Anda di halaman 1dari 52

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A. S


DENGAN KANKER SERVIKS DI RUANGAN IRINA D ATAS
RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO

CT : Ns. Septriani Renteng, S. Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh:

Yessica Christy Riany Pesik, S.Kep


20014104018

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

MANADO 2021
LAPORAN PENDAHULUAN KANKER SERVIKS
1. Definisi
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area serviks atau leher rahim, yaitu
area bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina (Rozi, 2013). Kanker
leher rahim atau kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker yang terjadi pada
serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina)
(Purwoastuti, 2015).

2. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks
yaitu:
1. HPV (Human papilloma virus)
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma akuminata) yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45,
dan 56.
2. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk
melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4. Berganti-ganti pasangan seksual.
5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di
bawah 18 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita
yang menderita kanker serviks.
6. Pemakaian DES (Diethilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran
(banyak digunakan pada tahun 1940-1970).
7. Gangguan sistem kekebalan
8. Pemakaian Pil KB. 9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.
9. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear secara rutin).
(Nurarif, 2016).

3. Tanda dan Gejala


Menurut (Purwoastuti, 2015), gejala kanker leher rahim adalah sebagai berikut:
1. Keputihan, makin lama makin berbau busuk.
2. Perdarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan abnormal,
terjadi secara spontan walaupun tidak melakukan hubungan seksual.
3. Hilangnya nafsu makan dan berat badan yang terus menurun.
4. Nyeri tulang panggul dan tulang belakang.
5. Nyeri disekitar vagina
6. Nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah
7. Nyeri pada anggota gerak (kaki).
8. Terjadi pembengkakan pada area kaki.
9. Sakit waktu hubungan seks.
10. Pada fase invasif dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau dan bercampur
dengan darah.
11. Anemia (kurang darah) karena perdarahan yang sering timbul.
12. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus haid.
13. Sering pusing dan sinkope.
14. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki,
timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum),
terbentuknya fistel vesikovaginal atau rectovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat
metastasis jauh.

4. Klasifikasi
Stadium klinis menurut FIGO membutuhkan pemeriksaan pelvic, jaringan serviks (biopsi
konisasi untuk stadium IA dan biopsi jaringan serviks untuk stadium kliniknya), foto
paru-paru, pielografi, intravena, (dapat digantikan dengan foto CT-scan). Untuk kasus
stadium lanjut diperlukan pemeriksaan sistoskopi, protoskopi dan barium enema
(Prawirohardjo, 2011).

Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intraepitel


Stadium I Karsinoma masih terbatas pada daerah serviks (penyebaran ke
korpus uteri diabaikan)

Stadium I A Invasi kanker ke stroma hanya dapat didiagnosis secara


mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat secara makroskopik walau
dengan invasi yang superficial dikelompokkan pada stadium IB

Stadium I A1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3 mm dan lebar


horizontal tidak lebih 7 mm.

Stadium I A2 Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5 mm dan


perluasan horizontal tidak lebih 7 mm.

Stadium I B Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara mikroskopik
lesi lebih dari stadium I A2

Stadium I B1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar.
Stadium I B2 Lesi yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar
Stadium II Tumor telah menginvasi di luar uterus, tetapi belum mengenai
dinding panggul atau sepertiga distal/ bawah vagina
Stadium II A Tanpa invasi ke parametrium
Stadium II B Sudah menginvasi ke parametrium
Stadium III Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/ atau mengenai
sepertiga bawah vagina dan/ atau menyebabkan hidronefrosis
atau tidak berfungsinya ginjal

Stadium III A Tumor telah meluas ke sepertiga bagian bawah vagina dan tidak
menginvasi ke parametrium tidak sampai dinding panggul

Stadium III B Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/ atau menyebabkan
hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal

Stadium IV Tumor telah meluas ke luar organ reproduksi


Stadium IV A Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum dan/
atau keluar rongga panggul minor
Stadium IV B Metastasis jauh penyakit mikroinvasif: invasi stroma dengan
kedalaman 3 mm atau kurang dari membrane basalis epitel tanpa
invasi ke rongga pembuluh darah/ limfe atau melekat dengan lesi
kanker serviks.

5. Patofisiologi
Puncak insedensi karsinoma insitu adalah usia 20 hingga usia 30 tahun. Faktor resiko
mayor untuk kanker serviks adalah infeksi Human Paipilloma Virus (HPV) yang
ditularkan secara seksual. Faktor resiko lain perkembangan kanker serviks adalah
aktivitas seksual pada usia muda, paritas tinggi, jumlah pasangan seksual yang
meningkat, status sosial ekonomi yang rendah dan merokok (Price, 2012). Karsinoma sel
skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan epitel kubus mukosa
endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau zona tranformasi). Pada zona
transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya sel progresif yang berakhir sebagai
karsinoma servikal invasif. Displasia servikal dan karsinoma in situ atau High-grade
Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL) mendahului karsinoma invasif. Karsinoma
serviks terjadi bila tumor menginvasi epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker
servikal menyebar luas secara langsung kedalam jaringan para servikal. Pertumbuhan
yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif pada
jaringan servikal. Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding
vagina, ligamentum kardinale dan rongga endometrium. Invasi ke kelenjar getah bening
dan pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh (Price, 2012).
Pathway :

Berhubungan seks < 17 Proses Dysplasia Ca serviks


th, merokok, higine seks metaplasi serviks
yang kurang, virus
HPV, sering melahirkan
dg masalah persalinan, Tahap lanjut Terapi
sering ganti pasangan,
herediter,

Menyebar ke Pembesaran
pelvik msssa

Tekanan Penipisan sel epitel


intrapelvik

Rusaknya
Nafsu makan Tekanan intra
permeabilitas
menurun Nyeri Akut
abdomen pembuluh darah

Energy Intoleraransi aktivitas

perdarahan
Pembentukan Metabolism anaerob
asam laktat

Kelelahan Suplai O2 turun anemia Risiko kekurangan


volume cairan

Deficit Imunitas
perawatan diri Hb turun
menurun Resiko infeksi

Radiasi Kemoterapi Pembedahan

Pre Post Mempercepat


Pre Post
pertumbuhan
sel normal
Defisiensi
pengetahuan Kurang
Aktivitas
pengetahuan
Memperpendek usia fisik terbatas
akar rambut
Ansietas
ansietas
Intoleransi
Alopecia aktivitas
Gangguan
citra tubuh

Peningkatan gastrointestinal perkemihan Kompresi pada


pemanasan RES
pada
epidermis
Peningkatan cytitis
kulit
tekanan gaster anemia

Eritema, pecah- Gangguan


pecah, kering, Mual, muntah eliminasi urine Leukosit
puiritus menurun

anoreksia Resiko infeksi

Kerusakan
integritas Ketidakseimbangan nutrisi
kulit kurang dari kebutuhan tubuh

6. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Serviks


Preinvasive kanker serviks biasanya tanpa gejala dan sudah diderita selama ±10-15 tahun.
Pada tahap awal, kanker dapat terdeteksi selama prosedur skrining, namun sebagian besar
perempuan memiliki kesadaran yang rendah untuk melakukan pemeriksaan baik melalui
test paps smear maupun inspeksi visual dengan asam asetat (IVA). Hasil penelitian,
bahwa dari 171 perempuan yang mengetahui tentang kanker serviks, hanya 24,5 % (42
perempuan) yang melakukan prosedur skrining (Wuriningsih, 2016).
1. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
Sesuai dengan namanya, IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan
cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher
rahim dengan larutan asetat 3-5%. Apabila setelah pulasan terjadi perubahan warna
asam asetat yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap
prakanker serviks. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada
infeksi pada serviks (Wijaya, 2010). Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka
metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus segera dilakukan (Wijaya, 2010).
2. Tes Pap Smear
Tes Pap Smear merupakan cara atau metode untuk mendeteksi sejak dini munculnya
lesi prakanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit, dan
dengan biaya yang relatif terjangkau serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010).
Pemeriksaan Pap smear dilakukan ketika wanita tidak sedang masa menstruasi.
Pemeriksaan Pap Smear dilakukan di atas kursi periksa kandungan oleh dokter atau
bidan yang sudah ahli dengan menggunakan alat untuk membantu membuka kelamin
wanita. Ujung leher rahim diusap dengan spatula untuk mengambil cairan yang
mengandung sel-sel dinding leher rahim. Usapan ini kemudian diperiksa jenis sel-
selnya di bawah mikroskop (Wijaya, 2010). Jadi, apabila hasil pemeriksaan positif
yang berarti terdapat sel-sel abnormal, maka harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
dan pengobatan oleh dokter ahli kandungan.
3. Kolposkopi
Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkopi, suatu alat yang
dapat disamakan dengan sebuah mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya
didalamnya (pembesaran 6 - 40 kali ). Kalau pemeriksaan sitologi menilai perubahan
morfologi sel - sel yang mengalami eksfoliasi, maka kolposkopi menilai perubahan
pola epitel dan vascular serviks yang mencerminkan perubahan biokimia dan
perubahan metabolik yang terjadi di jaringan serviks.
4. Sitologi
Pemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous (tes PAP ) sangat bermanfaat
untuk mendeteksi lesi secara dini, tingkat ketelitiannya melebihi 90% bila dilakukan
dengan baik. Sitologi adalah cara Skrining sel - sel serviks yang tampak sehat dan
tanpa gejala untuk kemudian diseleksi. Kanker hanya dapat didiagnosis secara
histologik.
5. Biopsi
Biopsi dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem saraf pusat ) terlihat seluruhnya
dengan kolposkopi. Jika SSP tidak terlihat seluruhnya atau hanya terlihat sebagian
kelainan didalam kanalis serviskalis tidak dapat dinilai, maka contoh jaringan diambil
secara konisasi. Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsy harus tajam
sehingga harus diawetkan dalam larutan formalin 10 %.
6. Konisasi
Menurut Prof. Sulaima, 2006. Konosasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan
serviks sedemikian rupa sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut (konus ) ,
dengan kanalis servikalis sebagai sumbu kerucut. Untuk tujuan diagnostik, tindakan
konisasi selalu dilanjutkan dengan kuretase. Batas jaringan yang dikeluarkan
ditentukan dengan pemeriksaan kolposkopi. Jika karena suatu hal pemeriksaan
kolposkopi tidak dapat dilakukan, dapat dilakukan tes Schiller. Pada tes ini digunakan
pewarnaan dengan larutan lugol ( yodium 5g, kalium yodida 10g, air 100ml ) dan
eksisi dilakukan diluar daerah dengan tes positif ( daerah yang tidak berwarna oleh
larutan lugol ). Konikasi diagnostik dilakukan pada keadaan keadaan sebagai berikut:
1. Proses dicurigai berada di endoserviks.
2. Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi.
3. Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar specimen biopsy.
4. Ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histopatologik.

7. Penatalaksanaan Kanker Serviks


1. Penatalaksanaan Medis
Menurut (Wijaya, 2010) ada berbagai tindakan klinis yang bisa dipilih untuk
mengobati kanker serviks sesuai dengan tahap perkembangannya masing-masing,
yaitu:
a. Stadium 0 (Carsinoma in Situ) Pilihan metode pengobatan kanker serviks untuk
stadium 0 antara lain:
 Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP) yaitu presedur eksisi dengan
menggunakan arus listrik bertegangan rendah untuk menghilangkan jaringan
abnormal serviks,
 Pembedahan Laser,
 Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung selaput lendir serviks
dan epitel serta kelenjarnya,
 Cryosurgery yaitu penggunaan suhu ekstrem (sangat dingin) untuk
menghancurkan sel abnormal atau mengalami kelainan,
 Total histerektomi ( untuk wanita yang tidak bisa atau tidak menginginkan
anak lagi),
 Radiasi internal (untuk wanita yang tidak bisa dengan pembedahan).

b. Stadium I A
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IA meliputi:
 Total histerektomi dengan atau tanpa bilateral salpingoophorectomy,
 Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung selaput lendir serviks
dan epitel serta kelenjarnya,
 Histerektomi radikal yang dimodifikasi dan penghilangan kelenjar getah
bening,
 Terapi radiasi internal.

c. Stadium I B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IB meliputi:
 Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal,
 Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,
 Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening diikuti terapi
radiasi dan kemoterapi,
 Terapi radiasi dan kemoterapi.
d. Stadium II
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II meliputi:
 Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal serta kemoterapi,
 Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,
 Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening diikuti terapi
radiasi dan kemoterapi,

e. Stadium II B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II B meliputi terapi radiasi internal
dan eksternal yang diikuti dengan kemoterapi.

f. Stadium III
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium III meliputi terapi radiasi internal
dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.

g. Stadium IV A
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IV A meliputi terapi radiasi internal
dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.

h. Stadium IV B Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IVB meliputi:


 Terapi radiasi sebagai terapi paliatif untuk mengatasi gejalagejala yang
disebabkan oleh kanker dan untuk meningkatkan kualitas hidup,
 Kemoterapi,
 Tindakan klinis dengan obat-obatan anti kanker baru atau obat kombinasi.

2. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks meliputi pemberian edukasi
dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien dan mengurangi kecemasan
serta ketakutan klien. Perawat mendukung kemampuan klien dalam perawatan diri
untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah komplikasi (Reeder, 2013). Perawat
perlu mengidentifikasi bagaimana klien dan pasangannya memandang kemampuan
reproduksi wanita dan memaknai setiap hal yang berhubungan dengan kemampuan
reproduksinya. Apabila terdiagnosis kanker, banyak wanita merasa hidupnya lebih
terancam. Perasaan ini jauh lebih penting dibandingkan kehilangan kemampuan
reproduksi. Intervensi keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien
mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas
nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga dan
komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk menghadapi masalah (Reeder, 2013).

Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, status perkawinan,
pekerjaan, jumlah anak, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, asal suku
bangsa, tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam medik, nama orangtua dan
pekerjaan orangtua.
2. Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, hubungan
dengan pasien.
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti
pendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang menyerupai air dan berbau
(Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya datang
dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
b. Riwayat kesehatan sekarang Menurut (Diananda, 2008) biasanya pasien pada
stadium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium
akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang berbau busuk,
perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar vagina,
nyeri pada panggul. Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
mengalami keluhan mual muntah berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
c. Riwayat kesehatan dahulu Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat
kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS
(Ariani, 2015).
d. Riwayat kesehatan keluarga Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor
yang paling mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan
genetika. Keluarga yang memiliki riwayat kanker didalam keluarganya lebih
berisiko tinggi terkena kanker dari pada keluarga yang tidak ada riwayat di dalam
keluarganya (Diananda, 2008).

4. Keadaan psikososial
Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan terhadap
pengobatan yang akan dijalani, hubungan dengan suami/keluarga terhadap pasien dari
sumber keuangan. Konsep diri pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji
juga ekspresi wajah pasien yang murung atau sedih serta keluhan pasien yang merasa
tidak berguna atau menyusahkan orang lain (Reeder, 2013).
Data khusus
1. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker serviks yang perlu
diketahui adalah:
a. Keluhan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker serviks tidak pernah
ditemukan sebelum menarche dan mengalami atropi pada masa menopose. Siklus
menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara siklus haid adalah salah
satu tanda gejala kanker serviks.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks terbanyak pada wanita
yang sering partus, semakin sering partus semakin besar resiko mendapatkan
karsinoma serviks (Aspiani, 2017).

2. Aktivitas dan Istirahat


a. Kelemahan atau keletihan akibat anemia.
b. Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
c. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas dan keringat
malam.
d. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan tingkat stress
yang tinggi (Mitayani, 2009).

3. Integritas ego
Gejala: faktor stress, menolak diri atau menunda mencari pengobatan, keyakinan
religious atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal atau tidak
mempercayai diagnosis dan perasaan putus asa (Mitayani, 2009).

4. Eliminasi
Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi, urinalis, misalnya nyeri (Mitayani,
2009).
5. Makan dan minum
Kebiasaan diet yang buruk, misalnya rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet
(Mitayani, 2009).

6. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope (Mitayani, 2009).

7. Nyeri dan kenyamanan


Gejala : adanya nyeri dengan derajat bervariasi, misalnya ketidaknyamanan ringan
sampai nyeri hebat sesuai dengan proses penyakit (Mitayani, 2009).

8. Keamanan Gejala : pemajanan zat kimia toksik, karsinogen. Tanda : demam, ruam kulit,
ulserasi. (Mitayani, 2009).
9. Seksualitas
Perubahan pola seksual, keputihan(jumlah, karakteristik, bau), perdarahan sehabis
senggama (Mitayani, 2009).

10. Integritas sosial Ketidaknyamanan dalam bersosialisasi, perasaan malu dengan


lingkungan, perasaan acuh (Mitayani, 2009).

11. Pemeriksaan penunjang


Sitologi dengan cara pemeriksaan pap smear, koloskopi, servikografi, pemeriksaan visual
langsung, gineskopi (Padila, 2015). Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan
hematologi karna biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami
anemia karna penurunan hemaglobin. Nilai normalnya hemoglobin wanita 12-16 gr/dl
(Brunner, 2013).

12. Pemeriksaan fisik


a. Kepala Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami rambut
rontok dan mudah tercabut
b. Wajah Konjungtiva anemis akibat perdarahan.
c. Leher Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada stadium lanjut.
d. Abdomen Adanya nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah akibat tumor
menekan saraf lumbosakralis (Padila, 2015).
e. Ekstermitas Nyeri dan terjadi pembengkakan pada anggota gerak (kaki).
f. Genitalia Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret berlebihan,
keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi (Brunner, 2013). Pada pasien kanker
serviks post kemoterapi biasanya mengalami perdarahan pervaginam.

B. Diagnosa Keperawatan Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul menurut SDKI,


kemungkinan masalah yang muncul adalah sebagai berikut : (PPNI, 2017)
1. D.0078 Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf
2. D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
3. D.0069 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh

C. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
D.0078 NOC : SIKI :
Nyeri kronis b.d Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri I.08238
penekanan saraf keperawatan diharapkan pasien 1. Identifikasi lokasi,
mampu untuk mengontrol dan karakteristik, durasi,
menunjukkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas, dan
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
1. Melakukan tindakan 2. Identifikasi skala nyeri
manajemen nyeri dengan 3. Identifikasi respons nyeri
teknik nonfarmakologis nonverbal
2. Melaporkan nyeri, frekuensi, 4. Kontrol lingkungan yang
dan lamanya memperberat rasa nyeri
3. Tanda-tanda vital dalam 5. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Rentang normal 6. Jelaskan penyebab, periode,
5. Klien melaporkan nyeri pemicu nyeri
berkurang dengan skala 1-2 7. Ajarkan teknik
dari 10 atau nyeri ringan nonfarmakologis untuk
6. Ekspresi wajah tenang mengurangi nyeri
8. Kolaborasi pemberian
analgetik
D.0019 Defisit NOC : Setelah dilakukan asuhan SIKI
nutrisi b.d keperawatan diharapkan Manajemen Nutrisi I.03119
ketidakmampua kebutuhan nutrisi terpenuhi 1. Identifikasi status nutrisi
n menelan dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi adanya alergi
makanan 1. Tidak ada penurunan berat atau adanya intoleransi
badan makanan
2. Mampu mengidentifikasi 3. Monitor asupan makanan
kebutuhan nutrisi 4. Monitor berat badan
3. Tidak ada tandatanda 5. Monitor hasil dari
malnutrisi Menunjukkan pemeriksaan laboratorium
peningkatan fungsi 6. Berikan makanan tinggi
pengecapan dari menelan protein dan tinggi kalori
4. Asupan cairan secara 7. Anjurkan pasien makan
oral/intravena/pe renteral sedikit tapi sering
sepenuhnya adekuat 8. Anjurkan posisi duduk saat
makan, jika mampu
9. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
(D.0069) NOC : SIKI:
Disfungsi Setelah dilakukan asuhan Konseling Seksualitas I.07214
seksual b.d keperawatan diharapkan 1. Identifikasi tingkat
perubahan gangguan disfungsi seksual pengetahuan, masalah sistem
struktur tubuh teratasi dengan kriteria hasil : reproduksi, masalah
1. Pengenalan dan penerimaan seksualitas, dan penyakit
identitas seksual pribadi menular seksual
2. Mengetahui masalah 2. Identifikasi waktu disfungsi
reproduksi seksual dan kemungkinan
3. Fungsi seksual : integrasi penyebab
aspek fisik, sosio emosi dan 3. Monitor stress, kecemasan,
intelektual ekspresi dan depresi, dan penyebab
performa seksual disfungsi seksual
4. Mampu mengontrol 4. Fasilitasi komunikasi antara
kecemasan pasien dan pasangan
5. Menunjukkan keinginan 5. Berikan kesempatan kepada
untuk mendiskusikan pasangan untuk
6. perubahan fungsi seksual menceritakan permasalahan
7. Mengungkapkan pemahaman seksual
tentang perubahan fungsi 6. Berikan pujian terhadap
seksual perilaku yang benar
8. Pengenalan dan penerimaan
FORMAT PENGKAJIAN KASUS GYNEKOLOGY

Tanggal MRS : 26 April 2021


Tanggal pengkajian : 28 April 2021 Jam : 11.40
Ruang/kelas : D atas/A3 Bed 2 Diagnosa: Kista Ovarium
Jam partus : -
No RM : 0073548

A. ANAMNESA

1. Identitas
Nama : Ny. S. A
Umur : 45 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : SPG
Alamat : Samrat, Manado

2. Keluhan Utama : Nyeri perut bawah


Riwayat keluhan Utama : Pasien mengatakan 2 hari lalu sebelum masuk rumah sakit
pasien merasa nyeri perut bagian bawah menjalar sampai ke paha dan ke bagian pinggang
belakang disertai perdarahan terus menerus pada jalan lahir dan merasa lemah badan.
Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah meningkat saat akan beraktivitas berat, nyeri
seperti ditusuk-tusuk dan di tekan-tekan, skala nyeri 5, nyeri terasa selama 3 – 5 detik
hilang timbul.

1. Riwayat menstruasi
Menarche : Umur 13 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Jumlah : 250cc/hari
Bau/tidak bau : Bau darah segar (tidak berbau)
Lamanya : 5 hari

2. Riwayat obstetric :
 Kehamilan : Tidak sedang hamil
 Persalinan : 2 kali
 Nifas : 2 kali
 Penggunaan Kontrasepsi : KB suntik 3 bulan tahun 1997 dan IUD tahun 2005

3. Riwayat Penyakit yang pernah diderita :


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit kronis yang di derita seperti
hipertensi, diabetes, penyakit jantung, ginjal ataupun paru.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit keluarga seperti penyakit kronis hipertensi,
asam urat dan kanker paru-paru.

5. Pola pemenuhan kebutuhan sehari- hari


Kebutuhan Dirumah Dirumah sakit
Nutrisi Pasien mengatakan sejak 3 bulan Pasien mengatakan tidak mengalami
lalu pasien mengalami penurunan nafsu makan dan porsi makan nasi,
nafsu makan. Porsi makan nasi lauk dan sayur sedikit seringkali
lauk pauk dan sayuran sering makanan tidak di habiskan. Pasien
tidak dihabiskan lebih banyak mengkonsumsi buah-
buahan.

Eliminasi BAK: Pasien mengatakan BAK BAK: Pasien mengatakan BAK


BAK dan sebanyak 3-4 kali sehari warna sebanyak 3-4 kali sehari warna urin
BAB urin kuning jernih kuning jernih. Pasien tidak bisa
menahan rasa BAK karena akan
BAB: Pasien mengatakan BAB merasa nyeri pada bagian perut
terganggu kadang tidak BAB bawah
dalam 1 hari.
BAB: Pasien mengatakan BAB
terganggu kadang tidak BAB dalam
1 hari.
Aktifitas/isti Pasien mengatakan melakukan Pasien mengatakan melakukan
rahat aktivitas ringan di rumah secara aktivitas dibantu oleh keluarga.
mandiri. Istirahat pasien sering terganggu
Istirahat pasien sering terganggu pada malam hari akibat nyeri perut
pada malam hari akibat nyeri yang dirasakan tiba-tiba
perut yang dirasakan tiba-tiba
Personal Pasien mengatakan mandi dan Pasien mengatakan untuk
Hygiene membersihkan anggota tubuhnya membersihkan diri dibantu oleh
dilakukan secara mandiri keluarga
Kebiasaan Pasien tidak ada kebiasaan yang Pasien tidak ada kebiasaan yang
yang mempengaruhi kesehatan seperti mempengaruhi kesehatan seperti
mempengar merokok ataupun mengkonsumsi merokok ataupun mengkonsumsi
uhi minuman beralkohol minuman beralkohol saat di rumah
kesehatan sakit
Psikososial Pasien memiliki hubungan dengan Pasien tampak ditemani oleh orang
dan keluarga, tetangga sahabat kerabat yang disayangi dan keluarga saat
spiritual; terjalin harmonis dan mendapat menjalani perawatan di RS.
dukungan penuh dari keluarga Keluarga lain selalu kesembuhan
saat menghadapi suatu masalah. pasien. Pasien selalu berdoa kepada
Pasien beragama kristen yang taat Tuhan meminta kesembuhan dan
agama dan rajin beribadah. Pasien kondisi terbaik untuk dirinya.
percaya setiap masalah pasti ada
jalan keluarnya

Kebutuhan Pasien mengatakan saat Pasien mengatakan tidak


seksual berhungan seksual terasa nyeri berhubungan seksual di RS
dan berdarah
B. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum :
Tanda-tanda vital : TD: 120/80 mmHg Nadi: 80 x/mnt
RR: 20 x/mnt Suhu: 36 oC.
2) Kepala :
Inspeksi: Bentuk kepala bulat, simetris pada kedua sisi kepala, kulit kepala bersih dan
lembab, tidak ditemukan nodul, luka, iritasi, ataupun massa, pesebaran rambut merata.
Palpasi: Rambut teraba lembab, tidak teraba massa, tidak ada perubahan kontur
tengkorak, tidak terdapat nyeri.

 Skelra & konjungtiva: Tidak ikterik kiri dan kanan. Konjungtiva anemis kiri dan Kanan

 Wajah : Tampak simetris


- Mata
Inpeksi: Alis dan kedua mata tampak simetris, bulu mata simetris, mata cekung,
kornea jernih, pupil berwarna hitam.
Palpasi: Bola mata teraba kenyal dan melenting
- Telinga
Inspeksi: Simetris, warna sama dengan kulit lainnya, kemampuan mendengar dan
merespon suara baik
Palpasi: Tidak ada massa, elastisitas baik, tidak ada pembesaran kelenjar limfe di
sekitar telinga.
- Hidung dan Sinus
Inspeksi: Terletak ditenga wajah, lubang hidung simetris dan bersih tidak ada
produksi secret.
Palpasi: Tidak ada massa dan nyeri saat ditekan.

 Mulut dan bibir : Rongga mulut bersih tidak ada lesi, mukosa bibir pucat, tidak ada
nyeri tekan maupun nyeri menelan
 Gigi dan gusi : Lengkap, tidak ada kotoran sisa makanan yang menempel,
berwarna merah mudah dan tidak adanya peradangan
3) Dada
a) Payudara :
 Pengeluaran cairan : Tidak ada pengeluaran cairan
 Kondisi putting susu : Putting menonjol
 Kondisi, Ukuran dan bentuk payudara : Lembek, tidak ada nyeri tekan, ukuran
dalam bentuk normal tidak ada pembesaran, bentuk simetris,
 Kondisi lainnnya : Tidak ada

b) Paru-paru :
 Suara napas tambahan : Tidak ada suara napas tambahan
 Ekspansi Dada : Dada bergerak secara simetris
 Kondisi lainnya: Tidak ada

c) Jantung :
 Suara jantung:
Auskultasi
BJ II Aorta :Reguler, terdengar pada ICS II parasternal dextra
BJ II Pulmonal :Reguler, terdengar pada ICS II parasternal sinistra
BJ I Triskupid :Reguler, terdengar pada ICS IV parasternal sinistra
BJ II Mitral :Reguler, terdengar pada ICS V midclavicularis
sinistra
BJ II Irama Gallop :Tidak ditemukan
Kesimpulan : Bunyi jantung normal tidak ada kelainan

 Kodisi jantung : Tidak ada kelainan


 Kondisi lainnya: Tidak ada

3) Abdomen : Inspeksi : perut cembung


Palpasi : nyeri tekan pada area hipogastrikteraba massa padat setinggi 2
jari di atas pusat
Perkusi : bunyi suara pekak
a) Hepar : Bentuk datar, tidak ada benjolan dan nyeri tekan
b) Limpa : Tidak ada nyeri tekan
c) Bising Usus: 10 kali/menit
e) Vesika Urinaria : Adanya nyeri tekan.

4) Genitalia :
a) Fluor albus :
 Warna : Kecolatan
 Bau : Berbau busuk
 Jumlah : sedikit
b) Vulva dan serviks : Vulva bentuk normal, adanya fluksus bercampur darah kurang
lebih 100cc, tampak massa pada serviks uk 6,9 x 5,3 x 5,9 cm, portio rapuh, serviks
mudah berdarah.
5) Anus : Tidak di periksa
6) Ekstremitas :
 Odema : Tidak ada edema pada ekstremitas bagian atas dan bawah kiri dan kanan
 Refleks Patela : Tidak ada

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Patologi Anatomi
 Mikroskopik : Sediaan jaringan menunjukan sarang-sarang tumor sel epitel
skuamous dengan inti bulat, atipik, pleomorfik, nukleoli prominen, sitoplasma
eosinofilik cukup, tidak tampak massa keratin dan tumbuh infiltrasi
Kesimpulan : Non keratinizing squamous cell carsinoma cerviks

2. MSCT Scan Abdomen dengan Kontras


Hasil :
- Adanya massa uk 6,9 x 5,3 x 5,9 cm, infiltrasi ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior buli-
buli dan parametrial
- Tidak tampak pembesaran KGB regional
- Tidak tampak hydronefrosis
3. Laboratorium
Tanggal 28/05/2021
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan

Hematologi
Leukosit 19,2 4,0 – 10.0 Ribu/µL
Eritrosit 3,45 4,70 – 6,10 Juta/µL
Hemoglobin 8,4 12,0 – 16,0 g/dL
Hematokrit 26,7 37,0 – 47,0 %
MCV 77,3 80,0 – 100,0 fL
MCH 24,2 27,0 – 35,0 pg
MCHC 31,3 30,0 – 40,0 gr/dL
Trombosit 295 150,0 – 450,0 ribu/dL
Eosinophil 1 1- 5 %
Basofil 1 0-1 %
Netrofil Batang 11 2-8 %
Netrofil Segmen 71 50-70 %
Limfosit 10 20-40 %
Monosit 6 2-8 %

Kimia Klinik
SGOT 11 <33 U/L
SGPT 6 <43 U/L
Ureum Darah 11 10-40 mg/dL
Creatinin Darah 0,6 0,5-1,5 mg/dL
Glukose Sewaktu 7 70-140 mg/dL
Chlorida Darah 89,4 98,0-109,0 mEq/L
Kalium Darah 4,26 3,50-5,30 mEq/L
Natrium Darah 128 135-153 mEq/L

Manado, 28 Mei 2021


Mahaisiswa

( Yessica C. R Pesik, S.Kep )


Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif

- Pasien mengatakan nyeri pada perut - Adanya nyeri tekan pada bagian
bagian bawah abdomen bawah
- Pasien mengatakan nyeri seperti - Pasien tampak meringis
tertusuk tusuk dan di tekan-tekan - Adanya cairan yang keluar bercampur
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 dari 10 darah dari jalan lahir kurang lebih
- Pasien mengatakan nyeri terjadi selama 100cc
3-5 detik dan hilang timbul - Fluor albus berwarna kecoklatan
- Pasien mengatakan nyeri berkurang - Porsi makan tidak dihabiskan
ketika beristirahat tetapi beberapa lama - Pasien tampak pucat
kemudian nyeri muncul lagi - Konjungtiva anemis kiri dan kanan
- Pasien mengatakan sulit tidur pada - Pasien tampak lemah
malam hari ketika nyeri datang - Pasien tampak mengantuk
- Pasien mengatakan tidak bisa menhan - Hasil pemeriksaan MSCT Scan
BAB dan BAK karena akan terasa nyeri Abdomen dengan Kontras: Adanya
pada bagian perut bawah massa uk 6,9 x 5,3 x 5,9 cm, infiltrasi
- Pasien mengatakan nyeri ketika ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior
berhubungan seksual buli-buli dan parametrial
- Pasien mengatakan merasa lemah badan - Hasil pemeriksaan Laboratorium
- Pasien mengatakan keluar darah dari Patologi Anatomi: Non keratinizing
jalan lahir squamous cell carsinoma cerviks
- Pasien mengatakan sering tertidur - Hasil pemeriksaan laboratorium:
Pasien mengatakan aktivitas pasien Leukosit: 19,2 ribu/uL
dibantu sepenuhnya oleh keluarga Eritrosit : 3,45 ribu/uL
- Pasien mengatakan tidak ada nafsu Hemoglobin: 8,4 g/dL
makan Hematokrit: 26,7 %

Analisa Data
Data Fokus Penyebab Masalah

Data Subjektif: Infiltrasi Nyeri Kronis


- Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah Tumor
- Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk
dan di tekan-tekan
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 dari 10
- Pasien mengatakan nyeri terjadi selama 3-5 detik
dan hilang timbul
- Pasien mengatakan nyeri berkurang ketika
beristirahat tetapi beberapa lama kemudian nyeri
muncul lagi
- Pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari
ketika nyeri datang
- Pasien mengatakan tidak bisa menahan BAB dan
BAK karena akan terasa nyeri pada bagian perut
bawah
- Pasien mengatakan nyeri ketika berhubungan
seksual

Data Objektif:
- Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen bawah
- Pasien tampak meringis
- Hasil pemeriksaan MSCT Scan Abdomen dengan
Kontras: Adanya massa uk 6,9 x 5,3 x 5,9 cm,
infiltrasi ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior buli-
buli dan parametrial
- Hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi
Anatomi: Non keratinizing squamous cell
carsinoma cerviks
Data Subjektif: Kondisi Keletihan
- Pasien mengatakan merasa lemah badan Fisiologis
- Pasien mengatakan keluar darah dari jalan lahir (anemia)
- Pasien mengatakan sering tertidur
- Pasien mengatakan aktivitas pasien dibantu
sepenuhnya oleh keluarga

Data Objektif:
- Pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis kiri dan kanan
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak mengantuk
- Hasil pemeriksaan MSCT Scan Abdomen dengan
Kontras: Adanya massa uk 6,9 x 5,3 x 5,9 cm,
infiltrasi ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior buli-
buli dan parametrial
- Hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi
Anatomi: Non keratinizing squamous cell
carsinoma cerviks
- Hasil pemeriksaan laboratorium:
Eritrosit : 3,45 ribu/uL
Hemoglobin: 8,4 g/dL
Hematokrit: 26,7 %

Faktor Resiko: Hipoksemia Resiko Syok


- Pasien mengatakan merasa lemah badan
- Pasien mengatakan keluar darah dari jalan lahir
- Adanya cairan yang keluar bercampur darah dari
jalan lahir kurang lebih 100cc
- Fluor albus berwarna kecoklatan
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis kiri dan kanan

B. Diagnosa Keperawatan
1. (D.0007) Nyeri Kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor ditandai dengan
Data Subjektif:
- Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
- Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk dan di tekan-tekan
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 dari 10
- Pasien mengatakan nyeri terjadi selama 3-5 detik dan hilang timbul
- Pasien mengatakan nyeri berkurang ketika beristirahat tetapi beberapa lama
kemudian nyeri muncul lagi
- Pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari ketika nyeri datang
- Pasien mengatakan tidak bisa menahan BAB dan BAK karena akan terasa nyeri pada
bagian perut bawah
- Pasien mengatakan nyeri ketika berhubungan seksual

Data Objektif:
- Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen bawah
- Pasien tampak meringis
- Hasil pemeriksaan MSCT Scan Abdomen dengan Kontras: Adanya massa uk 6,9 x
5,3 x 5,9 cm, infiltrasi ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior buli-buli dan parametrial
- Hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi: Non keratinizing squamous
cell carsinoma cerviks

2. (D.0057) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis ditandai dengan


Data Subjektif:
- Pasien mengatakan merasa lemah badan
- Pasien mengatakan keluar darah dari jalan lahir
- Pasien mengatakan sering tertidur
- Pasien mengatakan aktivitas pasien dibantu sepenuhnya oleh keluarga

Data Objektif:
- Pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis kiri dan kanan
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak mengantuk
- Hasil pemeriksaan MSCT Scan Abdomen dengan Kontras: Adanya massa uk 6,9
x 5,3 x 5,9 cm, infiltrasi ke 1/3 vagina, sedikit ke posterior buli-buli dan
parametrial
- Hasil pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi: Non keratinizing squamous
cell carsinoma cerviks
- Hasil pemeriksaan laboratorium:
Eritrosit : 3,45 ribu/uL
Hemoglobin: 8,4 g/dL
Hematokrit: 26,7 %

3. (D.0039) Risiko Syok ditandai dengan :


Faktor Resiko:
- Pasien mengatakan merasa lemah badan
- Pasien mengatakan keluar darah dari jalan lahir
- Adanya cairan yang keluar bercampur darah dari jalan lahir kurang lebih 100cc
- Fluor albus berwarna kecoklatan
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat
- Konjungtiva anemis kiri dan kanan
Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil

(D.0007) Nyeri Kronis Setelah Perawatan Kenyamanan (I.08245)


berhubungan dengan infiltrasi dilakukan  Mengetahui rasa tidak
1. Observasi
tumor ditandai dengan tindakan menyenangkan seperti nyeri
 Identifikasi gejala yang tidak
Data Subjektif: keperawatan 3  Mengetahui kondisi emosional
menyenangkan (nyeri)
- Pasien mengatakan nyeri pada X 24 jam terhadap ketidaknyamanan akibat
 Identifikasi masalah emosional dan
perut bagian bawah diharapkan penyakit yang dialami
spiritual
- Pasien mengatakan nyeri seperti (L.08066)  Mengurangi nyeri dan
2. Terapeutik
tertusuk tusuk dan di tekan-tekan Tingkat mendapatkan kenyamanan
 Berikan posisi yang nyaman
- Pasien mengatakan skala nyeri 5 Nyeri  Mendatangkan kenyaman untuk
 Berikan terapi hipnosis
dari 10 Menurun mengurangi nyeri
- Pasien mengatakan nyeri terjadi Dengan  Berikan teknik relaksasi untuk
 Mengontrol nyeri dengan efek
selama 3-5 detik dan hilang kriteria hasil: mengurangi nyeri
samping yang minimal
timbul  Ciptakan lingkungan yang nyaman
a) Keluhan  Lingkungan yang nyaman akan
- Pasien mengatakan nyeri  Diskusikan mengenai situasi dan pilihan
nyeri menimbulkan efek kenyamanan
berkurang ketika beristirahat terapi/pengobatan yang diinginkan
menurun  Mengatasi dan mengurangi efek
tetapi beberapa lama kemudian 3. Edukasi
(4) samping akibat penyakit yang
nyeri muncul lagi  Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
b) Meringis dialami
- Pasien mengatakan sulit tidur
pada malam hari ketika nyeri menurun terapi/pengobatan  Memberikan informasi terkait
datang (4)  Ajarkan terapi relaksasi kegunaan serta kondisi terapi
- Pasien mengatakan tidak bisa c) Gelisah 4. Kolaborasi yang akan dijalani
menahan BAB dan BAK karena menurun  Kolaborasi pemberian analgetik,  Memberikan kenyamanan
akan terasa nyeri pada bagian (4) antipruritus, antihistamin, jika perlu  Mengatasi ketidaknyamanan
perut bawah d) Kesulitan akibat nyeri yang dirasakan
- Pasien mengatakan nyeri ketika tidur
berhubungan seksual menurun
(4)
Data Objektif:
- Adanya nyeri tekan pada bagian
abdomen bawah
- Pasien tampak meringis
- Hasil pemeriksaan MSCT Scan
Abdomen dengan Kontras:
Adanya massa uk 6,9 x 5,3 x 5,9
cm, infiltrasi ke 1/3 vagina,
sedikit ke posterior buli-buli dan
parametrial
- Hasil pemeriksaan Laboratorium
Patologi Anatomi: Non
keratinizing squamous cell
carsinoma cerviks

(D.0057) Keletihan berhubungan Setelah Manajemen Energi (I.05178)


dengan kondisi fisiologis ditandai dilakukan  Mengetahui faktor pencetus
1. Observasi
dengan tindakan kelelahan
 Identifikasi gangguan fungsi tubuh
Data Subjektif: keperawatan
yang mengakibatkan kelelahan
- Pasien mengatakan merasa lemah selama 3 X 24  Memantau kelelahan yang teradi
 Monitor kelelahan fisik dan
badan jam dari segi fisik maupun emosional
emosional
- Pasien mengatakan keluar darah diharapkan  Istirahat tidur yang kurang juga
 Monitor pola dan jam tidur
dari jalan lahir (L.05046) dapat mempengaruhi kelelahan
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
- Pasien mengatakan sering Tingkat  Mengetahui daerah yang
selama melakukan aktivitas
tertidur Keletihan menyebabkan ketidaknyamanan
2. Terapeutik
- Pasien mengatakan aktivitas Menurun.  Lingkungan yang nyaman akan
pasien dibantu sepenuhnya oleh Dengan  Sediakan lingkungan nyaman dan
membuat seseorang merasa lebih
keluarga kriteria hasil: rendah stimulus
tenang dan
a) Verbalisasi  Lakukan latihan rentang gerak aktif
mengurangi tingkat keletihan
Data Objektif: kepulihan  Berikan aktivitas distraksi yang
 Melatih kekuatan otot pasien
- Pasien tampak pucat energi menenangkan
 Mengurangi kelelahan yang
- Konjungtiva anemis kiri dan meningkat 3. Edukasi
dirasakan
kanan b) Tenaga  Anjurkan tirah baring
 Tirah baring untuk mengurangi
- Pasien tampak lemah meningkat  Anjurkan melakukan aktivitas secara
kelelahan dan meningkatkan
- Pasien tampak mengantuk c) Lesu bertahap
energy
- Hasil pemeriksaan MSCT Scan menurun  Ajarkan strategi koping untuk
 Meningkatkan energi secara
Abdomen dengan Kontras: d) Verbalisasi mengurangi kelelahan bertahap
Adanya massa uk 6,9 x 5,3 x 5,9 lelah  Strategi koping diperlukan untuk
cm, infiltrasi ke 1/3 vagina, menurun 4. Kolaborasi meminimalkan kelelahan.
sedikit ke posterior buli-buli dan  Kolaborasi dengan ahli gizi tentang  Meningkatkan kebutuhan nutrisi
parametrial cara meningkatkan asupan makanan dan energy
- Hasil pemeriksaan Laboratorium
Patologi Anatomi: Non  Mengetahui factor pencetus
keratinizing squamous cell Manajemen Nutrisi (I.03119) alergi
carsinoma cerviks  Untuk mengedentifikasi jika sulit
1. Observasi
- Hasil pemeriksaan laboratorium: untuk makan secara normal
 Identifikasi alergi dan intoleraansi
Eritrosit : 3,45 ribu/uL  Untuk memantau intake makanan
makanan
Hemoglobin: 8,4 g/dL yang masuk
 Identifikasi makanan yang disukai
Hematokrit: 26,7 %  Untuk memantau nilai Hb agar
 Monitor asupan makanan
tetap stabil
 Monitor hasil pemeriksaan
 Upaya memprogramkan gizi
laboratorium
seimbang
2. Terapeutik
 Untuk memenuhi kebutuhan
 Fasilitasi menentukan pedoman diet
serat
 Berikan makanan tinggi serat untuk
 Untuk memenuhi kebutuhan
mencegah konstipasi
nutrisi meningkatkan energi
 Berikan makanan tinggi kalori dan
 Untuk memaksimalkan makanan
tinggi protein
yang masuk
3. Edukasi  Mencegah terjadinya
 Anjurkan posisi duduk peningkatan penyakit
 Anjurkan diet yang diprogramkan  Untuk mencegah pengeluaran
4. Kolaborasi makanan yang terjadi saat makan
 Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (misalnya: pereda nyeri
atau antiemetic)
(D.0039) Risiko Syok ditandai Setelah Pencegahan Syok (I.02068)
dengan : dilakukan
1. Observasi
Faktor Resiko: tindakan  Memantau keseimbangan cairan.
 Monitor status cairan (masukan dan
- Pasien mengatakan merasa lemah keperawatan Jika masukan kurang dari
haluaran, turgor kulit, CRT)
badan selama 2 X 8 haluaran maka beresiko syok
 Monitor tingkat kesadaran dan respon
- Pasien mengatakan keluar darah jam  Memantau apabila ada tanda-
pupil
dari jalan lahir diharapkan tanda syok
2. Terapeutik
- Adanya cairan yang keluar (L.03032)  Meningkatkan kebutuhan cairan
 Pasang jalur IV, jika perlu
bercampur darah dari jalan lahir Tingkat Syok untuk mengurangi syok
3. Edukasi
kurang lebih 100cc Menurun.  Meningkatkan pengetahuan
 Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
- Fluor albus berwarna kecoklatan Dengan tentang tanda-tanda syok
- Pasien tampak lemah kriteria hasil:  Jelaskan tanda dan gejala awal syok
 Meningkatkan pengetahuan dan
- Pasien tampak pucat  Anjurkan memperbanyak asupan cairan
a) Kekuatan pencegahan lebih awal
- Konjungtiva anemis kiri dan oral
nadi  Mencukupkan keseimbangan
kanan 4. Kolaborasi
meningkat cairan dalam tubuh guna
b) Tingkat  Kolaborasi pemberian IV, jika perlu mencegah syok terjadi
kesadaran  Kolaborasi pemberian transfusi darah,  Mencegah keseimbangan cairan
meningkat jika perlu mencegah syok
c) Akral  Kolaborasi pemberian antifibrinolitik,  Mengganti kebutuhan darah yang
dingin jika perlu keluar
menurun  Mencegah terjadinya alergi
d) Pucat
menurun

Catatan Perkembangan

Diagnosa Tgl Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan


(D.0007) 28 12.10 1. Memberikan lingkungan yang nyaman Jam 13.40
Nyeri Mei yang dapat mengurangi nyeri S:
Kronis 2021 H: Pasien berbaring di tempat tidur dengan  Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang dan merasa
berhubun kondisi ruangan yang sunyi pengunjung dan nyaman ketika diberikan terapi musik dan teknik
gan suhu lingkungan yang nyaman relaksasi napas dalam, skala nyeri 4.
dengan  Pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul dalam
infiltrasi 12.12 2. Memberikan posisi yang nyaman waktu 30 menit selama 3-5 detik.
tumor H: Pasien mengatakan posisi nyaman dengan  Pasien mengatakan nyeri seperti di tekan-tekan dan di
posisi berbaring dengan kepala sedikit tusuk-tusuk
ditinggikan dengan bantal  Pasien mengatakan akan menjalani setiap pengobatan

12.13 yang diberikan demi kesembuhannya


3.Mengidentifikasi masalah emosional dan O:
spiritual  Pasien tampak nyaman teknik relaksasi music dan napas
H: Pasien mengatakan merasa tidak nyaman dalam yang diberikan
dengan nyeri yang terjadi. Pasien selalu  Pasien tampak mengikuti setiap pengobatan yang
berdoa meminta kesembuhan dari Tuhan diberikan
12.15 A:
4. Mendiskusikan mengenai situasi dan pilihan
 Keluhan nyeri menurun menjadi skala 4
terapi/pengobatan yang diinginkan
 Meringis menurun
H: Pasien mengatakan bersedia untuk
 Gelisah menurun
dilakukan tindakan apa saja demi
 Pasien tidak ada kesulitan tidur
12.25 kesembuhannya P:
 Mengidentifikasi gejala yang tidak menyenangkan
5. Menjelaskan mengenai kondisi dan pilihan (nyeri)
terapi/pengobatan  Mengidentifikasi masalah emosional dan spiritual
H: Pasien tampak memahami terkait  Menciptakan lingkungan yang nyaman
pengobatan yang akan dilakukan dan  Menganjurkan posisi yang nyaman
12.30 mengatakan akan mengikuti pengobatan yang  Mengajarkan terapi (relaksasi otot progresif) untuk
diberikan mengurangi nyeri
 Memberikan terapi (relaksasi otot progresif) untuk
6. Mengajarkan terapi relaksasi untuk
mengurangi nyeri
mengurangi nyeri
 Berkolaborasi pemberian analgetik, antipruritus,
H: Pasien mengerti dan dapat melakukan
antihistamin, jika perlu
12.32 teknik relaksasi yang diberikan. Yaitu
menarik napas panjang lewat hidung ditahan
2-3 detik lalu dikeluarkan lewat hidung

7. Memberikan terapi relaksasi untuk


12.35
mengurangi nyeri
H: Pasien mengatakan merasi nyaman setelah
diberikan terapi relaksasi napas dalam
12.40

8.Memberikan terapi hypnosis


H: Pasien mendengarkan music rohani untuk
meningkatkan kenyamanan
9.Mengidentifikasi gejala yang tidak
menyenangkan (nyeri)

13.00 H: Pasien mengatakan nyeri datang secara


tiba-tiba pada perut bagian bawah, skala
nyeri 5, nyeri hilang timbul dirasakan 3-5
detik, nyeri seperti tertusuk-tusuk

10. Kolaborasi pemberian analgetik, antipruritus,


antihistamin, jika perlu
H: Layani pemberian ketorolac 2mg IV dan
Kaltrofen 100mg suppositoria

(D.0057) 28 12.10 1. Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah Jam 13.30


Keletiha Mei stimulus S:
H: Lingkungan sekitar pasien cukup nyaman
n 2021
dengan penjaga pasien dibatasi hanya 1 orang  Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan. Hanya suka
berhubun dan udara yang masuk cukup karena jendela makan buah-buahan
gan 12.12 dibuka  Pasien mengatakan merasa lemah badan
dengan  Pasien mengatakan akan mengkonsumsi makanan
2. Memonitor pola dan jam tidur
kondisi H: Pasien mengatakan tidur malam jam 8 dan berdasarkan pedoman diet yang diberikan
fisiologis akan terbangun ketika nyeri muncul dan juga
 Pasien mengatakan terbangun malam hari ketika nyeri
tiba-tiba terbangun hingga sulit tidur
12.12 muncul dan sulit untuk tidur kembali
3. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi
makanan O:
H: Pasien mengatakan ia alergi udang, tidak  Pasien tampak lemah
12.13 ada intoleransi makanan hanya saja nafsu
makan berkurang  Porsi makan tidak dihabiskan
 Hasil pemeriksaan laboratorium
4. Mengidentifikasi makanan yang disukai
Eritrosit : 3,45 ribu/uL,
12.15 H: Pasien mengatakan tidak ada makanan
yang disukai secara dominan semua makanan Hemoglobin: 8,4 g/dL,
dimakan tetapi saat ini pasien lebih suka Hematokrit: 26,7 %,
makan buah-buahan
Leukosit: 19,2 ribu/uL

5. Memfasilitasi menentukan pedoman diet A:


H: Pasien diberikan diet isi piringku dengan  Belum ada verbalisasi kepulihan energi
12.20
komposisi, nasi, lauk, sayuran dan buah-
 Tenaga belum meningkat
buahan dan juga susu. Catatan lauk tidak
boleh yang di bakar, tidak boleh makan yang  Pasien masih tampak lesu
hangus.  Pasien masih mengeluh lelah
12.21

6. Menganjurkan diet yang diprogramkan


H: Pasien mengatakan akan menghindari P:
12.22 makanan yang tinggi lemak dan yang cara
masaknya dibakar  Melakukan latihan rentang gerak aktif
 Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan
7. Menganjurkan posisi duduk
12.22  Memonitor pola dan jam tidur
H: Pasien mengatakan duduk ketika akan
makan  Memonitor asupan makanan
 Memonitor kelelahan fisik dan emosional
8. Memberikan makanan tinggi serat untuk
12.35  Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
mencegah konstipasi
H: Pasien diberikan makanan sayuran hijau melakukan aktivitas
12.36 tetapi tidak dihabiskan  Kolaborasi pemberian medikasi sesedah makan

9. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi (misalnya: pereda nyeri atau antiemetic)
protein  Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
H: Pasien diberikan lauk berupa ikan kuah
 Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama

10. Memonitor asupan makanan melakukan aktivitas


12.40
H: Makanan tidak dihabiskan, pasien makan  Menganjurkan tirah baring
hanya 2 sendok nasi dan sayuran
 Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
11. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
12.41 bertahap  Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
H: Pasien mengatakan akan melakukan konstipasi
bertahap dibantu oleh keluarga dan ketika
 Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
merasa lelah pasien akan berhenti
beraktivitas. Ajarkan strategi koping untuk  Menganjurkan posisi duduk
mengurangi kelelahan  Menganjurkan diet yang diprogramkan
12.45
12. Memonitor kelelahan fisik dan emosional
H: Pasien mengatakan merasa lemah badan
dan kebanyakan pasien berada di atas tempat
13.00 tidur

13. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan


selama melakukan aktivitas
13.07
H: Pasien mengatakan merasa nyeri pada
bagian perut bawah dan merasa lemah pada
seluruh badan ketika beraktivitas
13.10
14. Menganjurkan tirah baring
H: Pasien mengatakan akan beristirahat

15. Kolaborasi pemberian medikasi sesedah


makan (misalnya: pereda nyeri atau
antiemetic)
H: Layani pemberian ranitidine 2 mg IV

16. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium


H: Eritrosit : 3,45 ribu/uL, Hemoglobin: 8,4
g/dL, Hematokrit: 26,7 %, Leukosit: 19,2
ribu/uL

17. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang


mengakibatkan kelelahan
H: Adanya penurunan Hb : 8,4 gr/dL

(D.0039) 28 11.50 1. Memasang jalur IV, jika perlu Jam 13.30


Risiko Mei H: Pasien terpasang infus NaCl 500ml 20 tpm S :

Syok 2021 11.52


2. Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika  Pasien mengatakan mengkonsumsi air putih 1500ml
ditandai perlu
dengan 11.55 H: Pasien diberikan transfusi darah A 1 O:
kantong  Pasien sadar penuh
faktor
resiko 3. Memonitor tingkat kesadaran dan respon  Respon pupil isokor
hipokse 12.00 pupil isokor  Turdor kulit kembali cepat
H: Pasien sadar penuh
mia
 CRT < 3 detik
4. Memonitor status cairan (masukan dan
 Terpasang IVFD NaCl 500ml 20 tpm
haluaran, turgor kulit, CRT)
H: Cairan yang masuk (cairan NaCl 500ml 20  Dilakukan transfuse darah A 250cc
12.10 tpm, Minum 1500ml, obat dan makanan 25cc A :
perhari) cairan yang keluar (urin 82,5cc X 6=
 Kekuatan nadi meningkat
500cc, darah 250cc). Turgor kulit kembali
cepat, CRT < 3 detik  Tingkat kesadaran meningkat
 Tidak ada akral dingin
12.15 5. Menjelaskan penyebab/faktor risiko syok
H: Pasien mengerti dengan penjelasan  Tampak pucat
penyebab syok karena perdarahan yang P:
banyak menyebabkan kekurangan oksigen
dalam darah.  Memonitor tingkat kesadaran dan respon pupil isokor
12.20  Memonitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor
6. Menjelaskan tanda dan gejala awal syok
kulit, CRT)
H: pasien mengerti tanda gejala syok ialah,
pucat, akral dingin, nadi melemah, tekanan  Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
13.00 darah rendah, CRT > 3 detik turgor kulit  Berkolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
kembali lambat
 Berkolaborasi pemberian IV, jika perlu
7. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan  Berkolaborasi pemberian antifibrinolitik, jika perlu
oral
H: Pasien mengatakan akan banyak minum.
Pasien minum kurang lebih 1500ml

8. Kolaborasi pemberian antifibrinolitik, jika


perlu
H: Layani pemberian obat asam traneksamat
2mg IV

(D.0007) 29 18.00 1. Kolaborasi pemberian analgetik, antipruritus, Jam 19.30


Nyeri Mei antihistamin, jika perlu S:
Kronis 2021 H: Layani pemberian ketorolac 2mg IV  Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang dan merasa
berhubun nyaman ketika diberikan terapi relaksasi otot progresif
gan 18.30 2. Memberikan posisi yang nyaman dengan skala nyeri 4
dengan H: Pasien mengatakan posisi nyaman dengan  Pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul dalam
infiltrasi posisi berbaring dengan kepala sedikit waktu 30 menit selama 3-5 detik.
tumor ditinggikan dengan bantal  Pasien mengatakan nyeri seperti di tekan-tekan dan di
tusuk-tusuk
18.32 3. Mengidentifikasi gejala yang tidak O:
menyenangkan (nyeri)  Pasien bisa mengikuti teknik relaksasi yang diberikan
H: Pasien mengatakan nyeri datang secara tanpa ada keluhan
tiba-tiba pada perut bagian bawah, skala  Pasien tampak nyaman teknik relaksasi otot progresif
nyeri 4, nyeri hilang timbul dirasakan 3-5 yang diberikan
detik selama 30 menit, nyeri seperti tertusuk- A:
tusuk  Keluhan nyeri menurun menjadi skala 4
 Meringis menurun
18.38 4. Mengidentifikasi masalah emosional dan
 Gelisah menurun
spiritual
 Pasien tidak ada kesulitan tidur
H: Pasien mengatakan merasa nyeri tetapi
sudah biasa dan sudah bisa mengontrol nyeri P:
dengan teknik relaksasi  Mengidentifikasi gejala yang tidak menyenangkan
18.45 (nyeri)
5. Mengajarkan terapi relaksasi otot progresif  Mengidentifikasi masalah emosional dan spiritual
untuk mengurangi nyeri  Menciptakan lingkungan yang nyaman
H: Pasien mengerti dan dapat melakukan  Menganjurkan posisi yang nyaman
teknik relaksasi yang diberikan. Yaitu  Memberikan terapi (relaksasi otot progresif) untuk
menutup mata dan merilekskan lalu mengurangi nyeri
menegangkan otot-otot jari-jari tangan, otot
 Berkolaborasi pemberian analgetik, antipruritus,
bisep dan trisep, bahu, otot dada, otot perut,
antihistamin, jika perlu
19.00 dan bagian kaki.

6. Memberikan terapi relaksasi otot progresif


untuk mengurangi nyeri
H: Pasien dapat melakukan teknik relaksasi
yang diberikan. Yaitu menutup mata dan
merilekskan lalu menegangkan otot-otot jari-
jari tangan, otot bisep dan trisep, bahu, otot
19.30 dada, otot perut, dan bagian kaki.

7. Menciptakan lingkungan yang nyaman


H: Mengatur keadaan ruangan dengan tidak
banyak pengunjung dan penjaga dan
ketenangan ruangan

(D.0057) 29 17.30 1. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium Jam 19.45


Keletiha Mei H: Eritrosit : 3,45 ribu/uL, Hemoglobin: 8,4 S:
g/dL, Hematokrit: 26,7 %, Leukosit: 19,2
n 2021
ribu/uL  Pasien mengatakan makanan dihabiskan untuk hari ini
berhubun 17.32  Pasien mengatakan banyak tidur hari ini
gan 2. Menganjurkan posisi duduk
 Pasien mengatakan merasa lebih segar ketika diberikan
dengan H: Pasien mengatakan akan duduk ketika
ROM
17.33
kondisi makan
 Pasien mengatakan merasa nyaman dan tenang ketika
fisiologis diberikan relaksasi musik
3. Memberikan makanan tinggi serat untuk
O:
mencegah konstipasi
17.34  Pasien mengikuti aktivitas ROM yang diberikan
H: Pasien mengkonsumsi sayuran hijau
 Pasien banyak menghabiskan waktu di atas tempat tidur

17.50  Porsi makan dihabiskan


4. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi
 Hasil pemeriksaan laboratorium
protein
17.55 Eritrosit : 3,45 ribu/uL,
H: Pasien makan lauk ikan kuah kuning
Hemoglobin: 8,4 g/dL,
Hematokrit: 26,7 %,
5. Memonitor asupan makanan
H: Pasien mengatakan makanan hari ini Leukosit: 19,2 ribu/uL
18.00
dihabiskan tidak seperti kemarin A:
6. Menganjurkan diet yang diprogramkan
H: Pasien mengatakan akan mengikuti  Ada verbalisasi peningkatan sedikit energi
program diet yang diberikan  Tenaga sedikit meningkat
18.35  Pasien masih tampak lesu
7. Berkolaborasi pemberian medikasi sesedah  Pasien masih mengeluh lelah
makan (misalnya: pereda nyeri atau
antiemetic) P:
H: Layani pemberian ranitidine 2 mg IV
 Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan
18.40
 Memonitor asupan makanan
8. Melakukan latihan rentang gerak aktif
H: Pasien dapat melakukan secara mandiri  Memonitor kelelahan fisik dan emosional

mulai dari kepala tangan dan kaki  Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas

9. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan  Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium


selama melakukan aktivitas  Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
18.45 H: pasien tampak nyeri pada perut bawah melakukan aktivitas
ketika beraktivitas maupun sedang  Menganjurkan tirah baring
beristirahat, skala nyeri 4, nyeri yang  Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
18.52 dirasakan hilang timbul dengan durasi 3-5  Memberikan makanan tinggi serat untuk mencegah
detik selama 30 menit, nyeri seperti tertusuk- konstipasi
tusuk.  Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Menganjurkan posisi duduk
10. Memonitor kelelahan fisik dan emosional  Menganjurkan diet yang diprogramkan
19.00 H: Pasien mengatakan merasa lemah seluruh
badan dan rasa ingin tidur  Kolaborasi pemberian medikasi sesedah makan
(misalnya: pereda nyeri atau antiemetic)
11. Menganjurkan melakukan aktivitas secara

19.10 bertahap
H: Pasien mengatakan akan melakukan
aktivitas secara bertahap dan dibantu oleh

19.15 keluarga dan jika merasa lelah pasien akan


berhenti beraktivitas

12. Memberikan aktivitas distraksi yang


menenangkan
H: Pasien mendengarkan music rohani

13. Menganjurkan tirah baring


H: Pasien mengatakan akan beristirahat

14. Memonitor pola dan jam tidur


H: Pasien mengatakan seharian tidur terus.
Pasien bangun ketika ingin BAK dan makan

(D.0039) 29 17.00 1. Memonitor tingkat kesadaran dan respon Jam 18.30


Risiko Mei pupil isokor S:
H: Pasien sadar penuh
Syok 2021 17.05
 Pasien mengatakan minum air putih kurang lebih
ditandai 2. Memonitor status cairan (masukan dan
1500ml
dengan haluaran, turgor kulit, CRT)
H: Cairan yang masuk (cairan NaCl 500ml 20
faktor tpm, Minum 1500ml, obat dan makanan 25cc O:
resiko perhari) cairan yang keluar (urin 82,5cc X 6=  Pasien sadar penuh
500cc, darah 250cc). Turgor kulit kembali
hipokse  Respon pupil isokor
cepat, CRT < 3 detik
mia 17.12  Turdor kulit kembali cepat
3. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan
 CRT < 3 detik
oral
H: Pasien mengatakan akan banyak minum.  Terpasang IVFD NaCl 500ml 20 tpm
17.15 Dan pasien minum kurang lebih 1500ml.  Dilakukan transfuse darah A 1 kantong

4. Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika A:


perlu  Kekuatan nadi meningkat
18.00 H: Pasien mengatakan telah diberikan
 Tingkat kesadaran meningkat
transfusi darah A 1 kantong tadi siang
 Tidak ada akral dingin
5. Kolaborasi pemberian antifibrinolitik, jika  Tampak pucat
perlu
P:
H: Layani pemberian obat asam traneksamat
2mg IV
 Memonitor tingkat kesadaran dan respon pupil isokor
 Memonitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor
kulit, CRT)
 Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Berkolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
 Berkolaborasi pemberian antifibrinolitik, jika perlu

(D.0007) 31 10.00 1. Menciptakan lingkungan yang nyaman Jam 10.30


Nyeri Mei H: lingkungan sekitar tidak ramai, udara S:
Kronis 2021 cukup terasa sejuk diikuti dengan adanya  Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang dan merasa
berhubun kipas di sekitar tempat tidur pasien nyaman ketika diberikan terapi relaksasi otot progresif
gan 10.10 dengan skala nyeri 4
2. Memberikan posisi yang nyaman
dengan  Pasien mengatakan nyeri dirasakan hilang timbul dalam
H: Pasien mengatakan posisi nyaman dengan
infiltrasi waktu 30 menit selama 3-5 detik.
posisi berbaring dengan posisi kepala sedikit
tumor  Pasien mengatakan nyeri seperti di tekan-tekan dan di
ditinggikan dengan bantal
10.12 tusuk-tusuk

3. Mengidentifikasi gejala yang tidak O:


menyenangkan (nyeri)  Pasien bisa mengikuti teknik relaksasi yang diberikan
H: Pasien mengatakan nyeri datang secara tanpa ada keluhan
tiba-tiba pada perut bagian bawah, skala  Pasien tampak nyaman teknik relaksasi otot progresif
nyeri 4, nyeri hilang timbul dirasakan 3-5 yang diberikan
10.18
detik selama 30 menit, nyeri seperti tertusuk- A:
tusuk  Keluhan nyeri menurun menjadi skala 4
 Meringis menurun
4. Mengidentifikasi masalah emosional dan  Gelisah menurun
spiritual
 Pasien tidak ada kesulitan tidur
10.25 H: Pasien mengatakan sudah biasa merasakan
nyeri yang hilang timbul sehingga pasien juga
sudah bisa mengendalikan nyeri yang bisa ia P:
kontrol dengan teknik relaksasi
 Menganjurkan posisi yang nyaman
5. Memberikan terapi relaksasi otot progresif  Memberikan terapi (relaksasi otot progresif) untuk
untuk mengurangi nyeri
H: Pasien dapat melakukan teknik relaksasi mengurangi nyeri
yang diberikan. Yaitu menutup mata dan  Memberikan terapi hypnosis mendengarkan music
meramas jari-jari tangan sekuat-kuatnya
untuk mengendalikan nyeri.

(D.0057) 31 11.00 1. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium Jam 12.30


Keletiha Mei H: Eritrosit : 3,45 ribu/uL, Hemoglobin: 9,4 S:
g/dL, Hematokrit: 26,7 %, Leukosit: 11
n 2021
ribu/uL, Natrium 140, Kalium 4,02, Clorida  Pasien mengatakan makanan dihabiskan untuk hari ini
berhubun 100,2  Pasien mengatakan banyak tidur hari ini
gan 11.20  Pasien mengatakan sudah biasa dengan nyeri yan
2. Menganjurkan posisi duduk
dengan muncul dan bisa mengatasi nyeri tersebut dengan teknik
H: Pasien mengatakan akan duduk ketika
kondisi relaksasi jika nyeri masih bisa ditahan
11.22 makan
fisiologis  Pasien mengatakan selalu menjaga pola makan dengan
mengikuti diet yang diberikan
3. Memberikan makanan tinggi serat untuk
O:
mencegah konstipasi
11.24  Pasien tampak lebih tenang
H: Pasien mengkonsumsi sayuran berkuah
 Porsi makan dihabiskan

4. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi  Hasil pemeriksaan laboratorium H: Eritrosit : 3,45
11.35
protein ribu/uL, Hemoglobin: 9,4 g/dL, Hematokrit: 26,7 %,
H: Pasien makan lauk ikan goreng Leukosit: 11 ribu/uL, Natrium 140, Kalium 4,02,
11.40 Clorida 100,2
5. Memonitor asupan makanan A:
H: Pasien mengatakan makanan hari ini  Ada verbalisasi peningkatan sedikit energi
dihabiskan tidak seperti kemarin
 Tenaga sedikit meningkat
12.15 6. Menganjurkan diet yang diprogramkan  Pasien masih tampak lesu
H: Pasien mengatakan akan mengikuti  Pasien masih mengeluh lelah
program diet yang diberikan P:

 Memberikan aktivitas distraksi yang menenangkan


7. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan
 Menganjurkan tirah baring
selama melakukan aktivitas
H: pasien tampak nyeri pada perut bawah  Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
12.20 ketika beraktivitas maupun sedang  Menganjurkan diet yang diprogramkan

beristirahat, skala nyeri 4, nyeri yang  Kolaborasi pemberian medikasi sesedah atau sebelum
dirasakan hilang timbul dengan durasi 3-5 makan (misalnya: pereda nyeri atau antiemetic)
detik selama 30 menit, nyeri seperti tertusuk-
12.22 tusuk.

8. Memonitor kelelahan fisik dan emosional


H: Pasien mengatakan merasa lemah seluruh
badan dan rasa ingin tidur

12.30 9. Menganjurkan melakukan aktivitas secara


bertahap
H: Pasien mengatakan akan melakukan
aktivitas secara bertahap dan dibantu oleh
keluarga dan jika merasa lelah pasien akan
berhenti beraktivitas

10. Menganjurkan tirah baring


H: Pasien mengatakan akan beristirahat

(D.0039) 29 09.00 1. Memonitor tingkat kesadaran dan respon Jam 18.30


Risiko Mei pupil isokor S:
H: Pasien sadar penuh
Syok 2021 10.05
 Pasien mengatakan banyak minum air putih sebayak
ditandai 2. Memonitor status cairan (masukan dan
1500ml
dengan haluaran, turgor kulit, CRT)
H: Cairan yang masuk (cairan NaCl 500ml 20 O :
faktor
tpm, Minum 1500ml, obat dan makanan 25cc
resiko perhari) cairan yang keluar (urin 82,5cc X 6=  Pasien sadar penuh
hipokse 500cc, darah 250cc). Turgor kulit kembali  Respon pupil isokor
cepat, CRT < 3 detik
mia 11.12  Turdor kulit kembali cepat

3. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan  CRT < 3 detik


oral  Terpasang IVFD NaCl 500ml 20 tpm
11.55 H: Pasien mengatakan akan banyak minum.
 Dilakukan transfuse darah A 1 kantong
Dan pasien minum kurang lebih 1500ml.
A:
 Kekuatan nadi meningkat
4. Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika
 Tingkat kesadaran meningkat
perlu
H: Pasien mengatakan telah diberikan  Tidak ada akral dingin
transfusi darah A 1 kantong tadi siang  Tampak pucat

P:

 Memonitor tingkat kesadaran dan respon pupil isokor


 Memonitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor
kulit, CRT)
 Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Berkolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
 Berkolaborasi pemberian antifibrinolitik, jika perlu

Judul Penelitian Metodologi (Populasi, Intervensi (Apa, Bagaimana, Kapan) Kesimpulan & saran Implikasi
& Tujuan Sampel, Desain) terhadap
Penelitian keperawatan
 Pengaruh  Jenis penelitian ini ialah Penelitian ini dilakukan pada bulan  Latihan PMR sebagai salah satu terapi Hal ini dapat
Progressive penelitian kuantitatif Maret-April 2018 di Ruang Rambang non farmakologi terbukti dapat menjadi salah
Muscle dengan pra 2.2 Instalasi Rawat Inap G RSUP menurunkan nyeri dan kecemasan satu tindakan
Relaxation eksperimental dalam dr.Mohammad Hoesin Palembang. pada pasien kanker serviks. keperawatan
Sebagai klasifikasi one group Pemberian latihan PMR dilakukan dalam
Penerapan pretest and posttest secara rutin sebanyak 2 kali sehari  Menjadi bahan masukan bagi perawat memberikan
Palliatif Care design. Sampel selama 25-30 menit dalam waktu 5 dalam memberikan asuhan asuhan
Terhadap penelitian berjumlah 16 hari. Perubahan intensitas nyeri yang keperawatan maternitas dalam keperawatan
Nyeri Dan orang responden kanker dirasakan oleh responden selain karena mengatasi nyeri dan kecemasan pada maternitas
Kecemasan serviks yang diambil pelepasan hormon endorphin juga pasien kanker serviks. Dan sebagai mengenai
Pasien Kanker dengan teknik purposive disebabkan oleh distraksi yang penelitian lanjut pada responden terapi PMR
Serviks sampling. Hasil analisis mengarahkan responden harus berfokus dengan karakteristik yang sama dalam
skala nyeri dan skor pada setiap gerakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan mengatasi
 Tujuan kecemasan sehingga dapat mengalihkan perhatian penggunaan kelompok kontrol sebagai nyeri dan
penelitian menggunakan uji paired responden. Rasa nyaman mulai pembanding yang kuat, menggunakan kecemasan
untuk t-test dan uji alternatif dirasakan pada gerakan ke-12 dan 13 desain penelitian yang berbeda pada pasien
mengetahui wilcoxon menunjukkan dikarenakan pusat nyeri yang dirasakan dengan tujuan untuk menggali kanker
pengaruh bahwa Progressive berada pada bagian adomen (perut) pengalaman pasien dalam mengatasi serviks.
Progressive Muscle Relaxation dapat sehingga peneliti menganjurkan untuk nyeri dan kecemasan yang
Muscle menurunkan skala nyeri memperbanyak melakukan gerakan di diakibatkan karena kanker serviks.
Relaxation dan skor kecemasan daerah tersebut
terhadap nyeri dengan p-value=0,000.
dan
kecemasan
pasien kanker
serviks
OUTLINE JURNAL PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai