Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN HIV - AIDS

Dosen Pembimbing:
Heni Eka Wati ,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh:
1. Achmad Aditya M ( 1702012329)
2. Dyah Ayu Vindiana (1702012335)
3. Mega Indah (1702012348)
4. M. Ainun Naim (1702012354)
5. Nia Krisdianti (1702012357)
6. Nurma Fathiyatul I.R (1702012359)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan menjelang ajal
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada pasien HIV AIDS” ini dengan baik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Heni Eka Wati S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku
dosen keperawatan menjelang ajal atas bimbingan yang telah berikan sehingga makalah ini
dapat selesai. Terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih
kurang sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini
bermanfaat.

Jumat, 13 September 2019

penulis

i
DAFTAR ISI

Cover (Halaman Judul)


Kata Pengantar...........................................................................................................................i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang……….......………………………………………………………1
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………….2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….2
1.3.1 Tujuan Umum…………..…………………………………………………2
1.3.2 Tujuan Khusus…………..……………………………………………...…2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Definisi……………………………………………………………………………4
2.2 Etiologi……………………………………………………………………………4
2.3 patofisiologi……………...…………………………...……………………..........4
2.4 manifestasi…...……………………………………………………...…………..5
2.5 Komplikasi………………………………………………………………...…6
2.6 Pemeriksaan diagnostik………………………………………………………….2
2.7 Penatalaksanaan………………………………………………………………….2
BAB III ASKEP HIV - AIDS
3.1 Pengkajian ……………...…………………………...……………13
3.2 Pengkajian kasus kelolaan…………..…………………………...……………13
3.3 Pemeriksaan fisik……………...…………………………...……………13
3.4 Pemeriksaan penunjang……………………………………………………….15
3.5 Analisa data……………………………………………………………………16
3.6 Diagnosa keperawatan………………………………………………………….18
3.7 Intervensi keperawatan……………………………………………………….18
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….19
4.2 Saran………………………………………………………………………...……19

DAFTAR PUSTAKA.………………........…………………………………………………..20

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Orang yang terkena virus HIV/AIDS ini akan menjadi rentan


terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Penyakit AIDS
ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan menurut UNAIDS
dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta
jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS sebagai
salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru
saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di
dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan
3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000)
merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini
hidup dengan HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi
dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia,
peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.

Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai


dengan 31 Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL,
Kemenkes RI tanggal 29 Februari 2012 menunjukkan jumlah kasus AIDS
sudah menembus angka 100.000. Jumlah kasus yang sudah dilaporkan
106.758 yang terdiri atas 76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan 5.430
kamatian. Angka ini tidak mengherankan karena di awal tahun 2000-an
kalangan ahli epidemiologi sudah membuat estimasi kasus HIV/AIDS di
Indonesia yaitu berkisar antara 80.000 – 130.000. Dan sekarang Indonesia
menjadi negara peringkat ketiga, setelah Cina dan India, yang percepatan
kasus HIV/AIDS- nya tertinggi di Asia.

3
1.2 Rumusan masalah

1. Apa definisi dari HIV/AIDS ?


2. Apa etiologi dari HIV/AIDS ?
3. Bagaimana patofisiologi dari HIV/AIDS?
4. Bagaimana manifestasi klinis HIV/AIDS ?
5. Apa komplikasi yang akan muncul dari HIV/AIDS ?
6. Apa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada HIV/AIDS ?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis yang dilakukan pada HIV/AIDS ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Untuk menjelaskan dan mengetahui konsep dasar teori serta


bagaimana cara menyusun asuhan keperawatan pada pada pasien
dengan penyakit HIV/AIDS

1.3.2 Tujuan khusus

1) Untuk mengetahui Apa definisi dari HIV/AIDS


2) Untuk mengetahui Apa etiologi dari HIV/AIDS
3) Untuk mengetahui Bagaimana patofisiologi dari HIV/AIDS
4) Untuk mengetahui Bagaimana manifestasi klinis HIV/AIDS
5) Untuk mengetahui Apa komplikasi yang akan muncul dari
HIV/AIDS
6) Untuk mengetahui Apa pemeriksaan diagnostik yang
dilakukan pada HIV/AIDS
7) Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan medis yang
dilakukan pada HIV/AIDS

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi HIV/AIDS


Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
gejala penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency
Virus (HIV). Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah,
cairan vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak
system kekebalan tubuh manusia dengan mengakibatkan turunnya atau
hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.
Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan
AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut T.
Limfosit atau “sel T-4” atau disebut juga “sel CD – 4”

2.2 Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan
lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV.

2.3 Patofisiologi
Tubuh mempunyai suatu mekanisme untuk membasmi suatu infeksi
dari benda asing, misalnya : virus, bakteri, bahan kimia, dan jaringan asing
dari binatang maupun manusia lain. Mekanisme ini disebut sebagai tanggap
kebal (immune response) yang terdiri dari 2 proses yang kompleks yaitu :
Kekebalan humoral dan kekebalan cell-mediated. Virus AIDS (HIV)
mempunyai cara tersendiri sehingga dapat menghindari mekanisme
pertahanan tubuh. “ber-aksi” bahkan kemudian dilumpuhkan.
Virus AIDS (HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan
bebas atau berada di dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan
terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif
(CD4+) mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper. Saat virus
memasuki tubuh, benda asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4), tetapi
begitu sel T helper menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper
.tidak berdaya; bahkan HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper

5
tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat mengenal benda asing HIV, ia lebih
dahulu sudah dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di
permukaan sel T helper sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke
sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan
membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA
yang identik ke dalam sel T4 helper.
Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse
transcriptase, HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetik dari
sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA (DNA utas-
ganda). DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah
provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Fungsi T helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah
dilumpuhkan, genom dari HIV ¬ proviral DNA ¬ dibentuk dan diintegrasikan
pada DNA sel T helper sehingga menumpang ikut berkembang biak sesuai
dengan perkembangan biakan sel T helper. Sampai suatu saat ada mekanisme
pencetus (mungkin karena infeksi virus lain) maka HIV akan aktif
membentuk RNA, ke luar dari T helper dan menyerang sel lainnya untuk
menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak
ada mekanisme pembentukan sel T killer, sel B dan sel fagosit lainnya.
Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan.

2.4 Manifestasi Klinis


Menurut WHO:
1. Gejala mayor
a. Penurunan BB ≥ 10%
b. Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
c. Diare kronis
d. Tuberkulosis
2. Gejala minor
a. Koordinasi orofaringeal
b. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
c. Kelemahan tubuh
d. Berkeringat malam
e. Hilang nafsu makan
f. Infeksi kulit generalisata
g. Limfodenopati
h. Herpes zoster
i. Infeksi herpes simplek kronis
j. Pneumonia

6
k. Sarkoma kaposi

2.5 Komplikasi
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,
peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia
oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
2. Neurologik
a. kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia,
dan isolasi social.
b. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek :
sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik,
dan maranik endokarditis.
d. Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)
3. Gastrointestinal
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus
influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek
nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.

6. Sensorik
a. Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan

7
b. Pendengaran : otitis eksternal akut

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
a. ELISA
b. Western blot
c. P24 antigen test
d. Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
a. Hematokrit.
b. LED
c. CD4 limfosit
d. Rasio CD4/CD limfosit
e. Serum mikroglobulin B2
f. Hemoglobulin

2.7 Penatalaksanaan
1. Respon biologis / aspek fisik
a. Universal precaution
1) Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh
2) Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3) Dekontaminasi cairan tubuh pasien
4) Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua
alat kedokteran yang dipakai
5) Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan
6) Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara
benar dan aman

b. Peran perawat dalam pemberian ARV


Tujuan terapi ARV:
1) Menghentikan replikasi HIV
2) Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi
opurtunistik
3) Memperbaiki kualitas hidup
4) Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV
c. Pemberian nutrisi
Pasien dengan HIV – AIDS harus mengkonsumsi suplemen atau nutrisi
tambahan bertujuan untuk beban HIV – AIDS tidak bertambah akibat
defisiensi vitamin dan mineral
d. Aktivitas dan istirahat

8
a. Respon adaptif psikologis
1) Pikiran positif tentang dirinya
2) Mengontrol diri sendiri
3) Rasionalisasi
4) Teknik perilaku
b. Respon sosial
1) Dukungan emosional
2) Dukungan penghargaan
3) Dukungan instrumental
4) Dukungan informative
c. Respon spiritual
1) Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap
kesembuhan
2) Padai mengambil hikmah
3) Kestabilan hati
d. Resiko epidemiologis infeksi HIV sistomatik
1. Perilaku beresiko epidemiologis
2. Hubungan seksual dengan mitra seksual resiko tinggi tanpa
menggunakan kondom
3. Pecandu narkotik suntikan
4. Hubungan seksual yang tidak aman
a. Memiliki banyak mitra seksual
b. Mitra seksual yang diketahui pasien HIV / AIDS
c. Mitra seksual di daerah dengan prevalensi HIV / AIDS
yang tinggi
d. Homoseksual
5. Pekerjaan dan pelanggan tempat hiburan seperti: panti pijat,
diskotik, karaoke atau tempat prostitusi terselubung
6. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual (IMS)
7. Riwayat menerima transfusi darah berulang
8. Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik atau sirkumsisi dengan
alat yang tidak steril.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PASIEN HIV/AIDS

3.1 Pengkajian
1. Identitas
Meliputi nama, umur, tempat dan tanggal lahir
2. Riwayat
Test HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan obat-
obatan
3. Keadaan Umum
Pucat, kelaparan
4. Gejala Subjektif
Demam kronik dengan atau tanpa mengigil, keringat malam hari
berulang kali, lemah, lelah, anoreksia
5. Psikososial
Kehilangan pekerjaaan dan penghasilan, perubahan pola hidup
6. Status Mental
Marah atau pasrah, depresi , ide bunuh diri, halusinasi
7. HEENT
Nyeri perorbital, sakit kepala, edema muka, mulut kering
8. Neurologis
Gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo, ketidakseimbangan , kaku
kuduk, kejang, paraplegia
9. Muskoloskletal
Focal motor deifisit, lemah, tidak mampu melakukan ADL
10. Kardiovaskular
Takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness
11. Pernapasan
Dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot bantu
pernapasan, batuk produktif atau non produktif.

10
12. GI
Intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB menurun, diare,
inkontinensia, perut kram, hepatosplenomegali, kuning
13. Gu
Lesi atau eksudat pada genital,
14. Integument
Kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif

3.4 Analisa Data


Data Etiologi Masalah
Ds :
- pasien merasa
terasing
- Pasien menyatakan
hidupnya kurang
bermakna
- Pasien merasa
menderita dan tidak Kondisi penyakit kronis Distres spiritual
berdaya
Do :
- Menolak
berinteraksi dengan
orang terdekat atau
pemimpin spiritual
- Koping tidak efektif
Ds :
- Pasien merasa
khawatir dengan
akibat dan kondisi
yang dihadapi
- Pasien merasa tak Krisis situasional Ansietas
berdaya
Do :
- Pasien tapak gelisah
- Pasien tampak
tegang
Ds :
- Pasien mengtakan
nafsu makan
Faktor psikologis Defisit nutrisi
menurun
Do :
- Diare

11
- Hasil pemeriksaan
serum albumin
menurun

3.5 Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas

1. Distres spiritual brhubungan dengan kondisi penyakit kronis


2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis

3.6 Intervensi keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1 Distres spiritual Setelah di akukan Konseling
brhubungan dengan tindakan asuhan Seksualitas (I.07214)
kondisi penyakit keperawatan selama 1x Observasi
kronis 24 jam di harapkan - Identifikasi
status spiritual tingkat
(L.09091) membaik pengetahuan,
dengan kriteria hasil : masalah sistem
- Verbalisasi reproduksi,
kepuasan terhadap masalah
makna hidup seksualitas dan
penyakit
meningkat
menular
- Verbalisasi seksualitas
penerimaan - Identifikasi
meningkat waktu disfungsi
- Verbalisasi makna seksual dan
dan tujuan hidup kemungkinan
meningkat penyebab
Terapeutik
- Fasilitasi
komunikasi
antara pasien
dan pasangan
- Berikan
kesempatan
kepada pasangan
untuk
menceritakan
permasalahan
seksual
Edukasi

12
- Jelaskan efek
pengobatan,
kesehatan dan
penyakit
terhadap
disfungsi seksual
- Informasikan
pentingnya
modifikasi pada
aktifitas seksual
Kolaborasi
- Kolaborasi
dengan spesialis
seksologi, jika
perlu
2 Ansietas Setelah di akukan reduksi ansietas
berhubungan tindakan asuhan (I.09314)
dengan krisis keperawatan selama Observasi
situasional 1x24 jam di harapkan - Identifikasi saat
tingkat ansietas tingkat ansietas
menurun (L.09093) berubah
dengan kriteria hasil : - Monitor tanda
- Perilaku gelisah tanda nasietas
menurun Terapeutk
- Perilaku tegang - Ciptakan suasan
menurun terapeutik untuk
- Verbalisasi menumbuhkan
khawatir akibat kepercayaan
kondisi yang - Dengarkan
dihadapi menurun dengan penuh
perhatian
Edukasi
- Informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
- Anjurkan
keluarga untuk
tetap bersama
pasien, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika

13
perlu
3 Defisit nutrisi Setelah di akukan Manajemen nutrisi
berhubungan tindakan asuhan (I.03119)
dengan faktor keperawatan selama Observasi
psikologis 1x24 jam di harapkan - Identifikasi
status nutrisi membaik status nutrisi
(L.03030) dengan - Monitor asupan
kriteria hasil : makanan
- Diare menurun terapeutik
- Serum albumin - Lakukan oral
meningkat hygine sebelum
makan, jika
perlu
- Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
Edukasi
- Ajarkan diet
yang
diprograman
Kolaborasi
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jeis nutrien
yang
dibutuhkan, jika
perlu

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus (HIV).
Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan vagina,
cairan sperma, cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh
manusia dengan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga
mudah terjangkit penyakit infeksi.

4.2 Saran
Untuk penderita diharapkan untuk selalu kontrol dengan teratur, selalu konsultasi
bila ada keluhan dan ketidaktahuan tentang penyakitnya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long. 2016 Perawatan Medikal Bedah. Pedjajaran Bandung Doenges,

Marylyn E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 4. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta

Padila. S.Kep.NS.2012. Keperawatan Medikal Bedah. Numed. Yogyakarta

Smeltzer , Bare, 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , Brunner dan

suddart, Edisi 8, Jakarta, EGC

2
3

Anda mungkin juga menyukai