 2005).
Nyeri pinggang mungkin merupakan gejala dari hidronefrosis, sering dipersulit oleh
pielonefritis. Nyeri siatik, kaki edema, dan hidronefrosis hampir selalu dikaitkan
dengan keterlibatan dinding panggul luas oleh tumor. Pasien dengan tumor yang
sangat canggih mungkin memiliki heamaturia atau inkontinensia dari fistula
vesikovaginal yang disebabkan oleh perluasan langsung dari tumor kandung kemih.
Kompresi eksternal dari rektum oleh tumor primer besar dapat menyebabkan sembelit
(Rubina Mukhtar, 2015).
I. Konsep Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, status
perkawinan, pekerjaan, jumlah anak, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, asal suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam medik,
nama orangtua dan pekerjaan orangtua.
b. Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan,
hubungan dengan pasien.
c. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan
seperti pendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang menyerupai
air dan berbau (Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi
biasanya datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu
makan, dan anemia.
2) Riwayat kesehatan sekarang Menurut (Diananda, 2008) biasanya pasien
pada stadium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada
stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang
berbau busuk, perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa nyeri
disekitar vagina, nyeri pada panggul. Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya mengalami keluhan mual muntah berlebihan, tidak
nafsu makan, dan anemia.
3) Riwayat kesehatan dahulu Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki
riwayat kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat
penyakit HIV/AIDS (Ariani, 2015).
4) Riwayat kesehatan keluarga Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu
faktor yang paling mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh
kelainan genetika. Keluarga yang memiliki riwayat kanker didalam
keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari pada keluarga yang
tidak ada riwayat di dalam keluarganya (Diananda, 2008).
d. Keadaan psikososial
Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan
terhadap pengobatan yang akan dijalani, hubungan dengan suami/keluarga
terhadap pasien dari sumber keuangan. Konsep diri pasien meliputi gambaran
diri peran dan identitas. Kaji juga ekspresi wajah pasien yang murung atau
sedih serta keluhan pasien yang merasa tidak berguna atau menyusahkan
orang lain (Reeder, 2013).
e. Data khusus
1) Riwayat Obstetri dan Ginekologi Untuk mengetahui riwayat obstetri pada
pasien dengan kanker serviks yang perlu diketahui adalah:
a) Keluhan haid Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab
kanker serviks tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan
mengalami atropi pada masa menopose. Siklus menstruasi yang tidak
teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus haid adalah salah satu
tanda gejala kanker serviks.
b) Riwayat kehamilan dan persalinan Jumlah kehamilan dan anak yang
hidup karna kanker serviks terbanyak pada wanita yang sering partus,
semakin sering partus semakin besar resiko mendapatkan karsinoma
serviks (Aspiani, 2017).
2) Aktivitas dan Istirahat Gejala :
a) Kelemahan atau keletihan akibat anemia.
b) Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
c) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas
dan keringat malam.
d) Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan
tingkat stress yang tinggi (Mitayani, 2009).
3) Integritas ego Gejala: faktor stress, menolak diri atau menunda mencari
pengobatan, keyakinan religious atau spiritual, masalah tentang lesi cacat,
pembedahan, menyangkal atau tidak mempercayai diagnosis dan perasaan
putus asa (Mitayani, 2009).
4) Eliminasi Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi, urinalis,
misalnya nyeri (Mitayani, 2009).
5) Makan dan minum Kebiasaan diet yang buruk, misalnya rendah serat,
tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet (Mitayani, 2009).
6) Neurosensori Gejala : pusing, sinkope (Mitayani, 2009).
7) Nyeri dan kenyamanan Gejala : adanya nyeri dengan derajat bervariasi,
misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat sesuai dengan
proses penyakit (Mitayani, 2009).
8) Keamanan Gejala : pemajanan zat kimia toksik, karsinogen. Tanda :
demam, ruam kulit, ulserasi. (Mitayani, 2009).
9) Seksualitas Perubahan pola seksual, keputihan(jumlah, karakteristik, bau),
perdarahan sehabis senggama (Mitayani, 2009).
10) Integritas sosial Ketidaknyamanan dalam bersosialisasi, perasaan malu
dengan lingkungan, perasaan acuh (Mitayani, 2009).
11) Pemeriksaan penunjang Sitologi dengan cara pemeriksaan pap smear,
koloskopi, servikografi, pemeriksaan visual langsung, gineskopi (Padila,
2015). Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan hematologi karna
biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami anemia
karna penurunan hemaglobin. Nilai normalnya hemoglobin wanita 12-16
gr/dl (Brunner, 2013).
12) Pemeriksaan fisik
a) Kepala Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
mengalami rambut rontok dan mudah tercabut
b) Wajah Konjungtiva anemis akibat perdarahan.
c) Leher Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada stadium lanjut.
d) Abdomen Adanya nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah
akibat tumor menekan saraf lumbosakralis (Padila, 2015).
e) Ekstermitas Nyeri dan terjadi pembengkakan pada anggota gerak
(kaki).
f) Genitalia Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret
berlebihan, keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi (Brunner,
2013). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
mengalami perdarahan pervaginam.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul menurut SDKI, kemungkinan
masalah yang muncul adalah sebagai berikut : (PPNI, 2017)
a. D.0078 Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf
b. D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan
c. D.0069 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
d. D.0111 Difisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
e. D.0087 Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh.
f. D.0012 Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi
(trombositopenia)
g. D.0142 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
tubuh sekunder (imunosupresi)
3. Perencanaan Keperawatan

N No Dx Diagnosa Tujuan dan Intervensi


o Kep Keperawatan kriteria hasil
(SDKI)
1 D.0078 Nyeri kronis NOC : SIKI :
b.d penekanan Setelah dilakukan Manajemen nyeri I.08238
saraf asuhan keperawatan 1. Identifikasi lokasi,
selama 6x24 jam karakteristik,
diharapkan pasien durasi,frekuensi, kualitas,
mampu untuk dan intensitas nyeri
Mengontrol dan 2. Identifikasi skala nyeri
menunjukkan 3. Identifikasi respons nyeri
tingkat nyeri dengan nonverbal
kriteria hasil : 4. Kontrol lingkungan yang
1. Mengenal memperberat rasa nyeri
faktor- faktor 5. Fasilitasi istirahat dan
penyebab tidur
nyeri 6. Jelaskan penyebab,
2. Tindakan periode, pemicu nyeri
manajemen 7. Ajarkan teknik
nyeri dengan nonfarmakologis untuk
teknik mengurangi nyeri
nonfarmakolog 8. Kolaborasi pemberian
is analgetik
3. Melaporkan
nyeri,
frekuensi, dan
lamanya
4. Tanda-tanda
vital dalam
rentang normal
5. Klien
melaporkan
nyeri
berkurang
dengan skala
1-2 dari 10
atau nyeri
ringan
6. Ekspresi wajah
tenang
7. Klien dapat
istirahat dan
tidur

2 D.0019 Defisit nutrisi NOC : SIKI


b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi I.03119
ketidakmampu asuhan keperawatan 1. Identifikasi
an menelan selama 6x2jam status nutrisi
makanan diharapkan 2. Identifikasi adanya
kebutuhan nutrisi alergi atau adanya
Terpenuhi dengan intoleransi makanan
kriteria hasil : 3. Monitor asupan
1. Tidak ada makanan
penurunan 4. Monitor berat badan
berat badan 5. Monitor hasil dari
2. Mampu pemeriksaan
mengidentifika laboratorium
si kebutuhan 6. Berikan makanan
nutrisi tinggi protein dan
3. Tidak ada tinggi kalori
tanda- tanda 7. Anjurkan pasien makan
malnutrisi sedikit tapi sering
4. Menunjukkan 8. Anjurkan posisi duduk
peningkatan saat makan, jika
fungsi mampu
pengecapan 9. Kolaborasi dengan ahli
dari menelan gizi untuk menentukan
5. Asupan cairan jumlah kalori dan jenis
secara nutrien yang yang
oral/intravena/ dibutuhkan jika perlu
pe renteral
sepenuhnya
adekuat
3 D.0069 Disfungsi NOC : SIKI:
seksual Setelah dilakukan Konseling Seksualitas I.07214
b.d perubahan asuhan keperawatan 1. Identifikasi tingkat
struktur tubuh selama 6x24 jam pengetahuan, masalah
diharapkan sistem reproduksi,
gangguan disfungsi masalah seksualitas,
seksual teratasi dan penyakit menular
dengan kriteria hasil seksual
1. Pengenalan 2. Identifikasi waktu
dan disfungsi seksual dan
penerimaan kemungkinan
identitas penyebab
seksual pribadi 3. Monitor stress,
2. Mengetahui kecemasan, depresi,
masalah dan penyebab disfungsi
reproduksi seksual
3. Fungsi seksual 4. Fasilitasi
: integrasi komunikasi antara
aspek fisik, pasien dan pasangan
sosio emosi 5. Berikan
dan intelektual kesempatan kepada
ekspresi dan pasangan untuk
performa menceritakan
seksual permasalahan seksual
4. Mampu
mengontrol
kecemasan 6. Berikan pujian
5. Menunjukkan terhadap perilaku yang
keinginan benar
untuk 7. Berikan saran yang
mendiskusikan sesuai kebutuhan
perubahan pasangan dengan
fungsi seksual menggunakan bahasa
6. Mengungkap yang mudah diterima,
kan dipahami dan tidak
pemahaman menghakimi.
tentang 8. Jelaska efek
perubahan pengobatan, kesehatan,
fungsi seksual dan penyakit terhadap
7. Pengenalan disfungsi seksual.
dan 9. Informasikanpent
penerimaan ingnya modifikasi pada
identitas aktivitas seksual
seksual pribadi 10. Kolaborasi
8. Mengetahui dengan spesialis
masalah seksologi, jika perlu
reproduksi
9. Fungsi seksual
: integrasi
aspek fisik,
sosio emosi
dan intelektual
ekspresi dan
performa
seksual
10. Mampu
mengontrol
kecemasan
11. Menunjukkan
keinginan
untuk
mendiskusikan
perubahan
fungsi seksual
12. Mengungkapk
an pemahaman
tentang
perubahan
fungsi seksual
DAFTAR PUSTAKA

1.Bilotta, Kimberly A. J. 2011. Kapita Selekta Penyakit: Implikasi Keperawatan.


Jakarta: EGC.
2.Brunner & Suddart. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
3.Mukhtar, Rubina., et al. 2015. Prevalence of Cervical Cancer in Developing
Country: Pakistan. US: Global Journal.
4.Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction
Publishing.
5. Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
Media.
6. Prawirohardjo, sarwono, 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan bina
pustaka.
7.Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
8. Rahayu, Dedeh Sri. 2015. Asuhan Ibu dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba
Medika.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
(STIKes PERTAMEDIKA)
Jl. Bintaro Raya No.10, Tanah Kusir, Kebayoran Lama Utara – Jakarta Selatan
12240 Telp. 7234122, 7207181 , Fax.7234126
Website: http://www.stikes-pertamedika.ac.id Email:
stikespertamedika@gmail.com

PROGRAM PROFESI NERS


KEPERAWATAN MATERNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN
SISTEM REPRODUKSI

Nama mahasiswa : SUCI Program : NR Harkit


NIM : 21221099

IBU DENGAN CA SERVIKS

Tanggal 13 Januari 2022, jam 11.00 WIB, di ruang B3 Ginecology – RSUP A,


diperoleh data sebagai berikut: Ny. E 40 tahun dengan Diagnosa Medis : Ca Serviks
Stadium III B. Keluhan Utama: Saat dikaji pasien mengatakan mual dan tidak nafsu
makan. Riwayat kesehatan sekarang: pengobatan Terapi radiasi 25 kali dan
kemoterapi 5 kali. Sampai pengkajian klien sudah mendapat kemoterapi ke-5 dan
radiasi ke-22. Saat dikaji pasien mengatakan sudah tidak terjadi perdarahan dari
vaginanya, dan tidak keputihan. Pasien mengatakan mual.
Riwayat kesehatan terdahulu: Pasien mengatakan bulan Februari 2021, mengalami
perdarahan mrongkol-mrongkol 7 hari, perdarahan terjadi setelah melakukan
hubungan suami istri. Pasien juga mengatakan pernah keputihan 1 minggu sebelum
perdarahan. Oleh karena perdarahan tersebut pasien dirawat di RS Z dengan diagnosa
medis Ca Servic stadium III B.
Pasien menikah pertama umur 19 tahun mempunyai 1 orang anak perempuan dengan
suami pertama, tetapi suami meninggal. Menikah kedua umur 25 tahun mempunyai 3
orang anak perempuan dengan suami kedua. Pasien menggunakan suntik KB 3
bulanan.
Pemeriksaan Fisik: Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, Tekanan
darah : 100 / 70 mmHg, Nadi : 88 x / menit, Pernafasan : 20 x / menit, Suhu : 360C,
Berat badan : 49,5 kg, Tinggi badan : 152 cm.
Hasil lab: Hemoglobin 11,80 gr %, Hematokrit 34,30 %, Erytrosit 4,36 juta / mmk,
Lekosit 4,10 ribu / mmk, Trombosit 200 ribu / mmk.
Terapi:1). Metoclorpramid 3 x 1 tablet 2). SF / BC / C 2 x 1 tablet 3). Vitamin A 1 x
50.000 unit 4). Antasid Syrup 3 x 1 sendok makan.
Pasien menanyakan apakah pengobatan sinar dapat menyembuhkan penyakit? Apakah
kanker bisa tumbuh lagi? Pasien mengatakan gatal di daerah kemaluan dan sekitar
anus.
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien melakukan hubungan suami istri 2x minggu,
selama sakit tidak pernah melakukan hubungan seksual.

A. Pengkajian
Diagnosa Medis : Ca Serviks Stadium III B.
Tanggal Pengkajian : 13 januari 2022, jam 11.00 WIB
1. Identitas Klien :
Ny. E, 40 tahun, Pendidikan : SMP, Pekerjaan : IRT, Suku bangsa : Betawi,
Agama : Islam, suami : Tn. K, 45 tahun, Pendidikan : SMP, Pekerjaan : Buruh
Status perkawinan : Menikah , Lama pernikahan : 15 thn
Kawin : 2x
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama ( saat ini ) : Saat di kaji pasien mengatakan mual dan tidak
nafsu makan, gatal di daerah kemaluan dan sekitar anus, selama sakit tidak
pernah melakukan hubungan seksual. Pasien juga menanyakan apakah
pengobatan sinar dapat menyembuhkan penyakit? Apakah kanker bisa
tumbuh lagi?
Riwayat kesehatan sekarang: pengobatan Terapi radiasi 25 kali dan
kemoterapi 5 kali. Sampai pengkajian klien sudah mendapat kemoterapi
ke-5 dan radiasi ke-22. Saat dikaji pasien mengatakan sudah tidak terjadi
perdarahan dari vaginanya, dan tidak keputihan. Pasien mengatakan mual.
Riwayat kesehatan terdahulu: Pasien mengatakan bulan Februari 2021,
mengalami perdarahan mrongkol-mrongkol 7 hari, perdarahan terjadi
setelah melakukan hubungan suami istri. Pasien juga mengatakan pernah
keputihan 1 minggu sebelum perdarahan. Oleh karena perdarahan tersebut
pasien dirawat di RS Z dengan diagnosa medis Ca Servic stadium III B.
b. Riwayat Menstruasi
Menarche ( umur ) : 12 tahun,
Tanggal haid yang terakhir : sedang haid, Siklus haid : tidak teratur,
Lamanya 6-15 hari, Jumlah 100-200cc/hari selama 3-5 hari, selanjutnya
sedikit2, Keluhan lain : Dysmeorea beberapa hari sebelum menstruasi,
Menopause belum, Keluhan lain lemas jika sedang menstruasi,
c. Riwayat Obstetri ; P : 4, A : 0. Anak Hidup : 4,
Pasien menikah pertama umur 19 tahun mempunyai 1 orang anak
perempuan dengan suami pertama, tetapi suami meninggal. Menikah
kedua umur 25 tahun mempunyai 3 orang anak perempuan dengan suami
kedua. Semua anaknya lahir ditolong oleh Bidan. Ke empat anaknya tidak
ada kelainan, hanya saat melahirkan anak yang ke empat, klien mengalami
perdarahan dan sempat di berikan tranfusi darah 3 kantong.
d. Riwayat Ginekologi & Penyakit/ Pembedahan sebelumnya
1) Pemeriksaan Papsmear :Tidak pernah
2) Masalah ginekologik/ infertilitas :-
3) Operasi yang pernah dialami : -
4) Penyakit berat lainnya : Ca Serviks Stadium III
5) Keluhan : Mual, tidak nafsu makan, gatal di daerah kemaluan dan
sekitar anus, selama sakit tidak pernah melakukan hubungan seksual.
Pasien juga menanyakan apakah pengobatan sinar dapat menyembuhkan
penyakit? Apakah kanker bisa tumbuh lagi?
e. Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Klien mengatakan saudara sepupunya ada yang sakit ca. payudara,
Penyakit lain2 tidak ada
f. Riwayat Keluarga Berencana
Jenis Kontrasepsi :KB suntik yang 3 bulan Lamanya 4 tahun
g. Riwayat Psikososial & Spiritual
1) Orang yang terdekat dengan pasien : Suami
2) Interaksi dalam keluarga : Baik
3) Persepsi pasien terhadap penyakitnya :
- Hal yang dipikirkan saat ini : apakah penykit bisa sembuh
- Harapan setelah menjalani perawatan/ pengobatan : Sembuh
- Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : pasien tanpak cemas
4) Konsep diri : cemas
5) Mekanisme koping : takut penyakit tidak sembuh
6) Aktivitas agama/ kepercayaan yang dilakukan : Sholat dan berdoa
7) Lain-lain : Pasien jarang keluar rumah, malu akan kondisinya
h. Riwayat Kebutuhan/ Kebiasaan Sehari-hari Sebelum Dirawat
1) Nutrisi/Cairan
Frekuensi makan :3 x/hari, Makanan pantang/alergi/yang tidak
disukai : tidak ada, BB sebelum sakit :58,5 kg, TB :152 cm
Keluhan/ lain-lain : mual muntah jadi tidak nafsu makan, sulit
menelen makanan.
Cairan, Jumlah cairan yang diminum : 700 sd 1200cc/hari
2) Eliminasi
BAB 1x-3x/hari,, lembek, kadang cair, warna kecoklatan, keluhan
tidak ada, BAK Frekuensi : 3 x/hari, Keluhan : tidak ada, Warna :
jernih, Bau: tidak
3) Personal Hygiene
a) Mandi : Frekuensi : 1-2 x/hari
b) Oral hygiene : Frekuensi : 1-2 x/ hari
c) Genitalia : kebersihan : ya
d) Pemakaian hygiene/solution : tidak
Keluhan : gatal daerah kemaluan dan sekitar anus
4) Istirahat dan Tidur
Lama tidur : 5-6 jam/hari
Tidur siang :  ya, 2 jam  tidak
Kebiasaan sebelum tidur/pengantar tidur : nonton TV
5) Aktivitas dan Latihan
Kegiatan dalam pekerjaan : pekerjaan rumah
Waktu bekerja : √ pagi sore malam
Olah raga : -,
Kegiatan lain : tidak ada
Keluhan dalam beraktivitas : cepat cape
6) Kebiasaan Lain yang Mempengaruhi Kesehatan
a) Merokok ya √ tidak
Frekuensi : Jumlah : Lama pemakaian :
b) Minuman alcohol ya √ tidak
Frekuensi : Jumlah : Lama pemakaian :
c) Ketergantungan obat : ya √ tidak
Frekuensi : Jumlah : Lama pemakaian :
Keluhan/lain-lain : _
3. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : CM
2) Sistem Penglihatan
Posisi : simetris, Kelopak mata : normal, Pergerakan bola
mata : normal, Konjungtiva : anemis, Kornea : normal
Sklera : anikterik
3) Sistem Pendengaran normal
4) Sistem Wicara ; Kesulitan/gangguan wicara : tidak
5) Sistem Pernafasan Jalan nafas : bersih,
Pernafasan : RR :20x/menit, irama : teratur, Kedalaman :
dalam, Tidak sesak, Batuk :tidak, Suara nafas : normal
6) Sistem Kardiovaskuler
a) Sirkulasi perifer : Nadi :88 x/hari Irama :
teratur, Denyut : kuat Tekanan darah :100/70
mmHg, Distensi vena jugularis : Kanan : tidakKiri :
tidak, Warna kulit : pucat, Edema : tidak
b) Sirkulasi Jantung
Irama : teratur
Kelainan bunyi jantung : tidak
Sakit dada : tidak
7) Sistem Pencernaan Keadaan mulut & gigi
Gigi : caries :tidak, Stomatitis : ya, Lidah : tidak kotor
Memakai gigi palsu : tidak
Nafsu makan : kurang meningkat
Kesulitan menelan : tidak
Mual : ya
Muntah : kadang-kadang
Isi : makanan
Warna : sesuai warna makanan yang dimakan,
Nyeri perut :ya Rasa penuh di perut
Karakteristik nyeri abdomen : seperti ditusuk2 daerah ulu
hati, Bising usus : 10 x/hari
Konstipasi : tidak
Diare : ya kadang2
8) Sistem Syaraf Pusat
Tingkat kesadaran : compos mentis
9) Sistem Perkemihan
Jumlah urine : 1000 cc/24 jam. Warna : jernih
Distensi kandung kemih tidak
10) Sistem Integumen
Turgor kulit : sedang , Warna kulit : pucat
Keadaan kulit : kusam, Keadaan rambut : tekstur :
baik, tipis, Kebersihan : ya
11) Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : tidak
12) Sistem Kekebalan Tubuh
Suhu :36 C, BB sebelum sakit : 58.5kg; BB setelah
sakit : 49.5kg Keluhan lain : lemas

b. Pemeriksaan Payudara dan Axila


Buah dada : bentuk simetris, Konsistensi : lembek, Kelenjar buah
dada : tidak menonjol, Massa : tidak ada, Putting susu : normal,
Pengeluaran : darah/ pus tidak ada, lain-lain tidak ada
Kelenjar pada daerah axilla : tidak membesar
Pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri : tidak tahu
c. Pemeriksaan Abdomen
Abdomen :membesar tidak membesar
Massa : tumor tidak ada, Nyeri tekan : ada di ulu hati.
d. Pemeriksaan Genitalia Eksterna dan Inguinal
1) Vulva, Keadaan : bersih, Rambut pubis: normal, tidak
terdapat ulkus, gatal ada, Pengeluaran /cairan :
pus/campuran, Kelenjar Bartolini: membesar, nyeri
Massa : tidak, Tanda infeksi : tidak ada
2) Inguinal Pembesaran kelenjar : tidak ada
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
b. Pemeriksaan Pelvik
c. Pemeriksaan Laboratorium
Hb 11,8 gr %,Ht 34,30%, Erektrosit 4,36 jutah, leukosit 4,10 ribu/mmk,
thombosit 200 rb/mmk

5. Penatalaksanaa
Metroclorpramid 3x1 tab
SF/BC/C 2 x 1 tab
Vitamin A 1x 50.000
Antasid syrup 3x1 sendok makan
6. Resume
Pasien masuk kerumah sakit dengan keluhan mual, muntah tidak ada nafsu
makan , Riwayat Pasien pernah dirawat di RS Z dengan diagnosa medis Ca
Servic stadium III B, saat itu mengalami perdarahan mrongkol-mrongkol 7
hari, perdarahan terjadi setelah melakukan hubungan suami istri. dan pernah
keputihan 1 minggu sebelum perdarahan.
Pasien menikah pertama umur 19 tahun mempunyai 1 orang anak perempuan
dengan suami pertama, tetapi suami meninggal. Menikah kedua umur 25 tahun
mempunyai 3 orang anak perempuan dengan suami kedua. Pasien
menggunakan suntik KB 3 bulanan.
Saat ini pasien sudah menjalankan terapi sinar sebanyak 22 kali dan
kemoterapi sebanyak 5 kali, pasien di diagnosa Ca servik stadium IIIB.pasien
sering menanyakan apakah setelah terapi sinar selesai dia bisa sembuh dan
apakah kangker bisa tumbuh lagi,pasien juga mengeluh gatal di daerah vegina
dan sekitar anus selama di rawat telah di lakukan pemeriksaan lab Hb 11,8 gr
%,Ht 34,30%, Erektrosit 4,36 jutah, leukosit 4,10 ribu/mmk, thombosit 200
rb/mmk, Berat badan : 49,5 kg, Tinggi badan : 152 cm. dan mendapatkan
terapi
1. Metroclorpramid 3x1 tab
2. SF/BC/C 2 x 1 tab
3. Vitamin A 1x 50.000
4. Antasid syrup 3x1 sendok makan
mempunyai 3 orang anak perempuan dengan suami kedua. Pasien
menggunakan suntik KB 3 bulanan.
DATA FOKUS

Data Subyektif Data Obyektif


- Pasien mengatakan mual dan tidak - Pasien tanpak lemas, pucat,
nafsu makan, juga sulit menelan konjungtiva anemis
makanan - Obs TTV TD :100/70 mmhg,HR 88
- Pasien mengatakan Perut perih x/mnt,RR 20 x/mnt, suhu 35 c,
seperti di tusuk-tusuk - BB sebelum sakit 58.5kg, BB
- Pasien sering bertanya apakah sekarang 49.5kg, TB 152cm, imb
setelah dilakukan terapi sinar 21.42 ( normal)
penyakitnya akan sembuh - Hasil lab Hb 11,8 gr %,Ht 34,30%,
- Pasien menanyakan apakah Erektrosit 4,36 jutah, leukosit 4,10
kankernya bisa tumbuh lagi ribu/mmk, thombosit 200 rb/mmk
- Pasien mengatakan gatal daerah - Pasien sudah menjalani terapi sinar
kemaluan sampai dengan sekitar sebanyak 22 x dan kemoterapi 5x
anus - Pasien tampak mengaruk daerah
- Pasien mengatakan sebelum sakit kemaluan
pasien melakukan hubungan suami - Pasien tanpak cemas dengan banyak
istri 2x minggu, selama sakit tidak nya pertanyaan yang di ualang
pernah melakukan hubungan ulang.
seksual.

ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi


1. DS: Defisit nutrisi ketidakmampuan
Pasien mengeluh mual, tidak nafsu menelan makanan
makan.dan sulit menelan makanan
DO :
- Pasien tampak lemas
- Pasien malas makan,
Makanan yang di berikan
hanya habis 3 sendok
- Selama sakit BB turun 9.5kg
- Konjuntiva anemis, pucat,
2. DS : Defisit pengetahuan Kurang terpapar
Pasien selalu bertanya apakah informasi
penyakitnya bisa sembuh setelah
melakukan terapi sinar dan
kemoterapi dan apakah sel kankernya
bisa timbul lagi.
DO :
Pasien tanpak gelisah
Pasien sering bertanya pertanyaan
yang sama
Pasien tanpak murung

3. DS : Disfungsi seksual perubahan struktur


Pasien mengatakan sejak sakit tidak tubuh
pernah berhubungan intim lagi dengan
suami ±9bln, padahal sebelumnya 2x
seminggu
DO :
pasien sudah menjalankan terapi sinar
sebanyak 22 kali dan kemoterapi
sebanyak 5 kali, pasien di diagnosa Ca
servik stadium IIIB

DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)


No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Nama jelas
(P&E) ditemukan teratasi

1. D.0019 Defisit nutrisi 01/11/2022 Suci


berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan
makanan

2. D.0069 Disfungsi seksual 01/11/2022 Suci

berhubungan dengan
perubahan struktur tubuh

3. 01/11/2022 Suci
D.0111 Difisit Pengetahuan
berhubungan dengan kurang
terpapar informasi
RENCANA KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)

Tanggal No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Rencana Tindakan Rasional Paraf &
(PES) Kriteria Hasil Nama Jelas

01/11/2022 1 Defisit nutrisi b.d Setelahdilakukan 1. Identifikasi status nutrisi Suci


ketidakmampuan menelan asuhan 2. Identifikasi adanya alergi
makanan, ditandai dengan keperawatan atau adanya intoleransi
DS: selama 6x24jam makanan
Pasien mengeluh mual, diharapkan 3. Monitor asupan
tidak nafsu makan.dan kebutuhan nutrisi makanan
sulit menelan makanan Terpenuhi dengan 4. Monitor berat badan
DO : kriteria hasil : 5. Monitor hasil dari
- Pasien tampak -Tidak ada pemeriksaan laboratorium
lemas penurunan berat 6. Berikan makanan tinggi
- Pasien malas badan protein dan tinggi kalori
makan, Makanan -Mampu 7. Anjurkan pasien makan
yang di berikan mengidentifikasi sedikit tapi sering
hanya habis 3 kebutuhan nutrisi 8. Anjurkan posisi duduk
sendok -Tidak ada tanda- saat makan, jika mampu
- Selama sakit BB tanda malnutrisi 9. Kolaborasi dengan ahli
turun 9.5kg -Menunjukkan gizi untuk menentukan
- Konjuntiva peningkatan fungsi jumlah kalori dan jenis
anemis, pucat, pengecapan dari nutrien yang dibutuhkan,
menelan jika perlu
-Asupan cairan
secara oral/
intravena
/parenteral
sepenuhnya
adekuat

01/11/2022 2 Disfungsi seksual Setelah dilakukan -Identifikasi tingkat Suci


berhubungan dengan asuhan pengetahuan, masalah
perubahan struktur tubuh, keperawatan sistem reproduksi, masalah
ditandai dengan selama 6x24 jam seksualitas, dan penyakit
DS : diharapkan menular seksual
Pasien mengatakan sejak gangguan -Identifikasi waktu disfungsi
sakit tidak pernah disfungsi seksual seksual dan kemungkinan
berhubungan intim lagi teratasi dengan penyebab
dengan suami ±9bln, kriteria hasil : -Monitor stress, kecemasan,
padahal sebelumnya 2x -Pengenalan dan depresi,dan penyebab
seminggu penerimaan disfungsi seksual
DO : identitas seksual -Fasilitasi komunikasi
pasien sudah menjalankan pribadi antara pasien dan pasangan
terapi sinar sebanyak 22 -Mengetahui -Berikan kesempatan
kali dan kemoterapi masalahreproduksi kepada pasangan untuk
sebanyak 5 kali, pasien di -Fungsi seksual : menceritakan permasalahan
diagnosa Ca servik integrasi aspek seksual
stadium IIIB fisik, sosio emosi -Berikan pujian terhadap
dan intelektual perilaku yang benar
ekspresi dan -Berikan saran yang sesuai
performa seksual kebutuhan pasangan dengan
-Mampu menggunakan bahasa yang
mengontrol mudah diterima, dipahami
kecemasan dan tidak menghakimi.
-Menunjukkan -Jelaskan efek pengobatan,
keinginan untuk kesehatan, dan penyakit
mendiskusikan terhadap disfungsi seksual.
perubahan fungsi -Informasikan pentingnya
seksual modifikasi pada aktivitas
-Mengungkapkan seksual
pemahaman -Kolaborasi dengan spesialis
tentang perubahan seksologi, jika perlu
fungsi seksual

01/11/2022 3 Difisit Pengetahuan Setelah dilakukan -Identifikasi kesiapan dan Suci


berhubungan dengan asuhan kemampuan menerima
kurang terpapar informasi, keperawatan informasi
ditandai dengan selama 2x24 jam -sediakan materi dan media
DS : diharapkan pasien pendidikan kesehatan
Pasien selalu bertanya menunjukkan -jadwalkan pendidikan
apakah penyakitnya bisa peningkatan kesehatan sesuai
sembuh setelah pengetahuan kesepakatan
melakukan terapi sinar dengan kriteria -beri kesempatan untuk
dan kemoterapi dan hasil : bertanya
apakah sel kankernya bisa 1. Pasien dan -jelaskan penyebab dan
timbul lagi. keluarganya faktor risiko penyakit
DO : menyatakan -jelaskan proses
Pasien tanpak gelisah pemahan patofisiologi munculnya
Pasien sering bertanya tentang penyakit
pertanyaan yang sama penyakit, -jelaskan tanda dan
Pasien tanpak murung kondisi, gejala yang ditimbulkan
prognosis dan oleh penyakit
program -jelaskan kemungkinan
pengobatan terjadinya komplikasi
2. Pasien dan - ajarkan cara meredakan
keluarga atau mengatasi gejala yang
mampu dirasakan
melaksanakan -ajarkan cara meminimalkan
prosedur yang efek samping dari intervensi
dijelaskan atau pengobatan
secara benar. -informasikan
3. Pasien dan kondisi pasien saat ini
keluarga -anjurkan melapor jika
mampu merasakan tanda dan gejala
menjelaskan memberat atau tidak biasa
kembali apa
yang
dijelaskan
perawat
IMPLEMENTASI ( CATATAN KEPERAWATAN )

Tanggal/waktu No. Dx Tindakan Keperawatan dan Paraf dan Nama


Hasil Jelas
01/11/2022 1 -Melakukan bina hubungan Suci
14.30 wib saling percaya, pasien mau
diajak komunikasi
-Mengobserasi keluhan pasien
-Memberikan Posisi yang
nyaman, semi fowler
16.00wib
-Menanyakan asupan
makanan pasien, pasien
mengatakan hanya makan
sedikit karena mual dan muntah
-Melakukan observasi TTV
- Obs TTV TD :100/70
mmhg,HR 88 x/mnt,RR
20 x/mnt, suhu 35 c,
- BB sebelum sakit
58.5kg, BB sekarang
49.5kg, TB 152cm, imb
17.00 wib 21.42 ( normal)
-Mensupport klien makan snack
19.00wib
: klien mau makan snak sedikit2
- Menganjurkan pasien untuk
banyak minum; pasien mau
minum pelan2
- Menganjurkan pasien untuk
makan sedikit tapi sering :
2. pasien berjanji akan makan Suci
02/11/2022
14.30wib sedikit2 tapi sering
-Mengidentifikasi tingkat
pengetahuan, masalah sistem
reproduksi, masalah seksualitas,
dan penyakit menular seksual
15.00wib -Monitor stress, kecemasan,
depresi,dan penyebab disfungsi
seksual, hasil : pasien merasa
malu tidak bisa memberikan
pelayanan yang baik bagi suami
16.00 wib
-memFasilitasi komunikasi
antara pasien dan pasangan,
klien dan suami tampak
berbicara canggung maslah
disfungsi seksual
-Meganjurkan pada suami klien
memberikan kesempatan kepada
pasangan untuk menceritakan
permasalahan seksual,
Berikan pujian terhadap
perilaku yang benar
-Memberikan saran yang sesuai
kebutuhan pasangan dengan
menggunakan bahasa yang
mudah diterima, dipahami dan
tidak menghakimi., hasil klien
dan suami tampak berpelukan
-Jelaskan efek pengobatan,
kesehatan, dan penyakit
terhadap disfungsi seksual,
3. Suci
Klien dan suami mengerti
03/11/2022 tentang pengobatan dan efek
14.30wib sampingnya
-Menanyakan keadaan klien,
klien merasa lebih lega, tapi
masih cemas tentang
16.00wib
kesembuhan penyakitnya
- Observasi TTV TD : 110/ 80
mmhg, HR 80 x/m , RR 18 x/m,
Sat 96%
-menganjurka klien makan snack
17.00wib sore. Klien mau makan snack
- Menganjurkan klien agar tetap
semangat, berdoa dan tetap
mengikuti program pengobatan,
klien mau berobat sampai tuntas,
-Mengajarkan pasien mengenai
teknik relaksasi nafas dalam dan
latihan ROM dengan cara
mengencangkan dan
mengendurkan otot tubuh, jika
19.00wib merasa cemas, pasien mau
mengikuti Gerakan perawat
-Berikan penkes kepada keluarga
dan pasien tentang proises penyakit
dan anjurkan pasien tetap berusaha
untuk berobat dan pasrah pada
ketentuan Allah yang pasti pasien
tetap berusaha,memberikan contoh
pasien-pasien yang bias hidup
normal lagi setelah pengobatan
kanker.

EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)

No. Hari/tgl/jam Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan


Dx (Mengacu pada tujuan) Nama Jelas
1. Senin, S : Pasien mengatakan masih merasa mual saat Suci
01/11/2022 makan
O :Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makanan
A :Masalah defisit nutrisi masih ada
P : Tindakan dilanjutkan
Lanjutkan intervensi
Monitor asupan makanan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Berikan makanan tinggi protein dan tinggi
kalori
2.
S : Pasien mengeluh takut sakitnya tidak bisa
sembuh, kasihan terhadap suaminya
O : Pasien tanpak gelisa, murung dan sering
bertanya berulang-ulang apakah setelah
melakukan terapi sinar dan kemoterapi pasien bisa
sermbuh dan apakah sel kankernya masih bisa
tumbuh.
A ; Masalah blm teratasi
P  : lanjut intervensi
      Anjurkan pasien untuk relaksasi, beri penkes
tentang penyakit
3.

S : Pasien mengeluh takut bila sakitnya tidak bisa


sembuh.
O : Pasien tanpak gelisa, murung dan sering
bertanya berulang-ulang apakah setelah
melakukan terapi sinar dan kemoterapi pasien bisa
sermbuh dan apakah sel kankernya masih bisa
tumbuh.
A ; Masalah teratasi sebagian
P  : lanjut intervensi
      Anjkurkan pasien untuk relaksasi, beri penkes
tentang penyakit
1. 02/11/22 Suci

S : Pasien mengatakan banyak makan buah-


buahan
O :Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makanan
A :Masalah defisit nutrisi teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Monitor asupan makanan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2.
Berikan makanan tinggi protein dan tinggi kalori

S : Pasien mengatakan aktivitas dibantu suami,


dan suaminya tampak sayang kepada pasien
O : Pasien terlihat lebih tenang
3. Aktivitas pasien dibantu suami
A :Masalah teratasi sebagian
P: ‐ Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan masih cemas tentang
penyakitnya
O : Pasien tanpak masih sering bertanya tentang
kesembuhannya
Suci
A ; Masalah teratasi sebagian
1. 03/11/2022
P : intervensi dilanjutkan

S : Pasien mengatakan sudah mempraktekkan


makan sedikit tapi sering
Pasien mengatakan mau makan buah- buahan
Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi makanan
‐ Pasien tidak mengalami penurunan berat badan
(BB: 49.5 kg) selama 3 hari ini
‐ Pasien minum 2 botol tanggung air mineral
(1200 ml)
‐ Masalah defisit nutrisi teratasi sebagian
‐ Lanjutkan intervensi
P : Identifikasi status nutrisi
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
3.
Monitor hasil dari pemeriksaan laboratorium
Berikan makanan tinggi protein dan tinggi kalori

S : Pasien mengatakan udah lebih tenang dan tau


sedikit banyak ttg penyakitnya sekarang juga
menerima penyakitnya
O : Pasien tanpak lebih tenang, tidak tanpak
murung, pasien kooperatif, tampak ngobrol
dengan suaminya lebih terbuka
A ; Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai