Disusun Oleh:
MANADO 2021
LAPORAN PENDAHULUAN KANKER SERVIKS
1. Definisi
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area serviks atau leher rahim, yaitu
area bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina (Rozi, 2013). Kanker
leher rahim atau kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker yang terjadi pada
serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina)
(Purwoastuti, 2015).
2. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks
yaitu:
1. HPV (Human papilloma virus)
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma akuminata) yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45,
dan 56.
2. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk
melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4. Berganti-ganti pasangan seksual.
5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di
bawah 18 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita
yang menderita kanker serviks.
6. Pemakaian DES (Diethilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran
(banyak digunakan pada tahun 1940-1970).
7. Gangguan sistem kekebalan
8. Pemakaian Pil KB. 9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.
9. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear secara rutin).
(Nurarif, 2016).
4. Klasifikasi
Stadium klinis menurut FIGO membutuhkan pemeriksaan pelvic, jaringan serviks (biopsi
konisasi untuk stadium IA dan biopsi jaringan serviks untuk stadium kliniknya), foto
paru-paru, pielografi, intravena, (dapat digantikan dengan foto CT-scan). Untuk kasus
stadium lanjut diperlukan pemeriksaan sistoskopi, protoskopi dan barium enema
(Prawirohardjo, 2011).
Stadium I B Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara mikroskopik
lesi lebih dari stadium I A2
Stadium I B1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar.
Stadium I B2 Lesi yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar
Stadium II Tumor telah menginvasi di luar uterus, tetapi belum mengenai
dinding panggul atau sepertiga distal/ bawah vagina
Stadium II A Tanpa invasi ke parametrium
Stadium II B Sudah menginvasi ke parametrium
Stadium III Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/ atau mengenai
sepertiga bawah vagina dan/ atau menyebabkan hidronefrosis
atau tidak berfungsinya ginjal
Stadium III A Tumor telah meluas ke sepertiga bagian bawah vagina dan tidak
menginvasi ke parametrium tidak sampai dinding panggul
Stadium III B Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/ atau menyebabkan
hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal
5. Patofisiologi
Puncak insedensi karsinoma insitu adalah usia 20 hingga usia 30 tahun. Faktor resiko
mayor untuk kanker serviks adalah infeksi Human Paipilloma Virus (HPV) yang
ditularkan secara seksual. Faktor resiko lain perkembangan kanker serviks adalah
aktivitas seksual pada usia muda, paritas tinggi, jumlah pasangan seksual yang
meningkat, status sosial ekonomi yang rendah dan merokok (Price, 2012). Karsinoma sel
skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan epitel kubus mukosa
endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau zona tranformasi). Pada zona
transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya sel progresif yang berakhir sebagai
karsinoma servikal invasif. Displasia servikal dan karsinoma in situ atau High-grade
Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL) mendahului karsinoma invasif. Karsinoma
serviks terjadi bila tumor menginvasi epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker
servikal menyebar luas secara langsung kedalam jaringan para servikal. Pertumbuhan
yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif pada
jaringan servikal. Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding
vagina, ligamentum kardinale dan rongga endometrium. Invasi ke kelenjar getah bening
dan pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh (Price, 2012).
Pathway :
Menyebar ke Pembesaran
pelvik msssa
Rusaknya
Nafsu makan Tekanan intra
permeabilitas
menurun Nyeri Akut
abdomen pembuluh darah
perdarahan
Pembentukan Metabolism anaerob
asam laktat
Deficit Imunitas
perawatan diri Hb turun
menurun Resiko infeksi
Kerusakan
integritas Ketidakseimbangan nutrisi
kulit kurang dari kebutuhan tubuh
b. Stadium I A
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IA meliputi:
Total histerektomi dengan atau tanpa bilateral salpingoophorectomy,
Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung selaput lendir serviks
dan epitel serta kelenjarnya,
Histerektomi radikal yang dimodifikasi dan penghilangan kelenjar getah
bening,
Terapi radiasi internal.
c. Stadium I B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IB meliputi:
Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal,
Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,
Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening diikuti terapi
radiasi dan kemoterapi,
Terapi radiasi dan kemoterapi.
d. Stadium II
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II meliputi:
Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal serta kemoterapi,
Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,
Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening diikuti terapi
radiasi dan kemoterapi,
e. Stadium II B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II B meliputi terapi radiasi internal
dan eksternal yang diikuti dengan kemoterapi.
f. Stadium III
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium III meliputi terapi radiasi internal
dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.
g. Stadium IV A
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IV A meliputi terapi radiasi internal
dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks meliputi pemberian edukasi
dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien dan mengurangi kecemasan
serta ketakutan klien. Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri
untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi (Reeder, 2013). Perawat
perlu mengidentifikasi bagaimana klien dan pasangannya memandang kemampuan
reproduksi wanita dan memaknai setiap hal yang berhubungan dengan kemampuan
reproduksinya. Apabila terdiagnosis kanker, banyak wanita merasa hidupnya lebih
terancam. Perasaan ini jauh lebih penting dibandingkan kehilangan kemampuan
reproduksi. Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien
mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas
nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga dan
komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk menghadapi masalah (Reeder, 2013).
4. Keadaan psikososial
Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan terhadap
pengobatan yang akan dijalani, hubungan dengan suami/keluarga terhadap pasien dari
sumber keuangan. Konsep diri pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji
juga ekspresi wajah pasien yang murung atau sedih serta keluhan pasien yang merasa
tidak berguna atau menyusahkan orang lain (Reeder, 2013).
Data khusus
1. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker serviks yang perlu
diketahui adalah:
a. Keluhan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker serviks tidak pernah
ditemukan sebelum menarche dan mengalami atropi pada masa menopose. Siklus
menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus haid adalah salah
satu tanda gejala kanker serviks.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks terbanyak pada wanita
yang sering partus, semakin sering partus semakin besar resiko mendapatkan
karsinoma serviks (Aspiani, 2017).
3. Integritas ego
Gejala: faktor stress, menolak diri atau menunda mencari pengobatan, keyakinan
religious atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal atau tidak
mempercayai diagnosis dan perasaan putus asa (Mitayani, 2009).
4. Eliminasi
Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi, urinalis, misalnya nyeri (Mitayani,
2009).
5. Makan dan minum
Kebiasaan diet yang buruk, misalnya rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet
(Mitayani, 2009).
6. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope (Mitayani, 2009).
8. Keamanan Gejala : pemajanan zat kimia toksik, karsinogen. Tanda : demam, ruam kulit,
ulserasi. (Mitayani, 2009).
9. Seksualitas
Perubahan pola seksual, keputihan(jumlah, karakteristik, bau), perdarahan sehabis
senggama (Mitayani, 2009).
C. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
D.0078 NOC : SIKI :
Nyeri kronis b.d Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri I.08238
penekanan saraf keperawatan diharapkan pasien 1. Identifikasi lokasi,
mampu untuk mengontrol dan karakteristik, durasi,
menunjukkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas, dan
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
1. Melakukan tindakan 2. Identifikasi skala nyeri
manajemen nyeri dengan 3. Identifikasi respons nyeri
teknik nonfarmakologis nonverbal
2. Melaporkan nyeri, frekuensi, 4. Kontrol lingkungan yang
dan lamanya memperberat rasa nyeri
3. Tanda-tanda vital dalam 5. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Rentang normal 6. Jelaskan penyebab, periode,
5. Klien melaporkan nyeri pemicu nyeri
berkurang dengan skala 1-2 7. Ajarkan teknik
dari 10 atau nyeri ringan nonfarmakologis untuk
6. Ekspresi wajah tenang mengurangi nyeri
8. Kolaborasi pemberian
analgetik
D.0019 Defisit NOC : Setelah dilakukan asuhan SIKI
nutrisi b.d keperawatan diharapkan Manajemen Nutrisi I.03119
ketidakmampua kebutuhan nutrisi terpenuhi 1. Identifikasi status nutrisi
n menelan dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi adanya alergi
makanan 1. Tidak ada penurunan berat atau adanya intoleransi
badan makanan
2. Mampu mengidentifikasi 3. Monitor asupan makanan
kebutuhan nutrisi 4. Monitor berat badan
3. Tidak ada tandatanda 5. Monitor hasil dari
malnutrisi Menunjukkan pemeriksaan laboratorium
peningkatan fungsi 6. Berikan makanan tinggi
pengecapan dari menelan protein dan tinggi kalori
4. Asupan cairan secara 7. Anjurkan pasien makan
oral/intravena/pe renteral sedikit tapi sering
sepenuhnya adekuat 8. Anjurkan posisi duduk saat
makan, jika mampu
9. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
(D.0069) NOC : SIKI:
Disfungsi Setelah dilakukan asuhan Konseling Seksualitas I.07214
seksual b.d keperawatan diharapkan 1. Identifikasi tingkat
perubahan gangguan disfungsi seksual pengetahuan, masalah sistem
struktur tubuh teratasi dengan kriteria hasil : reproduksi, masalah
1. Pengenalan dan penerimaan seksualitas, dan penyakit
identitas seksual pribadi menular seksual
2. Mengetahui masalah 2. Identifikasi waktu disfungsi
reproduksi seksual dan kemungkinan
3. Fungsi seksual : integrasi penyebab
aspek fisik, sosio emosi dan 3. Monitor stress, kecemasan,
intelektual ekspresi dan depresi, dan penyebab
performa seksual disfungsi seksual
4. Mampu mengontrol 4. Fasilitasi komunikasi antara
kecemasan pasien dan pasangan
5. Menunjukkan keinginan 5. Berikan kesempatan kepada
untuk mendiskusikan pasangan untuk
6. perubahan fungsi seksual menceritakan permasalahan
7. Mengungkapkan pemahaman seksual
tentang perubahan fungsi 6. Berikan pujian terhadap
seksual perilaku yang benar
8. Pengenalan dan penerimaan
FORMAT PENGKAJIAN KASUS GYNEKOLOGY
A. ANAMNESA
1. Identitas
Nama : Ny. S. A
Umur : 45 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : SPG
Alamat : Samrat, Manado
1. Riwayat menstruasi
Menarche : Umur 13 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Jumlah : 250cc/hari
Bau/tidak bau : Bau darah segar (tidak berbau)
Lamanya : 5 hari
2. Riwayat obstetric :
Kehamilan : Tidak sedang hamil
Persalinan : 2 kali
Nifas : 2 kali
Penggunaan Kontrasepsi : KB suntik 3 bulan tahun 1997 dan IUD tahun 2005
Skelra & konjungtiva: Tidak ikterik kiri dan kanan. Konjungtiva anemis kiri dan Kanan
Mulut dan bibir : Rongga mulut bersih tidak ada lesi, mukosa bibir pucat, tidak ada
nyeri tekan maupun nyeri menelan
Gigi dan gusi : Lengkap, tidak ada kotoran sisa makanan yang menempel,
berwarna merah mudah dan tidak adanya peradangan
3) Dada
a) Payudara :
Pengeluaran cairan : Tidak ada pengeluaran cairan
Kondisi putting susu : Putting menonjol
Kondisi, Ukuran dan bentuk payudara : Lembek, tidak ada nyeri tekan, ukuran
dalam bentuk normal tidak ada pembesaran, bentuk simetris,
Kondisi lainnnya : Tidak ada
b) Paru-paru :
Suara napas tambahan : Tidak ada suara napas tambahan
Ekspansi Dada : Dada bergerak secara simetris
Kondisi lainnya: Tidak ada
c) Jantung :
Suara jantung:
Auskultasi
BJ II Aorta :Reguler, terdengar pada ICS II parasternal dextra
BJ II Pulmonal :Reguler, terdengar pada ICS II parasternal sinistra
BJ I Triskupid :Reguler, terdengar pada ICS IV parasternal sinistra
BJ II Mitral :Reguler, terdengar pada ICS V midclavicularis
sinistra
BJ II Irama Gallop :Tidak ditemukan
Kesimpulan : Bunyi jantung normal tidak ada kelainan
4) Genitalia :
a) Fluor albus :
Warna : Kecolatan
Bau : Berbau busuk
Jumlah : sedikit
b) Vulva dan serviks : Vulva bentuk normal, adanya fluksus bercampur darah kurang
lebih 100cc, tampak massa pada serviks uk 6,9 x 5,3 x 5,9 cm, portio rapuh, serviks
mudah berdarah.
5) Anus : Tidak di periksa
6) Ekstremitas :
Odema : Tidak ada edema pada ekstremitas bagian atas dan bawah kiri dan kanan
Refleks Patela : Tidak ada
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Patologi Anatomi
Mikroskopik : Sediaan jaringan menunjukan sarang-sarang tumor sel epitel
skuamous dengan inti bulat, atipik, pleomorfik, nukleoli prominen, sitoplasma
eosinofilik cukup, tidak tampak massa keratin dan tumbuh infiltrasi
Kesimpulan : Non keratinizing squamous cell carsinoma cerviks
Hematologi
Leukosit 19,2 4,0 – 10.0 Ribu/µL
Eritrosit 3,45 4,70 – 6,10 Juta/µL
Hemoglobin 8,4 12,0 – 16,0 g/dL
Hematokrit 26,7 37,0 – 47,0 %
MCV 77,3 80,0 – 100,0 fL
MCH 24,2 27,0 – 35,0 pg
MCHC 31,3 30,0 – 40,0 gr/dL
Trombosit 295 150,0 – 450,0 ribu/dL
Eosinophil 1 1- 5 %
Basofil 1 0-1 %
Netrofil Batang 11 2-8 %
Netrofil Segmen 71 50-70 %
Limfosit 10 20-40 %
Monosit 6 2-8 %
Kimia Klinik
SGOT 11 <33 U/L
SGPT 6 <43 U/L
Ureum Darah 11 10-40 mg/dL
Creatinin Darah 0,6 0,5-1,5 mg/dL
Glukose Sewaktu 7 70-140 mg/dL
Chlorida Darah 89,4 98,0-109,0 mEq/L
Kalium Darah 4,26 3,50-5,30 mEq/L
Natrium Darah 128 135-153 mEq/L
- Pasien mengatakan nyeri pada perut - Adanya nyeri tekan pada bagian
bagian bawah abdomen bawah
- Pasien mengatakan nyeri seperti - Pasien tampak meringis
tertusuk tusuk dan di tekan-tekan - Adanya cairan yang keluar bercampur
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 dari 10 darah dari jalan lahir kurang lebih
- Pasien mengatakan nyeri terjadi selama 100cc
3-5 detik dan hilang timbul - Fluor albus berwarna kecoklatan
- Pasien mengatakan nyeri berkurang - Porsi makan tidak dihabiskan
ketika beristirahat tetapi beberapa lama - Pasien tampak pucat
kemudian nyeri muncul lagi - Konjungtiva anemis kiri dan kanan
- Pasien mengatakan sulit tidur pada - Pasien tampak lemah
malam hari ketika nyeri datang - Pasien tampak mengantuk
- Pasien mengatakan tidak bisa menhan - Hasil pemeriksaan MSCT Scan
BAB dan BAK karena akan terasa nyeri Abdomen dengan Kontras: Adanya
pada bagian perut bawah massa uk 6,9 x 5,3 x 5,9 cm, infiltrasi
- Pasien mengatakan nyeri ketika ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior
berhubungan seksual buli-buli dan parametrial
- Pasien mengatakan merasa lemah badan - Hasil pemeriksaan Laboratorium
- Pasien mengatakan keluar darah dari Patologi Anatomi: Non keratinizing
jalan lahir squamous cell carsinoma cerviks
- Pasien mengatakan sering tertidur - Hasil pemeriksaan laboratorium:
Pasien mengatakan aktivitas pasien Leukosit: 19,2 ribu/uL
dibantu sepenuhnya oleh keluarga Eritrosit : 3,45 ribu/uL
- Pasien mengatakan tidak ada nafsu Hemoglobin: 8,4 g/dL
makan Hematokrit: 26,7 %
Analisa Data
Data Fokus Penyebab Masalah
Data Objektif:
- Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen bawah
- Pasien tampak meringis
- Hasil pemeriksaan MSCT Scan Abdomen dengan
Kontras: Adanya massa uk 6,9 x 5,3 x 5,9 cm,
infiltrasi ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior buli-
buli dan parametrial
- Hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi
Anatomi: Non keratinizing squamous cell
carsinoma cerviks
Data Subjektif: Kondisi Keletihan
- Pasien mengatakan merasa lemah badan Fisiologis
- Pasien mengatakan keluar darah dari jalan lahir (anemia)
- Pasien mengatakan sering tertidur
- Pasien mengatakan aktivitas pasien dibantu
sepenuhnya oleh keluarga
Data Objektif:
- Pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis kiri dan kanan
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak mengantuk
- Hasil pemeriksaan MSCT Scan Abdomen dengan
Kontras: Adanya massa uk 6,9 x 5,3 x 5,9 cm,
infiltrasi ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior buli-
buli dan parametrial
- Hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi
Anatomi: Non keratinizing squamous cell
carsinoma cerviks
- Hasil pemeriksaan laboratorium:
Eritrosit : 3,45 ribu/uL
Hemoglobin: 8,4 g/dL
Hematokrit: 26,7 %
B. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0007) Nyeri Kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor ditandai dengan
Data Subjektif:
- Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
- Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk dan di tekan-tekan
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 dari 10
- Pasien mengatakan nyeri terjadi selama 3-5 detik dan hilang timbul
- Pasien mengatakan nyeri berkurang ketika beristirahat tetapi beberapa lama
kemudian nyeri muncul lagi
- Pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari ketika nyeri datang
- Pasien mengatakan tidak bisa menahan BAB dan BAK karena akan terasa nyeri pada
bagian perut bawah
- Pasien mengatakan nyeri ketika berhubungan seksual
Data Objektif:
- Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen bawah
- Pasien tampak meringis
- Hasil pemeriksaan MSCT Scan Abdomen dengan Kontras: Adanya massa uk 6,9 x
5,3 x 5,9 cm, infiltrasi ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior buli-buli dan parametrial
- Hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi: Non keratinizing squamous
cell carsinoma cerviks
Data Objektif:
- Pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis kiri dan kanan
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak mengantuk
- Hasil pemeriksaan MSCT Scan Abdomen dengan Kontras: Adanya massa uk 6,9
x 5,3 x 5,9 cm, infiltrasi ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior buli-buli dan
parametrial
- Hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi: Non keratinizing squamous
cell carsinoma cerviks
- Hasil pemeriksaan laboratorium:
Eritrosit : 3,45 ribu/uL
Hemoglobin: 8,4 g/dL
Hematokrit: 26,7 %
Catatan Perkembangan
9. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi (misalnya: pereda nyeri atau antiemetic)
protein Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
H: Pasien diberikan lauk berupa ikan kuah
Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
mulai dari kepala tangan dan kaki Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
19.10 bertahap
H: Pasien mengatakan akan melakukan
aktivitas secara bertahap dan dibantu oleh
4. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi Hasil pemeriksaan laboratorium H: Eritrosit : 3,45
11.35
protein ribu/uL, Hemoglobin: 9,4 g/dL, Hematokrit: 26,7 %,
H: Pasien makan lauk ikan goreng Leukosit: 11 ribu/uL, Natrium 140, Kalium 4,02,
11.40 Clorida 100,2
5. Memonitor asupan makanan A:
H: Pasien mengatakan makanan hari ini Ada verbalisasi peningkatan sedikit energi
dihabiskan tidak seperti kemarin
Tenaga sedikit meningkat
12.15 6. Menganjurkan diet yang diprogramkan Pasien masih tampak lesu
H: Pasien mengatakan akan mengikuti Pasien masih mengeluh lelah
program diet yang diberikan P:
beristirahat, skala nyeri 4, nyeri yang Kolaborasi pemberian medikasi sesedah atau sebelum
dirasakan hilang timbul dengan durasi 3-5 makan (misalnya: pereda nyeri atau antiemetic)
detik selama 30 menit, nyeri seperti tertusuk-
12.22 tusuk.
P:
Judul Penelitian Metodologi (Populasi, Intervensi (Apa, Bagaimana, Kapan) Kesimpulan & saran Implikasi
& Tujuan Sampel, Desain) terhadap
Penelitian keperawatan
Pengaruh Jenis penelitian ini ialah Penelitian ini dilakukan pada bulan Latihan PMR sebagai salah satu terapi Hal ini dapat
Progressive penelitian kuantitatif Maret-April 2018 di Ruang Rambang non farmakologi terbukti dapat menjadi salah
Muscle dengan pra 2.2 Instalasi Rawat Inap G RSUP menurunkan nyeri dan kecemasan satu tindakan
Relaxation eksperimental dalam dr.Mohammad Hoesin Palembang. pada pasien kanker serviks. keperawatan
Sebagai klasifikasi one group Pemberian latihan PMR dilakukan dalam
Penerapan pretest and posttest secara rutin sebanyak 2 kali sehari Menjadi bahan masukan bagi perawat memberikan
Palliatif Care design. Sampel selama 25-30 menit dalam waktu 5 dalam memberikan asuhan asuhan
Terhadap penelitian berjumlah 16 hari. Perubahan intensitas nyeri yang keperawatan maternitas dalam keperawatan
Nyeri Dan orang responden kanker dirasakan oleh responden selain karena mengatasi nyeri dan kecemasan pada maternitas
Kecemasan serviks yang diambil pelepasan hormon endorphin juga pasien kanker serviks. Dan sebagai mengenai
Pasien Kanker dengan teknik purposive disebabkan oleh distraksi yang penelitian lanjut pada responden terapi PMR
Serviks sampling. Hasil analisis mengarahkan responden harus berfokus dengan karakteristik yang sama dalam
skala nyeri dan skor pada setiap gerakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan mengatasi
Tujuan kecemasan sehingga dapat mengalihkan perhatian penggunaan kelompok kontrol sebagai nyeri dan
penelitian menggunakan uji paired responden. Rasa nyaman mulai pembanding yang kuat, menggunakan kecemasan
untuk t-test dan uji alternatif dirasakan pada gerakan ke-12 dan 13 desain penelitian yang berbeda pada pasien
mengetahui wilcoxon menunjukkan dikarenakan pusat nyeri yang dirasakan dengan tujuan untuk menggali kanker
pengaruh bahwa Progressive berada pada bagian adomen (perut) pengalaman pasien dalam mengatasi serviks.
Progressive Muscle Relaxation dapat sehingga peneliti menganjurkan untuk nyeri dan kecemasan yang
Muscle menurunkan skala nyeri memperbanyak melakukan gerakan di diakibatkan karena kanker serviks.
Relaxation dan skor kecemasan daerah tersebut
terhadap nyeri dengan p-value=0,000.
dan
kecemasan
pasien kanker
serviks
OUTLINE JURNAL PENELITIAN